Pengertian Pasar Valuta Asing Menurut Ahli

Pengertian Pasar Valuta Asing 
Definisi pasar valuta asing menurut Mandala Manurung (2004:72), adalah “pasar di mana mata uang asing diperjualbelikan”. Sedangkan menurut Sawaldjo Puspopranoto (2004:203), pasar valuta asing adalah “tempat di mana bermacam-macam uang dari berbagai negara dijualbelikan”

Dari pendapat-pendapat diatas kita bisa menyimpulkan bahwa pasar valas adalah pasar di mana transaksi valuta asing dilakukan, baik antar negara maupun dalam suatu negara. Pasar valuta asing terdapat di tiap negara dan dalam prakteknya dapat dijangkau oleh setiap negara dengan sarana telekomunikasi yang telah ada, dan karena telah menyangkut banyak negara diseluruh dunia maka transaksi yang dilakukan hampir tidak pernah berhenti.

Pelaku Pasar Valas
Pelaku-pelaku utama dalam pasar valas menurut Sri Handaru (2002:82), adalah : 

1. Bank dan nonbank yang bertindak sebagai dealer
Bank dan sedikit lembaga nonbank yang bertindak sebagai dealer, beroperasi baik di pasar antar bank maupun di pasar klien. Mereka memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing. Adanya persaingan antar dealer membuat selisih harga menjadi semakin kecil sehingga bisa meningkatkan efesiensi pasar valuta asing.

2. Individu dan perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan dan investasi
Individu dan perusahaan memanfaatkan pasar valuta asing untuk memperlancar pelaksanaan transaksi perdagangan dan investasi. Partisipan yang termasuk dalam kategori ini antara lain adalah importir dan eksportir, investor yang memiliki portofolio internasional, perusahaan multinasional dan para wisatawan asing. Beberapa partisipan juga menggunakan pasar valuta asing untuk membatasi risiko valuta asing.

3. Spekulan dan arbitrator
Berbeda dengan dealer, spekulan dan arbitrator bertindak atas kehendak sendiri dan tidak memiliki kewajiban untuk melayani klien atau menjamin kelangsungan pasar. Apabila dealer memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing, serta secara insidentil dari perubahan harga umum, maka spekulan mengharapkan keuntungan semata-mata dari perubahan tingkat harga umum. Sementara itu, arbitrator meraih keuntungan dengan memanfaatkan adanya perbedaan harga di berbagai pasar.

4. Bank Sentral
Bank sentral memanfaatkan pasar valuta asing untuk mendapatkan atau membelanjakan cadangan valuta asingnya agar dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar mata uang domestik. Dengan demikian, motivasi bank sentral untuk bermain di pasar valuta asing bukan untuk meraih keuntungan, tetapi menjaga stabilitas nilai tukar mata uang domestik sehingga memberi dampak positif bagi perekonomian nasional. Perilaku bank sentral dengan demikian akan sangat ditentukan oleh kebijakan perekonomian makro nasional.

5. Pialang valuta asing
Pialang valuta asing berfungsi sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan terhadap mata uang tertentu. Pialang valuta asing bertindak atas nama klien. Atas jasanya, mereka memperoleh komisi sebagai kontra prestasi. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, perusahaan pialang memiliki akses langsung dengan dealer dan bank di seluruh dunia. 

Jenis-jenis Transaksi Valas
Menurut Sri Handaru (2002:84), jenis-jenis transaksi valuta asing dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Transaksi spot (tunai)
Transaksi spot dilakukan berdasarkan nilai tukar saat transaksi terjadi. Transaksi spot antara bank dan klien (di pasar eceran) dapat diselesaikan saat itu juga. Sementara itu, transaksi spot antar bank umumnya terjadi umumnya terselesaikan dua hari kerja setelah kesepakatan.

2. Transaksi forward (tunggak)
Transaksi forward dilakukan dengan menentukan kapan pembayaran dan penyerahan valuta asing dilakukan di masa yang akan datang. Nilai tukar mata uang ditentukan pada saat kontrak disepakati. Transaksi forward menggunakan nilai tukar forward yang umumnya memiliki rentang waktu 1, 2, 3, 6, dan 12 bulan. Rentang waktu tersebut menunjukkan kapan transaksi forward harus diselesaikan.

3. Transaksi swap (barter)
Transaksi swap adalah pembelian dan penjualan mata uang asing secara bersamaan. Transaksi swap banyak terjadi di pasar antar bank, dimana penyelesaian transaksi beli dan jual dilakukan pada tanggal yang berbeda. Tanggal penyelesian transaksi disebut value date. Baik pembelian maupun penjualan dilakukan di bank yang sama. Tipe transaksi yang umum dilakukan adalah membeli mata uang asing di pasar spot dan pada waktu yang sama menjualnya di pasar forward.

Valuta yang diperdagangkan dalam transaksi valas juga dibedakan atas dua golongan yaitu hard currencies dan soft currencies. Penggolongan ini biasanya didasarkan atas volume perdagangan suatu negara baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Hard currencies merupakan jenis mata uang yang sering diperdagangkan, seperti dollar Amerika, yen Jepang, atau Deutch Mark Jerman. Sedangkan soft currencies merupakan jenis mata uang yang jarang diperdagangkan seperti Ringgit Malaysia, Rupiah Indonesia dan mata uang dari negara-negara berkembang lainnya.

Pengertian Kurs 
Definisi kurs valas menurut Sadono Sukirno (2002:23), adalah :
“Harga dari satu mata uang dalam ukuran mata uang lainnya, yang menunjukkan jumlah satuan valuta asing yang dipersiapkan oleh pembeli dan penjual untuk pertukaran dengan mata uang domestik atau valuta asing lainnya”.

Sedangkan menurut Sawaldjo Puspopranoto (2004:212), yang dimaksud dengan nilai kurs adalah : “Harga di mana mata uang suatu negara dipertukarkan dengan mata uang negara lain disebut dengan nilai tukar (kurs)”.

Dari kedua definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan nilai kurs rupiah adalah harga mata uang rupiah terhadap satu mata uang lainnya.

Apabila kita membahas tentang kurs, maka paling sedikit ada dua jenis mata uang yang diperbandingkan. Dalam hal ini penulis membandingkan nilai rupiah terhadap nilai dollar AS.

Besar kecilnya kurs tergantung dari kuatnya permintaan dan penawaran. Semakin tinggi permintaan terhadap mata uang asing (dalam hal ini permintaan terhadap dollar Amerika), maka kurs rupiah akan semakin meningkat yang berarti nilai rupiah semakin menurun. Sebaliknya semakin berkurangnya permintaan terhadap dollar Amerika, maka kurs rupiah semakin menurun, yang berarti nilai rupiah mengalami kenaikan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs
Menurut Sadono Sukirno (2002:362), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar, yaitu :

1. Perubahan dalam citarasa masyarakat
Perubahan ini akan mempengaruhi permintaan. Apabila penduduk suatu negara semakin lebih menyukai barang-barang dari satu negara lain, maka permintaan ke atas mata uang negara lain tersebut bertambah. Maka perubahan seperti itu mempunyai kecenderungan untuk menaikkan nilai mata uang negara lain tersebut.

2. Perubahan harga dari barang-barang ekspor
Apabila harga barang-barang ekspor mengalami perubahan maka perubahan ini akan mempengaruhi permintaan ke atas barang ekspor itu. Perubahan ini selanjutnya akan mempengaruhi kurs valuta asing. Kenaikan harga barang-barang ekspor akan mengurangi permintaan ke atas barang tersebut di luar negeri. Maka kenaikan tersebut akan mengurangi penawaran mata uang asing. Kekurangan penawaran ini akan menjatuhkan nilai uang dari negara yang mengalami kenaikan dalam harga-harga barang ekspornya. 

3. Kenaikan harga-harga umum (Inflasi)
Berlakunya keadaan demikian di suatu negara dapat menurunkan nilai mata uangnya. Di satu pihak kenaikan harga-harga itu akan menyebabkan penduduk negara itu semakin banyak mengimpor dari negara lain. Oleh karenanya permintaan ke atas valuta asing bertambah. Di lain pihak ekspor negara itu bertambah mahal dan ini akan mengurangi permintaanya dan selanjutnya akan menurunkan penawaran valuta asing.

4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi
Disamping dipengaruhi oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran ke atas barang-barang yang diperdagangkan di antara berbagai negara, kurs valuta asing dipengaruhi pula oleh aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat mempengaruhi jumlah serta arah aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat pendapatan investasi yang lebih menarik akan mendorong pemasukan modal ke negara tersebut. Penawaran valuta asing yang bertambah ini akan meninggikan nilai mata uang negara yang menerima modal tersebut.

5. Perkembangan Ekonomi
Bentuk dari pengaruh perkembangan ekonomi pada kurs valuta asing tergantung kepada corak dari perkembangan ekonomi itu. Apabila ia terutama disebabkan oleh perkembangan sektor ekspor, penawaran ke atas mata uang asing tersebut terus menerus bertambah. Dalam keadaan seperti ini perkembangan ekonomi akan meninggikan nilai mata uang. Tetapi apabila sumber perkembangan itu adalah dari perluasan kegiatan ekonomi di luar sektor ekspor, perkembangan itu berkecenderungan akan menurunkan nilai mata uang asing. Akibat yang demikian akan timbul karena pendapatan yang bertambah akan menaikan impor. Kenaikan impor ini akan menaikkan permintaan ke atas valuta asing.

Pengertian Brand Image Menurut Ahli

Pengertian Brand Image 
Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkatan kekuatan. Keterkaitan dalam suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang di ingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image didalam benak konsumen. Secara sederhana pengertian brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa dengan menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image atau hal yang disebut dengan kepribadian merek {brand personality)

Acuan Asosiasi Merek
Menurut (Durianto,2004,p70) Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan berbagai hal berikut :

1. Atribut produk
Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.

2. Intangibles atributes (Atribut tak berwujud)
Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang obyektif.

3. Customer benefft(Manfaat bagi pelanggan)
Karena sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi pelanggan, maka biasanya terdapat hubungan antar keduannya.

4. Relative price (Harga relatif)
Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.

5. Application (Penggunaan)
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.

6. UserIcustomer (Pengguna)
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.

7. Celebrity /person (Orang terkenal/khalayak)
Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.

8. Ufe stylejpersonality (Gaya hidup/kepribadian)
Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

9. Productc/ass (Kelas produk)
Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya.

10. Competitors (Para pesaing)
Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai dan bahkan mengunggulu pesaing.

11. Country/geographic area (Negara/wilayah geografis)
Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan yang erat dengan produk, bahan dan kemampuan.

Membangun Citra Merek
Banyak perusahaan yang belum menyadari bahwa membangun brand image dengan komunikasi pemasaran tidak sebatas lewat iklan dan promosi saja. Ada banyak kegiatan lain yang juga berdampak besar. Contohnya adalah: (http://detiker.com/sales· marketing/brand·building/membangun-brand-image.html)
  1. Disain kemasan, termasuk isi tulisan atau pesan yang disampaikan.
  2. Event, Promosi di toko, promosi di tempat umum, dan kegiatan lainnya.
  3. Iklan tidak Jangsung yaitu yang bersifat public relations. 
  4. Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu kegiatan-kegiatan sosial untuk komunitas. yang dilakukan oleh perusahaan.
  5. Customer Services, bagaimana perusahaan menangani keluhan, masukan dari konsumen setelah terjadi transaksi.
  6. Bagaimana karyawan yang bekerja di Jini depan atau front liners (apakah itu bagian penjualan, kasir,resepsionis, dll) bersikap dalam menghadapi pelanggan.

Pengertian Dan Tujuan Promosi Menurut Ahli

Pengertian Dan Tujuan Promosi 
Pengertian Promosi
Menurut beberapa ahli promosi bisa disebut juga sebagai usaha untuk memperkenalkan barang ke tengah pasaran, dimana barang setelah selesai diproduksi dan dikemas di perusahaan manufaktur ( produsen ) dipromosikan melalui beberapa media untuk mencapai hasil penjualan yang maksimal.

Dalam menjalankan promosinya , perusahaan dapat menggunakan sarana atau media promosi seperti iklan, promosi penjualan , penjualan pribadi , penjualan langsung dan Humas. Promosi merupakan fungsi informasi atau pemberitahuan, pembujukan pengambilan keputusan pembelian konsumen. Dalam promosi tersaji pesan ditunjukkan untuk membantu penjualan barang dan jasa. Dibawah ini pengertian promosi menurut Henry Simamora ( 2000 : 754 ) “Promosi adalah pengkomunikasian informasi antara penjual dan pembeli potensial atau pihak-pihak lainnya dalam saluran distribusi guna mempengaruhi sikap dan pelakunya “ . selain promosi suatu informasi produk yang beraneka ragam bentuknya yang mempunyai tujuan untuk menyampaikan produk yang diproduksi suatu perusahaan dengan tujuan membujuk konsumen agar membelinya. Adapun kegiatan  kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah periklanan , personnal selling , promosi penjualan , dan publisitas.

Tujuan Promosi
Tujuan utama dari promosi untuk menginformasikan , mempengaruhi dan membujuk serta meningkatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.

Menurut Djaslim Saladin dan Terism Oesman ( 2001 : 129 ) Tujuan promosi adalah :
1. Menginformasikan ( Informing ) adalah pemberitahuan tentang keberadaan suatu produk.
  • Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru.
  • Memperkenalkan cara pemakaian dari suatu produk baru.
  • Menjelaskan cara kerja suatu produk.
  • Menyampaikan perubahan harga pasar
2. Membujuk pelanggan sasaran ( Persuading ) adalah upaya dalam meningkatkan prefensi produk.
  • Membentuk periklanan merk.
  • Mengalihkan perhatian merk tertentu.
  • Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
3. Mengingatkan ( Reminding ) adalah iklan yasng dilakukan secara berulang – ulang untuk mengingatkan konsumen agar mengkonsumsi produk tersebut.
  • Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.
  • Mengingatkan pembeli tetap ingat walau tidak ada kampanye iklan.
  • Agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Elemen-Elemen Bauran Promosi
Dalam setiap peusahaan yang peranannya sebagai komunikator dan promotor secara umum bentuk – bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk - bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas - tugas khususnya. Tugas khusus tersebut juga sering disebut sebagai bauran promosi , menurut A.B Susanto ( 2000 : 774 ) adalah sebagai berikut : 

1. Periklanan ( Advertising )
Semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.

2. Pemasaran Langsung ( Direct Marketing)
Penggunaan surat , telepon dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dan mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

3. Promosi Penjualan ( Sales Promotion )
Intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk / jasa.

4. Hubungan masyarakat dengan Publisitas ( Public Relation and Publicity)

5. Penjualan Tatap Muka ( Personal Selling )
Interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.

6. Internet Marketing ( Pemasaran Melalui Internet )
“ The Application of the Internet and Related Digital Technologies to Achieve Marketing Objectives. ( Dave Chaffey , “ Internet Marketing “ , 2001 : 6)

Salah satu bauran promosi yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai advertising / iklan.

Pengertian Perum Pegadaian Menurut Beberapa Ahli

Pengertian Perum Pegadaian
Perusahaan Umum Pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar Hukum Gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150. Tugas pokoknya adalah memberikan pinjaman kepada masyarakat atas dasar Hukum Gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat. Masyarakat yang sedang memerlukan pinjaman ataupun mengalami kesulitan keuangan cenderung dimanfaatkan oleh lembaga keuangan seperti lintah darat dan pengijon untuk mendapatkan sewa dana atau bunga dengan tingkat yang sangat tinggi (Triandaru dan Budisantoso, 2006: 212).

Produk dan Jasa Perum Pegadaian
Produk dan Jasa yang ditawarkan Perum Pegadaian yang cukup dikenal masyarakat yaitu;
1) Pemberian Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai
Pemberian Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai berarti mensyaratkan pemberian pinjaman atas dasar penyerahan barang bergerak oleh penerima pinjaman. Konsekuensi pertamanya adalah jumlah atau nilai pinjaman yang diberikan kepada masing-masing peminjam sangat dipengaruhi oleh nilai barang bergerak yang akan digadaikan.

2) Penaksiran Nilai Barang
Jasa ini dapat diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini mempunyai peralatan penaksiran serta petugas-petugas yang sudah berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan. Barang yang ditaksir pada dasarnya meliputi semua barang bergerak yang biasa digadaikan, terutama emas, berlian dan intan. Atas jasa penaksir yang diberikan, Perum Pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran. 

3) Penitipan Barang
Perum Pegadain juga dapat menyelenggarakan jasa karena perusahaan ini mempunyai tempat penyimpanan barang yang memadai. Gudang dan tempat penyimpanan barang bergerak lainnya milik pegadaian terutama digunakan untuk menyimpan barang-barang yang digadaikan masyarakat. Atas jasa penitipan yang diberikan, Perum Pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penitipan (Triandaru dan Budisantoso, 2006: 215-218).

Kantor Perum Pegadaian juga menawarkan jasa lain disamping ketiga jasa tersebut, seperti:
a) Koin Emas ONH (Ongkos Naik Haji)
Koin Emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan untuk tujuan persiapan dan pergi haji bagi pembelinya.

b) Krasida
Krasida adalah Kredit Angsuran Sistem Gadai. Krasida merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil atas dasar gadai yang pengembaliannya dilakukan dengan cara angsuran.

c) Kresna
Kresna atau Kredit Serba Guna, merupakan pemberiaan pinjaman kepada pegawai/karyawan dalam rangka kegiataan produktif/konsumtif dengan pengembalian secara angsuran. 

d) Galeri 24
Galeri 24 sebenarnya adalah toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan emas dengan Sertifikat Jaminan sesuai karatase emas.

Beberapa Hal yang Berhubungan dengan Perum Pegadaian
1. Agunan/Jaminan
Hampir semua barang bergerak pada dasarnya dapat digadaikan, barangbarang yang dapat digadaikan antara lain:
  • Barang perhiasan, yaitu perhiasaan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara dan batu mulia
  • Kendaraan, seperti mobil, sepeda motor, sepeda dan lain-lain
  • Barang elektronik, seperti kamera, radio, tape recorder, video player, televisi, handphone, komputer dan lain-lain
  • Barang rumah tangga, seperti perlengkapan dapur, perlengkapan makan dan lain-lain
  • Mesin-mesin, seperti mesin jahit, mesin ketik dan lain-lain.
  • Tekstil, seperti kain batik, permadani, jaket, baju dan lain-lain.
  • Barang lain yang dianggap berharga oleh Perum Pegadaian.
Mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber daya manusia di Perum Pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh Perum Pegadaian, serta memperhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-barang tertentu yang tidak dapat digadaikan (Triandaru dan Budisantoso, 2006: 218). Barang-barang yang dimaksudkan tersebut meliputi:
  1. Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan memerlukan cara pemeliharaan khusus
  2. Hasil bumi, karena mudah busuk dan rusak
  3. Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat penyimpanan yang sangat besar yang tidak dimiliki oleh Perum Pegadain
  4. Barang yang cepat rusak, busuk atau susut
  5. Barang yang amat kotor
  6. Kendaraan yang besar
  7. Barang-barang seni yang sulit ditaksir
  8. Barang-barang yang mudah terbakar
  9. Senjata api, amunisi, dan mesiu
  10. Barang yang disewabelikan
  11. Barang milik pemerintah
  12. Barang ilegal.
2. Unsur-Unsur Gadai
Pembahasan tentang Unsur-Unsur Gadai meliputi:
  1. Pemegang Gadai (Kreditur) yaitu Perum Pegadaian dan pemberi gadai (debitur) yaitu nasabah.
  2. Obyek Gadai, yaitu barang-barang bergerak yang harus dikuasai kreditur sebagai jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku menurut Aturan Dasar Pegadaian (ADP), kebijaksanaan Menteri Keuangan dan direksi.
3) Hak Perum Pegadaian
  • Berhak menguasai barang bergerak milik nasabah yang dijadikan agunan/jaminan sampai nasabah melunasi pinjaman dan sewa modal atau biaya lainnya.
  • Menerima pelunasaan dan biaya-biaya lain yang timbul karena secara didahulukan dari barang yang digadaikan.
  • Melelang barang jaminan apabila debitur tidak melunasi atau membayar sewa modal sampai tanggal jatuh tempo.
4) Kewajiban Perum Pegadaian
  • Memelihara barang jaminan selama dalam kekuasaanya.
  • Tidak memakai barang dan memanfaatkan barang jaminan untuk kepentingan sendiri.
  • Menyerahkan kembali barang jaminan jika nasabah telat melunasi hutangnya.
  • Menyerahkan uang kelebihan kepada nasabah (jika ada uang sisa penjualan lelang).
  • Memberikan ganti rugi kepada nasabah jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang jaminan sebesar 125 % dari harga taksiran.
5) Hak Nasabah
  1. Menerima Surak Bukti Kredit (SBK).
  2. Menerima uang pinjaman sesuai ketentuan tanpa dipungut biaya apapun langsung pada saat penyerahaan barang jaminan.
  3. Menerima kembali barang jaminan pada saat pelunasaan hutang. 
  4. Menerima uang kelebihan dari lelang (jika ada).
  5. Menuntut ganti rugi jika barang jaminan rusak atau hilang.
  6. Memperpanjang jangka waktu kredit jika dikehendaki.
6) Kewajiban Nasabah
  • Menyerahkan SBK pada saat pelunasan pinjaman.
  • Membayar sewa modal.
  • Mematuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Perum Pegadaian.
3. Tata Cara Kredit Pegadaian
1) Prosedur Memperoleh Kredit
  • Calon nasabah datang ke loket penaksir dan menyerahkan barang yang akan dijadikan jaminan.
  • Barang di taksir harganya dan ditetapkan besarnya uang pinjaman.
  • Pencairan uang pinjaman.
2) Pelunasan Uang Pinjaman
  • Setiap saat uang pinjaman dapat dilunasi tanpa harus menunggu jatuhnya tempo.
  • Nasabah datang ke loket kasir dengan membawa SBK (Surat Bukti Kredit) dan membayar jumlah pinjaman ditambah sewa modal.
  • Pengambilan barang yang digadaikan.
3) Perpanjangan Kredit
Apabila kredit belum dapat dikembalikan pada waktunya dapat

diperpanjang dengan cara:
  1. Dicicil
  2. Digadai ulang Kedua cara tersebut akan dengan sendirinya memperpanjang jangka waktu pengambilan kredit.
  3. Besarnya Persentase Uang Pinjaman Terhadap Nilai Taksiran Uang Pinjaman (UP) merupakan suatu ketentuan dalam persentase sebagai pedoman dalam penentuan maksimal uang pinjaman terhadap taksiran, yang memperhatikan hitungan maksimal sewa modal sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Pelelangan
Penjualan barang yang akan digadaikan melalui pelelangan akan dilakukan oleh Perum Pegadaian pada saat yang telah ditentukan dimuka apabila hal-hal berikut ini terjadi:
  1. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan.
  2. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tampo, nasabah tidak memperpanjang batas waktu pinjaman karena berbagai alasan. 
Hasil pelelangan barang yang digadaikan untuk melunasi seluruh kewajiban nasabah kepada Perum Pegadaian yang terdiri dari:
  • Pokok pinjaman
  • Sewa modal atau bunga
  • Biaya lelang.
Apabila barang yang digadaikan tidak laku dileleng atau terjual dengan harga lebih rendah dari nilai taksiran yang telah dilakukan pada awal pemberian pinjaman kepada nasabah yang bersangkutan, maka barang yang tidak laku dilelang tersebut dibeli oleh negara dan kerugian yang timbul ditanggung oleh Perum Pegadaian (Triandaru dan Budisantoso, 2006: 222).

6. Manfaat Pegadaian
Pegadaian memiliki beberapa manfaat dan dikelompokan menjadi dua yaitu manfaat bagi nasabah dan Perum Pegadaian, antara lain:

1) Bagi nasabah
Bagi nasabah manfaat yang diperoleh antara lain:
  • Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah berpengalaman dan dapat dipercaya.
  • Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
2) Bagi Perum Pegadaian
Bagi Perum Pegadaian manfaat yang diharapkan sesuai jasa yang diberikan kepada nasabahnya antara lain:
  • Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana.
  • Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
  • Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana (Triandaru dan Budisantoso, 2006: 222).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh Perum Pegadaian digunakan untuk:
  • Dana Pembangunan Semesta (55%)
  • Cadangan Umum (20%)
  • Cadangan Tujuan (5%)
  • Dana Sosial (20%).

Pengertian Dan Jenis-Jenis Laba Menurut Ahli

Pengertian Dan Jenis-Jenis Laba 
Laba (earning/profit) merupakan suatu kata yang sangat populer di kalangan dunia bisnis, sebagai salah satu ukuran yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan. Jika ditelusuri lebih jauh, sebenarnya terdapat beberapa istiiah laba. Konsep laba yang paling dasar adalah laba ekonomi (economic earnings), yang dijelaskang dalam White, Sondhi, dan Fried (1998:37) sebagai berikut:

In a world of certainty (this would include perfect financial markets), the interrelationship among income, cash flow, and assets is captured by the concept of economic earnings, defined as net cash flow plus the change in market value of the firm's net assets. The market value of the firm's assets in this ceriain world is equal to the present value of their future cash flows discounted at the (risk-free) rater.

Konsep yang sama dijelaskan oleh Scott (2000:13) sebagai accounting under ideal conditions, dan laba ekonomi dicari dengan menggunakan percent value model under certainly.

Tetapi pada kenyataannya, laba ekonorni ini tidak dapat diketahui atau sangat sulit diketahui sebab kita hidup di dunia yang penuh ketidakpastian dan berubah. Sehingga laba yang dilaporkan sebenarnya adalah hanya merupakan proxy dari laba ekonomi, hal ini sesuai dengan White, Sondhi, dan Fried (1998:38) sebagai: “In ti1is world of uncertainty, income (however measured) is at best, only a proxy for economic income”.

Sehingga lebih lanjut, para ekonom, akademisi, analis, dan sebagainya, mencoba membuat berbagai definisi mengenai laba untuk dapat menjadi proxy dari laba ekonomi. Sehingga sesuai White, Sondhi, dan Fried (1998:39) dikenai istilah-istilah laba sebagai berikut:
  1. Distributable earnings are defined as the amount of earnings that can be paid out as dividends without changing the value of the firm. This concept is derived from the Hicksian definition of income: The amount that a person can consume during a period of time and be as well off at the end off at the end of that time as at the beginning.
  2. Sustainable income, refers to the level of income that can be maintained in the future given the firm's stock of capital investment (e. g. fixed assets and inventory)
  3. Permanent earnings is used be analysts for valuation purposes. It is the amount that can be normally earned given the firm’s assets and equals the market value of those assets times the firm's required rate of return. Similar to economic earnings, it is the base to which a multiple applied to arrive at a "fair price". Normalized earnings and eanings power are similar concepts.
  4. Accounting income is measured using the accrual concept and provides information about the ability of the enterprise to generate future cash flows. It is not, a priori, equivalent to any of the definitions discussed earlier
White, Sondhi, dan Fried (1996:40) menyebutkan persamaan dan perbedaan laba ekonomi dengan laba akuntansi (accounting income) sebagai berikut:
"Accounting and economic income both define income as the sum of cash flows and changes in net assets. However, in financial reporting, the determination of" :
  1. Which cash flows are included in income and when
  2. Which changes in assets values are included in income 
  3. How and when the selected changes in asset values are measured.
Is based on accounting rules and principles that make up generally accepted accounting principles (GAAP). With a few exceptions, the accounting process only recognized value changes arising from actual transactions.

Accounting income represents a selective recognition of both current period actual cash flows and changes in assets values,.. .. The selected period "best' indicates the firm's present and continuing ability to generate future cash flows.

Konsep akrual (accrual) diyakini merupakan ukuran yang lebih baik dibandingkan dengan pengukuran dengan konsep arus kas murni, sebab mempunyai persistensi (persistence) Iebih baik dan terdapat earning power (kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba dan meningkatkan nilai bersih perusahaan) sehingga laba dapat menjadi predictor laba masa depan (mempunyai predictive value).

Pelaporan keuangan menghadapi dua pilihan sulit (trade-off), antara relevan (relevance) dan reliability. Akuntansi dengan menggunakan nilai historis dapat reliable sebab nilai yang muncul dapat dipertanggungjawabkan, tetapi besar kemungkinan tidak relevan.

Laporan Laba Rugi menghasilkan suatu nilai laba (earnings). Perlu diingat bahwa nilai laba secara benar (true economic value) tidak pernah ada, sebab kompleksitas perubahan dalam lingkungan ekonomi, sehingga sulit sekali bahkan hampir tidak mungkin untuk mencerminkan seluruh operasi suatu entitas dalam sebuah periode (tahun, bulan, dan sebagainya) ke dalam sebuah nilai laba.

Untuk mengukur prestasi perusahaan atau tingkat kemampuan, maka analisa memperoleh laba merupakan salah satu alat yang digunakan oleh para manajer, pada prinsipnya bahwa setiap perusahaan menginginkan suatu potensi yang baik sehingga memberikan pendapatan sampai sejauh mana hasil yang diperoleh dan bunga dengan harta. Analisa risiko dalam memperoleh laba juga akan keuntungan dapat dilihat setelah membandingkan pendapatan bersih setelah pajak dan bunga dengan harta. Laba suatu rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan sejumlah modal tertentu, selain itu rasio tersebut dapat memberikan gambaran tentang kontrol perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan.

Pengertian Dan Jenis-Jenis Anggaran Menurut Ahli

Pengertian Dan Jenis-Jenis Anggaran 
Penyusunan anggaran berurusan dengan masa depan. Tujuan penyusunan anggaran bagi perusahaan adalah memprediksi tingkat aktivitas operasi dan keuangan perusahaan di masa mendatang.

Menurut Hongren, 2000 dalam Catur Sasongko, 2010, anggaran adalah :
”Budget is the quantitative expression of a proposed plan of action by management for a future time period is an aid to the coordination and implementation of the plan”.

Berdasarkan definisi anggaran tersebut, kita dapat menyimpulkan beberapa hal terkait dengan anggaran :
  1. Anggaran adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif. Informasi yang dapat diperoleh dari anggaran diantarannya jumlah produk dan harga jualnya untuk tahun depan.
  2. Anggaran membantu manajemen dalam melakukan koordinasi dan penerapannya dalam upaya memperoleh tujuan yang tertuang di dalam anggaran. Anggaran memberikan gambaran kepada manajemen tentang sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan dalam anggaran. Kemudian, anggaran juga menjelaskan koordinasi antarbagian dalam perusahaan sehingga tujuan bersama perusahaan dapat tercapai (Catur Sasongko, 2010).
Data dan informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menyusun anggarannya dapat diperoleh dari kegiatan dan kejadian yang terjadi di perusahaan di masa lalu, masa sekarang, dan harapan-harapan yang ingin dicapai di masa mendatan. Dari sumber perolehan informasi untuk menyusun anggaran, perusahaan dapat memperoleh data dan informasi dari sumber-sumber internal perusahaan (misalnya laporan keuangan perusahaan dan laporan tahunan) atau dari sumber eksternal perusahaan seperti laporan penjualan industri, pertumbuhan ekonomi negara, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain.

Anggaran (budget) dapat didefinisikan dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit, anggaran dimaksudkan sebagai rencana kerja keuangan. Sedangkan dalam arti luas, anggaran merupakan suatu proses yang terus menerus, yang dimulai dari tahap penyusunan anggaran sampai pada tahap pengesahan pertanggung jawaban penggunaan anggaran oleh yang berwewenang.

Anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif, umumnya dalam bentuk satuan uang, untuk jangka waktu tertentu. Periode anggaran umumnya satu tahun, atau dikenal dengan nama Anggaran Tahunan (Annual Budget). Anggaran memuat tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu perusahaan, yang penyusunannya biasanya berdasarkan setiap pusat pertanggungjawaban yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan.

Penyusunan anggaran dilakukan, baik oleh organisasi yang berorientasi mencari keuntungan maupun oleh organisasi yang orientasinya tidak semata-mata mencari keuntungan. Bagi organisasi yang ”profit oriented” anggaran tahunan umumnya dimaksudkan sebagai perencanaan laba (profit plan).

Kegunaan anggaran atau manfaat anggaran adalah sebagai berikut :
  1. Sebagai alat bantu untuk membuat dan mengkoordinasikan perencanaan jangka pendek (short-range plans).
  2. Sebagai alat komunikasi antara rencana yang disusun dengan para manajer pusat pertanggungjawaban.
  3. Sebagai alat untuk memotivasi para manajer dalam mancapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
  4. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
  5. Sebagai pedoman untuk mengevaluasi prestasi para manajer dan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
  6. Sebagai piranti pendidikan bagi para manajer. (Abdul Halim, 1999)
Budget merupakan rencana kegiatan yang terinci, ditetapkan sebagai suatu pedoman pelaksanaan kegiatan dan sebagai suatu dasar terhadap prestasi kerja manajer.

Selain mencakup ramalan atau perencanaan mengenai pendapatan dan pengeluaran, penerimaan dan biaya, untuk mempermudah proses perencanaan itu sendiri maka semua kegiatan operasi dari perusahaan yang menyusun anggaran, harus dikonversikan dalam bentuk kesatuan nilai uang. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat diukur dengan alat kesatuan yang sama.

Akibat perencanaan ini, biasanya pengeluaran akan dibatasi sampai batas jumlah yang diperkenankan sebagaimana yang telah ditentukan terlebih dahulu. Tipe tindakan ini memanfaatkan anggaran sebagai alat pengendalian. Di lain waktu, orang akan menggunakan taksiran pengeluaran dan penghasilan untuk meramalkan kondisi keuangannya yang akan terjadi beberapa waktu tertentu dimasa yang akan datang. Anggaran terlibat disini hanya ada di benak orang saja, tetapi meskipun demikian dapat dikatakan anggaran karena sudah mencakup rencana mengenai bagaimana memperoleh dan menggunakan sumber daya alam selama beberapa periode waktu tertentu.

Dengan memperhatikan pembuatan rencana laba taktis dalam jangka pendek secara formal, kita seharusnya membuat sebuah anggaran biaya yang terpisah untuk setiap pusat tanggung jawab. Ketika telah membahas pembuatan anggaran bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Untuk itu membuat rencana produksi yang sejalan dengan rencana laba jangka pendek, deretan anggaran memiliki jenis sebagai berikut :
  1. Anggaran biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung; dibuat segera sesudah anggaran produksi diselesaikan dan disetujui.
  2. Anggaran biaya overhead manufaktur atau pabrik; dibuat segera sesudah anggaran produksi di uji coba dan disetujui, setelah disesuaikan dengan keluaran yang diharapkan (ditentukan) untuk setiap departemen produksi dan jasa dalam perusahaan.
  3. Anggaran biaya distribusi; dibuat bersamaan dengan rencana penjualan karena keduanya saling tergantung atau mempengaruhi.
  4. Anggaran biaya administrasi; dibuat segera setelah rencana penjualan disetujui dan (mungkin) anggaran produksi telah disesuaikan dengan aktivitas yang direncanakan untuk setiap departemen administrasi terlibat.
Anggaran biaya yang terperinci untuk setiap pusat tanggung jawab seharusnya dimasukkan dalam rencana laba jangka pendek untuk sejumlah alasan, yang secara prinsip adalah :
  1. Agar berbagai pendapatan yang direncanakan dan biaya-biaya yang berkaitan dapat disatukan dalam sebuah laporan laba rugi.
  2. Agar arus kas keluar yang diperlukan untuk biaya-biaya dan pengeluaran-pengeluaran dapat direncanakan dengan realistis.
  3. Agar suatu tujuan awal dapat diberikan untuk setiap pusat tanggung jawab.
  4. Agar sebuah standar untuk setiap biaya dapat diberikan dan digunakan selama periode yang tercakup dalam rencana kepada setiap pusat tanggung jawab untuk dibandingkan dengan biaya aktual yang terdapat pada laporan kinerja (Purwatiningsih dan Maudy W., 2000).
Tujuan utama penyusunan anggaran adalah menyediakan informasi kepada pihak manajemen perusahaan untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan.

Berikut ini adalah tujuan-tujuan yang terkait dengan penyusunan anggaran:
  1. Perencanaan. Anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan kebijakan perusahaan. Sebagai contoh, anggaran penjualan memperlihatkan pada manajemen adanya kenaikan target penjualan pada Cabang A dan penurunan pada Cabang B. Berdasarkan manajemen informasi tersebut, manajemen segera mengambil langkah-langkah perencanaan dengan mengalihkan tenaga penjualan ke Cabang A atau meningkatkan kegiatan promosi pada Cabang B untuk meningkatkan penjualan Cabang B.
  2. Koordinasi. Anggaran dapat mempermudah koordinasi antarbagian-bagian di dalam perusahaan. Sebagai contoh setelah anggaran penjualan selesai dibuat, Departemen Pemasaran dapat segera berkoordinasi dengan Departemen Sumber Daya Manusia untuk menentukan kecukupan jumlah staf di Departemen Pemasaran agar mampu memenuhi target penjualan. Selanjutnya, Departemen Pemasaran juga berkoordinasi dengan Departemen Keuangan tentang anggaran pemasaran.
  3. Motivasi. Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-target tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan. Sebagai contoh, jika anggaran penjualan memperlihatkan angka penjualan tertentu yang harus dicapai maka tenaga penjual yang ada diperusahaan dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang banyaknya barang jadi yang harus dijual.
  4. Pengendalian. Keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan di dalam perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan menetapkan anggaran biaya pemakaian telepon untuk setiap departemen, maka setiap awal bulan berikutnya, diadakan perbandingan antara biaya telepon yang aktual dikeluarkan oleh setiap departemen dengan target biaya yang telah ditentukan sebelumnya. Jika biaya pemakaian aktual berbeda dengan yang telah dianggarkan, maka harus dicari faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut dan dilakukan tindakan perbaikan agar pemakaian biaya telepon di bulan-bulan berikutnya sesuai dengan yang dianggarkan (Catur Sasongko, 2010).
Peranan Sistem Anggaran
Pada perusahaan yang modern dengan tingkat pekerjaan yang kompleks, pembagian tugas menurut Departementalisasi akan membantu terlaksananya fungsi pengawasan dan pengendalian manajemen. Pembagian pekerjaan menurut departementalisasi pada umumnya dijumpai dalam perusahaan, departemen keuangan dan departemen penelitian. Setiap departemen tersebut dibagi lagi ke dalam seksi-seksi menurut luas operasi dan jumlah tenaga skill yang tersedia.

Kegunaan atau manfaat anggaran adalah sebagai berikut :
  1. Sebagai alat bantu untuk membuat dan mengkooedinasikan perencanaan jangka pendek (Short-range plans).
  2. Sebagai alat komunikasi antara rencana yang disusun dengan para manajer pusat pertanggungjawaban.
  3. Sebagai alat untuk memotivasi para manajer dalam mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
  4. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
  5. Sebagai pedoman untuk mengevaluasi prestasi para manajer dan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
  6. Sebagai piranti pendidikan bagi para manajer.
Pertumbuhan yang cepat serta kompleksitas dan beraneka ragamnya operasi perusahaan, menyebabkan tugas manajer semakin sulit untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaannya.

Organisasi perusahaan adalah suatu sistem mengenai hubungan timbal balik antara satu Departemen dengan departemen lainnya untuk mencapai tujuan bersama.

Keterbatasan-keterbatasan sumber yang tersedia dalam perusahaan juga merupakan batasan bagi setiap manajer, sehingga perlu ada kerangka pengaturan atau pengalokasian sumber-sumber secara efisien dan efektif. Pada dasarnya manajemen adalah suatu proses dimana resources diorganisasikan dan diintegrasikan ke dalam sistem yang bersifat menyeluruh untuk mencapai tujuan perusahaan.

Perlu pula diketahui bahwa setiap departemen, ada yang sejajar adapun yang berlawanan, misalnya departemen produksi menghendaki untuk memproduksi dalam jumlah besar, atau sebaliknya yang terjadi untuk mengatasi kepentingan-kepentingan diantara masing-masing departemen, seksi dan sub seksi harus dikoordinasikan ke dalam suatu sistem, supaya operasi setiap manajer dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Kebijaksanaan Penyusunan Anggaran
Keberhasilan setiap anggaran akan ditentukan sebahagian besar oleh cara penyusunan anggaran itu sendiri. Umumnya program anggaran yang lebih berhasil adalah yang memperkenalkan manajer bertanggung jawab mengendalikan biaya, menyusun taksiran anggarannya sendiri. Pendekatan penyusunan data anggaran ini sangat penting terutama jika anggaran digunakan untuk mengendalikan aktivitas seorang manajer setelah data anggaran disusun. Apabila data dari atas dipaksakan pada seorang manajer, maka kemungkinan akan mengakibatkan kekecewaan dan keresahan daripada kerja sama dan peningkatan produktifitas.

Selain dipengaruhi oleh bentuk dan sifat perusahaan, penyusunan anggaran tidak jarang dipengaruhi oleh bentuk dan sifat perusahaan penyusun anggaran tidak jarang dipengaruhi juga oleh perilaku organisasi dan anggota-anggotannya, sehingga anggaran yang berhasil disusun bisa saja sengaja untuk terlalu tinggi atau terlalu rendah dan taksiran terbaik mengenai apa yang akan terjadi.

Penyusunan anggaran dilakukan, baik oleh organisasi yang berorientasi mencari keuntungan maupun organisasi yang orientasinya tidak semata-mata mencari keuntungan. Bagi perusahaan yang profit oriented anggaran tahunan umumnya dimaksudkan sebagai perencanaan laba (profit plan).

Kebijaksanaan yang diharapkan oleh suatu perusahaan dalam menyusun anggaran biasanya disesuaikan dengan bentuk sifat dan kepentingan itu sendiri. Kebijaksanaan anggaran yang ditetapkan oleh perusahaan yang memonopoli dalam usahanya , sedangkan untuk perusahaan yang sifatnya mencari laba kebijaksanaan penyusunan anggaran sudah tentu berbeda dengan perusahaan non profit oriental.

Kesengajaan untuk menyusun anggaran yang berbeda dengan apa yang diharapkan dikenal sebagai budgetary slack (kelonggaran anggaran). Meskipun istilah slack semula dikembangkan dalam lingkup organizational slack. Slack ini akhirnya dialokasikan ke masing-masing organisasi oleh anggaran para manajer akan menciptakan kelonggaran, ini terlalu tinggi biaya. Pemasukan unsur kelonggaran ini didorong baik oleh perkiraan bahwa angka-angka (sementara) dalam anggaran tersebut akan ditetapkan oleh manajemen puncak, atau dengan pengharapan bahwa adanya slack tersebut akan mengakibatkan penilaian tampak lebih baik.