Tinjauan Tentang Metacomprehension Siswa Pada Materi Fiqih
1. Pengertian Metacomprehension
Sebelum kita membahas Metacomprehension terlebih dahulu kita bahas tentang Comprehension (pemahaman). Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu maka belajar berarti harus mengerti maksud dan penerapannya sehingga siswa dapat memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar karena memahami
maksud dari suatu materi, menangkap maknanya adalah tujuan akhir dari
setiap belajar. Pemahaman (Comprehension) juga mamiliki arti yang sangat
mendasar karena tanpa pemahaman, maka skill pengetahuan dan sikap tidak
akan bermakna.
Dalam belajar, unsur pemahaman tidak dapat dipisahkan dari unsurunsur
psikologis yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi, subjek
belajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide, sehingga dengan gabungan
semuanya siswa dapat mempelajari sejumlah data atau materi baik secara
berkala maupun secara langsung.
Pemahaman (Comprehension) tidak sekedar tahu tetapi juga
menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang
telah dipahami melalui perhatian, tanggapan, sikap, perubahan tingkah laku
dalam belajar. Semakin dalam Comprehension yang diperoleh siswa pada
waktu mempelajari materi untuk petama kali, makin baik pula prestasi
mengingat kembali pada waktu mengerjakan ulangan.
Dengan demikian
diharapkan pemahaman (Comprehension) akan bersifat kreatif dan apabila
siswa benar-benar memahami suatu materi maka akan siap memberi jawaban
yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan dalam proses belajar. Pemahaman
(Comprehension) dapat dibedakan menjadi dua macam:
a. Menurut terjadinya, pemahaman (comprehension) dapat dibagi dalam dua
macam:
- Dengan sengaja, ialah dengan sadar dan sungguh-sunguh memahami,
hasilnya akan lebih mendalam.
- Tidak sengaja, ialah dengan tidak sadar ia memperoleh sesuatu
pengetahuan, hasilnya tidak mendalam dan tidak teratur.
b. Menurut cara memahaminya, pemahaman (comprehension) dapat dibagi
dua macam:
- Secara mekanis, ialah menghafal secara mesin dengan tidak
menghiraukan apa artinya. Hasil dari pemahaman ini biasanya tidak
akan tahan lama dan cepat lupa.
- Secara logis, ialah menghafal dengan mengenal dan memperhatikan
artinya. Hasil dari pemahaman ini akan lebih tahan lama dan tidak
cepat lupa.
Pemahaman atau Comprehension siswa juga dapat terlihat dari
tanggapan yang mereka berikan pada materi pelajaran. Tanggapan dapat
diartikan sebagai perilaku baru dari siswa sebagai manifestasi dari
pendapatnya yang timbul karena adanya perangsang pada saat ia belajar.
Tanggapan juga berarti kemauan dan kemampuan untuk bereaksi terhadap
suatu kejadian dengan cara berpatisipasi dalam berbagai bentuk Dengan menggabungkan antara comprehension dan
metacomprehension, kategori siswa dapat dibagi menjadi 4 kelompok
(Standiford, Sally N. dalam www.vtaide.com):
- High Comprehension-High Metacomprehension (siswa yang tahu dan
sadar bahwa dia tahu)
- Low Comprehension-High Metacomprehension (siswa yang tidak tahu
dan menyatakan bahwa mereka tidak tahu)
- High Comprehension-Low Metacomprehension (siswa yang tahu tapi
berfikir bahwa mereka tidak tahu)
- Low Comprehension-Low Metacomprehension (siswa yang tidak tahu tapi
berfikir bahwa mereka tahu)
Arti kata Metacomprehension adalah Keterampilan dan kemampuan
siswa dalam menilai pemahaman mereka sendiri.
Kemampuan ini mengacu pada kemampuan pebelajar untuk
memonitor tingkat pemahaman mereka terhadap suatu informasi yang
disampaikan kepada mereka. Kemampuan ini sangat penting bagi siswa agar
mereka dapat selalu menyadari kesalahanya dan berusaha memperbaiki diri.
Keterampilan Metacomprehension meliputi kemampuan siswa dalam:
- Menentukan tingkat keyakinan diri.
- Membandingkan konsep awal dengan konsep yang baru diperoleh.
2. Penerapan Metacomprehension
Pada proses pembelajaran strategi metakognitif, siswa dilatih suatu
keterampilan untuk menilai kemampuan pemahaman mereka
(Metacomprehension) terhadap suatu materi.
Keterampilan metacomprehension ini tidak bisa dilakukan secara asalasalan,
akan tetapi memerlukan pemahaman (comprehension) yang tinggi.
Dalam penerapannya keterampilan metacomprehension membutuhkan media
yang bisa dikatakan sangat sederhana. Media yang digunakan adalah Lembar
Penilaian Pemahaman Diri (LPPD), yang terdiri dari dua lembar, yaitu LPPD
individu dan LPPD kelompok. Metacomprehension bisa dimulai dengan
membagi LPPD menjadi dua bagian dengan masing-masing fungsi, yakni
pada bagian LPPD individu yang berfungsi sebagai menentukan tingkat
keyakinan diri dan pada LPPD kelompok yang berfungsi untuk
membandingkan konsep awal dengan konsep yang baru diperoleh dari hasil
diskusi dengan bantuan buku siswa.
Siswa yang memiliki Comprehension tinggi terhadap suatu materi
akan bisa langsung mengerjakan soal pada LPPD I, dengan tanpa melihat
buku dan bertanya pada teman. Begitu juga pada siswa yang
Metacomprehension tinggi akan menjawab dengan benar dalam menentukan
tingkat keyakinan dan membandingkan konsep pengetahuannya.
Diakhir pelajaran, beri waktu pada siswa untuk melihat kembali
LPPDnya, lalu beri mereka kesempatan dari masing-masing kelompok untuk mengungkapkan hasil jawabannya.
Ketika siswa mengulas kembali jawaban
dari LPPDnya, maka dari jawaban-jawaban itu akan memicu pikirannya untuk
mengingat apa yang dikatakan pembicara dan juga menghidupkan kembali
apa yang siswa pikirkan pada saat itu, hal ini akan sangat berarti bagi siswa
dalam membantu mereka memahami materi yang disampaikan guru. enulis pikiran yang ada pada anak didik dengan cara seperti ini akan
membantu siswa dalam memusatkan konsentrasi dan mengalihkan pikiran
kembali pada apa yang sedang dikatakan oleh guru.
Indikator-indikator Metacomprehension :
a) Mampu menentukan tingkat keyakinan atas jawabannya
- Yakin bahwa jawabannya yang benar adalah benar
- Yakin bahwa jawabannya yang salah adalah salah
b) Mampu membandingkan konsep
- Jika dapat membedakan bahwa pengetahuan yang ia miliki
sebelumnya berbeda atau tidak berbeda dengan pengetahuan yang baru
diperoleh.
Tinjauan Tentang Pembelajaran Materi Fiqih di Sekolah
1. Pengertian fiqih
Fiqih merupakan salah satu materi pelajaran dalam pendidikan agama
Islam yang membahas tentang hukum-hukum Islam yang bersifat amali.
Materi ini diberikan dengan tujuan memberikan pemahaman dan pengalaman
pada siswa dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul di
sekitarnya yang bersifat amaliyah dengan melalui hukum-hukum Islam.
Pengertian fiqih secara etimologis berarti mengetahui sesuatu secara
mendalam yang menghendaki pengerahan potensi akal. Pengertian tersebut
dapat kita temukan dalam al-qur’an yang berbunyi :
Artinya: “Sesungguhnya telah kami jelaskan tanda-tanda kebesaran kami
kepada orang-orang yang mengetahui”. (QS. Al-An’am : 98)
Adapun fiqih secara terminologis adalah hukum-hukum syara’ yang
bersifat praktis (amaliah) yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.
Sedangkan menurut Dr. H. Muslim Ibrahim.M.A. mendefinisikan fiqih
sebagai suatu ilmu yang mengkaji hukum syara’ yaitu firman allah yang
berkaitan dengan aktifitas muallaf berupa tuntutan, seperti wajib, haram,
sunnah, dan makruh atau pilihan yaitu mubah, ataupun ketetapan seperti
syarat dan mani’ yaitu kesemuannya digali dari dalil-dalilNya yaitu Al-qur’an dan As-sunnah melalui dalil-dalil yang terinci seperti ijma’, qiyas dan lainlain.
Pembelajaran fiqih dalam kurikulum adalah salah satu bagian dari
mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang
kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
Mata pelajaran fiqih meliputi fiqih ibadah dan fiqih Mu'amalah, yang
menggambarkan bahwa ruang lingkup fiqih mencakup perwujudan kesaksian,
keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan
diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya
(hablunminallah wa hablunminnas).
2. Tujuan dan fungsi
a. Tujuan
Fiqih di Madrasah bertujuan untuk membekali peserta didik agar
dapat :
- Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara
terpenuhi dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli.
Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman
hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
- Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kekuatan
menjalankan hukum Islam, dengan disiplin dan bertanggung jawab
sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.
b. Fungsi
Bidang study fiqih berfungsi untuk :
- Menanamakaan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik
kepada Allah SWT, sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
- Membiasakan pengamalan terhadap hukum Islam pada peserta didik
dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku
di Madrasah dan masyarakat.
- Membuat kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di Madrasah
dan masyarakat.
- Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta
menanamakaan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin.
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup fiqih meliputi keserasian keselarasan dan
keseimbangan antara :
- Hubungan manusia dengan Allah SWT
- Hubungan manusia dengan sesama manusia
- Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan.
Efektifitas Pembelajaran dengan Strategi Belajar Metakognitif dalam
Meningkatkan Metacomprehension Siswa pada Materi Fiqih.
Efektifitas adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan. Dalam
upaya meningkatkan efektifitas proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar
terbaik sesuai harapan, perencanaan pembelajaran merupakan sesuatu yang
mutlak harus dipersiapkan setiap guru, setiap akan melaksanakan proses
pembelajaran, walaupun belum tentu semua yang direncanakan akan dapat
dilaksanakan, karena bisa terjadi kondisi kelas merefleksikan sebuah permintaan
yang berbeda dari rencana yang sudah dipersiapkan, khususnya tentang strategi
pembelajaran apa yang diterapkan. Namun demikian, guru tetap diharapkan
mampu menyusun perencanaan yang lebih sempurna, sesuai dengan kebutuhan
siswa, sehingga semua siswa bisa mengikuti proses kegiatan belajar sesuai
harapan, semua siswa bisa memahami bahan-bahan ajar yang ditawarkan, semua
siswa bisa memperoleh berbagai pengalaman baru dalam menambah
kompetensinya sesuai hasil belajar mereka.
Untuk dapat membuat perencanaan yang baik dan dapat
menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui
unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik, antara lain, kebutuhankebutuhan
siswa, tujuan-tujuan yang dapat dicapai, berbagai strategi belajar yang
relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, dan kriteria
evaluasi. Bersamaan dengan itu, peran guru dalam mengembangkan strategi
belajar metakognitif ini sangat penting, karena aktivitas siswa belajar sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku guru dalam kelas. Jika mereka antusias,
memperhatikan aktivitas dan kebutuhan-kebutuhan siswa, maka siswa-siswa
tersebut akan mengembangkan aktivitas belajarnya dengan baik, antusias, giat,
dan serius.
Efektifitas pengajaran guru dalam pembelajaran dengan menggunakan
strategi belajar metakognitif pada materi fiqih ini, merupakan sejauh mana tujuan
pengajaran yang diinginkan telah tercapai melalui kegiatan belajar mengajar dan
sejauhmana siswa mengalami perubahan tingkah laku.
Dalam meningkatkan metacomprehension siswa, khususnya pada materi
fiqih maka seorang guru dituntut untuk dapat menggunakan strategi mengajar
yang tepat maka dari itu salah satu usaha guru dalam rangka meningkatkan
metacomprehension siswa pada materi fiqih adalah dengan menggunakan strategi
belajar metakognitif.
Pebelajar yang dapat mengembangkan kemampuan
metakognitif dengan baik akan melakukan hal-hal berikut:
- Percaya bahwa diri mereka dapat belajar;
- Membuat penilaian yang tepat tentang penyebeb keberhasilan mereka dalam
belajar;
- Memikirkan penyebab ketidaktepatan ketika terjadi kesalahan dalam tugas;
- Aktif mencari informasi untuk memperluas daftar strategi belajar mereka;
- Mencocokkan strategi dengan tugas belajar, membuat penyesuaian ketika
dibutuhkan;
- Meminta petunjuk kepada teman sebaya atau guru;
- Menggunakan waktu untuk berfikir tentang pemikiran mereka sendiri;
- Memandang diri mereka sendiri sebagai pebelajar dan pemikir terus menerus.
Maka dari itu, penggunaan strategi belajar metakognitif sangat penting
untuk memberikan pemahaman yang baik serta untuk meningkatkan
metacomprehension siswa dalam materi fiqih. Berdasarkan uraian tersebut di atas,
dapat diketahui bahwa penggunaan strategi belajar metakognitif sangat efektif
dalam meningkatkan metacomprehension siswa terutama pada materi fiqih