E: Museum: Teknologi Informasi yang Digunakan dan Informasi yang Harus Ditampilkan
Telah dijelaskan diatas, e-museum adalah kumpulan gambar, file suara, teks dokumen, dan video dari sejarah, ilmiah atau kepentingan budaya yang direkam secara digital dan dapat diakses melalui media elektronik. Saat ini sebagian besar orang memandang, membuat website adalah sesuatu pekerjaan yang rumit dan diperlukan biaya yang mahal. Kondisi seperti ini kemungkinan besar menjadi sebuah gajalan bagi meseum untuk membangun sebuah e-museum. Hal yang mungkin dijadikan alasan adalah terbatasnya dana pengembangan museum dan terbatasnya SDM.
Semakin berkembangnya teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap perkembangan software yang dapat digunakan untuk membangun website. Joomla adalah salah satu software web builder yang merupakan aplikasi manajemen situs yang terbuka (Open Source Content Manajement System/OS-CMS) yang berarti software ini adalah software gratis yang dapat di download melalui internet. Joomla adalah OS-CMS yang tercangih dan terhebat dikelas CMS saat ini (Oneto dan Sudarma, 2008: 4). Selain gratis, Joomla memiliki berbagai kelebihan lain, yaitu lebih mudah mengelola isi website, lebih mudah tampilan website, dan Joomla banyak didukung oleh pihak ketiga. Kelebihan tersebut disebabkan Joomla didukung oleh ratusan extension dan templates gratis, sehingga dapat memperindah tampilan dan isi website. Dari sekian banyak kelebihan yang terdapat pada software Joomla, pada kenyataanya Joomla juga memiliki kekurangan. Namun demikian kekurangan tersebut masih dalam batas yang wajar.
Joomla dapat memberikan penampilan yang menarik dan dapat membangun sebuah website dinamis. Oleh karena itu, Joomla sangat tepat jika dijadikan sebagai web builder e-museum. Tampilan menu standar Joomla terdiri dari Home, Joomla Licence, News, Blog, Link, Contact Us, Search, News Feeds, FAQ’s, Wrapper, Joomla Home, Joomla Forum, OSM Home, Administrator, dan Polls. Menu standar Joomla tersebut, beberapa diantaranya sudah pasti sangat tidak relevan untuk ditampilkan dalam e-museum. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diketahui menu-menu apa saja yang harus ada dalam sebuah e-museum sehingga dapat menarik orang untuk datang ke museum.
Halaman Depan
Layaknya buku, pada halaman depan bisaanya berisi kata sambutan. Selain itu juga berisi ageda museum yang di link dari menu agenda.
Tentang Museum
Tentang museum berisi tentang sejarah, struktur organisasi dan segala hal yang menggambarkan museum tersebut.
Peta Museum
Peta museum berisi mengenai gambaran ruang display sebuah museum berupa gambar 2 demensi. Peta museum ini dapat membuat seseorang tertarik untuk mengunjungi museum dan melihat apa yang dipamerkan pada masing-masing ruang display.
Hubungi Kami
Hubungi kami adalah lokasi yang dapat digunakan untuk bertanya jawab secara lebih intensif dengan para kurator museum. Pada menu hubungi kami ini, pertanyaan dikirinkan melalui email museum.
Agenda
Agenda berisi mengenai informasi kegiatan museum yang diperuntukan untuk masyarakat umum. Agenda ada baiknya juga di letakan di menu halaman depan, sehingga setiap pengunjung website museum dapat melihat agenda museum.
Publikasi
Publikasi dapat berupa jurnal ilmiah museum, poster, dan film dokumenter. Khusus untuk jurnal ilmiah dan film, akan lebih baik jika hanya ditampilkan abstrak dan preview film tersebut. Hal ini kemungkinan besar akan dapat menarik seseorang untuk datang ke museum untuk jurnal diinginkan atau melihat film documenter secara utuh.
Galeri Foto
Tidak terdapat menu galeri foto pada tampilan standar Joomla. Namun demikian terdapat banyak sekali extension galeri foto dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang paling moderen. Pada menu galeri foto, akan lebih baik jika di bagi menjadi beberapa sub menu berdasarkan masing-masing ruang display. Galeri foto menampilkan koleksi museum dalam bentuk 2 demensi dengan dilengkap keterangan mengenai koleksi tersebut. Dengan penampilan koleksi dalam bentuk 2 demensi ini, diharapkan dapat menarik seseorang datang ke museum untuk melihat koleksi museum dalam bentuk aslinya (3 demensi).
Peta Budaya
Peta budaya berisi gambar sebuah peta lokasi-lokasi asal koleksi museum yang disertai dengan gambaran umum lokasi koleksi museum. Peta budaya dapat dibuat dengan menggunkan software Sistem Informasi Geografis.
Link
Link berisi website yang berhubungan dengan museum. Terutama adalah website museum di seluruh Indonesia. Sehingga seluruh jaringan e-museum di Indonesia dapat saling terkoneksi.
Forum
Forum adalah lokasi dimana seseorang atau lebih dapat bertanya jawab dengan kurator museum mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan museum. Selain itu, pada menu forum ini, seseorang dapat memberikan pesan dan kesan mengenai segala hal tentang museum. Segala Tanya jawab dan pesan dan kesan ini akan ditampilkan dalam web. Inilah yang membedakan antara menu hubungi kami dan forum.
Poling
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam menu poling ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pandangan seseorang mengenai e-museum, museum, koleksi museum, dan display pameran. Semua pertanyaan dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga akan lebih mudah untuk melakukan kalkulasi jawaban. Hasil dari poling ini akan sangat bermanfaat bagi kemajuan museum.
Mesin Pencari
Mesin pencari berfungsi untuk memudahkan pengunjung web mencari informasi yang dibutuhkan.
Selaian menu-menu di atas, untuk memperluas publikasi museum, perlu kiranya e-museum dilengkapai dengan pilihan multi bahasa. Sehingga publikasi tidak hanya mencakup wilayah Indonesia saja, tetapi juga dapat dinikmati orang-orang di seluruh dunia. Berdasarkan penjelasan di atas, tampak sekali bahwa kehadiran e-museum dapat memberikan nilai tambah penyebarluasan informasi museum. Informasi yang tidak ada di museum dapat disebarkan melalui e-museum. Selain itu, informasi baru yang ada di museum dapat disajikan tepat waktu, meskipun hal ini tergantung pada seberapa intensif website tersebut di update.
Dampak Pengembangan E-Museum
Kehadiran e-museun pada dasarnya bertujuan untuk penyebarluasan informasi-informasi baru secara up to date. Pengembangan e-museum menyebabkan informasi yang ada dalam sebuah museum berubah ke dalam bentuk dijital. Apa yang terjadi jika semua informasi yang ada dalam e-museum sama dengan informasi yang ada dalam museum? Kemungkinan besar museum hanya akan menjadi gudang barang rongsokan karena seseorang akan lebih tertarik untuk memperoleh informasi yang ada di museum dengan mengakses internet. Hal ini tentu saja tidak akan terjadi jika pengembangan e-museum juga diikuti dengan pengembangan inovasi-inovasi baru pada museum.
Salah satu cara yang harus dilakukan agar museum tidak menjadi gudang barang rongsokan menurut Daud Aris Tanudirjo adalah dengan memamerkan benda-benda koleksi tersebut secara kontekstual (Tanudirjo, 2009: 6). Bagaimana membuat tampilan benda-benda koleksi museum tersebut secara konstektual adalah memberikan keterangan dalam bentuk poster yang berisi gambaran secara lebih luas mengenai benda tersebut. Dengan gambar dan keterangan dalam bentuk poster, seseorang akan lebih mudah membayangkan fungsi benda tersebut.
Selain itu, untuk lebih banyak menarik pengunjung, hal yang tidak dapat di lakukan di website adalah bagaimana sesorang dapat melakukan praktek langsung membuat, menggunakan, menemukan benda-benda koleksi museum. dengan demikian seorang pengujung museum tidak hanya datang untuk melihat koleksi museum dan mendapatkan informasi mengenai benda-benda tersebut dari sebuah keterangan yang isinya sangat terbatas. Contoh workshop yang dapat dilakukan di sebuah museum adalah workshop Arkeologi, workshop membuat lukisan dinding gua, dan workshop rekontruksi gerabah. Dengan melakukan praktek secara langsung seorang pengunjung akan lebih mudah mengingat informasi-informasi yang ada di museum.