Pengertian Investasi Swasta Menurut Para Ahli
Dalam melakukan pembangunan ekonomi dibutuhkan biaya yang cukup besar yang salah satunya diperoleh dari investasi swasta baik berupa Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (Nuraeni ; 2001 ).
PMA sebagai salah satu jenis penanaman modal yang memiliki peran sangat besar dalam pembangunan. Modal ini masuk dalam bentuk investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung berarti perusahaan dari negara penanam modal secara de facto dan de jure melakukan pengawasan atas asset yang ditanam dinegara tersebut. Sedangkan investasi tidak langsung (investasi portofolio) dilakukan melalui pasar modal dengan instrument surat berharga seperti saham dan obligasi tetapi penguasaan atas saham tersebut tidak sama dengan hak mengendalikan perusahaan karena para pemegang saham hanya mempunyai hak atas dividen yang diperoleh (Jhingan ; 1994).
Satu lagi bentuk penanaman modal yaitu penanaman modal dalam negeri (PMDN). PMDN sebagai sumber domestik merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional. Di satu sisi ia mencerminkan permintaan yang efektif dan di sisi lain ia menciptakan efisiensi produktif bagi produksi di masa depan. Penanaman modal diperlukan untuk memenuhi permintaan penduduk yang meningkat di negara tersebut. Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja. Pembentukan atau penanaman modal ini juga membawa pada kemajuan teknologi. Sumber yang dapat dikerahkan untuk pembentukan modal ini diperoleh dari kenaikan pendapatan nasional, pengurangan konsumsi, peningkatan nilai tabungan, meningkatkan keuntungan dan lain-lain. Dari sumber-sumber di atas maka tabunganlah yang merupakan sumber domestik yang paling efektif. Tabungan pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam pembentukan modal. Tabungan pemerintah berasal dari pengurangan total penerimaan dalam negeri terhadap total pengeluarannya sedangkan tabungan masyarakat berasal dari simpanan masyarakat itu sendiri yang menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung.
Investasi Pemerintah
Peranan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan terutama di negara berkembang harus benar-benar aktif dan positif. Karena pemerintah harus mempunyai sasaran utama bagi rakyatnya terutama yang berkenan dalam upaya meningkatkan tingkat kemakmuran rakyatnya. Di indonesia peran pemerintah dibagi dalam empat kelompok peran ( Dumairy ; 1996 ; 158) diantaranya :
- Peran alokatif, yakni peranan pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi yang ada agar pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung efisiensi produksi.
- Peran distributif, peranan pemerintah dalam mendistribusikan sumber daya, kesempatan dan hasil-hasil ekonomi secara adil dan wajar.
- Peran stabilitatif, peran pemerintah dalam memelihara stabilitas perekonomian dan memulihkannya jika berada dalam disequilibrium.
- Peran dinamisatif, yakni peranan pemerintah dalam menggerakkan proses pembangunan ekonomi agar lebih cepat tumbuh, berkembang dan maju.
Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu komponen kebijakan fiskal pemerintah dalam mencapai kestabilan ekonomi. Sebagai sebuah organisasi atau rumah tangga, pemerintah melakukan banyak sekali pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Pengeluaran-pengeluaran tersebut bukan saja untuk menjalankan roda perekonomian sehari-hari tetapi juga membiayai kegiatan perekonomiannya. Badan Pusat Statistik (BPS ; 2005) membagi Pengeluaran Pemerintah menjadi 3 jenis pengeluaran yaitu:
- Belanja administrasi umum.
- Belanja operasi pemeliharaan.
- Belanja modal.
Dimana ketiga jenis pengeluaran tersebut diatas masing-masing dibagi lagi menjadi dua yaitu belanja aparatur daerah dan belanja untuk pelayanan publik. Semakin besar dan banyak investasi yang dilakukan pemerintah maka semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang akan dikeluarkan. Dimana modal ini diperoleh dari sumber-sumber pendapatan daerah biasanya lewat pajak, ekspor, retribusi, laba perusahaan dan lain-lain.
Menurut Rostow dan Musgrave dalam Dumairy (1996 ; 163) dalam teorinya ia menghubungkan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, menurut mereka rasio investasi pemerintah terhadap investasi total relatif besar. Hal ini disebabkan karena pada tahap ini pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan guna memacu pertumbuhan agar dapat lepas landas dan bersamaan dengan itu porsi investasi swasta juga meningkat tetapi dalam tahap ini peranan pemerintah sangat dibutuhkan karena banyak terjadi kegagalan pasar yang ditimbulkan oleh perkembangan ekonomi itu sendiri. Banyak terjadi kasus eksternalitas negative misalnya pencemaran lingkungan yang menuntut pemerintah untuk turun tangan mengatasinya.
Dalam tahap lanjut proses pembangunan, menurut Musgrave rasio investasi total terhadap pendapatan nasional akan mengecil. Sementara itu Rostow berpendapat bahwa pada tahap lanjut pembangunan ekonomi terjadi peralihan aktivitas pemerintah dari penyediaan prasarana ekonomi ke pengeluaran-pengeluaran untuk layanan sosial seperti kesehatan dan pendidikan.
Jenis-jenis investasi
Menurut ruang lingkupnya, investasi dibagi menjadi:
- Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), penanaman modal dalam negeri terbagi atas penanaman dalam negeri swasta dan penanaman modal dalam negeri pemerintah. Yang dimaksud dengan penanaman modal dalam negeri swasta adalah investasi yang dilakukan oleh seseorang atau badan usaha swasta domestik. Penanaman modal dalam negeri pemerintah adalah penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah terhadap perusahaan atau BUMN atau penyertaan modal pemerintah kepada perusahaan swasta, atas nama lembaga pemerintah.
- Penanaman Modal Asing (PMA). Penanaman modal asing terdiri atas penanaman modal asing swasta, yaitu penanaman modal yang dilakukan oleh pihak swasta (bukan pemerintah) di negara selain negara asal pemilik modal serta penanam modal asing pemerintah/nasional penanaman modal dari suatu negara ke negara lain atas nama pemerintah negara pemilik modal.
Menurut Komponen atau fungsinya investasi dibedakan menjadi: investasi sebagai pengganti barang yang telah aus, sehingga jumlah persediaan barang tetap terpelihara dan investasi netto, yaitu investasi yang berfungsi menambah atau memperbesar persediaan modal.
Teori-teori Investasi
1. Teori Klasik
Investasi merupakan pengeluaran yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan (potensi) masyarakat dalam meningkatkan produksi. Selain itu, pembentukan modal adalah pengeluaran yang akan mempertinggi jumlah alat-alat modal dalam masyarakat dan apabila ini bertambah maka produksi dan pendapatan akan meningkat, dengan demikian akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan pendapat para ahli ekonomi modern, kaum klasik yang menganggap akumulasi kapital sebagai syarat mutlak pembangunan ekonomi yang akan meningkatkan pendapatan. Jadi secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa dengan melakukan penanaman modal maka dapat meningkatkan pendapatan.
Ø Teori Neo Klasik
Teori neoklasik tentang investasi intinya berdasarkan teori produktivitas marginal dari faktor produksi modal, artinya modal yang akan di investasikan dalam proses produksi ditentukan olah produktivitas marginal dibandingkan dengan tingkat harga. Suatu investasi akan dijalankan apabila pendapatan investasi lebih besar dari tingkat bunga dan investasi dalam suatu barang modal adalah menguntungkan jika biaya sewa ditambah bunga lebih kecil dari pada hasil pendapatan yang diharapkan dari investasi tersebut.
Dengan demikian ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan investasi yaitu :
- Tingkat biaya barang modal,
- Tingkat bunga,
- Tinggi pendapatan yang akan diterima.
Perubahan dari salah satu faktor tersebut akan mengakibatkan perubahan dalam perhitungan tingkat profitabilitas.
Ø Teori Keynes
Masalah investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep Marginal efficiency of investment (MEI) lebih tinggi. Ekonomi di lain pihak, semakin besar investasi suatu negara akan semakin besar pula tingkat pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai. Dengan demikian, pertumbuhan merupakan fungsi dari investasi (Yonathan, 2003).
Secara teoritis, Harrord-Domar telah menganalisa hubungan antara investasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Kedua ekonom tersebut menyimpulkan adanya hubungan ekonomi langsung antara besarnya stok modal keseluruhan (K), dengan GNP (Y), yang diformulasikan sebagai rasio modal/Output (Capital output ratio, COR). Semakin tinggi stok modal, semakin tinggi pula output yang dihasilkan.
Dalam model multiplier Keynes memyebutkan bahwa peningkatan jumlah investasi swasta akan memperluas output dan penggunaan tenaga kerja. Olehnya itu, investasi merupakan salah satu bagian dari GNP, sehingga bila salah satu bagian meningkat, maka dengan sendirinya seluruh bagian juga meningkat (Samuelson, 1986).