Prinsip Penyusunan Karya Seni Rupa
Prinsip adalah asas, prinsip dalam penyusunan karya seni rupa adalah asas dalam menyusun sebuah karya seni rupa, sehingga karya seni yang diciptakan mencapai sasaran yang diinginkan.
Ada enam prinsip penyusunan yang perlu diperhatikan oleh para pencipta karya seni, yaitu :
a. Proporsi
Proporsi artinya perbandingan ukuran keserasian antara satu bagian dengan bagian yang lainnya dalam suatu benda atau susunan karya seni (komposisi). Untuk mendapatkan proporsi yang baik, kita harus selalu membandingkan ukuran keserasian dari benda atau susunan karya seni tersebut. Misalnya, membandingkan ukuran tubuh dengan kepala, ukuran kursi dengan meja, ukuran objek dengan ukuran latar, dan kesesuaian ukuran objek dengan objek lainnya. Karya seni yang tidak proporsional tampak tidak menarik dan kelihatan janggal. Untuk itu dalam penciptaannya harus dibuat sesuai dengan proporsi yang sebenarnya. Gambar berikut memperhatikan contoh karya seni yang proporsional dan yang tidak proporsional.
b. Keseimbangan (balans)
Keseimbangan (balans) adalah kesan yang didapat karena adanya daya tarik yang sama antara satu bagian dengan bagian lainnya pada susunan karya seni.
Balans didapat dari dua kesan, yakni karena adanya ukuran / bentuk dan karena adanya warna. Karena adanya ukuran / bentuk disebut balans ukuran / bentuk dan karena adanya warna disebut balans warna.
Bila dilihat dari bentuk susunannya, balans dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Balans Simetris
Balans simetris atau balans formal adalah balans yang susunan unsur-unsurnya pada tiap-tiap sisi dari pusatnya adalah benar-benar sama.
2) Balans asimetris
Balans asimetris atau balans informal adalah balans yang susunan unsur-unsurnya pada tiap-tiap sisi ditempatkan berbeda, namun susunan tersebut bisa memberikan kesan seimbang.
3) Balans radial
Balans radial atau memusat / melingkar adalah balans yang susunan unsur-unsurnya melingkari satu pusat yang berbentuk roda.
c. Irama (Ritme)
Irama (ritme) adalah pengulangan yang terus menerus dan teratur dari suatu unsur atau beberapa unsur. Untuk mendapatkan gerak irama (ritmis)dapat diperoleh dengan cara :
- Melalui pengulangan bentuk (repetisi)
- Melalui penyelangan dan pergantian (variasi)
- Melalui progresi atau gradasi, yakni suatu urutan atau tingkatan seperti dari besar makin lama makin makin mengecil atau dari gelap sekali, kemudian menurun menjadi gelap dan akhirnya menjadi terang.
- Melalui gerak garis berkesinambungan (kontinu)
d. Kontras
Kontras adalah kesan yang didapat karena adanya dua hal yang berlawanan, misalnya adanya bentuk, ukuran, warna, atau tekstur yang berbeda. Kontras yang ditimbulkan karena adanya bentuk yang berbeda disebut kontras bentuk. Jika ukurannya yang berbeda maka disebut kontras ukuran. Bila warnanya yang berbeda maka disebut kontras warna. Dan apabila tekstur yang berbeda, maka disebut Kontras tekstur.
e. Klimaks
Klimaks disebut juga dominan, adalah fokus dari susunan karya seni yang mendatangkan perhatian. Oleh sebab itu, istilah klimaks sering disebut dengan istilah centre of interest (pusat perhatian). Untuk menciptakan pusat perhatian pada karya desain, tempatkan salah satu unsur secara tersendiri atau berbeda dari unsur lainnya.
Istilah lain yang sering digunakan untuk kata klimaks adalah emphasize (penekanan), centre point dan fokus.
f. Kesatuan (unity)
Kesatuan (unity) adalah prinsip utama dalam hal penciptaan bentuk. Dengan kesatuan, elemen seni rupa dapat disusun sedemikian rupa hingga menjadi satu kesatuan bentuk yang terorganisir dari setiap unsur desain hingga tercapailah suatu karya seni atau sebuah karya desain yang menarik dan harmonis.
g. Komposisi
Komposisi merupakan suatu susunan unsur-unsur seni rupa berdasarkan prinsip seni rupa. Susunan tersebut dikatakan harmonis, apabila tersusun sesuai prinsip-prinsip seni rupa. Susunan yang harmonis tersebut menghasilkan komposisi seni rupa yang baik.
1. Pengetahuan Bahan Dan Alat Seni Rupa
Sesuatu yang dapat membuat tanda goresan dapat dikatakan sebagai media atau alat untuk menggambar. Ada banyak sekali jenis alat dan bahan menggambar. Pada bab sebelumnya telah dibahas beberapa jenis alat dan bahan untuk membuat karya dua dimensi, jenis dan alat tersebut hampir sama dengan alat dan bahan untuk menggambar. Oleh karena itu pada bagian ini akan dibahas yang belum terbahas sebelumnya. Perlu pula diingat bahwa dalam kegiatan menggambar tidak boleh lepas dari percobaan secara individu untuk mendapatkan alat dan bahan yang cocok dengan kemampuan dan kesenangan masing-masing.
a. Pena
Penggunaan pena untuk kegiatan menggambar telah dimulai sejak abad pertengahan. Garis yang dihasilkan oleh pena bervariasi ketebalannya dan ini tergantung pula dari jenis dan bentuknya. Garis yang dihasilkan pena lebih kuat dan pasti dibanding garis yang dihasilkan oleh pensil. Ada beberapa jenis pena, baik yang dapat dibuat sendiri maupun yang dapat dibeli di toko, dan kualitasnya pun bervariasi.
1) Pena bambu
Pena ini tidak perlu dibeli di toko karena dapat dibuat dan diatur sendiri bentuk ketebalan ujungnya yang menghasilkan goresan. Biasanya pena ini dibuat dari jenis batang barnbu kecil. Ambil batang atau ranting bambu yang kecil dan lurus, lalu potong menjadi ukuran 20 cm. Kemudian ujungnya dibuat runcing atau pipih tergantung dari tebal tipisnya garis yang diinginkan. Kelemahan pena ini tidak dapat menyimpan tinta sehingga dalam penggunaannya harus sering dicelupkan ke tinta agar dapat membuat goresan dengan terus menerus.
2) Pena bulu
Pena bulu yang baik apabila bulu itu memang sudah lepas dari binatangnya (ayam, angsa, bebek, merak dan sebagainya), karena sudah cukup kerasa. Garis yang dihasilkan dengan pena bulu sangat jelas dan indah, sehingga jenis pena ini sering digunakan untuk menulis indah
3) Pena Batang
seperti halnya pena bambu, pena batang ini juga, berasal dari ranting atau batang pohon, tidak ada pohon yang khusus untuk ini. Ambil sebatang ranting pohon, kemudian potong menjadi 20 cm lalu raut ujungnya sesuai dengan tebal tipisnya garis yang diinginkan. Pena batang ini lebih lembut dibanding pena bambu. Dalam penggunaannya juga harus sering dicelupkan ke dalam tinta.
4) Pena Logam
pena logam sudah umum digunakan dan dapat dibeli di toko. Tebal tipisnya garis yang dihasilkan tergantung dari bentuk ujung penanya. Keunggulan jenis pena ini dapat menggaris lebih lancar dan menyimpan tinta sehingga tidak terlalu sering mencelupkannya ke dalam tinta.
b. Kuas
Kuas merupakan alat pokok dalam menggambar, selain pena dan pensil. Mutu kuas ditentukan oleh mutu bulunya dan teknik mencengkeramkan pada gagangnya. Bentuk goresan yang dihasilkan ditentukan oleh bentuk, ketebalan dan panjang bulunya. Bulu kuas cat air berbeda dengan bulu kuas cat minyak. Bulu dari serat tumbuhan baik untuk cat air karena daya serapnya baik sedangkan untuk cat minyak kuas yang berkualitas dibuat dari bulu binatang dan nilon. Ukuran kuas dibuat bervariasi sesuai dengan teknik dan proses pembentukan gambarnya. Saat ini banyak jenis kuas di jual di pasaran, kuas yang mutunya baik lebih mahal harganya tetapi cukup tahan lama dan dapat menghasilkan karya yang bermutu, terutama dalam membuat karya yang halus dan detail agak sulit jika menggunakan mutu kuas yang kurang baik.
c. Kertas
Pada ribuan tahun yang lalu, manusia telah membuat tanda pada permukaan batu, atau kulit kayu. Selanjutnya pada zaman Mesir Kuno digunakan papirus dan kulit kambing untuk membuat surat dan menggambar. Pada zaman dinasti Han di Cina, ada seorang bernama Ts’ai Lun membuat kertas dengan campuran kain, serat yang dibuat bubur lalu dikeringkan pada pada permukaan datar. Temuan ini dipresentasikan kepada raja, dan disiarkan ke seluruh negeri bahwa temuan Lun tersebut dapat digunakan untuk keperluan menulis dan menggambar dengan tinta. Sejak saat itu pembuatan kertas terus disempurnakan dan divariasikan jenisnya hingga saat ini. Secara umum ada dua jenis kertas untuk keperluan menggambar atau melukis yaitu kertas buatan pabrik dan kertas buatan tangan. Kertas buatan pabrik terstandar kualitasnya, sedang kertas buatan tangan dibuat khusus untuk mendapatkan karakter tertentu guna keperluan khusus pula.
Untuk keperluan menggambar pada saat ini ada banyak jenis kertas yang dapat dijumpai di pasaran dengan berbagai kualitas dan ukuran. Namun yang penting diingat dalam memilih kertas untuk menggambar adalah kualitas permukaannya, sebab menggambar dengan pensil kertasnya berbeda dengan menggambar menggunakan cat air.
Kertas yang permukaannya halus dan keras sangat baik digunakan untuk menggambar dengan pena dan tinta. Permukaan kertas yang kasar baik untuk arang, krayon, pastel dan pensil lunak. Bagi pemula, penggunaan kertas sebaiknya yang harganya murah dan dengan kualitas cukup.
Kertas produksi Padalarang dan Blabak baik untuk tahap belajar karena cocok untuk setiap jenis media seperti arang, pensil, pastel, krayon, cat air, cat poster dan cat akrilik. Kertas manila karena permukaannya halus baik untuk menggambar dengan bahan tinta tetapi kurang baik untuk menggambar dengan pastel. Sebenarnya, di toko alat-alat melukis dan menggambar tersedia jenis-jenis kertas yang telah disesuaikan dengan karakter bahan perwarnanya. Ada kertas khusus untuk pastel, pensil dan cat air, namun harganya cukup mahal. Namun, untuk menjelajahi karakter kertas dengan berbagai media pewarna gunakanlah seluruh jenis kertas yang dijumpai, dengan demikian dapat menambah pengalaman untuk mengetahui karakteristiknya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam menggunakan kertas adalah cara menyimpannya. Kertas yang telah ada gambarnya hendaknya jangan dilipat-lipat, untuk itu diperlukan map khusus yang dibuat sendiri dengan karton tebal agar gambar yang telah dibuat tidak rusak. Selain itu dalam belajar seni rupa, seorang calon seniman seni rupa harus memiliki buku sketsa yang dapat dibawa kemana-mana untuk selalu melatih tangan agar dapat menghasilkan sketsa atau gambar dengan kualitas garis yang luwes dan baik
d. Kanvas
Menurut sejarahnya, sebelum diketemukan kanvas para pelukis menggunakan bidang lukisan dari bahan papan. Hal ini tentu kurang praktis karena berat untuk dibawa dan tidak dapat digulung sehingga mengambil tempat. Kanvas diketemukan menyusul setelah dikete-mukannya cat minyak, bidang untuk melukis ini lebih praktis dan terbuat dari bahan kain. Kain dibentangkan pada spanram kemudian diberi lapisan perekat untuk menutup pori-pori kain dan selanjutnya diberi lapisan cat dasar. Cat dasar dapat dari cat dengan medium minyak dapat juga cat dengan medium air. Kanvas dengan cat dari medium minyak tidak dapat digunakan untuk melukis dengan medium air kecuali cat akrilik. Namun cat dasar kanvas dengan medium air lebih fleksibel karena dapat digunakan melukis menggunakan cat dengan medium minyak maupun air. Daya tahan kanvas lebih lemah dibanding dengan bidang gambar dari bahan kayu, terutama dengan kelembaban.
Kualitas kanvas dibedakan berdasar kelenturan, daya tahan dan tekturnya. Kanvas yang baik pada umumnya jika daya tahannya tinggi terhadap perubahan cuaca, lentur dan teksturnya halus. Hal ini ditentukan oleh kualitas kain dan teknik pemberian cat dasar yang digunakan. Kain linen adalah kain yang memiliki daya tahan tinggi dan agak stabil jika dibentangkan, sedangkan kain katun elastisitasnya sangat tinggi. Untuk mengetahui lebih jauh tentang kualitas kanvas akan lebih baik mencoba berbagai jenis kain untuk dibuat kanvas, dan hal ini dapat menentukan pilihan yang paling tepat sesuai dengan keinginan dan kecocokan dalam menerapkan teknik melukisnya.
Cat dasar yang baik digunakan disebut acrylic gesso primer yang dalam penggunaannya menggunakan air sebagai medium pengencernya.
Cat dasar untuk kanvas ini akomodatif terhadap cat minyak maupun akrilik yang menggunakan pengencer air.
e. Karet Penghapus
Menurut sejarah, pada masa Ialu penghapus dibuat dari bahan kulit yang empuk. Kemudian setelah diketemukan karet dan plastik kualitas bahan penghapus bertambah meningkat menjadi lebih baik. Penghapus yang terbuat dari karet yang empuk sangat baik untuk menghapus gambar yang terbuat dari pensil dan arang.
Dalam penggunaan karet penghapus harus disesuaikan dengan jenisnya. Penghapus yang keras tidak baik digunakan untuk menghapus goresan pensil pada kertas yang lunak. Penghapus keras memang dibuat bukan untuk menghapus pensil tetapi untuk menghapus goresan tinta.
Penghapus yang lunak biasanya digunakan untuk menghapus goresan pensil. Kalau membuat goresan-goresan putih pada blok hitam dari pensil (dalam teknik dry brush), penghapus yang digunakan harus dibuat tipis ujungnya dengan mengirisnya menggunakan pisau. Perlu diperhatikan penghapus yang sering digunakan dapat menjadi kotor, jika telah kelihatan hitam segera bersihkan dengan menggosokkannya di kertas lain hingga bersih.
f. Papan Gambar
Dalam kegiatan menggambar sangat penting memiliki papan gambar untuk dapat bekerja lebih baik, karena dengan papan gambar kertas yang digunakan menggambar permukaannya lebih rata dan stabil. Papan gambar biasanya digunakan untuk menggambar di luar ruangan, oleh sebab itu salah satu persyaratannya papan harus ringan dan kuat. Papan yang baik bagi pemula dianjurkan menggunakan papan dari bahan tripleks dengan ukuran tebal 3 mm, panjang 55 cm dan lebar 50 cm. Spesifikasi ini dapat menahan kertas agar tidak bergerak oleh terpaan angin. Agar posisinya tidak miring digunakan penjepit kertas atau selotip, namun harus hati-hati karena bahan perekatnya dapat merobek kertas pada waktu mau melepaskannya.
2. Eksplorasi Bahan Seni Rupa Dua Dimensi
Jenis alat dan bahan untuk seni rupa sebenarnya sangat banyak sebab apa saja yang ada dilingkungan kita dapat digunakan sebagai bahan membuat karya seni rupa. Namun, dalam pembahasan ini dibatasi pada penggunaan alat dan bahan seni rupa dua dan tiga dimensional yang lumrah digunakan dikalangan perupa seperti arang, pensil, pastel, cat air, cat poster, cat akrilik, karton, tanah liat, plastisin, gip, kayu dan sebagainya.
a. Arang
Di antara sekian banyak bahan untuk membuat karya seni rupa dua dimensional, arang adalah bahan yang paling mudah untuk didapat karena jika tidak ada bahan lain arang dapat dibuat sendiri. Ambil bilah-bilah kayu yang tingkat kekerasannya sedang, kemudian bakar menjadi bara; tutuplah rapat-rapat dalam wadah dari bahan tanah liat dan bila baranya telah padam anda sudah mendapatkan arang. Mudah bukan?
Perhatikan, kayu yang sangat keras atau sangat lunak kurang baik untuk dibuat arang gambar. Sebab kayu yang amat keras arangnya pun keras dan sulit untuk mendapatkan goresan yang baik, begitu pula kayu yang amat lunak arangnyapun amat rapuh. Maka bahan kayu yang digunakan sebaiknya kayu yang tidak keras atau sebaliknya tidak terlalu lunak, dari referensi yang ada, untuk membuat arang batang yang baik digunakan adalah kayu pohon jeruk. Namun, karena ada banyak jenis kayu maka diperlukan banyak percobaan dalam mendapatkan alternatif arang yang berkualitas baik.
Goresan yang dibuat dengan arang sangat rapuh karena mudah rontok dan terhapus sehingga untuk menguatkannya diperlukan bahan pelapis pengawet seperti fixative dengan cara disemprotkan atau dioleskan atasnya, jika karya sudah dianggap selesai. Resiko untuk tidak merusak gambar atau lukisan yang telah dibuat, lebih baik menggunakan zat pelapis dengan menyemprotkannya, karena tidak ada kontak langsung antara alat dengan karya sebagaimana menggunakan kuas. Pada saat ini ada empat jenis arang yang dijual di pasaran, yaitu arang batangan, arang serbuk, arang pensil, dan arang cetak atau pres. Arang batangan, arang pensil, dan arang pres baik untuk membuat garis sedangkan arang serbuk baik digunakan untuk blocking dan shading serta teknik dry brush, karena serbuk arang tersebut tinggal menerapkannya ke atas kertas dengan menggunakan tisu atau kain halus. Sifat yang menyenangkan dari arang adalah gambar dapat dengan mudah diperbaiki jika ada yang terasa kurang terutama dalam menggambar realis atau naturalis. Karena arang mudah dihapus.
Bahan arang sangat baik bagi pemula menggeluti seni rupa dua dimensional, karena bahan tersebut mudah didapat dan murah, sehingga untuk latihan meluweskan goresan dan pemahaman tentang gelap terang sangat baik digunakan. Namun, bukan berarti karya seni rupa dengan menggunakan arang tidak berkualitas dan murahan. Teknik berkarya dengan menggunakan arang merupakan awal ’keberangkatan’ menekuni bidang seni rupa dua dimensional dan jika ditekuni secara mendalam juga dapat menghasilkan karya yang berkualitas baik.
Pelukis kenamaan zaman Renaissance seperti Leonardo da Vinci Rembrant dan Durrer, sangat mahir menggunakan arang untuk melukis. Seharusnya para pemula banyak menggunakan arang untuk melatih keterampilan dasar dalam membuat bentuk dan ilusi tiga dimensional pada kertas.
b. Pensil
Selain arang, pensil juga merupakan alat sederhana dalampembuatan karya seni rupa dua dimensional. Menurut sejarahnya, pensilmulai berkembang pada abad ke 16 ketika diketemukannya bahan grafitsecara kebetulan dibawah pohon tumbang karena badai di desaBarrowdale, Cumberland, Inggris. Grafit merupakan benda menyerupaibatu hitam mengkilap tetapi dapat menghasilkan tanda hitam yang awalnya dinamakan plumbago dalam bahasa Latin. Grafit kemudian digunakan untuk berbagai keperluan terutama sebagai bahan menulis dan menggambar dengan cara ditajamkan dan dibungkus dengan benang agar mudah dipegang. Pada perkembangannya di akhir abad ke 18, Nicolas Jacques Conte diminta oleh Napoleon untuk mengembangkan pensil. Ia mencampur serbuk grafit dengan tanah liat untuk membuatnya keras. Semakin banyak campuran tanah liat semakin keras pensil yang dihasilkan dan tanda yang dihasilkan semakin tipis warna hitamnya. Jadi dengan perbandingan campuran grafit dan pensil, gelap terang tanda yang dihasilkan oleh pensil menjadi bervariasi. Campuran grafit dan tanah liat dibakar dan dimasukkan ke dalam tabung kecil terbuat dari kayu sebagaimana halnya pensil yang kita ketahui saat ini. Derajat kekerasannya ditentukan oleh jumlah kandungan grafitnya sehingga untuk kepentingan penggunaannya pensil dibuat dalam variasi dengan sistim bertingkat. Untuk dapat mengenalinya, pensil dengan kode H menunjukkan bahwa pensil itu keras (hard) sedangkan dengan kode B adalah pensil lebih lunak dan hitam (black). Pensil 3H lebih keras dibanding pensil 2H, begitupula pensil 3B lebih hitam hasil goresannya dibanding pensil 1B.
Untuk keperluan berkarya seni rupa dianjurkan menggunakan pensil hitam yang lunak (B). Penggunaannya dalam praktek, biasanya pensil keras H digunakan untuk sketsa awal kemudian dilanjutkan penye-lesaiannya dengan pensil B dalam berbagai variasi kepekatan. Namun perlu diperhatikan bahwa pensil H karena sangat keras, jika digunakan, sering membuat kertas gambar ’luka’ dan bekasnya sulit dihilangkan.
Selain pensil H ada jenis pensil HB yang merupakan pensil dengan kekerasan yang sedang. Pensil ini baik untuk memulai pekerjaan awal berupa sketsa karena tidak merusak kertas dan hasil goresannya tidak terlalu tipis atau gelap. Pensil yang terlalu lunak dan pekat kurang baik untuk sketsa awal karena agak sulit dihapus. Menghapus sket atau goresan gunakan penghapus karet yang selunak mungkin agar kertas tidak luka waktu digosok. Upayakan jangan terlalu sering menghapus agar kertas tetap terjaga kondisinya. Pada waktu menghapus jaga tekanan penghapus pada kertas, begitu pula jaga kebersihan penghapus, karena apabila penghapus sudah terlalu sering digunakan warna hitam pensil akan melekat pada penghapus dan dapat membuat kotor kertas gambar. Oleh karenanya, bersihkan penghapus karet dengan menggsokkannya pada kertas yang tidak terpakai dan gunakan alas kertas ketika tangan menggambar dan menyentuh bagian yang tidak sedang dikerjakan tetapi sudah ada goresan pensilnya. Upaya ini adalah untuk tetap menjaga kebersihan gambar.
Pensil berwarna agak berbeda dengan kedua jenis pensil hitam sebelumnya, karena diproduksi tidak berdasar tingkatan kualitas tetapi berdasar jumlah warna. Seiring dengan perkembangan teknologi, pensil berwarna ada yang diproduksi sebagai kombinasi dengan cat air dan pastel. Dalam penggunaan pensil cat air, pada awalnya sama dengan penggunaan pensil pada umumnya, hanya untuk proses selanjutnya digunakan kuas cat air basah yang dikuaskan di atas goresan pensil dan goresan tersebut akan mencair sehingga warnanya memiliki karakter sama dengan cat air namun masih terlihat bekas goresan pensilnya. Hal itu menjadi ciri khasnya yang tersendiri. Pensil ini sangat praktis digunakan untuk membuat karya out door karena tidak banyak memerlukan perlengkapan sebagaimana halnya melukis menggunakan bahan cat minyak.
Kelemahan pensil berwarna biasa maupun pensil cat air adalah warna-warna yang dihasilkan tidak cemerlang seperti halnya warna yang dihasilkan pastel atau perwarna lainnya.
c. Pastel
Pastel adalah media menyerupai kapur tulis tetapi dibuat dengan pigmen warna dicampur dengan zat pengikat berupa resin dan plaster.
Bahan ini dicampur, dibuat pasta kemudian dibentuk batangan lalu dikeringkan. Kualitas pastel tergantung dari komposisi bahannya. Pastel dengan warna cerah biasanya bahan plasternya sedikit, karena bahan ini berfungsi untuk mengurangi cerahnya pigmen warna. Pigmen warna cerah disebabkan oleh tingginya konsentrasi (extract) pigmen yang dibuat dari dedadunan, bagian tertentu binatang (tulang, lemak), dan bahan sintetis. Baik buruknya kualitas pastel maupun bahan pewarna lainnya sangat tergantung pada daya tahannya terhadap sinar. Artinya, warna tidak cepat berubah jika terkena sinar matahari langsung, tidak pecah, tidak berubah dalam jangka waktu panjang. Hal ini penting diperhatikan karena akan mempengaruhi pula kualitas karya. Selain berbentuk kapur tulis, pada saat ini diproduksi pastel dalam bentuk pensil, namun di Indonesia belum banyak beredar.
Derajat kekerasan pastel ditentukan oleh komposisi bahannya. Pastel yang keras dan tidak mudah patah disebabkan karena banyak mengandung bahan pengikat, sedangkan pastel yang mudah patah mengandung sedikit pengikat. Pada saat ini ada dua jenis pastel dalam kemasan yang dapat dijumpai di pasaran yaitu pastel kapur dan pastel minyak. Pastel kapur sangat mudah patah dan hasil goresannya pun mudah rontok. Oleh sebab itulah kertas yang digunakan untuk menggambar dan melukis dengan pastel yang dipilih memiliki tekstur kasar untuk menahan warna pastel sehingga tidak mudah rontok. Namur demikian keistimewaan warna pastel kapur yaitu powdery kesan khas warna kapur. Sebaliknya pastel minyak lebih kuat daya lekatnya karena mengandung pengikat minyak. Oleh sebab itu goresannya pun berkesan seperti cat minyak.
Di dalam penggunaannya, pastel dapat diterapkan dengan membuat garis atau arsiran dan dikombinasi blok tipis atau sebaliknya dengan blok yang tebal menutup permukaan kertas. Menggunakan pastel perlu didukung peralatan dan bahan lainnya seperti alat peruncing untuk mendapatkan ujung runcing ketika membuat garis atau bagian yang kecil.
Peruncing pastek dapat menggunakan amril yang dilekatkan pada papan atau menggunakan peruncing pensil. Untuk pastel kapur dapat meng-gunakan karet penghapus yang lembut untuk memperbaiki kesalahan atau membuat efek lighting dalam menggambar benda-benda yang mengkilat. Sedang untuk pastel minyak, jika ada kesalahan dalam penerapan warnanya dapat ditumpang dengan warna yang lain, dan jika warnanya tebal dapat dikerok dengan pisau ‘cutter’. Percampuran warna dapat dilakukan langsung di atas kertas dengan menggosokkan kain atau jari, atau alat lainnya seperti kuas, kapas, dan tisu. Pencampuran dapat pula dilakukan di luar kertas dengan membuatnya menjadi serbuk terlebih dahulu, lalu serbuk tersebut dicampur hingga menjadi homogen sebelum digunakan. Apabila batang pastel sudah kotor, bersihkan dengan menggunakan kain.
Pastel yang telah pendek dan sulit untuk menggunakannya dapat di daur ulang, kumpulkan warna yang sejenis kemudian tumbuk hingga halus, kemudian dicampur dengan bahan perekat dari getah (gum) lalu dibentuk dengan mencetaknya. Selanjutnya pastel daur ulang tersebut dapat digunakan setelah dikeringkan beberapa hari.
d. Tinta
Tinta merupakan salah satu bahan yang sudah tua usianya guna membuat karya seni rupa . Pada abad pertengahan, di Cina, India, Jepang dan Eropa tinta sudah digunakan untuk berbagai keperluan, seperti menulis surat dan menggambar. Pada saat ini tinta gambar dibuat dari pigmen warna, shellac dicampur air, sedang pada jaman dahulu tinta hitam dibuat dari campuran jelaga dengan lem dan sejenis cuka. Dengan berkembangnya teknologi, tinta tidak lagi hanya hitam, sekarang banyak dijual tinta dengan warna-warni. Secara tradisional, dalam penggunaan tinta memerlukan alat berupa pena dan kuas. Pena tidak hanya berupa pena standar yang dibuat oleh pabrik untuk menggambar atau menulis, tetapi dapat pula menggunakan pena buatan tangan dari bambu, tangkai bulu unggas, kayu atau bahan lain dengan maksud mendapatkan variasi garis yang artistik. Perhatikan potensi tinta dengan menggunakan pena logam dalam membuat sketsa dan gambar hitam putih.
Ada beberapa istilah untuk menunjukkan kualitas ketahanan tinta yakni permanent, lightfast, archival. Istilah permanent menunjukkan bahwa tinta tersebut tahan lama setelah berkali-kali dicuci, lightfast berarti tinta tersebut tahan lama untuk tidak luntur jika sering terkena sinar matahari langsung. Archival merupakan tinta atau material lain dengan daya tahan yang amat tinggi sehingga kuat berabad-abad lamanya. Ada istilah lain untuk tinta yaitu waterproof menunjukkan bahwa tinta tersebut tidak dapat cair kembali jika terkena air, sedang non waterproof dapat cair kembali jika diberi air dengan kuas basah, berarti gambar dapat diubah atau diperbaiki. Sifatnya lebih luwes jika digunakan untuk menggambar atau melukis. Tinta waterproof baik digunakan untuk kontur sehingga jika menggunakan warna lain tidak berubah bentuknya.
Jenis tinta ini banyak digunakan pada lukisan tradisional Bali.
e. Cat Air
Cat air adalah media seni rupa yang memiliki sifat khusus yaitu tembus pandang / transparan. Apabila terjadi susunan warna tumpang tindih maka warna yang tertindih tidak tertutup sepenuhnya. Bahkan dari garis tumpang tindih itu menimbulkan efek warna campurannya. Cat air menggunakan air sebagai medium pengencernya sehingga tidak dapat digunakan di atas kanvas cat minyak. Kertas yang digunakan sebaiknya khusus untuk cat air, karena daya serapnya telah disesuaikan dengan sifat cat air yang harus banyak menggunakan air dalam penggunaannya.
Cat air tidak digunakan untuk pewarna yang tebal dan pekat, karena jika digunakan secara tebal dan pekat pengeringannya lama dan ke-mungkinan merusak kertas jika tertempel dengan kertas atau benda lain.
Pada waktu mengeluarkannya tidak boleh diambil dengan kuas yang basah langsung dari tubenya, sebab jika air masuk ke dalam tube warna di dalam akan menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan. Dalam menggunakannya keluarkanlah warna cat air secukupnya di atas palet cat air. Kemudian tetesi air secukupnya dan aduk sampai rata baru dapat digunakan dengan menguaskan di atas kertas.
Dalam penggunaannya cat air harus 'sekali gores jadi’ dan tidak bisa diperbaiki kembali jika ada kesalahan. Oleh sebab itu penggunaan cat air harus betul-betul cermat, penuh konsentrasi dan berhati-hati. Sebelum menerapkan warna, sebaiknya kertas dibersihkan dahulu dengan menggunakan kapas atau tisu lembab dengan cara mengusapkannya di permukaan kertas dengan lembut dan hati-hati agar kertas tidak luka.
Kapas atau tisu jangan terlalu basah karena dapat menyebabkan kertas bergelombang. Pembersihan ini penting dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran pada permukaan kertas yang dapat mengganggu penyerapan warna yang digunakan. Teknik pewarnaan dengan cat air biasanya mulai dari warna tipis dan ringan kemudian secara perlahan diberikan tonasinya ke warna yang lebih kuat. Cat yang masih basah tidak dapat segera ditindih dengan warna lain karena warna akan bercampur dan nampak kotor, untuk itu harus ditunggu sampai warna setengah kering.
Selain cat air, ada bahan cat yang sejenis disebut tempera dan sifatnya juga transparan. Namur pada saat ini jarang digunakan dan di toko pun sulit diketemukan. Pada zaman Renaissance tempera banyak digunakan sebelum diketemukan cat minyak. Tempera terbuat dari serbuk pigment warna dengan médium pengencer air murni dan zat perekatnya menggunakan kuning telur. Namur saat ini tela hada cat tempera yang diproduksi secara sintetis, ada médium pencairnya menggunakan air, ada pula tempera pengencernya menggunakan terpentin. Untuk itu perhatikan labelnya, jira ada label “O-W” (oil-water) berarti tempera tersebut dicairkan dengan air, apabila ada label “W-O” (water-oil) berarti pengencernya menggunakan terpentin. Dalam pengunaannya, tempera digunakan tipis, jika digunakan terlalu tebal setelah kering dapat mengelupas. Tempera efektif digunakan pada kanvas dengan cat dasar gesso dengan permukaan yang halus. Cat tempera memungkin digunakan dengan berbagai variasi teknik seperti cipratan, transparan, atau dengan dikerok untuk mendapatkan warna yang semula. Jadi lebih luwes dibandingkan cata ir.
f. Cat Poster
Cat poster tergolong jenis cat air karena untuk medium pengencernya menggunakan air. Cat ini berbeda dengan cat air biasa karena sifatnya yang cepat kering dan dapat digunakan seperti cat minyak yakni teknik penggunaannya dengan wama pekat karena tidak banyak menggunakan air. Cat ini cepat kering, oleh karena itu warna awal dapat segera ditumpang dengan warna berikutnya. Sifat lainnya adalah wamanya datar dan rata maka selain dapat digunakan dengan teknik brush stroke yang ekspresif atau untuk gambar dekoratif yang memerlukan warna-warna rata dan datar. Kelemahan warna ini tidak baik digunakan terlalu tebal karena ketika kering cepat pecah dan rontok. Selain itu jika warna yang sudah diterapkan kena percikan air akan menjadi tidak rata. Sesuai dengan namanya, cat ini sangat baik untuk menggambar atau melukis poster dengan goresan-goresan kuas yang kuat dan tegas sebagai ciri khasnya. Kelemahan lainnya yang cukup unik adalah binatang lalat senang dengan warna ini, jika tidak waspada menyimpan gambar dapat rusak karena dimakan olehnya.
g. Cat Akrilik
Cat akrilik tergolong cat baru karena diciptakan dan diproduksi beberapa puluh tahun yang lalu. Cat ini dibuat dengan bahan pigmen sintetik yaitu polyvinyl accetate (plastik). Cat ini juga termasuk keluarga cat air. Dalam penggunaannya dapat menggunakan air sebagai pengencernya dan dapat juga digunakan secara langsung dari tubenya, seperti menggunakan cat minyak atau dengan kuas dan 'air brush'.
Selain dikuaskan dengan tebal, cat akrilik dapat juga digunakan secara tipis seperti cat air. Cat akrilik sangat cepat kering. Oleh sebab itu, kuas yang digunakan harus cepat dimasukkan ke air. Jika tidak kuas akan menjadi rusak karena warna yang ada pada kuas mengering sulit untuk dibersihkan.
h. Cat Minyak
Penggunaan cat minyak untuk membuat lukisan sudah dimulai ratusan tahun yang lalu, diawali oleh Jan Van Eyck dari Belanda. Selanjutnya penggunaan cat minyak meluas karena memberikan keleluasaan kepada para pelukis untuk mengungkapkan idenya serta kualitasnya yang melebihi media sebelumnya. Cat minyak dapat digunakan untuk menggambarkan ilusi keruangan dengan memainkan gelap terang dari benda yang digambarkan. Pada awal penggunaanya cat minyak diterapkan di atas panel, kemudian disadari bahwa panel kurang fleksibel dan sulit untuk dibawa ke mana-mana. Lalu ditemukanlah kanvas yang terbuat dari kain yang dapat digulung sehingga lebih mudah untuk dibawa pergi terutarna jika pelukisnya ingin bekerja di luar ruangan (out door), misalnya melukis pemandangan.
Sesuai dengan namanya, dalam penggunaannya cat minyak memerlukan minyak khusus untuk mencairkannya dan daya keringnya sangat lambat. Cat minyak terdiri dari bahan pigment, minyak dari tumbuh-tumbuhan, dan terpentin. Pigmen warna adalah bahan warna berupa serbuk alami, atau sintetis. Pigmen warna berasal dari mineral (tanah), tumbuh-tumbuhan, dan binatang tertentu, akan tetapi saat ini kebanyakan yang digunakan adalah bahan sintetis yang berasal dari bagian industri bahan bakar minyak bumi. Kualitas cat minyak ditentukan oleh kehalusan dan kepekatan pigmennya yang dicampur dengan minyak. Setiap pigmen memiliki karakteristik tingkat kekeringan dan stabiltasnya jika terkena sinar matahari langsung.
Ada beberapa pigmen yang memiliki karakter, khususnya warna putih. Titanium wahite misalnya memiliki sifat menutup cat sebelumya dan dapat mempermuda warna lainnya. Zinc white adalah untuk mendapatkan efek transparan, Lead white memiliki karakter stabil dan elastis.
Oleh sebab itu untuk membersihkan kuas dan palet setelah selesai bekerja, terlebih dahulu menggunakan minyak tanah atau terpentin, selanjutnya baru dicuci dengan air dan sabun. Alat dan bahan bantu menggunakan cat minyak relatif lebih banyak dibandingkan menggunakan media lainnya. Kuas yang digunakan adalah kuas khusus cat minyak yang dalam satu setnya terdiri kurang lebih kuas nomor 1 hingga 12, disamping kuas khusus untuk mengerjakan bagian-bagian tertentu dari lukisan yang dibuat. Keistimewaan cat minyak adalah tahan terhadap perubahan cuaca sehingga karya lukisan yang menggunakan cat minyak dapat bertahan berabad-abad. Dalam perkembangan penggunaannya, cat minyak dapat ditorehkan langsung dari tubenya ke atas kanvas guna keperluan ekspresi yang ingin diungkapkan oleh pelukisnya.
Kelemahan cat minyak adalah baunya yang sangat kuat dan menyebabkan udara dalam ruangan menjadi pengap. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan diperlukan ruang khusus untuk bekerja dengan ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara dengan baik. Selain itu kelemahan cat minyak ketika telah menjadi lukisan adalah tidak tahan terhadap kelembaban. Untuk menghindarinya, apabila lukisan digantung di tembok harus ada celah antara tembok dan lukisan. Maksudnya adalah untuk memberikan sirkulasi udara di belakang lukisan, sehingga lukisan terhindar dari kelembaban. Ada beberapa tanda terjadinya kerusakan pada lukisan cat minyak yaitu retak, keriput, kering, berjamur.
Cat lukisan dapat retak jika kualitas cat minyak kurang baik, perubahan cuaca yang ekstrim, tidak stabilnya percampuran pigmen dan minyak.
Keriput dapat disebabkan karena kesalah dalam percampuran warna, atau ada unsur lain yang tercampur seperti air. Warna lukisan dapat kering disebabkan oleh tidak ratanya cat dasar pada kanvas, sehingga bagian yang tipis dapat menyerap minyak pada cat yang digunakan.
Lukisan dapat berjamur jika menempel pada diding lembab dalam waktu yang lama.