Pengertian Dan Definisi Brand Menurut Para Ahli
Dalam kehidupan modern saat ini, hampir semua kalangan masyarakat maupun lembaga-lembaga di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia menggunakan atau mengimplementasikan berbagai teknologi untuk bermacam-macam tujuan. Adapun pihak-pihak tersebut memanfaatkan teknologi sebagai hal untuk menunjang kebutuhannya, memudahkan dan meringankan tugas manusia, mempercepat aliran informasi sehingga komunikasi dapat dilakukan lebih cepat dan mudah. Salah satu teknologi yang menunjang kemudahan berkomunikasi tersebut yaitu teknologi internet.
Internet itu sendiri merupakan suatu teknologi jaringan komputer yang dapat menghubungkan seluruh orang dari berbagai wilayah di seluruh dunia. Awal pembentukan internet berawal dari jaringan ARPANET di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1960 an yang memiliki empat host komputer yang menghubungkan empat universitas di Amerika Serikat. Sampai pada tahun 1982 terbentuklah jaringan internet yang terus mengalami perkembangan yang lebih baik, dimana dapat menghubungkan seluruh pihak-pihak di dunia tidak terbatas oleh tempat dan waktu.
Saat ini Internet menjadi salah satu kebutuhan baik secara perorangan maupun secara corporate. Hal tersebut dikarenakan internet sudah menjadi tren komunikasi berbagai pihak. Dimana berbagai pihak pencipta aplikasi sosial media berlomba-lomba menciptakan aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan manusia yang tentu saja dengan berbagai fitur unik dan juga menarik. Mulai dari aplikasi sosial media Friendster yang pada awalnya sangat menarik berbagai pihak dengan jutaan user, namun saat ini media sosial tersebut sudah tidak dapat diakses kembali yang mungkin trennya sudah tergantikan dengan media sosial lain atau jumlah user mengalami penurunan yang drastis. Kemudian disusul dengan media sosial baru seperti Facebook yang saat ini masih ada dan memiliki user yang terus bertambah, Indonesia pun menjadi salah satu negara yang paling banyak memiliki account Facebook.
Berbagai media sosial yang saat ini populer seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube tidak hanya dimanfaatkan untuk semata-mata berkomunikasi dan juga update informasi. Namun, dapat ditemui di setiap media sosial selalu ada pihak-pihak yang memanfaatkan media sosial untuk berjualan atau yang lebih terkenal dengan sebutan online shop. Sehingga dapat dikatakan bahwa media sosial dapat dijadikan lahan untuk melakukan pemasaran bagi perusahaan-perusahaan yang ingin mempromosikan produk maupun jasanya sekaligus melakukan corporate branding image. Corporate branding image tersebut merupakan suatu bentuk citra atau reputasi perusahaan terhadap produk atau jasa yang dimiliki yang sangat tergantung daripada penilaian pelanggan terhadap produk atau jasa tersebut.
Dalam penulisan paper ini akan dibahas lebih lanjut tentang pengertian brand image, pengertian social media dan peran social media, hubungan brand image dengan social media, cara membangun brand image dan strategi brand image dalam suatu perusahaan, kelebihan dan kelemahan dari social media, penggunaan social media dalam meningkatkan brand image baik produk maupun jasa, brand image pada produk Oreo dan juga pengelolaannya.
Metodologi yang digunakan adalah melalui studi literatur dari jurnal, textbook, intenet, dan berbagai studi kasus yang berkaitan dengan topik pembahasan yang sebelumnya sudah pernah terjadi, kemudian mempelajari dan meneliti informasi-informasi yang telah diperoleh.
Definisi Brand
Menurut Jerry McLaughlin yang merupakan co-founder dan CEO pada Branders.com (DeMers, 2013) , brand adalah persepsi yang dipegang seseorang terhadap Anda, sebuah produk, jasa , maupun suatu organisasi, penyebab atau suatu ide. Penciptaan brand merupakan suatu kesengajaan dan usaha yang trampil dalam usaha menciptakan persepsi yang diinginkan orang lain.
Karakteristik Brand
Terdapat tujuh karakteristik yang menentukan atau mengukur sukses nya suatu brand (DeMers, 2013), yaitu :
Audience Knowledge
Brand terbaik memiliki pemahaman mengenai demografi target pasar, kepentingan dan ketertarikan pasar, dan cara untuk berkomunikasi dengan audience. Sebagian besar perusahaan memiliki target audience yang harus dicapai, memahami target pasar pun merupakan hal yang kritikal karena mempengaruhi arah dan kampanye pemasaran, bersama dengan identitas keseluruhan merek sehingga membantu menciptakan hubungan manusia antara bisnis dan audience nya.
Uniqueness
Membangun identitas brand membutuhkan sesuatu yang unik, dimana menciptakan identitas tidak menuntut ide revolusioner. Hal tersebut membutuhkan sesuatu yang unik dan special yang terpisahkan dari kompetisi.
Passion
Meskipun memungkinkan membangun brand tanpa passion dalam jangka pendek, namun mustahil untuk mempertahankan brand tersebut dalam jangka panjang. Karena passion tersebut menciptakan antusiasme dan kesenangan tersendiri yang dapat mempengaruhi pembangunan brand.
Consistency
Ketika konsumen kembali ke bisnis untuk melakukan penjualan kembali, maka mereka biasanya mengharapkan untuk menerima tingkat kualitas yang sama seperti yang mereka lakukan pertama kalinya. Dengan banyaknya industri yang memiliki banyak kompetitor, inkonsistensi kerap kali menjadi alasan bagi konsumen untuk melakukan bisnisnya di tempat lain.
Competitiveness
Ketika suatu brand perusahaan menjadi brand utama dalam suatu industri, maka perlu dilakukan perbaikan dan tentu saja peningkatan brand agar brand tersebut tetap kompetitif.
Exposure
Hal lain yang merupakan bagian yang mempengaruhi ke khasan dari suatu brand yaitu adalah kesuksesan brand dalam menjangkau konsumennya melalui banyak channel. Terdapat banyak alat yang dapat digunakan perusahaan untuk membangun brand mereka yaitu dengan mengembangkan kehadiran di jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, dan Google+, sehingga mampu menjangkau hampir semua konsumen.
Leadership
Untuk mengkoordinasikan upaya anggota tim dan membimbing visi strategis brand, seseorang harus memimpin dan mengarahkan. Pemimpin tersebut memecahkan komplikasi yang ada dan menghubungkan departemen yang berbeda agar setiap orang berada dalam tujuan yang sama. Pemimpin juga merupakan motivator dan tahu bagaimana cara memaksimalkan kekuatannya
Definisi Brand Equity
Brand Equity menuruh Kohler adalah sebuah nilai yang diberikan kepada produk dan layanan yang dapat menggambarkan bagaimana cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan keuntungan yang diberikan merek bagi perusahaan.
Menurut Aaker pada Rangkuti (2009: 39) mendefinisikan bahwa brand equity adalah seperangkat aset dan kewajiban yang berhubungan dengan merek, simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh layanan yang baik pada perusahaan dan pelangganya.
Definisi Brand Image dan Social Media
Dengan semakin berkembangnya zaman, persaingan dalam dunia industri juga semakin ketat. Perusahaan akan berlomba – lomba melakukan berbagai cara untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat untuk meningkatkan daya saing mereka. Untuk itu, perusahaan harus membentuk brand image sedemikian rupa agar dapat lebih dikenal oleh masyarakat dan social media akan mempermudah perusahaan dalam pembentukan brand image tersebut.
Definisi Brand Image
Brand Image merupakan gabungan antara dua kata, yaitu brand dan image. Menurut Bosion Simamora (2002:149) brand atau merek adalah nama, tanda, istilah, simbol, desain atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi atau membedakan suatu barang atau layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual yang lain. Sedangkan pengertian brand atau merek menurut Fandy Tjiptono (2005:2), brand adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001:421) merek atau brand merupakan suatu nama, istilah, simbol, desai, atau gabungan dari keempatnya, yang mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Dan menurut Kotler dan Armstrong, brand atau merek adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain, atau kombinassi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu. Pada intinya, brand atau merek merupakan identitas dari barang atau jasa suatu perusahaan, sehingga pelanggan dapat membedakan produk dari suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain.
Image atau citra itu sendiri juga dapat memberi pengaruh kepada minat pelanggan terhadap perusahaan. Menurut Kotler (2002:629), image atau citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. Sedangkan menurut Wilson Arafat (2002:629), image atau citra adalah persepsi masyarakat terhadap jati diri suatu perusahaan. Jadi bisa disimpulkan bahwa image atau citra merupakan pandangan atau pemikiran masyarakat sebagai pelanggan terhadap suatu perusahaan yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda, tergantung dari persepsi dari masyarakat itu sendiri terhadap perusahaan.
Biasanya dalam pandangan pelanggan, semakin baik image atau citra dari suatu perusahaan, maka daya beli pelanggan terhadap produk suatu perusahaan juga akan semakin besar. Namun, tidak selalu image atau citra perusahaan yang baik yang selalu dikenal oleh masyarakat, perusahaan dengan image atau citra yang kontroversial juga dapat menarik minat dari masyarakat karena perusahaan akan memakai image atau citra yang kontroversial untuk meningkatkan pemasaran atau marketing mereka. Masyarakat juga cenderung akan lebih mengingat perusahaan tersebut dan akan meningkatkan rasa ingin tahu masyarakat untuk mencoba produk dari perusahaan dengan image atau citra yang kontroversial.
Untuk brand image itu sendiri memiliki pengertian bahwa brand image mengacu pada skema memori akan sebuah merek, yang berisikan interpretasi konsumen atas atribut, kelebihan, penggunaan, situasi, para pengguna, dan karakteristik pemasar dan/atau karakteristik pembuat dari produk atau merek tersebut. Brand image adalah apa yang dipikirkan konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengan atau melihat nama suatu merek (Setiadi, 2003). Menurut Wilson Arafat (2006:53), brand image adalah persepsi terhadap merek yang direfleksi oleh asosiasi merek dalam memori konsumen yang mengandung makna bagi konsumen. Sedangkan pengertian brand image menurut Fandy Tjiptono (2005:49), brand image adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.
Menurut Keegan et. Al (1996:318), brand image adalah suatu sekumpulan gambar dan pengalaman yang kompleks dalam pemikiran pelanggan yang memberikan gambaran mengenai jaminan tentang keuntungan dari suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Brand image menurut Keller (2003) merupakan anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen dan menurut Kotler dalam Armstrong (2001: 225), brand image merupakan seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu.
Bisa dikatakan bahwa brand image merupakan karakter dari suatu perusahaan. Melalui brand image ini, perusahaan juga dapat memberikan gambaran mengenai visi dan misi dari perusahaan, hal ini dapat terlihat dari logi maupun slogannya. Brand image merupakan kesan secara keseluruhan pelanggan yang terbentuk dari berbagai sumber mengenai produk suatu perusahaan maupun perusahaan itu sendiri. Brand image adalah suatu hal yang bersifat subjektif karena bersangkutan dengan opini dari pelanggan. Brand image mengembangkan dan menyampaikan karakter dari produk dari suatu perusahaan dalam bentuk yang unik dan berbeda dari pesaingnya.
Definisi Social Media
Social media berkaitan dengan interaksi sosial antar individu maupun kelompok. Dalam pengertiannya, social media adalah interaksi antar orang baik individu atau perorangan maupun dalam suatu komunitas untuk saling berbagi dan bertukar informasi dan ide dalam komunitas jaringan virtual meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jaringan sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum dugunakan oleh masyarakat di seluruh belahan dunia.
Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010), social media didefinisikan sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran use-generated content. Pendapat yang lain mengatakan bahwa social media merupakan media online yang mendukung interaksi sosial dan social media dengan menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi suatu dialog interaktif. Social media bergantung pada teknologi mobile dan berbasis web untuk membuat platform yang sangat interaktif dimana orang-orang baik secara individu maupun dalam komunitas dapat berbagi, berdiskusi, dan membuat kembali user-generated content dimana user atau penggunan dapat membuat dan mengubah sendiri isi dari karyanya.
Dalam zaman globalisasi ini, social media menjadi saluran atau sarana bagi banyak orang untuk dapat berkomunikasi, berinteraksi, berbagi, mencari informasi, belajar, mencari pekerjaan hingga membangun jariang, semuanya dapat dilakukan melalui internet. Setiap orang didorong untuk memberikan kontribusi atau feedback mereka secara bebas dan terbuka dalam waktu yang singkat dan tidak terbatas.
Hubungan Brand Image dan Social Media
Pesatnya perkembangan internet menyebabkan perkembangan social media untuk ikut bertumbuh dengan pesat. Semua orang dapat mengakses sumber informasi mereka dengan waktu yang singkat melalui internet ditambah dengan perkembangan telepon genggam yang juga pesat. Sekarang orang – orang dapat melakukan akses terhadap informasi dengan cepat dan mudah melalui media telepon genggam mereka dibandingkan dengan media untuk mengakses informasi konvensional lainnnya.
Dengan semakin cepatnya orang untuk mengakses informasi melalui social media seperti facebook, twitter, pinterest, youtube, dan sebagainya menjadi suatu fenomena yang terjadi di seluruh dunia. Untuk itu, perusahaan mengambil kesempatan untuk membangun brand image produk atau layanan mereka melalui social media dan memang sudah terbukti bahwa social media memberikan dampak yang drastis pada marketing perusahaan. Dengan melihat social media yang paling sering digunakan oleh masyarakat, perusahaan membangun brand image produk mereka dengan begitu, semakin banyak masyarakat yang dapat mengetahui dan setidaknya tertarik untuk mengetahui produk atau layanan dari perusahaan.
Untuk itu banyak perusahaan yang membangun brand image mereka sedemikian rupa agar dapat memberikan kesan yang baik kepada masyarakat sebagai calon pelanggan mereka. Melalui social media juga dapat menjadi saran untuk perusahaan untuk berinteraksi dengan mayarakat, misalnya dengan membuat suatu forum diskusi maupun sabagai media untuk menyampaikan pesan dan saran untuk perusahaan. Namun, tidak hanya kesan yang baik saja yang didapat oleh perusahaan, brand image yang buruk yang biasanya didapat dari social media juga dapat berpengaruh pada daya beli dari pelanggan terhadap produk mereka, tetapi kesan yang tidak baik juga dapat berlaih menjadi sesuatu yang menguntungkan juika perusahaan dapat memberika reaksi yang tepat, sehingga kesan yang tidak baik tersebut justru dapat memberikan nilai tambah terhadap brand image perusahaan.
Social media menjadi salah satu branding channel yang digunakan oleh perusahaan. Menurut Weinberg pemasaran melalui media sosial adalah sebuah proses pemberdayaan individu dan perusahaan untuk mempromosikan website mereka, produk dan jasa melalu social channels dan untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat yang lebih luas, jika dibandingkan dengan penggunaan media iklan tradisional. Serta menghubungkan penyedia layanan, perusahaan, pelanggan, dan khalayak luas. Saat ini penggunaan social media untuk media periklanan tidak hanya digunakan oleh perusahaan multinasional ataupun perusahaan besar, tetapi juga perusahaan kecil dan menengah. Dengan jangkauan yang luas, diharapkan akan memberikan dampak yang signifikan bagi pengenalan produk atau jasa perusahaan, tanpa harus memasang iklan di berbagai tempat umum yang sifatnya lebih terbatas. Selain itu sesama pengguna ataupun suatu komunitas dapat menjadi influencer atau pemengaruh bagi pengguna social media lainya.
Cara membentuk brand image
Dalam dunia industri, branding terhadap hasil produk atau jasa merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mendapatkan calon pembeli dan menguasai market share yang ada. Brand image suatu produk merupakan kunci utama dalam menghadapi kompetitor atau pesaing dalam menguasai pangsa pasar yang ada. Beberapa perusahaan menggunakan cara khusus atau yang biasa kita sebut sebagai strategi untuk membangun brand image. Strategi itu bervariasi tergantung bagaimana suatu perusahaan merancang strategi itu. Secara umum strategi dalam membangun brand image adalah sebagai berikut :
1. Memiliki merek dagang
Tahap awal dalam mebuat branding adalah kita harus menentukan merek dagang atau yang kita kenal sebagai nama dari suatu produk dan jasa yang kita hasilkan. Nama tersebut akan mencerminkan produk dan jasa yang kita hasilkan, selain itu, merek dagang yang kita miliki harus sudah didaftarkan pada lembaga perlindungan hukum, seperti yang kita kenal di indonesia adalah HAKI. Keuntungan dalam mendaftarkan merek dagang kita adalah untuk memperluas area peasaran, konsumen yakin akan legalitas produk kita, mengurangi pencurian terhadap rancangan produk yang kita hasilkan. Selain itu dalam membuat merek dagang harus juga memperhatikan sertifikasi – sertifikasi lain yang mendukung produk kita. Contohnya seperti sertifikasi halal, bpom apabila produk kita adalam makanan, sertifikasi SNI apabila produk kita berupa peralatan dan barang penunjang sehari – hari
2. Memiliki desain logo yang unik
Untuk meningkatkan persaingan dan popularitas terhadap suatu produk, perusahaan harus menggunakan cara dalam meningkatkan pangsa pasarnya. Dengan menggunakan desain yang unik merupakan suatu strategi untuk meningkatkan minat konsumen. Desain yang digunakan harus mencerminkan produk yang akan ditawarkan pada konsumen, tidak menggunakan desain yang sifatnya melanggar etika dan merugikan pihak lain.
3. Pemasaran yang baik dan tepat sasaran
Agar brand dari suatu produk dapat dikenal oleh masyarakat, maka penempatan posisi produk harus jelas dan dapat diingat oleh masyarakat. Sebagai contoh makanan ringan. Apabila tujuan kita memasarkan makanan ringan untuk kalangan anak – anak, maka pemasaran harus dilakukan di lingkungan sekolah, pusat perbelanjaan keluarga. Dikatakan tidak tepat sasaran apabila pemasaran dilakukan di daerah perkantoran, kawasan industri dan daerah yang memiliki populasi anak-anak sangat kecil. Apabila produk dipasarkan pada lingkungan yang tepat, maka branding akan terbentuk dengan sendirinya.
4. Memiliki jaringan yang luas
Relasi dengan pihak lain sangat menentukan dalam branding suatu produk, seperti iklan radio, televisi maupung internet, sebagai perusahaan yang ingin memasarkan produk baru, perusahaan tersebut harus menjalin relasi dengan pihak yang menyediakan jasa iklan dan sudah memiliki jangkauan luas. Dengan memasang iklan pada media cetak, radio ataupun televisi, maka branding dari suatu produk tersebut dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
5. Mudah ditemukan
Setelah branding itu terbentuk, langkah selanjutnya adalah mengatur bagaimana dengan supply produknya. Ketika branding terbentuk dan barang ternyata susah ditemukan, maka hal ini dapat mempengaruhi branding yang sudah dilakukan melalui iklan, oleh karena itu ketersediaan barang perlu juga diperhatikan dalam mendukung branding produk yang sudah dibentuk selama ini.
6. Memberikan pelayanan yang baik
Pelayanan yang baik merupakan suatu cara dalam meningkatkan brand image dari suatu produk. Contoh kasus tentang pelayanan adalah seperti pada produk ponsel sony. Sony memiliki kualitas yang baik tetapi tidak ditunjang dengan layanan purna jual yang baik. Banyak pelanggan yang tidak puas dengan pelayanan sony yang dampaknya brand image sony dikenal oleh masyarakat dengan pelayanan yang buruk. Segala usaha pemasaran akan sia – sia apabila tidak ditunjang dengan pelayanan yang baik.
7. Produk tidak bertentangan dengan etika dan moral
Agar barang bisa diterima oleh masyarakat dan memiliki branding yang baik, maka produk tersebut tidak boleh melanggar etika dan moral suatu negara. Sebagai contoh majalah playboy. Majalalah playboy merupakan produk media cetak yang mengundang kontroversi yang tentunya melanggar etika dan moral di Indonesia.
8. Memiliki mutu dan kualitas produk yang baik
Perusahaan dalam memproduksi barang harus memiliki produk yang memiliki kualitas yang baik sesuai dengan harapan para pelanggan. Pihak perusahaan harus dapat memastikan barang yang telah diproduksi memiliki kualitas barang yang bagus dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pihak perusahaan harus melakukan kontrol terhadap barang yang dijual ke pelanggan. Mutu terhadap suatu barang akan mempengaruhi persepsi orang terhadap perusahaan yang berkakibat mempengaruhi brand image dari produk tersebut.
9. Tidak merugikan pengguna atau customer
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus memiliki standar keselamatan yang tentunya tidak merugikan keselamatan penggunanya, menggunkan material yang tidak mengandung racun, menggunakan bahan yang memiliki kualitas baik. Dalam memasarkan suatu produk, perusahaan harus menyertakan juga panduan penggunaan dan larangan apa saja yang harus diperhatikan dalam menggunakan produk tersebut. Hal ini memiliki peranan yang penting juga dalam pembentukan brand image suatu produk, sebagai contoh perusahaan yang mempproduksi kendaraan. Seluruh pesan keselamatan dan larangan yang harus dihindari tertera jelas pada buku pedoman kendaraan bermotor. Apabila perusahaan tersebut tidak mencantumkan larangan – larangan tersebut, maka masyarakat akan menilai produk yang dihasilkan tidak awet atau tidak mampu untuk menjalankan fungsinya. Pemikiran tersebut dapat menyebabkan brand image suatu produk menjadi buruk.
10. Melibatkan pihak lain untuk mempopularitaskan produk
Dalam membentuk brand image, perusahaan perlu melibatkan pihak lain dalam membentuk brand image atas produknya. Brand image tersebut akan cepat dikenali oleh msyarakat apabila perusahaan menggunakan iklan yang melibatkan orang yang memiliki pengaruh yang besar seperti artis yang sedang populer, seorang motivator. Apabila produk memiliki testimoni dari pengguna yang memiliki pengaruh yang sangat kuat, maka brand image dari produk tersebut akan semakin cepat diterima masyarakat luas dengan sentimen yang positif
11. Adanya kegiatan CSR
Kegiatan CSR merupakan sarana untuk mendukung agar terciptanya sentimen positif terhadap image perusahaannya. CSR lebih berfokus pada bagaimana image perusahaan yang nantinya akan berpengaruh pada produk yang dihasilkannya. Apabila image perusahaan tersebut buruk, maka mustahil apabila produknya akan diterima oleh masyarakat dan memiliki brand image yang positif.
Kelebihan dan Kelemahan dari Sosial Media
Social media merupakan medium yang sedang berkembang saat ini. Konten – konten mengenai informasi yang terpersonalisasi telah menjamur di internet saat kini. Dengan adanya perkembangan yang pesat lewat social media, hal ini tentu saja memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan kita. Oleh sebab itu perlu dipertimbangkan sisi positif dan negatifnya sebelum kita menggunakan social media agar kita bias menggunakannya tanpa harus merugikan diri kita sendiri.
Kelebihan dari Sosial Media
Tren yang ada di saat ini sangatlah berhubungan dengan social media. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya website yang bermunculan dengan tipe social media mulai dari Twitter, Instagram, Facebook dan banyak lagi. Selain itu website lain juga semakin banyak memanfaatkan data social media dalam pengoperasiannya.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan dalam penggunaan social media :
1) Perkembangan dari Teknologi di Internet
Pertumbuhan dari Internet saat ini berada di level yang sangat cepat. Hal ini didukung dengan banyaknya layanan – layanan dan integrasi yang disajikan untuk kita. Kesempatan – kesempatan yang ada juga semakin banyak dan terbuka bagi kita untuk mengembangkan diri.
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan internet dan social media yang sangat pesat terjadi saat ini. Website – website social media seperti Facebook, Twitter berkembang dengan sangat cepat, sedangkan website – website yang memanfaatkan informasi dari social media sendiri seperti Youtube, LinkedIn dsb juga berkembang dengan pesat. Siklus hidup yang masih panjang bagi social media saat ini memberikan kesempatan bagi kita untuk memanfaatkan fasilitas yang ada dalam social media.
Dengan memanfaatkan tren yang ada kita dapat menggunakan social media untuk keuntungan diri kita sendiri.
2) Sosial media memudahkan marketing
Dengan platform internet social media memanfaatkan fakta bahwa setiap orang di dunia membutuhkan informasi. Marketing dengan penggunaan social media merupakan strategi yang sangat efektif karena tidak terbatas pada waktu dan tempat. Dengan demikian dengan biaya yang tepat sebuah social media dapat membantu marketing engan sangat efektif.
Marketing di social media seperti penyebaran produk baru dan mobil baru sangat terbantu dengan adanya social media. Hal ini memudahkan perusahaan bahkan kita apabila kita ingin melakukan marketing. Marketing ini sendiri tidak terbatas hanya pada produk tetapi juga meliputi kampanye politik, marketing untuk gerakan – gerakan organisasi dan sebagainya.
3) Alat penghubung dengan keluarga dan teman
Dengan adanya social media kita dapat selalu berhubungan dengan keluarga dan teman – teman kita. Seiring berkembangnya zaman, tempat tinggal yang semakin jauh, lokasi kerja yang berpindah – pindah membuat kita kehilangan kontak dengan keluarga dan teman. Dengan bantuan dari social media semua hal ini dapat diminimalisir hingga seminim mungkin. Social media menghubungkan kita dengan sanak keluarga kita. Hal ini sangat membantu dalam berkomunikasi dengan satu dan yang lain. Tentu saja juga ini didukung dengan adanya jaringan yang memadai.
Kelemahan dari Sosial Media
Sosial media memang memanjakan para penggunanya dengan banyaknya fitur – fitur yang disediakan di dalamnya. Namun demikian social media juga memiliki resiko – resiko yang dapat mempengaruhi kita baik dalam penggunaannya ataupun juga dalam kehidupan sehari – hari kita. Berikut merupakan kelemahan yang terjadi pada penggunaan social media :
1) Gangguan keamanan :
Keamanan merupakan salah satu problem yang sangat diperhatikan dalam pengembangan social media. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya social media berisikan data pribadi yang bersifat rahasia dan hanya dapat diakses oleh perusahaan dan user tersebut saja. Namun gangguan keamanan dapat berakibat fatal karena data konfidensial yang dimiliki oleh user dapat diambil oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab.
Data pribadi ini tentu saja meliputi nomor social (Social Security Number), nomor kartu kredit, password, informasi pribadi dan sebagainya. Hal ini tentu saja menjadi masalah yang sangat diperhatikan dalam social media.
2) Informasi yang ada berdampak buruk bagi kita
Walau berbagi merupakan hal yang baik, namun terkadang berbagi dapat menjadi sesuatu yang merugikan diri kita sendiri. Social media merupakan tempat dimana kita berbagi dengan orang lain. Namun terkadang kita tidak memperhatikan mengenai informasi apa yang kita bagi. Dan pada saaat terdapat kesempatan maka informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang yang memiliki motif tertentu terhadap diri kita.
Sebagai contoh dengan mengetahui lokasi kita lewat social media maka kita dapat diincar oleh perampok atau maling. Apabila kita membagi ‘uneg – uneg’ kita di social media, maka ada kemungkinan orang yang tidak senang dengan kita dapat membacanya. Hal ini tentu saja mendatangkan dampak buruk bagi diri kita sendiri.
3) Berkurangnya produktivitas pada saat bekerja
Pengguanaan social media tentu saja menentukan produktifitas seseorang apalagi pada saat bekerja. Apabila tidak diawasi atau dibatasi penggunaan social media dapat memakan waktu kerja yang ada. Hal ini tentu saja dapat berdampak buruk karena penggunaan secara berlebihan mengambil porsi waktu kerja kita. Dengan demikian produktivitas yang dilakukan dapat berkurang dengan drastic dalam bekerja.
Penggunaan social media memang merupakan sesuatu yang telah menjadi kebutuhan sekunder atau bahkan primer dalam hidup kita. Namun kita tetap harus dapat melihat sisi positif dan negative dari social media agar tidak menjadikan social media sebagai tuan dari diri kita.
Penggunaan Social Media dalam peningkatan Online Branding
Social media berkembang dengan sangat pesat, seiring dengan perkembangan internet dan smartphone. Tidak jarang seseorang lebih tertarik untuk berinteraksi dengan teman-teman di social media dibandingkan secara langsung dalam dunia nyata. Kebebasan dalam memberikan opini, berbagi informasi dan sebagainya. Berdasarkan data dari Kementrian Komunikasi dan Informatika ( Kemenkominfo) pada November 2013, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 63 juta orang, dimana 95% dari angka tersebut menggunakanya untuk mengakses jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan berbagai jenis social media lainya. Indonesia sendiri sudah menjadi pengguna facebook terbesar keempat di dunia, dan pengguna twitter terbesar kelima di dunia. Hal tersebut menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan pengguna social media yang aktif.
Media pada dunia maya tersebut juga digunakan oleh perusahaan untuk promosi produk dan jasa yang mereka tawarkan. Berbagai kemudahan yang diberikan antara lain biaya yang murah, jumlah orang yang dapat dijangkau lebih besar, dapat mempengaruhi sebuah kelompok atau komunitas, dan sebagainya menjadi ketertarikan bagi perusahaan bahkan untuk sekedar memperkenalkan brand mereka. Brand atau merk dagang sendiri merupakan asset yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Bukan hanya sekedar slogan atau identitas tetap di balik sebuah merk menggambarkan perusahaan itu seutuhnya, dan memberikan citra pandangan masyarakat terhadap merk tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan perusahaan untuk menggunakan social media dalam meningkatkan merk perusahaanya yaitu :
1. Search Engine Optimization
Dengan optimisasi yang dilakukan pada search engine akan memudahkan para pelanggan memperoleh informasi terkait merk tertentu. Apabila informasi mudah diperoleh, secara tidak langsung memperkenalkan merk itu sendiri ke masyarakat luas, karena sebagian besar orang menghabiskan waktu mereka untuk menjelajahi dunia internet.
2. Use of competitons, word of mouth and incentives
Memanfaatkan lalu lintas dari website, atau sekedar membuat gebrakan dengan melakukan promo, seminar gratis, workshop dan sebagainya yang diklankan melalui sosial media, sehingga mereka dapat memperoleh informasi.
3. Ask Question
Perusahaan dapat juga memberikan pertanyaan kepada para pelanggan yang juga merupakan pengguna sosial media, untuk sekedar mendengar opini mereka mengenai perusahaan. Seperti bagaimana jika produk A diganti B dan sebagainya. Hal tersebut akan mendorong pengguna untuk memberikan opini, dan tidak sedikit yang membagikanya kepada teman-teman di medianya, sehingga secara tidak langsung meningkatkan pengenalan akan brand dari perusahaan.
4. Embed Social Media post on Company blogs
Hal ini juga merupakan cara yang sudah banyak digunakan oleh sebagian besar perusahaan. Setiap post dari customer disisipkan ke website atau blog perusahaan sebagai bentuk testimony. Dari situ pelanggan baru dapat melihat dan membaca berbagai pengalaman atau opini pelanggan terhadap perusahaan.
Pengenalan Oreo
Pada tahun 1898, beberapa perusahaan pembuat kue bergabung untuk membentuk perusahaan biskuit nasional atau sering dikenal dengan NaBisCo yang dimana merupakan pembuat biskuit oreo ini. 1902, Nabisco membuat Barnum’s Animal Cookie dengan tampilan kotak kecil seperti kandang dengan tali yang terikat.
Tahun 1912, nabisco memiliki ide baru untuk biskuit dengan dua piringan coklat yang berisi krim di antaranya. Bentuk dan desain biskuit oreo tidak berubah banyak, hingga pada tahun 1975 nabisco merilis Oreo.
Di Amerika dan Eropa begitu akrab dengan keberadaan Oreo seperti membuat bagaimana cara memakan oreo yang kreatif. Tidak hanya anak – anak, kaum orang tua juga akrab dengan oreo dan tidak hanya memakan secara langsung tetapi di modifikasi kedalam bentukl lain seperti milkshake, pie, dan sebagainya.
Pengelolaan Brand Oreo
Seperti kita ketahui, oreo tidak hanya biskuit sandwich yang terdiri dari 2 keping biskuit dengan krim diantaranya, tetapi oreo merupakan merek yang benar membuat kita tetap untuk dapat terkoneksi dan terpasang.
Jika kita teliti, merek oreo di media sosial sejak awal mereka menggunakan, kita akan takjub mengenai bagaiamana cara mereka untuk dapat mempertahankan koneksi atau menjaga hubungan dengan para pelanggan setia atau penggemar oreo.
Ada analisa terhadap pelanggan atau penikmat produk oreo yang dilakukan oleh perusahaan seperti :
- Melihat tren yang sedang berlangsung
- Menganalisa motivasi apa yang dapat mendorong pelanggan untuk dapat menikmati dan mencintai produk oreo
- Melihat segment
- Dan melihat kebutuhan apa yang belum tercapai terhadap pelanggan
Apabila Oreo tidak menemukan cara yang tepat dalam menjaga kelangsungan brand mereka makan akan sulit untuk dapat terus bertahan. Dikarenakan sudah banyak competitor yang mencoba menduplikasi produk oreo dengan menggunakan merk dagang lain, dan harga yang relative lebih murah, dan mungkin untuk soal rasa tidak akan berbeda jauh. Oreo mencoba untuk terus menjaga orginalitasnya, dan eksistensinya di pasar.
Setiap merek baik oreo-pun sudah berubah ke era digital, dan media sosial sebagai salah satu yang utama dan penting yang tidak boleh terlewatkan dalam menjaga eksistensi akan oreo tersebut. Dengan adanya media digital tersebut, dapat menciptakan bagaimana sebuah brand dapat berkomunikasi dengan mereka penggemar setia oreo maupun pencinta makanan oreo. Dimana ini akan sangat penting bagi mereka dalam memahami pelanggannya, untuk mengetahui apa harapan, ekspektasi, dan preferensi dari pelanggannya dan menjaga agar mereka para pelanggan dapat terlibat untuk makan makanan dari produk oreo secara berkelanjutan.
Seperti kita ketahui bahwa merek biskuit seperti oreo merupakan super brands. Karena mereka adalah merek yang sudah menjalani nimat buruknya atau path-breakers. Yang mana tindakan yang telah mereka ambil merupakan kasus studi dari orang lain atau merek lain dari sisi yang baik atau positif, dan lebih dari apa yang mereka telah tetapkan sesuai dengan harapan para pecinta biskuit oreo, dan untuk para pelanggannya bahwa pihak oreo akan melakukan pelayanan yang terbaik.
Dari catatan beberapa sosial media yang digunakan oreo, ada sejumlah pengikut atau follower dari produk oreo sebagai berikut :
- Facebook (34 juta ++ fans)
- Twitter (161 ribu ++ followers)
- Youtube (20 juta++ views)
- Instagram (95 ribu++ followers)
- Pinterest (3 ribu++ followers)
Dari sini kita dapat mempelajari dari 5 media sosial yang digunakan oleh oreo, yang digunakan dalam mempromosikan produk oreo dan guna meningkatkan pendapatan dari perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa hal yang coba diterapkan oleh pihak Oreo dalam upaya untuk terus mengembangkan brand-nya agar tetap dikenal baik di masyarakat luas ataupun pada para pencinta produk oreo :
- Be Original and Creative
Media sosial merupakan platform yang digunakan untuk memberikan kita sejumlah pilihan dalam menyajikan produk kita kepada pelanggan agar memiliki tingkat kreatifitas yang baik.
Baik dengan menggunakan teks, video, link, polling, iklan, kontes, hadiah, gambar dan bahkan pilihan lain yang dapat menunjang dalam menampilkan kreatifitas. Berikut contoh yang digunakan oleh produk oreo yang dipost pada facebook.
- Be Emotional
Cara lain yang digunakan oleh oreo adalah meluapkan emosi, yang mana menunjukan rasa terimakasih kepada para pecinta produk oreo. Dan Oreo membuat para pelanggannya agar tetap jatuh cinta dengan biskuitnya, tanpa secara langsung meminta para pelanggan untuk menyukainya. Ini tidak hanya disajikan untuk kepuasan anak kecil, tetapi ke semua generasi dan menciptakan suasana yang menyenangkan ketika menyantap atau menikmati biskuit oreo.Berikut contoh yang digunakan oleh produk oreo.
- Be Humorous
Quote yang digunakan oleh produk oreo salah satunya “Don’t take life too seriously, you will never get out of it alive” yang dimana oreo ingin menyampaikan pesan bahwa menjalani hidup ini janganlah terlalu serius tetapi biarkan hidup kita ini diselingi dengan relaksasi, hiburan, interaksi sosial, mengungkapkan pendapat dan sebagainya. Dan produk oreo menyadari bahwa jika mereka hanya menjual produk mereka saja dan berbicara mengenai produk dan fitur mereka saja, itu tidak akan berjalan dengan efektif untuk jangka panjang, sehingga oreo membuat kutipan atau hal – hal yang memiliki sifat humoris. Berikut contoh yang digunakan oleh produk oreo.
- Be Provoking
Ada satu hal yang dapat kita pelajari untuk dapat terlibat dengan para pelanggan atau fans yaitu untuk tetap menjaga dalam hal menerima pertanyaan atau saran dan memprovokasikan mereka untuk dapat berbagi atau berkomentar pada konten produk oreo di sosial media.
- Be Consistent
Didalam media sosial, konsistensi merupakan hal yang signifikan karena itu merupakan sangat mudah dalam menempatkan usaha yang dilakukan untuk mempromosikan produknya. Dan itu yang dilakukan oleh oreo, yang mana mereka menjaga konsistensinya dalam sosial medianya. Tidak hanya itu saja, oreo mampu menghubungkan setiap peristiwa yang sedang booming dan melihat setiap kesempatan yang dapat dimasuki, dan mereka sangat berhasil dalam hal menyentuh tingkat emosional para pelanggannya. Dan hal tersebut yang mereka jaga dalam meningkatkan dan mempertahankan brand mereka.