Pengertian Upaya Meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pengertian Upaya Meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian Upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya). Sedangkan pengertian Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf, dsb). (DepDikNas, 2011: 1534)

Hasil pembelajaran adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan hasil nilai tes yang diberikan guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada suatu pokok bahasan. (Nasution, 2006: 36)

Pengertian pendidikan Agama Islam menurut Dr. Zakiah Daradjat dkk adalah suatu usaha yang secara sadar dilakukan guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama islam. (Daradjat Zakiah, 2004:172)

Menurut Prof. Dr. A. Qodri A. Azizy M.A. Pendidikan Agama Islam adalah merupakan upaya, proses, usaha untuk mendidik murid disamping untuk memahami atau mengetahui juga sekaligus menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam. (A. Azizy A.Qodri, 2003: 19)

Menurut Mohammad Nor Ichwan Pendidikan Agama Islam adalah merupakan usaha sadar untuk membimbing, memelihara baik secara jasmani dan rohani pada tingkat kehidupan individu dan sosial, untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya manusia ideal (insan kamil) yang berkepribadian muslim dan berakhlak terpuji serta taat pada agama Islam sehingga dapat tercapai kehidupan bahagia dan sejahtera lahir dan batin di dunia dan akhirat. (Ichwan Mohammad Nor, 2008: 36-37) 

Dari beberapa pengertian di atas jadi dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu kegiatan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh pendidik dalam menaikkan hasil belajar anak didiknya dalam rangka membentuk manusia yang ideal yang berkepribadian muslim dan berakhlak terpuji serta taat beragama. 

Dalam definisi ini terlihat jelas bahwa pendidikan Islam itu membimbing anak didik dalam perkembangan dirinya baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama pada anak didik nantinya yang didasarkan pada hukum-hukum Islam.  

Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak 
Pendidikan agama Islam merupakan bagian dari sistem pendidikan Nasional dimana pembelajaran agama Islam dalam konteks kebijakan pendidikan Nasional identik dengan pendidikan Agama Islam yang di selenggarakan pada lembaga pendidikan formal di semua jenjang pendidikan mulai pendidikan anak usia dini, dasar, menengah, dan pendidikan tinggi.

Taman Kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 tahun sampai 6 tahun. (kurikulum Taman Kanak-kanak, 2010: 3)

Pendidikan di TK memberikan peran yang sangat penting dalam memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak pada usia 4-6 tahun merupakan masa peka yang penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan, termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa akan mempengaruhi kehidupan anak dimasa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat anak. 

Dalam pembelajaran di TK mulai diajarkan nilai-nilai pendidikan agama Islam sebagai pondasi dalam berperilaku sehari-hari. Pendidikan agama Islam di TK juga dimaksudkan untuk membentuk anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan  penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual atau kolektif kemasyarakatan. 

Guru adalah merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran. Guru sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kepribadian anak didik. Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan sempurna serta menguasai ilmu yang akan disampaikan kepada anak didik guru hendaknya memiliki keahlian khusus di bidang nya begitu pula dengan guru PAI di TK. Dalam pelaksanaanya guru seharusnya memenuhi syarat-syarat tertentu yang diperlukan dalam bidang keagamaan. Menurut Dr. Zakiah Daradjat dan kawan-kawan guru harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini: ( Daradjat Zakiah, 2006: 41)

1. Taqwa kepada Allah SWT 
Sesuai dengan tujuan Pendidikan agama Islam yaitu mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT maka guru sebagai pendidik haruslah seorang yang bertaqwa kepada Allah SWT juga karena guru adalah teladan dan contoh bagi murid-muridnya agar mereka bisa menjadi penerus bangsa yang bertaqwa dan berakhlak mulia. 

2. Berilmu 
Guru harus memiliki ijazah yang sesuai dengan ilmu pengetahuan di bidang yang diajarkan supaya ia diperbolehkan untuk mengajar. 

3. Sehat jasmani 
Kesehatan jasmani sering dijadikan sebagai salah satu syarat bagi seseorang yang melamar untuk menjadi guru. Karena kesehatan badan sangat mempengaruhi semangat kerja guru yang bisa berdampak pada anak didiknya. 

4. Berkelakuan baik 
Budi pekerti guru sangat penting dalam pendidikan kepribadian murid. Guru harus bisa menjadi suri teladan yang baik, karena anak-anak bersifat sika meniru sesuatu yang dilihatnya. Di antara tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak baik pada anak didik dan ini bisa tercapai bila guru itu berakhlak baik pula. Yang dimaksud akhlak baik dalam Pendidikan Agama islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam seperti yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW. 

Selain syarat tersebut diatas ada 3 persyaratan pokok seseorang itu menjadi tenaga profesional di bidang keguruan yaitu: (Daulay Haidar putra, 2004: 76) 
  1. Memiliki ilmu pengetahuan di bidang yang diajarkannya sesuai dengan kualifikasi di mana dia mengajar. 
  2. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan di bidang keguruan. 
  3. Memiliki moral akademik maksudnya yaitu guru sebagai seorang pendidik harus memiliki akhlak yang baik yang bisa menjadi panutan bagi anak didiknya.
Demikian pula bagi guru Pendidikan Agama Islam di TK harusnya juga bisa memenuhi beberapa persyaratan di atas agar tujuan dari pembelajaran pendidikan Agama Islam itu bisa tercapai. Berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, program pembelajaran TK, RA, dan bentuk lain yang sederajat dilaksanakan dalam konteks bermain yang dapat dikelompokkan menjadi: ( kemendiknas: 2010) 
  1. Bermain dalam rangka pembelajaran agama dan akhlak mulia. 
  2. Bermain dalam rangka pembelajaran kepribadian dan sosial. 
  3. Bermain dalam rangka pembelajaran orientasi dan pengenalan pengetahuan dan teknologi. 
  4. Bermain dalam rangka pembelajaran estetika. 
  5. Bermain dalam rangka pembelajaran jasmani atau olahraga. 

Pendidikan Akhlak 
Program pembelajaran agama dan akhlak mulia pada TK atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual melalui contoh pengamalan dari pendidik agar menjadi kebiasaan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar sekolah sehingga menjadi bagian dari budaya sekolah. Pendidikan akhlak amat penting untuk melahirkan masyarakat yang adil, aman dan makmur. Dengan mengajarkan pendidikan akhlak anak dapat mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang tidak baik.

Menurut Mohammad Nor Ichwan Pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak. (Ichwan Mohammad Nor, 2008: 41) Menurut Ali Abdul halim Mahmud yang dimaksud dengan akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristikkarakteristik akal atau tingkah laku yang membuat orang jadi istimewa. (Mahmud Ali Abdul Halim, 2004: 26-27) 

Menurut Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc.M.A. akhlak atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dulu serta tidak memerlukan dorongan dari luar. (Ilyas Yunahar, 1999: 2) 

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai sifat-sifat yang tertanam dalam diri manusia serta dasar-dasar moral yang terdiri dari karakteristik akal atau tingkah laku yang yang harus dimiliki dan harus dijadikan kebiasaan oleh anak. 

Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di TK berorientasi kepada pembentukan moral dan akhlaqul karimah yang diberikan dalam bentuk pengalaman dan latihan-latihan. Pendidik harus berupaya semaksimal mungkin memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran tentang akhlak yang mulia, budi pekerti yang baik, serta berlaku hormat dan sopan santun kepada orang lain.

Kaidah atau manfaat mengajarkan akhlak di sekolah adalah seperti di bawah ini: (Yunus Mahmud, 1983: 33-37) 
  1. Dengan menceritakan orang-orang yang berakhlak mulia berpengaruh pada anak untuk ditiru dan di contoh. 
  2. Anak didik dapat mengamalkan dan membiasakan berbudi pekerti yang baik. 3. Dengan memberi contoh yang baik bisa dijadikan teladan bagi anak. 
  3. Dapat menjaga pergaulan anak supaya bisa memilih teman yang baik akhlaknya. 
  4. Pendidikan akhlak dapat dimasukkan dalam mata pelajaran lain. 
  5. Dengan mempelajari ilmu akhlak anak dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik. 

Bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang akhlak yang di ajarkan di TK kelompok A semester I adalah sebagai berikut: (Kemenag Provinsi Jawa tengah, 2012) 
  1. Berbuat baik pada orang lain, orang tua, guru dan teman. 
  2. Menunjukkan perilaku baik. 
  3. Membiasakan diri berperilaku baik. 
  4. Mengucapkan salam dan membalas salam. 
  5. Membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk. 
  6. Membedakan persoalan benar dan salah. 
  7. Membiasakan diri berperilaku jujur. 
  8. Menyayangi sesama manusia.
  9. Memelihara dan menyayangi makhluk ciptaan Allah. 
  10. Membiasakan membaca doa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. 
  11. Membiasakan bersikap ramah terhadap orang lain. 
  12. Membiasakan diri mengucapkan salam. 
  13. Membiasakan bersedia membantu dan bekerja sama dengan orang lain. 
  14. Membiasakan menjaga dan merawat barang milik sendiri. 
  15. Membiasakan mengembalikan dan merapikan mainan setelah digunakan. 
  16. Membiasakan berani mengungkapkan pendapat. 
  17. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran. 
  18. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah makan. 

No comments:

Post a Comment