Pengertian Paradigma Menurut Ahli

Pengertian Paradigma Menurut Ahli
Patton dalam Lincoln dan Guba (1985) menyatakan bahwa paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia dan alam sekitarnya, yang merupakan perspektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalah-masalah dunia nyata yang kompleks. Paradigma akan berguna bagi praktisi untuk menjelaskan kepada mereka apa yang penting, yang sah, dan yang menjadikan masalah. Paradigma juga bersifat normatif, memberitahukan kepada praktisi apa yang harus dikerjakan tanpa harus memahami terlebih dahulu eksistensi dan epistemoliginya. Oleh karena itu, paradigma itu akan memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya adalah memungkinkan kepada kita untuk segera bertindak sedangkan kelemahannya adalah bahwa tindakan kita itu masih ada yang tersembunyi diluar asumsi dari paradigma. 

Paradigma tentang proses manajemen dapat dibuat dalam bentuk mangkok besar (parabola) yang dapat berputar dan dikendalikan. Terdapat tiga fungsi yaitu analisis masalah, pengambilan keputusan, dan komunikasi yang semuanya itu terjadi pada setiap waktu dan terjadi pada setiap aspek dari kegiatan manager. Untuk itu fungsi ini digambarkan dengan anak panah yang terus berputar. Fungsi-fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian, staffing, directing, dan controlling yang terjadi secara berurutan juga merupakan tugas manager. 

Dengan paradigma tersebut, kita dapat lebih mudah untuk melihat proses manajemen pada setiap asspek. Hubungan antara elemen, fungsi, dan aktivitas menjadi nampak jelas. Tanpa paradigma itu kita susah untuk membayangkannya. Paradigma itu juga menunjukkan kepada kita tentang ruang lingkup penelitian dalam manajemen yang lebih mendetail. 

Sustermeister (1969) menyusun suatu paradigma tentang berbagai faktor yang mempengaruhi performance (penampilan) kerja dan produktivitas pegawai yang modelnya dapat disederhanakan. 

Berdasarkan pengertian tentang paradigma dan dua contoh yang diberikan itu maka paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model atau pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumusan hipotesis yang diajukan, metode atau strategi penelitian, istrumen penelitian, teknik analisis yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan. 

Dengan paradigma penelitian ini maka peneliti akan mudah melakukan penelitian, mencek kebenarannya sehingga hasilnya akan lebih dipertanggungjawabkan dari segi keilmuan. Dalam penelitian kuantitatif/positivisme karena berlandaskan pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa kepada variabel saja. Paradigma penelitian dibuat dengan menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan teknik analisis yang akan digunakan.

Paradigma sederhana, menunjukkan hubungan antara satu variabel independen dengan satu dependen. Untuk mencari hubungan kedua variabel tersebut digunakan tehnik kolerasi sederhana. 

No comments:

Post a Comment