Pengertian Pasar Valuta Asing Menurut Ahli

Pengertian Pasar Valuta Asing 
Definisi pasar valuta asing menurut Mandala Manurung (2004:72), adalah “pasar di mana mata uang asing diperjualbelikan”. Sedangkan menurut Sawaldjo Puspopranoto (2004:203), pasar valuta asing adalah “tempat di mana bermacam-macam uang dari berbagai negara dijualbelikan”

Dari pendapat-pendapat diatas kita bisa menyimpulkan bahwa pasar valas adalah pasar di mana transaksi valuta asing dilakukan, baik antar negara maupun dalam suatu negara. Pasar valuta asing terdapat di tiap negara dan dalam prakteknya dapat dijangkau oleh setiap negara dengan sarana telekomunikasi yang telah ada, dan karena telah menyangkut banyak negara diseluruh dunia maka transaksi yang dilakukan hampir tidak pernah berhenti.

Pelaku Pasar Valas
Pelaku-pelaku utama dalam pasar valas menurut Sri Handaru (2002:82), adalah : 

1. Bank dan nonbank yang bertindak sebagai dealer
Bank dan sedikit lembaga nonbank yang bertindak sebagai dealer, beroperasi baik di pasar antar bank maupun di pasar klien. Mereka memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing. Adanya persaingan antar dealer membuat selisih harga menjadi semakin kecil sehingga bisa meningkatkan efesiensi pasar valuta asing.

2. Individu dan perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan dan investasi
Individu dan perusahaan memanfaatkan pasar valuta asing untuk memperlancar pelaksanaan transaksi perdagangan dan investasi. Partisipan yang termasuk dalam kategori ini antara lain adalah importir dan eksportir, investor yang memiliki portofolio internasional, perusahaan multinasional dan para wisatawan asing. Beberapa partisipan juga menggunakan pasar valuta asing untuk membatasi risiko valuta asing.

3. Spekulan dan arbitrator
Berbeda dengan dealer, spekulan dan arbitrator bertindak atas kehendak sendiri dan tidak memiliki kewajiban untuk melayani klien atau menjamin kelangsungan pasar. Apabila dealer memperoleh keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing, serta secara insidentil dari perubahan harga umum, maka spekulan mengharapkan keuntungan semata-mata dari perubahan tingkat harga umum. Sementara itu, arbitrator meraih keuntungan dengan memanfaatkan adanya perbedaan harga di berbagai pasar.

4. Bank Sentral
Bank sentral memanfaatkan pasar valuta asing untuk mendapatkan atau membelanjakan cadangan valuta asingnya agar dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar mata uang domestik. Dengan demikian, motivasi bank sentral untuk bermain di pasar valuta asing bukan untuk meraih keuntungan, tetapi menjaga stabilitas nilai tukar mata uang domestik sehingga memberi dampak positif bagi perekonomian nasional. Perilaku bank sentral dengan demikian akan sangat ditentukan oleh kebijakan perekonomian makro nasional.

5. Pialang valuta asing
Pialang valuta asing berfungsi sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan terhadap mata uang tertentu. Pialang valuta asing bertindak atas nama klien. Atas jasanya, mereka memperoleh komisi sebagai kontra prestasi. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, perusahaan pialang memiliki akses langsung dengan dealer dan bank di seluruh dunia. 

Jenis-jenis Transaksi Valas
Menurut Sri Handaru (2002:84), jenis-jenis transaksi valuta asing dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Transaksi spot (tunai)
Transaksi spot dilakukan berdasarkan nilai tukar saat transaksi terjadi. Transaksi spot antara bank dan klien (di pasar eceran) dapat diselesaikan saat itu juga. Sementara itu, transaksi spot antar bank umumnya terjadi umumnya terselesaikan dua hari kerja setelah kesepakatan.

2. Transaksi forward (tunggak)
Transaksi forward dilakukan dengan menentukan kapan pembayaran dan penyerahan valuta asing dilakukan di masa yang akan datang. Nilai tukar mata uang ditentukan pada saat kontrak disepakati. Transaksi forward menggunakan nilai tukar forward yang umumnya memiliki rentang waktu 1, 2, 3, 6, dan 12 bulan. Rentang waktu tersebut menunjukkan kapan transaksi forward harus diselesaikan.

3. Transaksi swap (barter)
Transaksi swap adalah pembelian dan penjualan mata uang asing secara bersamaan. Transaksi swap banyak terjadi di pasar antar bank, dimana penyelesaian transaksi beli dan jual dilakukan pada tanggal yang berbeda. Tanggal penyelesian transaksi disebut value date. Baik pembelian maupun penjualan dilakukan di bank yang sama. Tipe transaksi yang umum dilakukan adalah membeli mata uang asing di pasar spot dan pada waktu yang sama menjualnya di pasar forward.

Valuta yang diperdagangkan dalam transaksi valas juga dibedakan atas dua golongan yaitu hard currencies dan soft currencies. Penggolongan ini biasanya didasarkan atas volume perdagangan suatu negara baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Hard currencies merupakan jenis mata uang yang sering diperdagangkan, seperti dollar Amerika, yen Jepang, atau Deutch Mark Jerman. Sedangkan soft currencies merupakan jenis mata uang yang jarang diperdagangkan seperti Ringgit Malaysia, Rupiah Indonesia dan mata uang dari negara-negara berkembang lainnya.

Pengertian Kurs 
Definisi kurs valas menurut Sadono Sukirno (2002:23), adalah :
“Harga dari satu mata uang dalam ukuran mata uang lainnya, yang menunjukkan jumlah satuan valuta asing yang dipersiapkan oleh pembeli dan penjual untuk pertukaran dengan mata uang domestik atau valuta asing lainnya”.

Sedangkan menurut Sawaldjo Puspopranoto (2004:212), yang dimaksud dengan nilai kurs adalah : “Harga di mana mata uang suatu negara dipertukarkan dengan mata uang negara lain disebut dengan nilai tukar (kurs)”.

Dari kedua definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan nilai kurs rupiah adalah harga mata uang rupiah terhadap satu mata uang lainnya.

Apabila kita membahas tentang kurs, maka paling sedikit ada dua jenis mata uang yang diperbandingkan. Dalam hal ini penulis membandingkan nilai rupiah terhadap nilai dollar AS.

Besar kecilnya kurs tergantung dari kuatnya permintaan dan penawaran. Semakin tinggi permintaan terhadap mata uang asing (dalam hal ini permintaan terhadap dollar Amerika), maka kurs rupiah akan semakin meningkat yang berarti nilai rupiah semakin menurun. Sebaliknya semakin berkurangnya permintaan terhadap dollar Amerika, maka kurs rupiah semakin menurun, yang berarti nilai rupiah mengalami kenaikan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs
Menurut Sadono Sukirno (2002:362), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar, yaitu :

1. Perubahan dalam citarasa masyarakat
Perubahan ini akan mempengaruhi permintaan. Apabila penduduk suatu negara semakin lebih menyukai barang-barang dari satu negara lain, maka permintaan ke atas mata uang negara lain tersebut bertambah. Maka perubahan seperti itu mempunyai kecenderungan untuk menaikkan nilai mata uang negara lain tersebut.

2. Perubahan harga dari barang-barang ekspor
Apabila harga barang-barang ekspor mengalami perubahan maka perubahan ini akan mempengaruhi permintaan ke atas barang ekspor itu. Perubahan ini selanjutnya akan mempengaruhi kurs valuta asing. Kenaikan harga barang-barang ekspor akan mengurangi permintaan ke atas barang tersebut di luar negeri. Maka kenaikan tersebut akan mengurangi penawaran mata uang asing. Kekurangan penawaran ini akan menjatuhkan nilai uang dari negara yang mengalami kenaikan dalam harga-harga barang ekspornya. 

3. Kenaikan harga-harga umum (Inflasi)
Berlakunya keadaan demikian di suatu negara dapat menurunkan nilai mata uangnya. Di satu pihak kenaikan harga-harga itu akan menyebabkan penduduk negara itu semakin banyak mengimpor dari negara lain. Oleh karenanya permintaan ke atas valuta asing bertambah. Di lain pihak ekspor negara itu bertambah mahal dan ini akan mengurangi permintaanya dan selanjutnya akan menurunkan penawaran valuta asing.

4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi
Disamping dipengaruhi oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran ke atas barang-barang yang diperdagangkan di antara berbagai negara, kurs valuta asing dipengaruhi pula oleh aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat mempengaruhi jumlah serta arah aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat pendapatan investasi yang lebih menarik akan mendorong pemasukan modal ke negara tersebut. Penawaran valuta asing yang bertambah ini akan meninggikan nilai mata uang negara yang menerima modal tersebut.

5. Perkembangan Ekonomi
Bentuk dari pengaruh perkembangan ekonomi pada kurs valuta asing tergantung kepada corak dari perkembangan ekonomi itu. Apabila ia terutama disebabkan oleh perkembangan sektor ekspor, penawaran ke atas mata uang asing tersebut terus menerus bertambah. Dalam keadaan seperti ini perkembangan ekonomi akan meninggikan nilai mata uang. Tetapi apabila sumber perkembangan itu adalah dari perluasan kegiatan ekonomi di luar sektor ekspor, perkembangan itu berkecenderungan akan menurunkan nilai mata uang asing. Akibat yang demikian akan timbul karena pendapatan yang bertambah akan menaikan impor. Kenaikan impor ini akan menaikkan permintaan ke atas valuta asing.

Pengertian Brand Image Menurut Ahli

Pengertian Brand Image 
Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkatan kekuatan. Keterkaitan dalam suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang di ingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image didalam benak konsumen. Secara sederhana pengertian brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa dengan menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image atau hal yang disebut dengan kepribadian merek {brand personality)

Acuan Asosiasi Merek
Menurut (Durianto,2004,p70) Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan berbagai hal berikut :

1. Atribut produk
Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.

2. Intangibles atributes (Atribut tak berwujud)
Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang obyektif.

3. Customer benefft(Manfaat bagi pelanggan)
Karena sebagian besar atribut produk memberikan manfaat bagi pelanggan, maka biasanya terdapat hubungan antar keduannya.

4. Relative price (Harga relatif)
Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.

5. Application (Penggunaan)
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.

6. UserIcustomer (Pengguna)
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.

7. Celebrity /person (Orang terkenal/khalayak)
Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.

8. Ufe stylejpersonality (Gaya hidup/kepribadian)
Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

9. Productc/ass (Kelas produk)
Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya.

10. Competitors (Para pesaing)
Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai dan bahkan mengunggulu pesaing.

11. Country/geographic area (Negara/wilayah geografis)
Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan yang erat dengan produk, bahan dan kemampuan.

Membangun Citra Merek
Banyak perusahaan yang belum menyadari bahwa membangun brand image dengan komunikasi pemasaran tidak sebatas lewat iklan dan promosi saja. Ada banyak kegiatan lain yang juga berdampak besar. Contohnya adalah: (http://detiker.com/sales· marketing/brand·building/membangun-brand-image.html)
  1. Disain kemasan, termasuk isi tulisan atau pesan yang disampaikan.
  2. Event, Promosi di toko, promosi di tempat umum, dan kegiatan lainnya.
  3. Iklan tidak Jangsung yaitu yang bersifat public relations. 
  4. Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu kegiatan-kegiatan sosial untuk komunitas. yang dilakukan oleh perusahaan.
  5. Customer Services, bagaimana perusahaan menangani keluhan, masukan dari konsumen setelah terjadi transaksi.
  6. Bagaimana karyawan yang bekerja di Jini depan atau front liners (apakah itu bagian penjualan, kasir,resepsionis, dll) bersikap dalam menghadapi pelanggan.

Pengertian Dan Tujuan Promosi Menurut Ahli

Pengertian Dan Tujuan Promosi 
Pengertian Promosi
Menurut beberapa ahli promosi bisa disebut juga sebagai usaha untuk memperkenalkan barang ke tengah pasaran, dimana barang setelah selesai diproduksi dan dikemas di perusahaan manufaktur ( produsen ) dipromosikan melalui beberapa media untuk mencapai hasil penjualan yang maksimal.

Dalam menjalankan promosinya , perusahaan dapat menggunakan sarana atau media promosi seperti iklan, promosi penjualan , penjualan pribadi , penjualan langsung dan Humas. Promosi merupakan fungsi informasi atau pemberitahuan, pembujukan pengambilan keputusan pembelian konsumen. Dalam promosi tersaji pesan ditunjukkan untuk membantu penjualan barang dan jasa. Dibawah ini pengertian promosi menurut Henry Simamora ( 2000 : 754 ) “Promosi adalah pengkomunikasian informasi antara penjual dan pembeli potensial atau pihak-pihak lainnya dalam saluran distribusi guna mempengaruhi sikap dan pelakunya “ . selain promosi suatu informasi produk yang beraneka ragam bentuknya yang mempunyai tujuan untuk menyampaikan produk yang diproduksi suatu perusahaan dengan tujuan membujuk konsumen agar membelinya. Adapun kegiatan  kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah periklanan , personnal selling , promosi penjualan , dan publisitas.

Tujuan Promosi
Tujuan utama dari promosi untuk menginformasikan , mempengaruhi dan membujuk serta meningkatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.

Menurut Djaslim Saladin dan Terism Oesman ( 2001 : 129 ) Tujuan promosi adalah :
1. Menginformasikan ( Informing ) adalah pemberitahuan tentang keberadaan suatu produk.
  • Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru.
  • Memperkenalkan cara pemakaian dari suatu produk baru.
  • Menjelaskan cara kerja suatu produk.
  • Menyampaikan perubahan harga pasar
2. Membujuk pelanggan sasaran ( Persuading ) adalah upaya dalam meningkatkan prefensi produk.
  • Membentuk periklanan merk.
  • Mengalihkan perhatian merk tertentu.
  • Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
3. Mengingatkan ( Reminding ) adalah iklan yasng dilakukan secara berulang – ulang untuk mengingatkan konsumen agar mengkonsumsi produk tersebut.
  • Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.
  • Mengingatkan pembeli tetap ingat walau tidak ada kampanye iklan.
  • Agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Elemen-Elemen Bauran Promosi
Dalam setiap peusahaan yang peranannya sebagai komunikator dan promotor secara umum bentuk – bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk - bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas - tugas khususnya. Tugas khusus tersebut juga sering disebut sebagai bauran promosi , menurut A.B Susanto ( 2000 : 774 ) adalah sebagai berikut : 

1. Periklanan ( Advertising )
Semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.

2. Pemasaran Langsung ( Direct Marketing)
Penggunaan surat , telepon dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dan mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

3. Promosi Penjualan ( Sales Promotion )
Intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk / jasa.

4. Hubungan masyarakat dengan Publisitas ( Public Relation and Publicity)

5. Penjualan Tatap Muka ( Personal Selling )
Interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.

6. Internet Marketing ( Pemasaran Melalui Internet )
“ The Application of the Internet and Related Digital Technologies to Achieve Marketing Objectives. ( Dave Chaffey , “ Internet Marketing “ , 2001 : 6)

Salah satu bauran promosi yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai advertising / iklan.

Pengertian Perum Pegadaian Menurut Beberapa Ahli

Pengertian Perum Pegadaian
Perusahaan Umum Pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar Hukum Gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150. Tugas pokoknya adalah memberikan pinjaman kepada masyarakat atas dasar Hukum Gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat. Masyarakat yang sedang memerlukan pinjaman ataupun mengalami kesulitan keuangan cenderung dimanfaatkan oleh lembaga keuangan seperti lintah darat dan pengijon untuk mendapatkan sewa dana atau bunga dengan tingkat yang sangat tinggi (Triandaru dan Budisantoso, 2006: 212).

Produk dan Jasa Perum Pegadaian
Produk dan Jasa yang ditawarkan Perum Pegadaian yang cukup dikenal masyarakat yaitu;
1) Pemberian Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai
Pemberian Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai berarti mensyaratkan pemberian pinjaman atas dasar penyerahan barang bergerak oleh penerima pinjaman. Konsekuensi pertamanya adalah jumlah atau nilai pinjaman yang diberikan kepada masing-masing peminjam sangat dipengaruhi oleh nilai barang bergerak yang akan digadaikan.

2) Penaksiran Nilai Barang
Jasa ini dapat diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini mempunyai peralatan penaksiran serta petugas-petugas yang sudah berpengalaman dan terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan. Barang yang ditaksir pada dasarnya meliputi semua barang bergerak yang biasa digadaikan, terutama emas, berlian dan intan. Atas jasa penaksir yang diberikan, Perum Pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran. 

3) Penitipan Barang
Perum Pegadain juga dapat menyelenggarakan jasa karena perusahaan ini mempunyai tempat penyimpanan barang yang memadai. Gudang dan tempat penyimpanan barang bergerak lainnya milik pegadaian terutama digunakan untuk menyimpan barang-barang yang digadaikan masyarakat. Atas jasa penitipan yang diberikan, Perum Pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penitipan (Triandaru dan Budisantoso, 2006: 215-218).

Kantor Perum Pegadaian juga menawarkan jasa lain disamping ketiga jasa tersebut, seperti:
a) Koin Emas ONH (Ongkos Naik Haji)
Koin Emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan untuk tujuan persiapan dan pergi haji bagi pembelinya.

b) Krasida
Krasida adalah Kredit Angsuran Sistem Gadai. Krasida merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil atas dasar gadai yang pengembaliannya dilakukan dengan cara angsuran.

c) Kresna
Kresna atau Kredit Serba Guna, merupakan pemberiaan pinjaman kepada pegawai/karyawan dalam rangka kegiataan produktif/konsumtif dengan pengembalian secara angsuran. 

d) Galeri 24
Galeri 24 sebenarnya adalah toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan emas dengan Sertifikat Jaminan sesuai karatase emas.

Beberapa Hal yang Berhubungan dengan Perum Pegadaian
1. Agunan/Jaminan
Hampir semua barang bergerak pada dasarnya dapat digadaikan, barangbarang yang dapat digadaikan antara lain:
  • Barang perhiasan, yaitu perhiasaan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara dan batu mulia
  • Kendaraan, seperti mobil, sepeda motor, sepeda dan lain-lain
  • Barang elektronik, seperti kamera, radio, tape recorder, video player, televisi, handphone, komputer dan lain-lain
  • Barang rumah tangga, seperti perlengkapan dapur, perlengkapan makan dan lain-lain
  • Mesin-mesin, seperti mesin jahit, mesin ketik dan lain-lain.
  • Tekstil, seperti kain batik, permadani, jaket, baju dan lain-lain.
  • Barang lain yang dianggap berharga oleh Perum Pegadaian.
Mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber daya manusia di Perum Pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh Perum Pegadaian, serta memperhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-barang tertentu yang tidak dapat digadaikan (Triandaru dan Budisantoso, 2006: 218). Barang-barang yang dimaksudkan tersebut meliputi:
  1. Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan memerlukan cara pemeliharaan khusus
  2. Hasil bumi, karena mudah busuk dan rusak
  3. Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat penyimpanan yang sangat besar yang tidak dimiliki oleh Perum Pegadain
  4. Barang yang cepat rusak, busuk atau susut
  5. Barang yang amat kotor
  6. Kendaraan yang besar
  7. Barang-barang seni yang sulit ditaksir
  8. Barang-barang yang mudah terbakar
  9. Senjata api, amunisi, dan mesiu
  10. Barang yang disewabelikan
  11. Barang milik pemerintah
  12. Barang ilegal.
2. Unsur-Unsur Gadai
Pembahasan tentang Unsur-Unsur Gadai meliputi:
  1. Pemegang Gadai (Kreditur) yaitu Perum Pegadaian dan pemberi gadai (debitur) yaitu nasabah.
  2. Obyek Gadai, yaitu barang-barang bergerak yang harus dikuasai kreditur sebagai jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku menurut Aturan Dasar Pegadaian (ADP), kebijaksanaan Menteri Keuangan dan direksi.
3) Hak Perum Pegadaian
  • Berhak menguasai barang bergerak milik nasabah yang dijadikan agunan/jaminan sampai nasabah melunasi pinjaman dan sewa modal atau biaya lainnya.
  • Menerima pelunasaan dan biaya-biaya lain yang timbul karena secara didahulukan dari barang yang digadaikan.
  • Melelang barang jaminan apabila debitur tidak melunasi atau membayar sewa modal sampai tanggal jatuh tempo.
4) Kewajiban Perum Pegadaian
  • Memelihara barang jaminan selama dalam kekuasaanya.
  • Tidak memakai barang dan memanfaatkan barang jaminan untuk kepentingan sendiri.
  • Menyerahkan kembali barang jaminan jika nasabah telat melunasi hutangnya.
  • Menyerahkan uang kelebihan kepada nasabah (jika ada uang sisa penjualan lelang).
  • Memberikan ganti rugi kepada nasabah jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang jaminan sebesar 125 % dari harga taksiran.
5) Hak Nasabah
  1. Menerima Surak Bukti Kredit (SBK).
  2. Menerima uang pinjaman sesuai ketentuan tanpa dipungut biaya apapun langsung pada saat penyerahaan barang jaminan.
  3. Menerima kembali barang jaminan pada saat pelunasaan hutang. 
  4. Menerima uang kelebihan dari lelang (jika ada).
  5. Menuntut ganti rugi jika barang jaminan rusak atau hilang.
  6. Memperpanjang jangka waktu kredit jika dikehendaki.
6) Kewajiban Nasabah
  • Menyerahkan SBK pada saat pelunasan pinjaman.
  • Membayar sewa modal.
  • Mematuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Perum Pegadaian.
3. Tata Cara Kredit Pegadaian
1) Prosedur Memperoleh Kredit
  • Calon nasabah datang ke loket penaksir dan menyerahkan barang yang akan dijadikan jaminan.
  • Barang di taksir harganya dan ditetapkan besarnya uang pinjaman.
  • Pencairan uang pinjaman.
2) Pelunasan Uang Pinjaman
  • Setiap saat uang pinjaman dapat dilunasi tanpa harus menunggu jatuhnya tempo.
  • Nasabah datang ke loket kasir dengan membawa SBK (Surat Bukti Kredit) dan membayar jumlah pinjaman ditambah sewa modal.
  • Pengambilan barang yang digadaikan.
3) Perpanjangan Kredit
Apabila kredit belum dapat dikembalikan pada waktunya dapat

diperpanjang dengan cara:
  1. Dicicil
  2. Digadai ulang Kedua cara tersebut akan dengan sendirinya memperpanjang jangka waktu pengambilan kredit.
  3. Besarnya Persentase Uang Pinjaman Terhadap Nilai Taksiran Uang Pinjaman (UP) merupakan suatu ketentuan dalam persentase sebagai pedoman dalam penentuan maksimal uang pinjaman terhadap taksiran, yang memperhatikan hitungan maksimal sewa modal sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Pelelangan
Penjualan barang yang akan digadaikan melalui pelelangan akan dilakukan oleh Perum Pegadaian pada saat yang telah ditentukan dimuka apabila hal-hal berikut ini terjadi:
  1. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan.
  2. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tampo, nasabah tidak memperpanjang batas waktu pinjaman karena berbagai alasan. 
Hasil pelelangan barang yang digadaikan untuk melunasi seluruh kewajiban nasabah kepada Perum Pegadaian yang terdiri dari:
  • Pokok pinjaman
  • Sewa modal atau bunga
  • Biaya lelang.
Apabila barang yang digadaikan tidak laku dileleng atau terjual dengan harga lebih rendah dari nilai taksiran yang telah dilakukan pada awal pemberian pinjaman kepada nasabah yang bersangkutan, maka barang yang tidak laku dilelang tersebut dibeli oleh negara dan kerugian yang timbul ditanggung oleh Perum Pegadaian (Triandaru dan Budisantoso, 2006: 222).

6. Manfaat Pegadaian
Pegadaian memiliki beberapa manfaat dan dikelompokan menjadi dua yaitu manfaat bagi nasabah dan Perum Pegadaian, antara lain:

1) Bagi nasabah
Bagi nasabah manfaat yang diperoleh antara lain:
  • Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah berpengalaman dan dapat dipercaya.
  • Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.
2) Bagi Perum Pegadaian
Bagi Perum Pegadaian manfaat yang diharapkan sesuai jasa yang diberikan kepada nasabahnya antara lain:
  • Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana.
  • Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
  • Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana (Triandaru dan Budisantoso, 2006: 222).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh Perum Pegadaian digunakan untuk:
  • Dana Pembangunan Semesta (55%)
  • Cadangan Umum (20%)
  • Cadangan Tujuan (5%)
  • Dana Sosial (20%).

Pengertian Dan Jenis-Jenis Laba Menurut Ahli

Pengertian Dan Jenis-Jenis Laba 
Laba (earning/profit) merupakan suatu kata yang sangat populer di kalangan dunia bisnis, sebagai salah satu ukuran yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan. Jika ditelusuri lebih jauh, sebenarnya terdapat beberapa istiiah laba. Konsep laba yang paling dasar adalah laba ekonomi (economic earnings), yang dijelaskang dalam White, Sondhi, dan Fried (1998:37) sebagai berikut:

In a world of certainty (this would include perfect financial markets), the interrelationship among income, cash flow, and assets is captured by the concept of economic earnings, defined as net cash flow plus the change in market value of the firm's net assets. The market value of the firm's assets in this ceriain world is equal to the present value of their future cash flows discounted at the (risk-free) rater.

Konsep yang sama dijelaskan oleh Scott (2000:13) sebagai accounting under ideal conditions, dan laba ekonomi dicari dengan menggunakan percent value model under certainly.

Tetapi pada kenyataannya, laba ekonorni ini tidak dapat diketahui atau sangat sulit diketahui sebab kita hidup di dunia yang penuh ketidakpastian dan berubah. Sehingga laba yang dilaporkan sebenarnya adalah hanya merupakan proxy dari laba ekonomi, hal ini sesuai dengan White, Sondhi, dan Fried (1998:38) sebagai: “In ti1is world of uncertainty, income (however measured) is at best, only a proxy for economic income”.

Sehingga lebih lanjut, para ekonom, akademisi, analis, dan sebagainya, mencoba membuat berbagai definisi mengenai laba untuk dapat menjadi proxy dari laba ekonomi. Sehingga sesuai White, Sondhi, dan Fried (1998:39) dikenai istilah-istilah laba sebagai berikut:
  1. Distributable earnings are defined as the amount of earnings that can be paid out as dividends without changing the value of the firm. This concept is derived from the Hicksian definition of income: The amount that a person can consume during a period of time and be as well off at the end off at the end of that time as at the beginning.
  2. Sustainable income, refers to the level of income that can be maintained in the future given the firm's stock of capital investment (e. g. fixed assets and inventory)
  3. Permanent earnings is used be analysts for valuation purposes. It is the amount that can be normally earned given the firm’s assets and equals the market value of those assets times the firm's required rate of return. Similar to economic earnings, it is the base to which a multiple applied to arrive at a "fair price". Normalized earnings and eanings power are similar concepts.
  4. Accounting income is measured using the accrual concept and provides information about the ability of the enterprise to generate future cash flows. It is not, a priori, equivalent to any of the definitions discussed earlier
White, Sondhi, dan Fried (1996:40) menyebutkan persamaan dan perbedaan laba ekonomi dengan laba akuntansi (accounting income) sebagai berikut:
"Accounting and economic income both define income as the sum of cash flows and changes in net assets. However, in financial reporting, the determination of" :
  1. Which cash flows are included in income and when
  2. Which changes in assets values are included in income 
  3. How and when the selected changes in asset values are measured.
Is based on accounting rules and principles that make up generally accepted accounting principles (GAAP). With a few exceptions, the accounting process only recognized value changes arising from actual transactions.

Accounting income represents a selective recognition of both current period actual cash flows and changes in assets values,.. .. The selected period "best' indicates the firm's present and continuing ability to generate future cash flows.

Konsep akrual (accrual) diyakini merupakan ukuran yang lebih baik dibandingkan dengan pengukuran dengan konsep arus kas murni, sebab mempunyai persistensi (persistence) Iebih baik dan terdapat earning power (kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba dan meningkatkan nilai bersih perusahaan) sehingga laba dapat menjadi predictor laba masa depan (mempunyai predictive value).

Pelaporan keuangan menghadapi dua pilihan sulit (trade-off), antara relevan (relevance) dan reliability. Akuntansi dengan menggunakan nilai historis dapat reliable sebab nilai yang muncul dapat dipertanggungjawabkan, tetapi besar kemungkinan tidak relevan.

Laporan Laba Rugi menghasilkan suatu nilai laba (earnings). Perlu diingat bahwa nilai laba secara benar (true economic value) tidak pernah ada, sebab kompleksitas perubahan dalam lingkungan ekonomi, sehingga sulit sekali bahkan hampir tidak mungkin untuk mencerminkan seluruh operasi suatu entitas dalam sebuah periode (tahun, bulan, dan sebagainya) ke dalam sebuah nilai laba.

Untuk mengukur prestasi perusahaan atau tingkat kemampuan, maka analisa memperoleh laba merupakan salah satu alat yang digunakan oleh para manajer, pada prinsipnya bahwa setiap perusahaan menginginkan suatu potensi yang baik sehingga memberikan pendapatan sampai sejauh mana hasil yang diperoleh dan bunga dengan harta. Analisa risiko dalam memperoleh laba juga akan keuntungan dapat dilihat setelah membandingkan pendapatan bersih setelah pajak dan bunga dengan harta. Laba suatu rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan sejumlah modal tertentu, selain itu rasio tersebut dapat memberikan gambaran tentang kontrol perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan.

Pengertian Dan Jenis-Jenis Anggaran Menurut Ahli

Pengertian Dan Jenis-Jenis Anggaran 
Penyusunan anggaran berurusan dengan masa depan. Tujuan penyusunan anggaran bagi perusahaan adalah memprediksi tingkat aktivitas operasi dan keuangan perusahaan di masa mendatang.

Menurut Hongren, 2000 dalam Catur Sasongko, 2010, anggaran adalah :
”Budget is the quantitative expression of a proposed plan of action by management for a future time period is an aid to the coordination and implementation of the plan”.

Berdasarkan definisi anggaran tersebut, kita dapat menyimpulkan beberapa hal terkait dengan anggaran :
  1. Anggaran adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif. Informasi yang dapat diperoleh dari anggaran diantarannya jumlah produk dan harga jualnya untuk tahun depan.
  2. Anggaran membantu manajemen dalam melakukan koordinasi dan penerapannya dalam upaya memperoleh tujuan yang tertuang di dalam anggaran. Anggaran memberikan gambaran kepada manajemen tentang sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan dalam anggaran. Kemudian, anggaran juga menjelaskan koordinasi antarbagian dalam perusahaan sehingga tujuan bersama perusahaan dapat tercapai (Catur Sasongko, 2010).
Data dan informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menyusun anggarannya dapat diperoleh dari kegiatan dan kejadian yang terjadi di perusahaan di masa lalu, masa sekarang, dan harapan-harapan yang ingin dicapai di masa mendatan. Dari sumber perolehan informasi untuk menyusun anggaran, perusahaan dapat memperoleh data dan informasi dari sumber-sumber internal perusahaan (misalnya laporan keuangan perusahaan dan laporan tahunan) atau dari sumber eksternal perusahaan seperti laporan penjualan industri, pertumbuhan ekonomi negara, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain.

Anggaran (budget) dapat didefinisikan dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit, anggaran dimaksudkan sebagai rencana kerja keuangan. Sedangkan dalam arti luas, anggaran merupakan suatu proses yang terus menerus, yang dimulai dari tahap penyusunan anggaran sampai pada tahap pengesahan pertanggung jawaban penggunaan anggaran oleh yang berwewenang.

Anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif, umumnya dalam bentuk satuan uang, untuk jangka waktu tertentu. Periode anggaran umumnya satu tahun, atau dikenal dengan nama Anggaran Tahunan (Annual Budget). Anggaran memuat tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu perusahaan, yang penyusunannya biasanya berdasarkan setiap pusat pertanggungjawaban yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan.

Penyusunan anggaran dilakukan, baik oleh organisasi yang berorientasi mencari keuntungan maupun oleh organisasi yang orientasinya tidak semata-mata mencari keuntungan. Bagi organisasi yang ”profit oriented” anggaran tahunan umumnya dimaksudkan sebagai perencanaan laba (profit plan).

Kegunaan anggaran atau manfaat anggaran adalah sebagai berikut :
  1. Sebagai alat bantu untuk membuat dan mengkoordinasikan perencanaan jangka pendek (short-range plans).
  2. Sebagai alat komunikasi antara rencana yang disusun dengan para manajer pusat pertanggungjawaban.
  3. Sebagai alat untuk memotivasi para manajer dalam mancapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
  4. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
  5. Sebagai pedoman untuk mengevaluasi prestasi para manajer dan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
  6. Sebagai piranti pendidikan bagi para manajer. (Abdul Halim, 1999)
Budget merupakan rencana kegiatan yang terinci, ditetapkan sebagai suatu pedoman pelaksanaan kegiatan dan sebagai suatu dasar terhadap prestasi kerja manajer.

Selain mencakup ramalan atau perencanaan mengenai pendapatan dan pengeluaran, penerimaan dan biaya, untuk mempermudah proses perencanaan itu sendiri maka semua kegiatan operasi dari perusahaan yang menyusun anggaran, harus dikonversikan dalam bentuk kesatuan nilai uang. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat diukur dengan alat kesatuan yang sama.

Akibat perencanaan ini, biasanya pengeluaran akan dibatasi sampai batas jumlah yang diperkenankan sebagaimana yang telah ditentukan terlebih dahulu. Tipe tindakan ini memanfaatkan anggaran sebagai alat pengendalian. Di lain waktu, orang akan menggunakan taksiran pengeluaran dan penghasilan untuk meramalkan kondisi keuangannya yang akan terjadi beberapa waktu tertentu dimasa yang akan datang. Anggaran terlibat disini hanya ada di benak orang saja, tetapi meskipun demikian dapat dikatakan anggaran karena sudah mencakup rencana mengenai bagaimana memperoleh dan menggunakan sumber daya alam selama beberapa periode waktu tertentu.

Dengan memperhatikan pembuatan rencana laba taktis dalam jangka pendek secara formal, kita seharusnya membuat sebuah anggaran biaya yang terpisah untuk setiap pusat tanggung jawab. Ketika telah membahas pembuatan anggaran bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Untuk itu membuat rencana produksi yang sejalan dengan rencana laba jangka pendek, deretan anggaran memiliki jenis sebagai berikut :
  1. Anggaran biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung; dibuat segera sesudah anggaran produksi diselesaikan dan disetujui.
  2. Anggaran biaya overhead manufaktur atau pabrik; dibuat segera sesudah anggaran produksi di uji coba dan disetujui, setelah disesuaikan dengan keluaran yang diharapkan (ditentukan) untuk setiap departemen produksi dan jasa dalam perusahaan.
  3. Anggaran biaya distribusi; dibuat bersamaan dengan rencana penjualan karena keduanya saling tergantung atau mempengaruhi.
  4. Anggaran biaya administrasi; dibuat segera setelah rencana penjualan disetujui dan (mungkin) anggaran produksi telah disesuaikan dengan aktivitas yang direncanakan untuk setiap departemen administrasi terlibat.
Anggaran biaya yang terperinci untuk setiap pusat tanggung jawab seharusnya dimasukkan dalam rencana laba jangka pendek untuk sejumlah alasan, yang secara prinsip adalah :
  1. Agar berbagai pendapatan yang direncanakan dan biaya-biaya yang berkaitan dapat disatukan dalam sebuah laporan laba rugi.
  2. Agar arus kas keluar yang diperlukan untuk biaya-biaya dan pengeluaran-pengeluaran dapat direncanakan dengan realistis.
  3. Agar suatu tujuan awal dapat diberikan untuk setiap pusat tanggung jawab.
  4. Agar sebuah standar untuk setiap biaya dapat diberikan dan digunakan selama periode yang tercakup dalam rencana kepada setiap pusat tanggung jawab untuk dibandingkan dengan biaya aktual yang terdapat pada laporan kinerja (Purwatiningsih dan Maudy W., 2000).
Tujuan utama penyusunan anggaran adalah menyediakan informasi kepada pihak manajemen perusahaan untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan.

Berikut ini adalah tujuan-tujuan yang terkait dengan penyusunan anggaran:
  1. Perencanaan. Anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan kebijakan perusahaan. Sebagai contoh, anggaran penjualan memperlihatkan pada manajemen adanya kenaikan target penjualan pada Cabang A dan penurunan pada Cabang B. Berdasarkan manajemen informasi tersebut, manajemen segera mengambil langkah-langkah perencanaan dengan mengalihkan tenaga penjualan ke Cabang A atau meningkatkan kegiatan promosi pada Cabang B untuk meningkatkan penjualan Cabang B.
  2. Koordinasi. Anggaran dapat mempermudah koordinasi antarbagian-bagian di dalam perusahaan. Sebagai contoh setelah anggaran penjualan selesai dibuat, Departemen Pemasaran dapat segera berkoordinasi dengan Departemen Sumber Daya Manusia untuk menentukan kecukupan jumlah staf di Departemen Pemasaran agar mampu memenuhi target penjualan. Selanjutnya, Departemen Pemasaran juga berkoordinasi dengan Departemen Keuangan tentang anggaran pemasaran.
  3. Motivasi. Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-target tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan. Sebagai contoh, jika anggaran penjualan memperlihatkan angka penjualan tertentu yang harus dicapai maka tenaga penjual yang ada diperusahaan dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang banyaknya barang jadi yang harus dijual.
  4. Pengendalian. Keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan di dalam perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan menetapkan anggaran biaya pemakaian telepon untuk setiap departemen, maka setiap awal bulan berikutnya, diadakan perbandingan antara biaya telepon yang aktual dikeluarkan oleh setiap departemen dengan target biaya yang telah ditentukan sebelumnya. Jika biaya pemakaian aktual berbeda dengan yang telah dianggarkan, maka harus dicari faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut dan dilakukan tindakan perbaikan agar pemakaian biaya telepon di bulan-bulan berikutnya sesuai dengan yang dianggarkan (Catur Sasongko, 2010).
Peranan Sistem Anggaran
Pada perusahaan yang modern dengan tingkat pekerjaan yang kompleks, pembagian tugas menurut Departementalisasi akan membantu terlaksananya fungsi pengawasan dan pengendalian manajemen. Pembagian pekerjaan menurut departementalisasi pada umumnya dijumpai dalam perusahaan, departemen keuangan dan departemen penelitian. Setiap departemen tersebut dibagi lagi ke dalam seksi-seksi menurut luas operasi dan jumlah tenaga skill yang tersedia.

Kegunaan atau manfaat anggaran adalah sebagai berikut :
  1. Sebagai alat bantu untuk membuat dan mengkooedinasikan perencanaan jangka pendek (Short-range plans).
  2. Sebagai alat komunikasi antara rencana yang disusun dengan para manajer pusat pertanggungjawaban.
  3. Sebagai alat untuk memotivasi para manajer dalam mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
  4. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
  5. Sebagai pedoman untuk mengevaluasi prestasi para manajer dan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
  6. Sebagai piranti pendidikan bagi para manajer.
Pertumbuhan yang cepat serta kompleksitas dan beraneka ragamnya operasi perusahaan, menyebabkan tugas manajer semakin sulit untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaannya.

Organisasi perusahaan adalah suatu sistem mengenai hubungan timbal balik antara satu Departemen dengan departemen lainnya untuk mencapai tujuan bersama.

Keterbatasan-keterbatasan sumber yang tersedia dalam perusahaan juga merupakan batasan bagi setiap manajer, sehingga perlu ada kerangka pengaturan atau pengalokasian sumber-sumber secara efisien dan efektif. Pada dasarnya manajemen adalah suatu proses dimana resources diorganisasikan dan diintegrasikan ke dalam sistem yang bersifat menyeluruh untuk mencapai tujuan perusahaan.

Perlu pula diketahui bahwa setiap departemen, ada yang sejajar adapun yang berlawanan, misalnya departemen produksi menghendaki untuk memproduksi dalam jumlah besar, atau sebaliknya yang terjadi untuk mengatasi kepentingan-kepentingan diantara masing-masing departemen, seksi dan sub seksi harus dikoordinasikan ke dalam suatu sistem, supaya operasi setiap manajer dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Kebijaksanaan Penyusunan Anggaran
Keberhasilan setiap anggaran akan ditentukan sebahagian besar oleh cara penyusunan anggaran itu sendiri. Umumnya program anggaran yang lebih berhasil adalah yang memperkenalkan manajer bertanggung jawab mengendalikan biaya, menyusun taksiran anggarannya sendiri. Pendekatan penyusunan data anggaran ini sangat penting terutama jika anggaran digunakan untuk mengendalikan aktivitas seorang manajer setelah data anggaran disusun. Apabila data dari atas dipaksakan pada seorang manajer, maka kemungkinan akan mengakibatkan kekecewaan dan keresahan daripada kerja sama dan peningkatan produktifitas.

Selain dipengaruhi oleh bentuk dan sifat perusahaan, penyusunan anggaran tidak jarang dipengaruhi oleh bentuk dan sifat perusahaan penyusun anggaran tidak jarang dipengaruhi juga oleh perilaku organisasi dan anggota-anggotannya, sehingga anggaran yang berhasil disusun bisa saja sengaja untuk terlalu tinggi atau terlalu rendah dan taksiran terbaik mengenai apa yang akan terjadi.

Penyusunan anggaran dilakukan, baik oleh organisasi yang berorientasi mencari keuntungan maupun organisasi yang orientasinya tidak semata-mata mencari keuntungan. Bagi perusahaan yang profit oriented anggaran tahunan umumnya dimaksudkan sebagai perencanaan laba (profit plan).

Kebijaksanaan yang diharapkan oleh suatu perusahaan dalam menyusun anggaran biasanya disesuaikan dengan bentuk sifat dan kepentingan itu sendiri. Kebijaksanaan anggaran yang ditetapkan oleh perusahaan yang memonopoli dalam usahanya , sedangkan untuk perusahaan yang sifatnya mencari laba kebijaksanaan penyusunan anggaran sudah tentu berbeda dengan perusahaan non profit oriental.

Kesengajaan untuk menyusun anggaran yang berbeda dengan apa yang diharapkan dikenal sebagai budgetary slack (kelonggaran anggaran). Meskipun istilah slack semula dikembangkan dalam lingkup organizational slack. Slack ini akhirnya dialokasikan ke masing-masing organisasi oleh anggaran para manajer akan menciptakan kelonggaran, ini terlalu tinggi biaya. Pemasukan unsur kelonggaran ini didorong baik oleh perkiraan bahwa angka-angka (sementara) dalam anggaran tersebut akan ditetapkan oleh manajemen puncak, atau dengan pengharapan bahwa adanya slack tersebut akan mengakibatkan penilaian tampak lebih baik.

Pengertian Administrasi Kependudukan Menurut Ahli

Administrasi Kependudukan 
Pengertian Administrasi 
Banyak pengertian administrasi yang dikemukakan oleh para ahli administrasi, ada pengertian adminitrasi secara luas dan ada pengertian administrasi secara sempit, dan bahkan ada yang mengartikan sebagai proses sosial.

Dalam pengertian yang luas menurut Musanef (1996:1) dalam bukunya Manajemen Kepegawaian di Indonesia menyebutkan bahwa :
” Administrasi adalah kegiatan sekelompok manusia melalui tahapan-tahapan yang teratur dan dipimpin secara efektif dan efisien, dengan menggunakan sarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan Dalam implementasinya, administasi berkembang dan mempunyai tugas-tugas yang biasa disebut sebagai fungsi administrasi diantaranya adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian sampai dengan fungsi pengawasan ”. (Musanef, 1996 : 1).

Sedangkan dalam pengertian sempit, yang dikemukakan oleh Soewarno Handayaningrat (1996:2), dalam bukunya “Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen” menyebutkan bahwa :
” Administrasi adalah suatu kegiatan yang meliputi catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan ’. (Soewarno Handayaningrat, 1996:2).

Menurut Prajudi dalam bukunya yang berjudul Administrasi dan Manajemen Umum mengemukakan sebagai berikut : Administrasi adalah suatu sistem atau sistema yang tertentu, yang memerlukan input, transportasi, pengolahan dan output tertentu. Sedangkan menurut Sondang P. Siagian dalam bukunya yang berjudul Filsafat Administrasi, merngemukakan pengertian administrasi sebagai berikut :

”Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya ”. (Siagian, 1997:3). 

Dari beberapa pengertian administrasi dari para ahli diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Administrasi adalah keseluruhan proses rangkaian pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha bersama demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Meskipun rumusannya sederhana, pengertiannya tetap mempunyai cakupan yang luas, yaitu seluruh proses kegiatan yang berencana dan melibatkan seluruh anggota kelompok. Dalam administrasi juga dibutuhkan input, transportasi, pengolahan dan output tertentu. 

Pengertian Administrasi Kependudukan
Penataan administrasi direkomendasikan untuk penyelenggaraan registrasi penduduk termasuk pemberian Nomor Induk Kependudukan (NIK). Dalam pelaksanaan sistem ini, semua penduduk baik Warga Negara Indonesia (WNI) maupun warga Negara Asing (WNA) yang mengalami kejadian vital atau perubahan status kependudukannya harus mendaftarkan diri atau mencatatkan perubahan status tersebut kepada para petugas yang ditunjuk oleh negara. Dengan adanya sistem ini, pemerintah akan memperoleh kemudahan dalam mengatur bentuk-bentuk pelayanan publik lainnya misalnya dibidang pendidikan, kesehatan dan sebagainya. 

Dalam peraturan pemerintah pada Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang dimaksud dengan Administrasi kependudukan adalah :
” Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui program pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain ”. (UU No. 23 Tahun 2006 : 4). 

Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, jumlah penduduk yang besar merupakan potensi pembangunan yang berarti suatu daerah memiliki Sumber Daya Manusia yang cukup.

Pelayanan Administrasi Kependudukan
Hingga saat ini, pengendalian arus migrasi masuk ke kota Bandung baru dilakukan melalui kegiatan administrasi kependudukan, terutama diberlakukan bagi penduduk yang ingin menetap di kota Bandung dengan tujuan yang belum jelas, misalnya untuk mencari pekerjaan tetapi belum mendapat pekerjaan, atau untuk bersekolah tetapi belum ada kepastian diterima di salah satu sekolah yang ada.

Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Bab I dijelaskan beberapa konsep atau pengertian yang berkaitan dengan Administrasi Kependudukan sebagai berikut : 
  • Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui program pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. 
  • Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing yang bertempat tinggal di Indonesia. 
  • Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara Indonesia. 
  • Orang asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia. 
  • Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan dalam negeri. 
  • Penyelenggara adalah pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten atau kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan administrasi kependudukan. 
  • Instansi pelaksana adalah perangkat pemerintah kabupaten atau kota yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi Kependudukan. 
  • Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. 
  • Data kependudukan adalah data perseorangan dan atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. 
  • Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan. 
  • Peristiwa kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan kartu keluarga, kartu tanda penduduk dan atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. 
  • Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK, adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia. 
  • Kartu Keluarga, selanjutnya disingkat KK, adalah kartu identitas yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga. 
  • Kartu Tanda Penduduk, selanjutnya disingkat KTP, adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
  • Pencatatan sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dalam register pencatatan sipil pada instansi pelaksana. 
  • Pejabat pencatatan sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang pada instansi pelaksana yang pengangkatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
  • Peristiwa penting adalah kejadian yang dialami seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama, dan perubahan status kewarganegaraan. 
  • Izin tinggal terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada orang asing untuk tinggal di wilayah dalam jangka waktu yang terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
  • Izin tinggal tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada orang asing untuk tinggal di wilayah NKRI sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
  • Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan pelaporan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting serta pengelolaan dan penyajian data kependudukan di desa atau kelurahan. 
  • Sistem informasi administrasi kependudukan, selanjutnya disingkat SIAK, adalah sistem informasi yang memamfaatkan teknologi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan ditingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan. 
  • Data pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenarannya serta dilindungi kerahasiaannya. 
  • Database adalah kumpulan berbagai jenis data kependudukan yang tersimpan secara sistematik, terstruktur dan saling berhubungan dengan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan komunikasi data. 
  • Data center adalah tempat atau ruang penyimpanan perangkat data base pada penyelenggara pusat yang menghimpun data kependudukan dari penyelenggara provinsi, penyelenggra kabupaten atau kota dan instansi pelaksana. 
  • Hak akses adalah hak yang diberikan oleh menteri kepada petugas yang ada pada penyelenggara dan instansi pelaksana untuk dapat mengakses database kependudukan sesuai dengan izin yang diberikan. 
  • Pengguna data pribadi penduduk adalah instansi pemerintah dan swasta yang membutuhkan informasi data sesuai dengan bidangnya. 
  • Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal yang bidang tugasnya meliputi Administrasi Kependudukan. 
  • Kantor Urusan Agama Kecamatan adalah satuan kerja yang melaksanakan pencatatan nikah, talak, cerai, dan rujuk pada tingkat kecamatan bagi penduduk yang beragama islam. 
  • Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) instansi pelaksana adalah satuan kerja ditingkat kecamatan yang melaksanakan pelayanan pencatatan sipil dengan kewenagan menerbitkan akta. (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006).
Kewenangan 
  • Pasal 2 penyelenggaraan pendaftaran penduduk yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten atau kota (dalam hal ini unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan catatan sipil) meliputi :
  1. Pencatatan biodata untuk penerbitan NIK, pencatatan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan.
  2. Penerbitan biodata penduduk untuk kartu Keluarga, KTP dan surat keterangan kependudukan. 
  • Pasal 3 menyebutkan bahwa penyelenggaraan pendaftaran pendudukyang dilakukan oleh pemerintah provinsi meliputi :
  1. Koordinasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan catatan sipil skala provinsi
  2. Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan pendaftaran penduduk dan catatan sipil skala provinsi.
  3. Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan catatan sipil skala provinsi.
  4. Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil skala provinsi. 
Registrasi 
  1. Pasal 4, Registrasi melaksanakan pendaftaran penduduk di desa atau kelurahan.
  2. Registrasi diangkat oleh bupati atau walikota dari pegawai yang memenuhi persyaratan.
Namun penyelenggaraan administrasi kependudukan belum berjalan dengan efektif. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya belum ada kesadaran dari masyarakat untuk segera melaporkan atau mendaftarkan, serta belum ada aturan atau hukum yang sifatnya mengikat bagi masyarakat.

Pengertian Konsep Nasionalisme Menurut Ahli

Pengertian Konsep Nasionalisme
a. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata nation (bangsa). Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara atas kesadaran keanggotaan/warga negara yang secara potensial bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsanya. Nasionalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan persatuan dan kebebasan bangsa. Nasionalisme memuat beberapa prinsip yaitu: kesatuan, kebebasan, kesamaan, kepribadian, dan prestasi. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai perpaduan dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan bangsa akan dapat terhindarkan.

Nasionalisme merupakan sebuah penemuan sosial yang paling menakjubkan dalam perjalanan sejarah manusia, paling tidak seratus tahun terakhir. Tidak ada satu pun ruang sosial di muka bumi yang lepas dari pengaruh ideologi ini. Tanpa nasionalisme, lajur sejarah manusia akan berbeda sama sekali. Berakhirnya perang dingin dan semakin merebaknya gagasan dan budaya globalisme (internasionalisme) pada dekade 1990-an hingga sekarang, khususnya dengan adanya teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang dengan sangat pesat. Nasionalisme yang melahirkan bangsa berada di titik persinggungan antara politik, teknologi dan transformasi sosial.

Menurut John Hutchinson (2000:34) Nasionalisme lebih merupakan sebuah fenomena budaya daripada fenomena politik karena dia berakar pada etnisitas dan budaya promodern. Kalaupun nasionalisme bertransformasi menjadi sebuah gerakan politik, hal tersebut bersifat superfisial karena gerakan-gerakan politik nasionailmepada akhirnya dilandasi oleh motivasi budaya, khususnya saat terjadi krisis identitas kebudayaan. Pada sudut pandang ini, gerakan politik nasionalisme adalah sarana mendapatkan kembali harga diri etnik sebagai modal dasar membangun sebuah negara berdasarkan kesamaan budaya. Semangat kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasa kesetiakawanan sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa.

Semangat rela adalah kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang besar atau demi negara dan bangsa telah mengantarkan bangsa Indonesia untuk merdeka. Bagi bangsa yang ingin maju dan mencapai tujuannya, selain memiliki semangat rela berkorban, juga harus didukung dengan jiwa patriotik yang tinggi.

Makna nasionalisme :
  1. Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi harus diserahkan pada negara
  2. Suatu perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah 3) Suatu proses pembetukan atau pertumbuhan bangsa-bangsa
  3. Suatu bahasa dan simbolisme bangsa
  4. Suatu gerakan sosial dan politik demi kepentingan bangsa
  5. Suatu doktrin atau ideologi bangsa, baik umum maupun khusus
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Listiyarti (2007:26) “ nasionalisme berasal dari kata nasional dan isme yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebangsaan bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa,” Menurut Hitler dalam Chotib dan Djazuli (2007 :24) “ nasionalisme adalah sikap dan semangat berkorban untuk melawan bangsa lain” .

Nasionalisme memiliki beberapa bentuk-bentuk menurut Retno Listyarti (2007 :28) antara lain :
  1. Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil) adalah nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari partisipasi aktif rakyatnya. Keanggotaan suatu bangsa bersifat sukarela. Bentuk nasionalisme ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan tulisannya.
  2. Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme adalah dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa bersifat turun-temurun.
  3. Nasionalisme romatik adalah bentuk nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah dan merupakan eksprresi dari bansa atau ras. Nasionalisme romantik menitik beratkan pada budaya etnis yang sesuai dengan idealisme romantik
  4. Nasionalisme budaya adalah nasionalisme dimana negara meperoeh kebenaran politik dari budaya bersama dan tidak bersifat turun-temurun seperti warna kulit
  5. Nasionalisme kenegaraan adalah merupakan variasi nasionalisme kewarganegaraan yang sering dikombinasikan dengan nasionalisme etnis . Dalam nasionaalisme kenegaraan bangsa adalah suatu komonitas yang memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan dan kekuatan negara.
  6. Nasionalisme agama adalah nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. 
Selain itu, pada dasarnya nasionalisme yang muncul di negara-negara yang memiliki tujuan nasionalisme sebagai berikut :
  1. Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan musuh dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban.
  2. Menghilangkan ekstremisme (tuntutan yang berlebihan ) dari warga negara (individu dan kelompok).
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara atas kesadaran keanggotaan/warga negara yang secara bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa.

b. Prinsip-prinsip Yang Terkandung Dalam Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti luas adalah paham kebangsaan yang meletakkan kesetian kesetiaan tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah airnya dengan memandang bangsanya itu merupakan bagian dari bagian lain di dunia. Nasionalisme dalam arti luas mengandung prinsip-prinsip yaitu kebersamaan, persatuan dan kesatuan serta demokrasi/demokratis.

1. Prinsip kebersamaan
Prinsip kebersamaan menuntut setiap warga negara untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan,

2. Prinsip persatuan dan kesatuan
Prinsip persatuan dan kesatuan menuntut setiap warga negara harus mampu mengesampingkan pribadi atau golongan yang dapat menimbulkan perpecahan dan anarkis (merusak), utnuk menegakkan prinsip persatuan dan kesatuan setiap warga negara harus mampu mengedepankan sikap : kesetiakawan sosial, perduli tehadap sesama, solidarias dan berkeadilan sosial.

3. Prinsip demokrasi
Prinsip demokrasi memandang : bahwa setiap warga negara mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, karena hakikanya kebangsaan adalah adanya tekad unuk hidup bersama mengutamakan kepentingan bangsa dan negara yang tumbuh dan berkembang dari bawah untuk bersedia hidup sebagai bangsa yang bebas, merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

c. Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata Patriot, yang artinya adalah pecinta dan pembela tanah air. Sedangkan Patriotisme maksudnya adalah semangat cinta tanah air. Pengertian Patriotisme adalah sikap untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia rela mengorbankan segala-galanya termasuk jiwanya demi kemajuan, kejayaan, dan kemakmuran tanah air.

Mangunhardjana (1985:33) menyebutkan beberapa ciri patriotisme yang sejati, yaitu:
  1. Membuat kita mampu mencintai bangsa dan negara sendiri, tanpa menjadikannya sebagai tujuan untuk dirinya sendiri melainkan menciptakannya menjadi suatu bentuk solidaritas untuk mencapai kesejahteraan masing-masing dan bersama seluruh warga bangsa dan negara. Patriotisme sejati adalah solider secara bertanggung jawab atas seluruh bangsa.
  2. Berani melihat diri sendiri seperti apa adanya dengan segala plus-minusnya, unsur positif negatifnya, dan menerimanya dengan lapang hati.
  3. Memandang bangsa dalam perspektif historis, masa lampau masa kini, dan masa depan. Patriotisme sejati adalah bermodalkan nilai-nilai dan budaya rohani bangsa, berjuang dulu masa kini, menuju cita-cita yang ditetapkan.
  4. Melihat, menerima, dan mengembangkan watak kepribadian bangsa sendiri. Patriotisme sejati adalah rasa memiliki identitas diri.
  5. Melihat bangsanya dalam konteks hidup dunia, mau terlibat didalamnya dan bersedia belajar dari bangsa-bangsa lain. Patriotisme bersifat terbuka.
Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut.
  1. Rasa cinta pada tanah air
  2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
  3. Menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
  4. Berjiwa pembaharu
  5. Tidak mudah menyerah
Menurut Ensiklopedi Indonesia, patriotisme adalah rasa kecintaan dan kesetiaan seseorang pada tanah air dan bangsanya, kekaguman pada adat kebisaan, kenggaan terhadap sejarah dan kebudayaannya serta sikap pengabdian demi kesejahteraan bersama. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, patriotisme adalah sikap dan semangat yang sangat cinta kepada tanah air sehingga berani berkorban jika diperlukan oleh negara.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Patriotisme adalah sikap yang bersumber dari perasaan cinta pada tanah air sehingga menimbulkan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negaranya.

d. Membangun Karakter ( Character Building )
Keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai tujuannya, tidak hanya ditentukan oleh dimilikinya sumber daya alam yang melimpah ruah, akan tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa “Bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/karakter bangsa (manusia) itu sendiri”. Dari segi bahasa membnagun karakter (character building) yang terdiri dari dua kata yaitu mmbangun (to building) yang artinya bersifat memperbaiki, membina, dan mendirikan, sedangkan karakter (character) berati tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.

Menurut Suhady (2008 :54) “ menyatakan bahwa membangun karakter adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki, dan atau membentuk tabiat, watak, akhlak (budi pekerti), insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila”.

Membangun karakter bangsa pada hakikatnya adalah agar suatu bangsa atau masyarakat itu memiliki karakter sebagai berikut :
1. Adanya saling menghormati dan menghargai diantara sesama 2. Adanya rasa kebersamaan dan tolong-menolong
3. Adanya rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa
4. Adanya rasa peduli dalam kehidupa bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
5. Adanya moral, akhlak yang dilandasi oleh nilai-nilai agama
6. Adanya perilaku dan sifat-sifat kejiwaan yang saling menghormati dan saling menguntungkan
7. Adanya tingkah laku yang senantiasa menggambarkan nilai-nilai agama, nilai-nilai hukum, dan nilai-nilai budaya
8. Sikap dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebangsaan

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa membangun karakter adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan membentuk tabiat , watak, akhlak (budi pekerti), insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan tingkah laku yang baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

d. Wawasan Kebangsaan (Wawasan Nusantara)
Wawasan nusantara merupakan wawasan nasionalnya bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia yang selanjutnya disebut dengan wawasan nusantara itu merupakan salah satu kosepsi plitik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia. Wawasan nusantara sebagai pandangan geopoliti Indonesia, dalam pembangunan nasional. Secara etmologis wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.

Menurut Wan Usman dalam Winarno (2006 : 122) “wawasan nusantara adalah cara pandangan bangsa Idonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam,” selanjutnya menurut kelompok kerja wawasan nusantara untuk diusulkan menjadi TAP MPR yang dibuat Lemhanas tahun 1999” wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan benilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional, sedangkan menurut GBHN 2001 “ wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta jesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.”

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa wawasan nusantara berati cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayahdalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

e. Rasa Cinta Tanah Air
Rasa cinta tanah air atau nasionalisme adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan rasa loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, mencinatai adat atau budaya yang ada di negaranya dengan melestarikan dan melestarikan alam dan lingkungan.

Rasa cinta tanah air dan bangsa yang terangkum dalam semangat patriotisme harus selalu tertanam dalam setiap sanubari rakyat Indonesia. Apalagi, akhir-akhir ini rasa nasionalisme tersebut kian dirasakan tidak sekuat dahulu. Untuk itu perlu digalangkan kembali semangat kebangsan ini.

Generasi pada masa penjajahan berhasil membangkitkan rasa cinta tanah air dan bangsa yang akhirnya berhasil memerdekakan bangsa Indonesia. Kalau saja rasa cinta tanah air dan bangsa sekali lagi bisa menjadi faktor yang memotivasi bangsa Indonesia, ada kemungkinan bangsa Indonesia akan bisa bangkit kembali dengan masyarakatnya bisa menhasilkan karya-karya yang membanggakan.

Individu yang memiliki rasa cinta pada tanah airnya akan berusaha dengan segala daya upaya yang dimilikinya untuk melindungi, menjaga kedaulatan, kehormatan dan segala apa yang dimiliki oleh negaranya. Rasa cinta tanah air inilah yang mendorong perilaku individu untuk membangun negarnya dengan penuh dedikasi. Oleh karena itu, rasa cinta tanah air perlu ditumbuh kembangkan dalam jiwa setiap individu yang menjadi warga daru sebuah negara atau bangsa agar tujuan hidup bangsa bersama dapat tercapai.

Rasa cinta tanah air dapat ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini agar dapat menghargai bangsa dan negaranya misalnya dengan upacara sederhana setiap hari senin dengan menghormati bendera merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan mengucapkan Pancasila. Pentingnya sebuh lagu kebangsaan dan menjadi identitas dari negara tersebut, agar dapat mengingat kembali betapa pentingnya cinta terhadap negara.

Pengertian CRM Menurut Para Ahli

Pengertian CRM Menurut Para Ahli 
  • Definisi menurut Kalakota dan Robinson 2001, CRM didefinisikan sebagai integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terkoordinasi. Ada tiga tahapan CRM, yaitu (Kalakota dan Robinson 2001) :
  1. Mendapatkan pelanggan baru (acquire). Pelanggan baru didapatkan dengan memberikan kemudahan pengaksesan informasi, inovasi baru, dan pelayanan yang menarik.
  2. Meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang telah ada (enhance). Perusahaan berusaha menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pemberian pelayanan yang baik terhadap pelanggannya (customer service). Penerapan cross selling atau up selling pada tahap kedua dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan mengurangi biaya untuk memperoleh pelanggan (reduce cost).
  3. Mempertahankan pelanggan (retain). Tahap ini merupakan usaha mendapatkan loyalitas pelanggan dengan mendengarkan pelanggan dan berusaha memenuhi keinginan pelanggan.
  • Definisi menurut Laudon dan Traver 2002, CRM menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut.
  • Definisi menurut Kotler 2003 , CRM mendukung suatu perusahaan untuk menyediakan pelayanan kepada pelanggan secara real time dan menjalin hubungan dengan tiap pelanggan melalui penggunaan informasi tentang pelanggan.

Klasifikasi CRM
Aplikasi yang menerapkan CRM diklasifikasikan menjadi dua (Dyche 2002), yaitu:

1. CRM Operasional
CRM Operasional dikenal sebagai “front office” perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam interaksi dengan pelanggan. CRM Operasional mencakup proses otomatisasi yang terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis, seperti otomatisasi pemasaran, penjualan, dan pelayanan. Salah satu penerapan CRM yang termasuk dalam kategori operasional CRM adalah dalam bentuk aplikasi web. Melalui web, suatu perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan. 

Beberapa contoh pelayanan yang diberikan melalui web, diantaranya (Greenberg 2002 dalam Turban et al. 2004):
  • Menyediakan pencarian produk. Pelanggan sering kali mengalami kesulitan dalam mencari produk yang mereka inginkan, karena itu diperlukan fasilitas search
  • Menyediakan produk atau pelayanan gratis, sesuatu yang dapat menarik pelanggan untuk mengunjungi web adalah tersedianya produk atau pelayanan gratis
  • Menyediakan pelayanan atau informasi tentang penggunaan produk
  • Menyediakan pemesanan on line
  • Menyediakan fasilitas informasi status pemesanan
2. CRM Analitik
CRM Analitik dikenal sebagai “back office” perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam memahami kebutuhan pelanggan. CRM Analitik berperan dalam melaksanakan analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis trend pasar dan analisis perilaku pelanggan. Data yang digunakan pada CRM Analitik adalah data yang berasal dari CRM Operasional.

Pada umumnya dalam implementasi konsep CRM tersebut menekankan pemanfaatan teknologi informasi sebagai strategi menciptakan hubungan dengan Pelanggan. 

Munculnya CRM sebagai alternatif solusi dalam mengelola Hubungan Pelanggan umumnya dipicu oleh beberapa konsekuensi dari perkembangan lingkungan strategis perusahaan yaitu :
  • Pergeseran paradigma baru dari transactional marketing ke relationship marketing
  • Adanya transisi perkembangan struktur organisasi perusahaan dari yang semula berorientasi pada fungsi menjadi berorientasi pada proses
  • Adanya pemahaman bahwasanya pendekatan secara proaktif lebih baik relatif dibandingkan secara reaktif.
  • Pemanfaatan Kapabilitas informasi teknologi dalam memaksimalkan nilai Pelanggan
  • Diyakininya pendapat bahwa Pelanggan bukan hanya merupakan mitra perusahaan namun merupakan asset bisnis perusahaan. 
Konsep CRM
Customer Relationship Management (CRM) menjadi istilah yang pada beberapa tahun terakhir ini. Ditambah dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin menambah berbagai aplikasi bisnis, CRM menjadi salah satu proses bisnis yang menarik untuk diperbincangkan. Customer Relationship Management meliputi semua aspek yang berkenaan dengan interaksi suatu perusahaan dengan pelanggannya. Hal ini bisa berupa penjualan jasa ataupun barang. Semuanya berawal dari kegiatan marketing terhadap pelanggan. Kegiatan marketing mengelola seluruh aspek dari daur hidup pelanggan, mulai dari sales, acquisition, fulfillment, hingga retention, seperti ditunjukkan gambar dibawah ini :
Gambar Aktivitas CRM

CRM mempunyai perbedaan dengan dengan konsep pemasaran umum (mass marketing), dimana dalam konsep pemasaran adalah bagaimana memasarkan produk secara masal kepada konsumen dalam skala pasar homogen maupun yang tersegmentasi.

Konsep CRM menekankan pada pendekatan untuk membangun portofolio melalui jalinan bisnis yang terbentuk dengan pelanggan melalui interaksi, memberdayakan hubungan yang terbentuk, pembentukan jaringan, dan meningkatkan komunikasi dalam rangka menumbuhkan loyalitas pelanggan. CRM juga mengedepankan sistem kolaborasi antara perusahaan dengan pelanggan, dimana sistem ini tidak dimiliki oleh konsep pemasaran secara umum yang menekankan pada penggunan media periklanan.

CRM mengintegrasikan penjualan, pemasaran, dan strategi pelayanan untuk membangun koordinasi dan kolaborasi berbasis pengetahuan dengan pelanggan untuk kepentingan jangka panjang.

CRM Building Block
CRM memiliki 8 karakteristik utama yaitu : 
1. Visi CRM: Pernyataan Visi dibutuhkan bagi Organisasi sebagai arah tujuan Perusahaan serta acuan dalam upaya pencapaian tujuan Perusahaan. Melalui Board of Directors artikulasi Visi tersebut harus diketahui dan dipahami oleh setiap elemen organisasi dan pada setiap level manajemen perusahaan.
2. Strategi CRM: Bersaing dengan Kompetitor dalam memperebutkan dan mempertahankan Pelanggan tidak cukup hanya dipenuhi dari sekedar melalui pernyataan Visi suatu Perusahaan. Visi tersebut harus di transformasikan menjadi Strategi Perusahaan yang mampu menjawab kebutuhan Pelanggan, mengetahui kapabilitas internal perusahaan serta memiliki komitmen dalam memberikan Pelayanan yang terbaik.
3. Consistent Valued-Customer Experience: Aktivitas pada elemen ini memastikan bahwasanya proposition memiliki nilai bagi Pelanggan dan Perusahaan, mendapatkan market position dan konsistensi pelayanan pada setiap channel yang digunakan.
4. Organizational Collaboration: Elemen ini melibatkan transformasi budaya perusahaan, struktur dan perilaku dari setiap pegawai dan Unit Organisasi, Mitra, Supplier dalam bekerjasama memenuhi kebutuhan Pelanggan.
5. CRM Processes: Cakupan dari kegiatan ini melibatkan manajemen dalam hubungannya dengan customer life cycle, analysis dan knowledge management.
6. CRM Information: Berdasarkan data berkualitas yang dikumpulkan dari berbagai sumber diolah menjadi informasi yang akurat dan up-to-date untuk dipergunakan sebagai basis dalam proses pengambilan keputusan oleh manajemen. 
7. CRM Technology: Perusahaan yang sukses pada umumnya memanfaatkan data dan informasi manajemen, aplikasi-aplikasi dalam berhubungan dengan Pelanggan yang didukung oleh arsitektur dan infrastruktur IT dalam menjalankan CRM.
8. CRM Metrics: Pengukuran kinerja berdasarkan tolok ukur dari sudut pandang internal maupun internal dalam implementasi CRM merupakan hal penting yang harus dapat dilakukan oleh system tersebut. 

Critical for CRM Success
Dipandang dari perspektif Customer, terdapat kesamaan pandangan diantara para eksekutif bahwa hal-hal yang perlu menjadi konsideran sehubungan dengan melakukan improvement terhadap kapabilitas Customer nya yaitu :
  • Top Management Commitment : Tidak dapat dipungkiri bahwa kunci kesuksesan implementasi program Customer Relationship Management agar menjadi sentral aktivitas pada setiap level management adalah atas inisiatif dan keterlibatan komitmen top manajemen. Melalui pernyataan Visi, Misi, dan Sasaran oleh Top Management, kemudian Strategi CRM ditranslasikan menjadi target-target operasional pada level business unit. Lebih jauh lagi keterlibatan manajemen dalam penyempurnaan elemen-elemen CRM diharapkan akan berdampak langsung pada sasaran-sasaran utama perusahaan seperti : customer satisfaction, revenue dan competitive advantage.
  • Business Process : Dalam upaya menciptakan nilai bagi Pelanggan (customer value), peran dari pendefinisian proses bisnis yang efisien, transparan dan berorientasi kepada Pelanggan merupakan hal terpenting yang harus dimiliki. Diharapkan dengan proses bisnis yang spesifik tersebut dapat tercipta accoutability yang jelas dari unit-unit terkait pada setiap level organisasi. 
  • Culture/Human Resources : Perusahaan pada intinya melakukan investment secara komprehensif pada SDM untuk membangun budaya perusahaan yang mampu menunjang pencapaian sasaran perusahaan secara efisien dan efektif. Strategi bisnis perusahaan melalui pendekatan CRM mensyaratkan adanya budaya dan kompetensi SDM yang memahami customer focus.
  • Organizational Structure : Aktivitas Customer Relationship Management pada dasarnya terintegrasi pada setiap level organisasi dan bisnis unit. Melalui struktur organisasi yang benar, akan tercipta tanggungjawab langsung dari setiap Unit Organisasi dalam mencapai kepuasan Pelanggan. 
  • System : System apapun yang menjadi elemen dalam suatu perusahaan seharusnya sejalan dengan kebijakan strategis core bisnis Perusahaan dalam upaya pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Billing and collection system, channel management system, sales marketing system, dan decision suport system lainnya sebaiknya dirancang dan dan dioperasikan untuk mendukung strategi bisnis, bisnis proses dan organisasi perusahaan. System tersebut harus terintegrasi secara komprehensif dan fleksibel agar mampu merespons dinamika perkembangan lingkugan eksternal.
Siklus CRM
Gambar  Siklus CRM

Fase – fase CRM dan aktifitas utamanya sebagai berikut :
a) Accquitition
  • Penawaran produk yang beragam yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan
  • Melakukan penawaran dengan sebaik-baiknya berdasarkan basis pengetahuan terhadap pelanggan
  • Memberikan pelayanan yang memuaskan dan memberikan tanggapan secara proaktif
b) Enhancement 
  • Meningkatkan penjualan produk dan melakukan cross-sell
  • Meningkatkan penjualan terhadap masing masing pelanggan.
c) Retention 
  • Memberdayakan basis pengetahuan tentang pelanggan untuk membangun pelayanan yang adaptif
  • Memberikan penawaran produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan
  • Memberikan motivasi incentif kepada SDM untuk melakukan pemeliharaan pelanggan dan melakukan win back pelanggan churn.
Pendekatan Implementasi CRM
Ada dua macam pendekatan implementasi CRM yaitu :

Pendekatan Technology-based Relationship : yaitu mekanisme membangun hubungan pelanggan melalui pemanfaatan kemampuan teknologi informasi dan proses bisnis yang efisien.

Beberapa alternatif solusi terkait dengan pendekatan ini yaitu: 
  • Pemanfaatan teknologi untuk membangun aplikasi customer.
  • Pemanfaatan teknologi untuk membangun aplikasi billing.
  • Pemanfaatan teknologi untuk membangun aplikasi product menagement.
  • Pemanfaatan teknologi untuk membangun aplikasi customized pricing dan diskon.
  • Pemanfaatan teknologi untuk membangun aplikasi business intelligence.
Pendekatan Brand-based Relationship : yaitu mekanisme membangun hubungan pelanggan melalui pemanfaatan konsep branding melalui implementasi corporate identify dan atau product planning. 

Beberapa alternatif solusi terkait dengan pendekatan ini yaitu:
  • Program promosi
  • Program sponsorship.
  • Program penggelaran produk-produk.
Tahapan CRM
Ada tiga tahapan CRM, yaitu (Kalakota dan Robinson 2001):
  1. Mendapatkan pelanggan baru (acquire). Pelanggan baru didapatkan dengan memberikan kemudahan pengaksesan informasi, inovasi baru, dan pelayanan yang menarik.
  2. Meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang telah ada (enhance). Perusahaan berusaha menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pemberian pelayanan yang baik terhadap pelanggannya (customer service). Penerapan cross selling atau up selling pada tahap kedua dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan mengurangi biaya untuk memperoleh pelanggan (reduce cost).
  3. Mempertahankan pelanggan (retain). Tahap ini merupakan usaha mendapatkan loyalitas pelanggan dengan mendengarkan pelanggan dan berusaha memenuhi keinginan pelanggan.
Fungsi-fungsi dalam CRM
Sebuah sistem CRM harus bisa menjalankan fungsi:
  1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi pelanggan.
  2. Mengusung falsafah customer-oriented (customer centric)
  3. Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan
  4. Membangun proses ujung ke ujung dalam melayani pelanggan
  5. Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna
  6. Menangani keluhan/komplain pelanggan
  7. Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam penjualan
  8. Membuat informasi holistik tentang informasi layanan dan penjualan dari pelanggan
Setelah era digital yang selalu menggunakan “e-“ di depan semua kata seperti e-commerce, e-book, e-sales, e-mail, dan sebagainya, Customer Relationship Management (CRM) merupakan akronim atau singkatan yang paling populer di kalangan orang-orang sales dan marketing. Dalam bahasa Indonesia CRM diartikan sebagai Manajemen Hubungan Pelanggan (MHP). Telaah per katanya adalah sebagai berikut:
  • Pelanggan atau customer, dalam kamus Bahasa Inggris artinya adalah seseorang yang berulang kali atau secara teratur melakukan pembelian kepada seorang pedagang. Jadi pelanggan adalah orangnya (dalam definisi ini tidak disinggung tentang kepuasan, mahal murahnya pembelian, dan lain-lain).
  • Hubungan atau relationship adalah bentuk komunikasi dua arah antara pembeli dan penjual.
  • Manajemen artinya pengelolaan (secara luas tanpa perlu menjabarkan detail bagaimana mengelola sesuatu). Jadi penggabungan kata customer, relationship, dan manajemen (CRM) mempunyai arti sebagai pengelolaan hubungan dua arah antara suatu perusahaan dengan orang yang menjadi pelanggan di perusahaan tersebut.
Pengembangan definisi CRM lebih lanjut adalah sebagai berikut:
  • CRM adalah sebuah istilah industri Teknologi Informasi (TI) untuk metodologi, strategi, perangkat lunak (software) ,dan atau aplikasi berbasis web lainnya yang mampu membantu sebuah perusahaan untuk mengelola hubungannya dengan para pelanggan.
  • CRM adalah usaha sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga pelanggan (supaya tidak lari ke pesaing) dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi pelanggan baik itu lewat telepon, e-mail, masukan di situs atau hasil pembicaraan dengan staf sales dan marketing.
  • CRM adalah sebuah strategi bisnis menyeluruh dari suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara efektif bisa mengelola hubungan dengan para pelanggan.

Teknologi CRM harus memiliki elemen-elemen sebagai berikut:
  1. Aturan-aturan Bisnis, Aturan bisnis tergantung dari kompleksitas transaksi. Aturan-aturan bisnis harus dibuat untuk memastikan bahwa transaksi dengan pelanggan dilakukan dengan efisien. Misalnya pelanggan dengan pembelian besar yang mendatangkan keuntungan besar harus dilayani oleh staf penjualan senior dan berpengalaman.
  2. Penggudangan Data (data warehousing), Konsolidasi dari informasi tentang pelanggan harus dilakukan dalam satu sistem terpadu. Hasil analisa harus mampu menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu tentang pelanggan sehingga staf penjualan dan marketing mampu melakukan kampanye terfokus terhadap grup pelanggan tertentu. Nantinya gudang data ini juga harus mampu menaikkan volume penjualan dengan cross-selling atau up-selling.
  3. Situs (web), CRM harus memiliki kemampuan swalayan. Hanya aplikasi berbasis situs (web based) yang bisa mendukung ini. Pelanggan bisa melakukan transaksi sendiri, tahu berapa yang harus dibayar, dan sebagainya.
  4. Pelaporan (reporting), Teknologi CRM harus mampu menghasilkan laporan yang akurat dan komprehen, yang nantinya berguna untuk menganalisa kelakuan pelanggan, dan lain-lain.
  5. Meja Bantu (helpdesk), Teknologi yang mampu mengintegrasikan informasi pelanggan ke aplikasi meja bantu akan menunjukkan ke pelanggan seberapa serius sebuah enterprise menangani pelanggannya.
CRM membantu perusahaan untuk mengembangkan produk baru berdasarkan pengetahuan yang lengkap tentang keinginan pelanggan, dinamika pasar, dan pesaing dengan cara:
  • Menjaga pelanggan yang sudah ada.
  • Menarik pelanggan baru.
  • Cross Selling: menjual produk lain yang mungkin dibutuhkan pelanggan berdasarkan pembeliannya.
  • Upgrading: menawarkan status pelanggan yang lebih tinggi (gold card vs. silver card).
  • Identifikasi kebiasaan pelanggan untuk menghindari penipuan.
  • Mengurangi resiko operasional karena data pelanggan tersimpan dalam satu system.
  • Respon yang lebih cepat ke pelanggan.
  • Meningkatkan efisiensi karena otomasi proses.
  • Meningkatkan kemampuan melihat dan mendapatkan peluang
Target CRM 
3 Buah target CRM yang menjadi tujuan yaitu :
Membuat Individual Aplication
Alasannya adalah beberapa perusahaan memiliki kebutuhan aplikasi CRM yang spesifik dan dapat menghasilkan keuntungan dengan cepat. Aplikasi yang populer adalah database mar keting, call center, web marketing, web self service, e-mail marketing, dll. Karena inisiatif dalam membuat aplikasi ini lokal, dengan pendanaan dan dukungan departemental, maka komitmen organisasi yang dibutuhkan pun kecil dan bersifat lokal. Selain itu karena scopenya pun lokal, maka akan mempermudah dalam pengintegrasian data, karena hanya data dari beberapa sistem yang berbeda harus diintegrasikan. Selain itu banyak perusahaan yang juga belum siap untuk berubah ke cara yang baru melalui penerapan enterprise- wide CRM. Lingkungan dan budayanya mendorong mereka untuk terlebih dahulu mengetes dan melihat bukti nyata, sebelum mengimplementasikannya secara luas.

Membuat sebuah CRM Infrastructure
Aplikasi CRM membutuhkan sebuah tehnikal infrastructure yang tidak hanya menyediakan computing power dan link telekomunikasi untuk menghubungkan satu aplikasi dengan lainnya, namun juga membutuhkan logical data konsistensi, sehingga antar aplikasi dapat bertukaran informasi. Perusahaan tidak hanya butuh menyimpan data yang cukup besar namun aplikasi CRM-nya juga butuh untuk dapat mengakses data tersebut. Mekanisme seperti ini membutuhkan infrastruktur data yang memiliki standarisasi umum, sehingga banyak aplikasi berbeda dapat mempergunakannya. Investasi infrastruktur sangatlah memakan biaya, selain itu return valuenya juga sangat lama untuk diperoleh, sehingga untuk mampu mempengaruhi top management ,IT department harus mampu menjualnya menjadi infrastruktur yang menghasilkan nilai bisnis yang kongkrit.

Melakukan organizational transformation
Umumnya, merubah sebuah teknologi tanpa melakukan transformasi organisasi (proses kerja, mindset pekerja) terkadang menghasilkan hasil yang kurang optimal. Transformasi dapat dilakukan dengan cara membangun budaya yang terpusat pada pelanggan, mempekerjakan pegawai dengan visi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan dan menerapkan CRM dan perubahan dalam proses bisnis, struktur organisasi, reward system. Perubahan ini harus sejalan dengan perubahan dari teknologi informasinya.

Karakteristik CRM dari segi Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan berdasarkan pola pembeliannya dapat dibagi menjadi 4 golongan (Kotler). Dengan misalnya mengambil contoh 5 merek yakni : A , B , C , D , dan E. 
  • Golongan fanatik (Hard-Core loyals) Adalah konsumen yang selalu membeli 1 (satu) merek sepanjang waktu, sehingga pola pembeliannya adalah A , A , A , A , A, yaitu setia pada merek A tanpa syarat. 
  • Golongan agak setia (Soft-Core loyals) Terdiri dari konsumen yang setia pada 2 atau 3 merek, kesetiaan yang terpecah pada merek A dan B dapat digambarkan dengan pola membeli A , A , B , B , A, B. 
  • Golongan berpindah kesetiaan (Shifting loyals) Adalah konsumen yang mengganti merek atau layanan favoritnya kepada layanan yang lain, maka pola pembeliannya A , A , A , B , B , B.
  • Golongan selalu berpindah-pindah Merupakan kelompok konsumen yang sama sekali tidak setia pada merek apapun, dengan pola pembelian A , C , E , B , D, B.
Atribut-atribut loyalitas pelanggan
Atribut loyalitas pelanggan menurut Griffin meliputi :

Makes regular repeat purchases
Menunjukkan bahwa pelanggan yang melakukan pembelian secara berulang terhadap perusahaan yang sama dalam suatu periode tertentu adalah pelanggan yang loyal. 

Purchases across product and service lines 
Pelanggan yang loyal tidak hanya membeli satu macam produk saja melainkan juga membeli lini produk dan jasa lain pada perusahaan yang sama. 

Refers others
Pelanggan yang loyal akan merekomendasikan pengalaman positif mengenai produk dan jasa dari perusahaan kepada rekan atau pelanggan lain agar mereka tidak membeli produk dan jasa dari perusahaan lain. 

Demonstrates an immunity to the pull of the competition
Pelanggan yang loyal akan menolak mengakui produk dan jasa perusahaan lain karena pelanggan tersebut yakin bahwa produk dan jasa perusahaan yang mereka pilih adalah yang terbaik dan berbeda dari produk dan jasa perusahaan lain