Pengertian Astronomi, Apa itu Astronomi Menurut Para Ahli
1. Body of Knowledge
Dasar Pemikiran. Astronomi adalah cabang ilmu alam dasar yang mempelajari fenomena fisis yang melibatkan entitas terkecil dalam alam semesta, yakni partikel paling fundamental yang mungkin hanya ada dalam alam semesta dini, hingga entitas terbesar, yakni seluruh alam semesta itu sendiri. Kondisi fisis yang berasosiasi dengan objek studi astronomi umumnya begitu ekstrim yang memustahilkan simulasi fisisnya dalam laboratorium di Bumi. Besarnya skala jarak ke objek-objek studi astronomi, dan besarnya skala waktu yang berasosiasi dengan proses-proses astrofisika, menjadikan alam semesta sebagai laboratorium penyedia data yang harus kita terima sebagaimana tampak oleh kita, dan kita tak pernah dapat memvariasikan parameter apa pun yang mengkarakterisasi objek studi astronomi. Oleh karena itu dalam proses kerjanya, astronomi merupakan inverse problem at the limit: berdasarkan data yang disediakan alam semesta dengan analisa statistik yang rumit, dan berdasarkan pengetahuan fisika yang berlaku di Bumi dan sekitarnya, astronom membangun deskripsi tentang alam semesta dan isinya yang sangat beragam dan menakjubkan. Bumi merupakan lingkungan yang sangat mikro dalam alam semesta, sehingga terasa penting mempelajari astronomi untuk memperluas cakrawala manusia tentang realitas alam semesta, dan melihat Bumi dan kehidupan kita dalam perspektif yang lebih menyeluruh.
Proses pendidikan yang ditempuh oleh peserta didik diharapkan mampu membentuk pola pikir analitik dalam aliran logika yang berlandaskan pemahaman atas kaidah ilmiah, dan sekaligus membangun kemampuan untuk mengkomunikasikan pikirannya. Kemampuan analisis ini tercermin pada kemampuan dalam mengenali persoalan ilmiah dan dalam memberikan deskripsi ilmiah yang tertata dengan runut dan jernih tentang persoalan tersebut. Selain itu, ketrampilan ilmiah juga tercermin pada kemampuan penguasaan dasar pada tugas-tugas kelaboratoriuman, baik dalam aspek pengetahuan dan ketrampilan maupun dalam etika bekerja yang baik. Kompetensi dasar sebagai ilmuwan ini akan menjadikan mereka tidak hanya tanggap terhadap perkembangan sains dan teknologi, tetapi juga dapat mengembangkan diri untuk berperan langsung dalam perkembangan sains dan teknologi.
Sebagai catatan penting: karena alasan keterbatasan dalam mengakses objek studinya seperti yang telah disebutkan pada alinea pertama, astronom terus-menerus mendorong teknologi untuk selalu membuat terobosan dalam teknik perolehan data maupun proses analisanya. Sebagai contoh, teknologi deteksi radiasi elektromagnetik pada hampir semua panjang gelombang yang mutlak diperlukan untuk informasi yang lengkap tentang objek studi, banyak didorong oleh keperluan astronomi, walaupun pemanfaatan teknologinya dirasakan oleh kalangan lebih luas. Hal yang sama juga diperoleh dari teknologi komputer, baik dalam penyimpanan dan pengaliran data, maupun dalam teknik komputasi itu sendiri. Spinoffs dari kemajuan astronomi ini demikian besar dan hal ini disadari dan diperhatikan dalam merancang pendidikan astronomi. Singkatnya, kurikulum pendidikan astronomi tidak dapat dipandang sebagai hanya memberikan pengajaran astronomi secara sempit, namun lebih dari itu, mempersiapkan para peserta didik untuk menjadi ilmuwan yang dapat bekerja dalam dunia penelitian ilmiah yang luas.
Ide integrasi antara Program Sarjana dan Pascasarjana diwujudkan dalam kurikulum yang telah disusun untuk mengantisipasi perkembangan global dunia pendidikan dan penelitian astronomi. Dengan ini diharapkan peserta didik memperoleh latar belakang pengetahuan sains yang kokoh, dan memiliki wawasan yang progresif serta adaptif terhadap bidang-bidang terapan yang terkait.
Berbekal pengetahuan yang terus bertambah melalui kegiatan penelitian yang dilakukan, peserta didik diharapkan tak hanya mampu menerapkan teori yang dipelajari, tetapi juga berperan dalam pengembangannya. Peserta didik diharapkan siap mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya pada jurnal-jurnal profesional yang sesuai, dan diharapkan kelak mencapai suatu kemandirian sebagai peneliti yang berintegritas tinggi. Mengingat karakter astronomi yang banyak memerlukan kolaborasi dalam pekerjaannya, doktor dalam astronomi juga harus dapat bekerjasama secara profesional dengan ilmuwan dari berbagai negara demi suatu tujuan keilmuwan yang universal.
2. Body Of Knowledge.
Pendidikan astronomi dimulai dengan memperkenalkan berbagai fenomena yang dapat diamati di langit sebagai fenomena ilmiah yang ingin dijelaskan secara ilmiah pula. Tulang belakang dalam perolehan deskripsi ilmiah ini adalah fisika. Diyakini bahwa kaidah-kaidah fisika bersifat universal; berlaku di Bumi dan lingkungan-dekatnya dan juga di seluruh alam raya. Karena itu, fisika adalah elemen ilmu dasar yang esensial dalam astronomi. Diperlukan pula pemahaman yang baik tentang konsep dan perangkat matematika untuk memahami aliran logika dalam formulasi kaidah-kaidah tadi dan mendukungnya dalam teknik aplikasinya. Komponen lain yang juga sangat penting dalam sains adalah pekerjaan laboratorium. Ini diperlukan dalam proses pemahaman konsep atau kaidah ilmiah maupun dalam pembentukan ketrampilan dan kreativitas, serta aspek lain dalam metoda ilmiah, yaitu motivasi dan keingintahuan, pelaporan, dan sikap bertanggung jawab dan kritis.
Komponen fisika fundamental yang harus dikuasai, baik formulasi teoritik (formal dan umum) maupun aplikasinya, adalah sebagai berikut:
- Mekanika: pengertian gerak, kecepatan, momentum, gaya, energi, sistem referensi, orbit, sistem benda, kestabilan
- Termodinamika: pengertian sifat materi, panas, tekanan, entropi, energi, distribusi materi dan energi, sifat statistik materi dan radiasi
- Elektromagnetik: pengertian sifat dan gejala kelistrikan dan kemagnetan , elektrostatika, elektrodinamika, hamburan, gelombang, perambatan, radiasi
- Fisika Kuantum: pengertian kuantum, observables, operator kuantum, prinsip ketidakpastian, deskripsi keadaan, evolusi keadaan, tingkat energi kuantum, hamburan
Komponen matematika fundamental yang harus dikuasai adalah kalkulus, geometri, aljabar linier, operasi matriks, persamaan diferensial, fungsi khusus, transformasi integral, dan berbagai komponen dalam metoda matematika untuk permasalahan fisika. Komponen penting lain yang diberikan adalah statistika dan penggunaan komputer (algoritma dan teknik pemrograman, metoda numerik, dan lain sebagainya) yang relevan untuk keperluan sains. Agak berbeda dari penyampaian materi secara klasik, dalam kurikulum astronomi ini motivasi astrofisika sangat ditonjolkan dalam penyampaian materi utama fisika dan matematika seperti disebutkan di atas.
Berbagai komponen fisika dan matematika fundamental yang telah disebutkan di atas, berikut perangkat statistik dan komputasi, dituangkan ke dalam adonan besar materi astronomi dan astrofisikanya sebagai berikut:
- Waktu dan astronomi posisional: sistem koordinat, sistem waktu dan penghitungannya, penentuan lokasi dan waktu pemunculan objek langit, koreksi posisi dan waktu
- Astrofisika: Konsep-konsep mendasar tentang astronomi dan astrofisika; metoda pengukuran dan kuantisasi dalam observasi astronomis; hubungan antara besaran teramati dan besaran intrinsik, mengenali perilaku dasar bahan penyusun objek astronomis (gas materi, debu, foton), dan proses fisis yang berasosiasi dengan observables, seperti temperatur, warna, dan kecerlangan.
- Proses Astrofisika: pemakaian konsep fisika (mekanika, termodinamika, elektromagnetik, fisika kuantum, dsb) dalam proses astronomis, termasuk yang berada dalam kondisi ekstrim, proses pembangkitan radiasi, emisi, absorpsi, pembentukan spektrum kontinu dan garis, akresi massa, gerak sistem benda, orbit, aspek komparasi teori dan pengamatan, berbagai koreksi, kalibrasi,
- Tata Surya: mengenal berbagai objek dalam Tata Surya, proses-proses fisis dalam Tata Surya, matahari sebagai sumber radiasi dan pengatur gerak utama, planet dan satelit, objek-objek kecil dalam Tata Surya, wawasan evolusi Tata Surya, wawasan planet ekstrasolar, aspek kondisi posibilitas kehidupan, orbit satelit buatan
- Fisika Bintang: berbagai proses utama di dalam dan atmosfer bintang: pembangkitan energi nuklir, aspek kuantum pada radiasi, aspek hantaran radiasi, dan aspek evolusinya, klasifikasi bintang, karakter bintang
- Fisika Galaksi: berbagai proses fisis di dalam galaksi, distribusi dan gerak bintang, distribusi, komposisi, dan gerak materi antar bintang, Galaksi Bima Sakti (posisi dan gerak matahari, lingkungan matahari, rotasi galaksi, penentuan ukuran dan massa galaksi, penentuan posisi pusat galaksi, dsb), property umum galaksi, seperti morfologi, laju pembentukan bintang, kondisi lingkungan, dan evolusi galaksi
- Kosmologi: mempelajari alam semesta secara keseluruhan, baik struktur maupun evolusinya melalui telaah geometri dan fisis; konsep ruang-waktu, Teori Gravitasi Enstein, kondisi relativistik, kerangka kerja pemodelan alam semesta, identifikasi hasil pengamatan kosmologis dalam bentuk dan struktur sifat global alam semesta maupun proses terinci dalam sejarah pembentukan strukturnya.
Materi inti kurikulum astronomi yang disebutkan sebagai body of knowledge di atas, didistribusikan dalam sejumlah 22 matakuliah wajib (termasuk Seminar dan Tugas Akhir) senilai 68 sks, 36 sks matakuliah pilihan yang tersedia dalam 14 matakuliah, yang dirancang untuk dapat diselesaikan dalam 6 semester setelah TPB. Materi TPB (36 sks) dan matakuliah umum (seperti agama, etika, kewarganegaraan, dan lain-lain) diatur oleh ITB.
3. Kurikulum Acuan
Dasar utama sebagai acuan penyusunan kurikulum ini adalah evaluasi menyeluruh dari Kurikulum 2003. Namun, proses updating tentu dilakukan dengan melakukan studi banding/komparasi dengan berbagai model kurikulum di dunia internasional, terutama untuk Program Sarjana, Program Magister dan Program Doktor yang mempersyaratkan courses. Karena itu, tim penyusun telah meninjau berbagai model kurikulum untuk ketiga program tersebut, dengan mengambil sampel setidaknya dari empat benua yang memiliki program studi astronomi yang telah dikenal reputasinya.
Di Asia, ditelaah model dari Kyoto University dan University of Tokyo (Jepang) dan Interuniversity Center for Astronomy and Astrophysics (Pune, India). Di Australia, University of Melbourne. Eropa: Cambridge University (Inggris), Leiden dan Utrecht (Belanda), Padua (Italia). Amerika Serikat: MIT, Princeton University, Cornell University, UC Berkeley, University of Arizona, University of Texas at Austin. Juga ditinjau model kurikulum astrnomi di negara berkembang yang memiliki program astronomi, yaitu Universitas National Mexico. Studi banding ini kemudian disesuaikan dengan kebutuhan maupun dengan sumberdaya yang ada.