Pengertian Sampel
Sugiyono (2008: 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Menurut Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.
Hadi (Margono, 2004: 121) menyatakan bahwa sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut:
1. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
2. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.
Ada beberapa keuntungan yang diungkapkan oleh Arikunto (2006: 133) jika kita menggunakan sampel yaitu:
1. Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, maka kerepotannya tentu kurang
2. Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati
3. Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti uang, waktu, dan tenaga)
4. Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti desktruktif (merusak). Bayangkan kalau kita harus meneliti keampuhan senjata yang dihasilkan oleh pabrik, misalnya granat. Maka sambil meneliti, kita juga menghabiskannya
5. Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data. Karena subjeknya banyak, petugas pengumpul data menjadi lelah, sehingga pencatatannya bias menjadi tidak teliti
6. Ada kalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian populasi
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Menurut Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.
Hadi (Margono, 2004: 121) menyatakan bahwa sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut:
1. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
2. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.
Ada beberapa keuntungan yang diungkapkan oleh Arikunto (2006: 133) jika kita menggunakan sampel yaitu:
1. Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, maka kerepotannya tentu kurang
2. Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati
3. Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti uang, waktu, dan tenaga)
4. Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti desktruktif (merusak). Bayangkan kalau kita harus meneliti keampuhan senjata yang dihasilkan oleh pabrik, misalnya granat. Maka sambil meneliti, kita juga menghabiskannya
5. Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data. Karena subjeknya banyak, petugas pengumpul data menjadi lelah, sehingga pencatatannya bias menjadi tidak teliti
6. Ada kalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian populasi
helpful...thanks
ReplyDelete