Kajian Pergeseran Fungsi Bentuk Simbolis Topeng Tradisional Topeng Pajegan Bali
Topeng sebagai bentuk karya seni tradisional di Bali lebih dikenal dengan sebutan tapel, dalam aktivitas berkeseniannya lebih dikenal lewat seni pertunjukan tari maupun dramatari. Keberadaan topeng dalam masyarakat sangat berkaitan erat dengan upacara-upacara keagamaan Hindu, karena kesenian luluh dalam agama dan masyarakat.
Kajian penelitian ini lebih menitik beratkan pada pergeseran perupaan tapel yang ada dalam Topeng Pajegan. Pergeseran meliputi bentuk perupaan tapel, simbol dan fungsi karya seni tersebut dalam masyarakat, sebagai akibat dari pengaruh industri pariwisata yang dikembangkan di Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan maksud menggambarkan apa adanyaa rupa topeng Bali, baik perkembangan dan perubahannya. Dengan menggunakan pendekatan sosial budaya dan sejarah, guna mengetahui pergeseran-pergeseran tata nilai masyarakat Bali pada tiap jamannya.
Topeng Bali atau tapelnya merupakan kesinambungan dari karya seni manusia prasejarah yang mencapai kesempurnaan bentuk pada masa budaya Hindu di Bali atau Bali klasik serta mendapatkan fungsi baru, sebagai dramatari dengan membawakan lakon babad dan sejarah. Adapun kesenian Topeng tersebut seperti Topeng Pajegan dan Sidhakarya, Topeng Panca, Topeng Sapta, Wayang Wong, Barong, Rangda dan jenis topeng lainnya.Tapel-tapel yang terdapat pada Topeng Pajegan hanya merupakan simbolisasi dari perwatakan umum manusia biasa, yang dibentuk melalui perpaduan unsur-unsur bentuk dan nilai perlambangannya. Tapel-tapel tersebut tidak pernah menggambarkan tokoh siapapun kecuali dalam pementasannya, baru diberikan penokohan seperti Raja, Patih, Permaisuri, Abdi dan yang lainnya. Demikian pula pada tapel Sidhakarya merupakan simbol dari sifat manusia yang dualisme yang tercermin pada perwujudan tapel berupa setengan manusia dan bhuta.
Pergeseran-pergeseran bentuk, simbol dan fungsi topeng dapat ditelusuri dari latar belakang sejarah, dan sosial budaya masyarakat Bali yang tercermin pada perupaan tapel dari jaman ke jaman. Pergeseran tersebut dapat disebabkan oleh adanya tingkat pemahaman pakem, daya kreativitas, ketrampilan, bakat dan sarana, yang menciptakan keragaman kreasi pada bentuk tapel. Masuknya unsur modernisme yang dibawa oleh industri pariwisata membawa pergeseran nilai-nilai sosio-budaya Baali, dari masyarakat tradisional komunal yang lebih mementingkan semangat kebersamaan dan menjaga keseimbangan antara alam maya (Niskala) dan dunia (Sekala) bergeser kepada masyarakat individualistik dan materialistik. Memberi peluang kebebasan sangging berkreasi dalam menentukan gaya tapelnya, walaupun masih menampakan perwujudan dari tapel tradisinya. Aspek ekonomi sangat mendorong terciptanya tapel jenis baru yang meninggalkan tradisinya seperti pada tapel-tapel bergaya pop.
Pergeseran dari masyarakat religius magis ke masyarakat yang lebih bersifat sekuler. Proses sekularisasi dalam kesenian topeng terjadi, tapel-tapel yang dahulu dianggap sakral dan hanya dapat ditarikan pada waktu-waktu tertentu atau pada hari suci sekarang sudah dapat dinikmati setiap saat. Demikian pula pada Topeng Pajegan yang dahulu sebagai pelengkap dan sarana upacara sekarang sudah dapat dipertunjukan kapan saja. Dalam pementasannya pun sering tidak lengkap yang dipentingkan adalah unsur estetis gerakan tarinya. Proses pergeseran ini terus berlangsung sampai saat ini, dan masyarakat dalammasa transisi.
ADS HERE !!!