Pengertian Perpustakaan, Apa Itu Perpustakaan Itu?
Kebanyakan dari kita mungkin beranggapan bahwa perpustakaan adalah tempat menyimpan dan meminjam buku, baik untuk dibaca di tempat maupun dibawa pulang dengan menggunakan kartu anggota perpustakaan. Dalam benak sebagian besar kita terlintas bahwa perpustakaan terdiri dari banyak rak dengan tumpukan buku yang tersusun rapi dalam rak tersebut. Anggapan tersebut memang ada benarnya, tetapi perpustakaan di masa kini tidaklah selalu terdiri dari sekelompok buku, karena perpustakaan dewasa ini bisa menyediakan layanan audio-visual, film,slide mikrofilm dan sebagainya. Memang jika dilihat dari sudut linguistiknya, perpustakaan berasal dari kata pustaka yang artinya buku. Dalam bahasa Latin, kata perpustakaan ini berasal dari kata liber yang diadopsi ke dalam bahasa Inggris menjadi library yang juga mengandung arti buku atau sesuatu yang menyangkut buku. Definisi perpustakaan adalah sebuah ruangan atau bagian sebuah gedung atau gedung itu sendiri yang dipergunakan untuk kegiatan penyimpanan dan peminjaman buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk pembaca dimana bahan-bahan publikasi itu tidak diperjual-belikan. Didalam perpustakaan terdapat berbagai bahan cetak dan publikasi (buku, majalah, laporan, karya tulis, audio visual, film, slide, VCD, DVD, kaset dsb.) Dalam pelaksanaan perpustakaan ada ilmu yang mengkaji perpustakaan yang disebut ilmu perpustakaan (library science), yaitu ilmu pengetahuan yang mengorganisasikan berbagai hal tentang pustaka, baik tentang tujuan, obyek, fungsi perpustakaan, metode, penyusunan, teknik dan teori yang digunakan dalam pemberian jasa perpustakaan. Perpustakaan memiliki koleksi bahan cetak yang digunakan untuk pembaca. Perpustakaan berbeda dengan toko buku, baik dalam hal hakikat maupun fungsinya. Bila toko buku menyusun buku yang akan dijualnya dengan maksud mencari keuntungan, maka perpustakaan bertujuan mendayagunakan koleksinya untuk kepentingan penyebarluasan informasi bagi para pembaca.
Banyak batasan atau pengertian tentang perpustakaan yang disampaikan oleh para pakar di bidang perpustakaan. Anda dapat mempelajari beberapa pengertian perpustakaan seperti di bawah ini :
- Menurut kamus “The Oxford English Dictionary”, kata “library” atau perpustakaan mulai digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “ suatu tempat buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan”.
- Pengertian perpustakaan ini pada abad ke-19 berkembang menjadi “ suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yang dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu.
- Dalam perkembangannya lebih lanjut, pengertian perpustakaan memperoleh penghargaan yang tinggi, bukan sekadar suatu gedung yang berisi koleksi buku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
- Pada tahun 1970, The American Library Association menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian “pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan“.
- Dalam pengertiannya yang mutakhir, seperti yang tercantum dalam Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “ perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
Pengertian perpustakaan yang mutakhir ini telah mengarahkan kepada tiga hal yang mendasar sekaligus, yaitu hakikat perpustakaan sebagai salah satu sarana pelestarian bahan pustakan; fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan; serta tujuan perpustakaan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pembangunan nasional.
Adapun pengertian perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani seluruh warga sekolah yang bersangkutan.
Perpustakaan SD Negeri No. 154/I Talang Aro
Kondisi sebagian besar perpustakaan sekolah saat ini masih jauh dari yang diharapkan, belum memenuhi standar nasional perpustakaan. Disamping itu pemangku jabatan, kepala sekolah, dan guru kurang menyadari pentingnya fungsi dan peran perpustakaan sekolah bagi peserta didik maupun para pendidik sendiri. Misalnya ada anggapan bahwa perpustakaan hanya sebagai pelengkap di sekolah. Padahal ia merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran. Sebab keberhasilan jalannya proses pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kompetensi guru dan tersedianya gedung sekolah serta fasilitasnya, tetapi juga perlu didukung oleh tersedianya buku-buku murah dan perpustakaan yang representatif.
SD Negeri No. 154/I Talang Aro Kecamatan Muara Bulian adalah salah satu sekolah yang dikategorikan sebagai SD terpencil di Kabupaten Batang Hari. Hal ini didasarkan atas peta lokasi dan keadaan lingkungan dimana sekolah ini berada. Dari ibu kota Kabupaten Batang Hari, sekolah ini berada ± 45 km. Untuk menuju sekolah ini dalam keadaan normal yaitu cuaca cerah dan tidak hujan dapat dilalui dengan kendaraan roda dua, akan tetapi bila dalam keadaan hujan maka sulit dilalui karena jalanan lengket.
Keadaan lingkungan disekitar sekolah adalah hutan dan perkebunan karet rakyat dan kelapa sawit. Sebagian besar masyarakatnya hidup dari mengolah dan memanfaatkan perkebunan tersebut sebagai petani penggarap/pengolah. Sehingga dapat dimaklumi bahwa keadaan social, ekonomi dan masyarakatnya dapat dikategorikan kelas menengah ke bawah. Yang pada akhirnya akan berpengaruh juga kondisi dan perhatian orang tua kepada anaknya untuk sekolah.
Sekolah ini mulai beroperasi pada tahun 1989, dengan dua ruangan kelas dalam satu unit bangunan tidak permanen yaitu bangunan yang terbuat dari papan sederhana. Segala aktivitas sekolah berpadu dalam dua ruangan tersebut. Sehingga dapat di bayangkan dalam kaitannya karya ilmiah ini mengenai perpustakaannya. Artinya jangankan untuk perpustakaan, kegiatan guru dan kepala sekolah bercampur baur di antara meja dan kursi belajar siswa. Barulah pada tahun 2005 sekolah ini mendapat tambahan ruang belajar, berupa satu unit gedung dengan dua ruang belajar. Sehingga kepenatan ruang belajar selama ini dapat sedikit teratasi. Untuk diketahui sebelum ada tambahan ruang belajar, 6 rombongan belajar dibagi dalam dua ruangan plus meja guru dan kepala sekolah dan lainnya.
Seperti yang telah penulis uraikan diatas, bahwa sama halnya dengan kondisi sebagian besar perpustakaan sekolah lainnya, dalam keadaan memprihatinkan. Kondisi buku yang tidak terurus, koleksi buku yang tidak bertambah malah berkurang akibat dimakan usia dan karena tidak adanya manajemen pelayanan perpustakaan yang mengatur sirkulasi buku. Kondisi ini juga terjadi di SD Negeri No. 154/I Talang Aro.
Berdasarkan observasi lapangan yang penulis temui. Bahwa perpustakaan sekolah di SD ini tidak memiliki ruangan sendiri yaitu menumpang diruangan kepala sekolah dan guru dengan kondisi yang tidak tertata dengan baik, walaupun buku-buku yang ada tersusun diatas lemari bekas yang dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan buku tepatnya. Tidak ada kursi dan meja untuk membaca, sehingga banyak buku dipinjam oleh sebagian kecil siswa dibaca dikelas atau diluar ruangan. Buku-buku yang tersusun itupun jumlahnya tidak lebih dari 100 eksemplar dimana 70 persennya adalah buku pelajaran pegangan guru dan siswa, sisanya buku-buku cerita dan buku paket B yang kegiatan itu juga menumpang disekolah ini.
Kondisi yang membawa minat membaca menjadi lebih baik, sungguh sangat jauh dari harapan dan menciptakan minat baca siswa, ditambah dengan kurangnya pihak sekolah menggalakkan siswa untuk membaca. Bagaimana siswa mau memanfaatkan perpustakaan, jika guru-guru saja tidak juga membaca dan mengajak siswanya gemar membaca.
Usaha Perbaikan Perpustakaan SD Negeri No. 154/I Talang Aro
Kita semua menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa amat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Demikian pula dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas tinggi tidak bisa lepas dari pendidikan.
Salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi murid, tapi juga merupakan bagian yang integral pembelajaran. Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah.
Dengan membanjirnya informasi dalam skala global, perpustakaan sekolah diharapkan tidak hanya menyediakan buku bacaan saja namun juga perlu menyediakan sumber informasi lainnya, seperti bahan audio-visual dan multimedia, serta akses informasi ke internet. Akses ke internet ini diperlukan untuk menambah dan melengkapi pengetahuan anak dari sumber lain yang tidak dimiliki oleh perpustakaan di sekolah. Menyikapi hal ini pustakawan sekolah dan guru perlu mengajarkan kepada murid untuk dapat mengenali jenis informasi apa saja yang diperlukan dan menelusurinya melalui sumber informasi tersebut di atas. Untuk itu diperlukan program pengetahuan tentang literasi informasi di sekolah. Dengan mengikuti program semacam itu murid diarahkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah melalui informasi yang diperolehnya. Kemampuan ini juga kelak akan bermanfaat di kemudian hari dalam meniti perjalanan kariernya.
Sejalan dengan keinginan untuk mewujudkan sebuah perpustakaan sekolah sebagaimana disebutkan di atas, tentu harus ada kerja sama dan sinergi, termasuk apresiasi, terhadap perpustakaan di antara para pustakawan sekolah, guru, kepala sekolah serta komite sekolah. Tentu saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kemampuan sekolah dan masyarakat sekolah pada umumnya untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, dengan azas tepat guna dan tepat sasaran, tidak besar pasak dari pada tiang.
Paling tidak ada usaha dan kemauan yang besar dari pihak sekolah dengan di dukung oleh komite sekolah selaku jembatan institusi sekolah dengan masyarakat dan orang tua untuk mengusahakan terciptanya perpustakaan sekolah yang layak dan meningkatkan minat baca siswa.
Selama ini kurangnya usaha menggalakkan siswa untuk gemar membaca dan mencari sumber belajar melalui perpustakaan dapat diperbaiki dengan lebih mengintensifkan peran perpustakaan. Guru harus lebih giat mengajak siswanya mencari dan belajar di perpustakaan, bahkan mengajak dan menganjurkan siswanya untuk gemar membaca apa saja yang positif tentunya.
Selain itu barangkali selama ini tidak adanya usaha untuk mendapatkan bantuan buku-buku dari pihak terkait, untuk itu juga pihak kepala sekolah selaku pemangku jabatan inti disekolah dengan dibantu guru-guru dan koordinasi komite sekolah dapat mengajukan bantuan kepada instansi terkait dan pihak-pihak yang mempunyai komitmen untuk memajukan pendidikan dan pada akhirnya melahirkan generasi muda yang cerdas dan trampil.