Konsep Seni Ekspresionisme
Pada dasarnya aliran ekspresionime adalah pernyataan dari bentuk ungkapan yang anti klasik dengan kaidah seni yang serba tenang dan halus. Juga tidak ada hubungannya dengan seni Timur yang serba misterius. Cita-cita ekspresionisme ialah pembebasan seniman dari kaidah seni akademik dan mengandalkan kepada dorongan yang bersumber dari dalam pribadi, suatu pemuasan diri (self-enjoyment). Aliran dan gaya ini telah dirintis sebelumnya oleh van Gogh.
Ada kecenderungan dari Ekspresionisme untuk pembebasan diri (individualisasi) dalam berekspresi. Pribadi sadar akan pengorbanan diri, introspeksi dan menjauhkan diri.
Para pelopor aliran ini kebanyakan dari Jerman, sebagai protes terhadap optimisme dan materialisme dari kaum Impresionisme. Yang paling terkenal kelompok Ekspresionisme di abad ke-20 adalah di sekolah Jerman yang dipelopori oleh Ernst Ludwig Kirchner, Erich Heckel, dan Karl Schmidt– Ruttluf
Pada tahun 1905 mereka membuat sebuah kelompok di Dresden yang disebut Die Brucke (The Bridge). Di tahun 1906 mereka bergabung dengan Emil Nolde dan Mark Pechstein, tahun berikutnya (1910) bergabung bersama Otto Muller.
Prinsip dari kelompok ini ini adalah menolak tradisi akademik, Realisme dan Impresionisme. Mereka mendapat inspirasi dari keadaan Jerman pada saat itu dan seni-seni zamman Renaissance, Art Nouveau, Seni Primitif dan Post Impresionisme Perancis (van Gogh, Cezanne, dan Gauguin). Nama mereka melambangkan Jembatan Kebersamaan yang menghubungkan mereka dengan masa yang akan datang. Kebanyakan dari mereka tidak terlatih di bidang seni tetapi warna-warnanya keras dan bentuk-bentuk distorsi dalam karya mereka berhasil mengekspresikan kekuatan perasaan dan imajinasi tentang kehidupan. Kekontrasan warnna hitam-putih dalam karya-karya cukilan kayu mereka, sebuah media yang dibangkitkan lagi dengan efektif. Di tahun 1912 mereka mengadakan pameran lukisan bersama sebuah kelompok di Munich yang disebut der Blaue Reiter (The Blue Rider).
Para seniman Ekspresionisme Eropa banyak mempengaruhi perkembangan para seniman ekspresionisme Jerman. Mereka di antaranya Vincent van Gogh (1853-1890), James Sidney Ensor (1860-1949), Edvard Munch (1863-1944). Van Gogh adalah seorang ekspresionis sejati yang menerapkan pendekatannya dalam perjalanan sejarah seni rupa modern di Eropa secara konsekuen. Van Gogh lahir di pada tanggal 30 Maret 1853, putra salah seorang pastor Protestan Belanda. Pada masa kecil van Gogh dijuluki sebagai anak yang pemurung dan temperamennya selalu tampak gelisah. Pada usia 27 tahun ia menjadi seorang pekerja di sebuah galeri, pengajar kursus bahasa Perancis, dan seorang pengajar Injil sekaligus sebagai seorang buruh tambang di Wasmes Belgia. Pengalamannya menjadi seorang penginjil direfleksikan ke dalam lukisannya yang pertama : lukisan tentang seorang petani dan penggali kentang. Dalam karya pertamanya terlihat sangat kasar dan bersahaja, misalnya lukisan Potato Eaters 1885. Dalam karya-karya awalnya diwarnai dengan suasana gelap dan suram, kadang-kadang kasar mengungkapkan perasaannya tentang kemelaratan dan kemiskinan yang dilihatnya di pertambangan batu-bara di Belgia. Di tahun 1886 van Gogh pergi ke Paris dan tinggal bersama saudara lelakinya Theo van Gogh, di sebuah toko yang menjual benda-benda seni, dan dia menjadi lebih akrab dengan perkembangan seni baru pada saat itu. Dia juga terpengaruh oleh seni Impresionisme dan karya grafis Jepang Hiroshige dan Hokusai. Hal ini tampak pada eksperimen berkarya seni dua dimensi dengan menggunakan teknik tersebut. Pada penampilan warna-warna lukisannya, ia terlihat dipengaruhi kuat oleh Pissaro dan Seurat. Pada sekitar tahun 1888 van Gogh meninggalkan Paris ke sebelah selatan Perancis. Di sana ia melukis pemandangan ladang pohon cemara, petani dan karakteristik kehidupan desa tersebut. Selama hidup di Arsles ia mulai menggunakan sapuan-sapuan kasar seperti putaran angin dengan warna kuning hijau dan biru seperti terlihat dalam karya Bedroom at Arles (1888) dan Star Night (1889).
Van Gogh pada akhir hidupnya tidaklah menunjukkan kesenangan dan kegembiraan dalam menikmati jerih payah berkeseniannya, bahkan dia meninggal karena bunuh diri, pada bulan Juli 1890. Lebih dari 700 surat yang ditulis van Gogh dan dikirim kepada saudaranya Theo (diterbitkan tahun 1911, dan diterjemahkan tahun 1958). Isinya berisi riwayat hidup van Gogh yang luar biasa dan tidak biasa; tergambar dalam 750 lukisan dan 1600 gambar.
Di Perancis, seniman Chaim Soutine dan pelukis Jerman Oskar Kokoschka, Ernst Ludwig Kirchner dan Emil Nolde memberikan rasa hormatnya kepad van Gogh sebagai pelopor terkemuka ekspresionisme. Pada tahun 1973 dibukalah museum Rjksmuseum Vincent van Gogh, berisi koleksi 1000 lukisan, sketsa dan surat-surat van Gogh.
James Sidney Ensor seorang pelukis Belgia pertama yang meletakkan prinsip unik kemanusiaan yang aneh dalam gaya ekspresionisme dan surealisme. Ensor lahir di Oostende Belgia dan selama tiga tahun di Brussel Academy (1877-1880). Dia tinggal menetap di Oostende sampai akhir hayatnya. Karya-karya terakhirnya bertema pemandangan tradisional, alam benda, potret, dan gambar interior dalam kedalaman warna yang kaya dan menaklukan warna yang menyala seakan bergetar.
Pertengahan tahun 1880 dia terpengaruh warna-warna cemerlang Impresionisme. Keanehan imajinasi dari seorang master –Flemis dalam Hieronymus Bosch dan Bruegel the Elder telah menempatkan diri sebagai orang Avant Garde dalam tema dan gaya. Dia mengambil prinsip subject-matter dari kerumunan orang-orang yang sedang berlibur di Oostende dengan ungkapannya yang spontan dan penuh dengan kebencian. Ia menggambarkan seseorang dengan badut atau rangka atau meletakkan wajah-wajah mereka dengan topeng-topeng karnaval. Hal tersebut merepresentasikan tentang manusia-manusia yang bodoh, sis-sia angkuh dan enjijikkan. Keadaan itu dilukiskan dalam sebuah kanvas yang sangat besar sekali:
Christ‟s Entry Brussels in 1889 (1888). Ensor dengan sengaja menggunakan warna-warna yang mengkilat dan kasar. Karya-karyanya mempunyai pengaruh penting pada lukisan abad ke-20. Subyek-subyek yang menyeramkan telah memberikan jalan bagi Dadaisme dan Surealisme. Tekniknya terutama dalam sapuan-sapuannya dan warna-warnanya mengarah secara langsung ke ekspresionisme. Dia meninggal di Oostende yang sekarang menjadi sebuah museum yang menyajikan hasil-hasil karyanya.
Edvard Munch adalah seniman Norwegia yang karya-karyanya mengungkapkan suasana murung penuh kesedihan dan penderitaan. Sikap-sikap tokoh yang dilukiskan nampak berkesan layu, mungkin juga penggambaran ini sebagai cermin dari pribadinya yang melankolis. Munch lahir di Loten Norwegia, 12 Desember 1863. Ia mulai melukis dari umur 17 tahun di Christania (sekarang Oslo). Dia pernah menerima penghargaan pada tahun 1885 saat dia sedang belajar singkat di Paris. Pertama kali dia mendapat pengaruh dari Impresionisme dan Post Impresionisme, kemudian memunculkan gaya pribadinya yang tumbuh dan berkembang menyangkut penderitaan dan kesakitan.
Untuk lebih jauhnya terlihat dalam lukisannya yang berjudul The Scream (1892), The Sick Child (1881-1886) yang semuanya memperlihatkan trauma masa kecilnya tentang kematian ibunya dan saudara perempuannya yang meninggal akibat penyakit TBC. Suasana murung meliputi seluruh lukisannya. Contohnya : The Bridge, melukiskan seorang lemah yang sedang menutupi wajahnya. Garis-garis tegas dan berat bergelombang dengan komposisi statis harmonis antara warna gelap dan terang tercapai melalui nada-nada kuat. Di samping melukis juga membuat cukilan kayu.
Tahun 1908 kegelisahannya menjadi parah , yang akhirnya harus dirawat di rumah sakit. Ia kembali ke Norwegia tahun 1909 dan meningal di Oslo tanggal 23 Januari 1944. Karya-karyanya menjadi pusat perhatian utama bagi para seniman Jerman dalam membentuk gerakan Ekspresionisme Jerman.
Dasar pemikiran dalam konsepsinya adalah bahwa dengan melalui berkarya, dia berusaha mencari arti hidup, dalam ketakutan, dan harapan manusia. Hal ini didasarkan atas sikap pribadinya yang melankolis (murung).
Seniman Ekspresionisme Jerman
Ernst Ludwig Kirchner (1880-1938), seorang pelukis Jerman yang merupakan salah seorang pelopor Ekspresionisme. Ia mendapat pengaruh kuat dalam hal warna dan distorsi bentuk dari gaya neoimpresionisme dan ekspresionisme Afrika, serta ukiran kayu pada kapal laut. Sebagai pendiri kelompok Die Brucke di Dresden 1905, ia mencoba menyaring bentuk-bentuk alam ke dalam bentuk-bentuk yang radikal dan sederhana tetapi brutal. Seperti pada lukisan Selfpotrait with Model (1907). Garis dan warna dalam lukisan itu tampak bertabrakan. Sebagai gambaran dari emosi yang meluap dan garang. Setelah pindah ke Berlin, ia banyak melukis dengan gaya - gaya yang lebih ekspresif khususnya tentang pemandangan dengan wanita. Misalnya Five Women in the Street (1913), dengan distorsi yang aneh memperolok-olokan kenyataan sosial di Berlin. Lukisannya di akhir tahun 1920 semakin bertambah abstrak. Nazi pada zaman itu menganggap lukisannya telah mengalami kemerosotan dan sekitar 600 lukisannya disita. Segera setelah itu ia memutuskan untuk bunuh diri.
Emil Nolde (1867-1956), adalah salah seorang seniman Ekspresionisme Jerman yang terkemuka. Nama aslinya Emil Hansen. Dia banyak terpengaruh oleh van Gogh, Edvard Munch dan James Ensor, yang mengajarkan tentang visi dan eksperimentasi warna yang membawanya ke jajaran depan. Dalam sebuah perjalanannya ke Papuanugini tahun 1913 dan 1914, dia dipengaruhi seni suku tersebut, terutama dalam aspek deformasi bentuk dan pola permukaan yang sangat kasar dan warna-warna yang sangat kontras. Dia juga tertarik pada konsep-konsep interior dan pemandangan alam dengan sosok manusia. Dalam lukisan pemandangannya yang berjudul March (1919), digambarkan sebuah suasana orang-orang yang tidak menyenangkan (atau berkesan menyedihkan). Demikian juga dalam lukisannya yang berjudul The Reveler (1919), lukisannya memperlihatkan wajah bertopeng kasar, yang merupakan dasar ungkapan emosi yang sederhana.
Dalam karyanya Life of Maria Aegiftica (1912), dia berusaha mengungkapkan imajinasi kehidupan keagamaan tentang pemandangan perjanjian lama. Dia juga mencela kemerosotan seniman yang disebabkan Nazi yang melarang melukis (pada tahun 1941).
Franz Marc (1880-1916) adalah seorang anggota penting dari kelompok Der Blaue Reiter. Marc yang lahir di Munich, adalah seorang seniman yang banyak mengetahui tentang lukisan binatang-binatang khususnya kuda dan rusa. Hal ini sebagai ungkapan rasa cintanya terhadap alam.
Wassily Kandinsky (1866-1944) adalah seorang seniman Rusia yang tinggal di Munich. Kandinsky mengeksplorasi dan mengeksploatasi kemungkinan penyederhanaan bentuk hingga membuat dia menjadi salah seorang inovator dari seni moderen. Sebagai seorang seniman yang sekaligus seorang ilmuwan, dia memainkan peran penting dallam perkembangan seni abstrak. Kandinsky yang dilahirkan di Moskow, 4 Desember 1866, belajar berkarya senirupa di Akademi Seni Murni Munich Jerman (dari tahun 1896-1900). Pada awalnya dia menolak gaya naturalisme, tetapi pada tahun 1909 setelah mengadakan perjalanan ke Paris, dia begitu tertarik pada karya seni Fauvisme dan Post Impresionisme.
Ketertarikannya pada dua aliran tersebut akan tampak pada intensitas warna yang tinggi dan komposisinya menjadi disorganized (cenderung ada ketidakteraturan).
Karya awalnya mengambil pola-pola datar, bidang warna yang luas. Sekkitar tahun 1913 dia mulai bekerja dengan pendekatan kebentukan yang cenderung abstrak.
Dalam melukiskan obyek benar-benar megingkari referensi bentuk fisik alam. Terkadang inspirasinya datang dari judul lagu (dalam musik). Tahun 1911, ketika bersama Franz Marc dan rekan ekspresionis Jerman, Kandisnky membentuk Der Blaue Reiter. Dia menghasilkan karya abstrak dan figuratif. Tahun 1912 dia melahirkan teori yang berisi Concerning the Spiritual in Art, yang dicantumkan dalam makalahnya tentang seni abstrak yang nonrepresentasional. Isi dari teori tentang kesadaran spiritual dalam seni itu berbunyi :
Suatu hasil seni terdiri dari unsur, unsur dalam dan unsur luar. Unsur dalam ini ialah emosi dallam jiwa seseorang seniman; dan emosi ini punya kemampuan untuk membangunkan emosi yang serupa dalam penonton unsur dalam ialah emosi yang harus ada dalam suatu hasil seni . Apabila tidak, maka hasil seni itu tentulah kepalsuan. Unsur dalam ini justru menentukan bentuk dan hasil seni tersebut Selanjutnya dia mengatakan bahwa bentuk dan warna adalah bahasa yang dapat mengekspresikan emosi, persis sepperti nada-nada musik yang dappat langsung menyentuh hati. Akhirnya Kandinsky menutup bukunya dengan suatu kesimpulan, bahwa ada tiga sumber inspirasi : 1)Impresi, ialah kesan langsung dari alam yang ada di luar seniman, 2)improvisasi, ialah ekspresi yang spontan dan yang tidak disadari dari sesuatu yang ada di dalam dan spiritual sifatnya, dan 3) komposisi ialah ekspresi dan perasaan di dalam yang terbentuk dengan lambat dan secara sadar, sekalipun tetap menggunakan perasaan yang tidak rasional.
Dia adalah salah seorang yang banyak juga mempengaruhi seniman lain pada masa itu. Sebagai seniman yang menggali kemurnian abstrak dan bentuk-bentuk yang nonrepresentasional, Kandinsky telah menyadarkan dan memberi jalan kepada seniman ekspresionisme lainnya, dan mendominasi sekolah-sekolah seni . Dia wafat di Neully-sur-Seine, di luar kota Paris pada 13 Desember 1944.
Paul Klee (1879-1940), adalah seorang seniman lukis, cat air dan grafis yang merupakan salah seorang tokoh seni moderen. Dia dilahirkan di Munchenbuchsee, dekat Bern Swiss pada tanggal 18 desember 1879 dan di tahun 1898 pindah ke Munich. Di sana dia belajar seni di sekolah privat dan di Akademi Munich. Di awal karya studinya adalah berupa sebuah pemandangan dengan media pensil yang memperlihatkan adanya pengaruh dari Impresionisme. Hingga tahun 1912 dia juga banyak menghasilkan karya etsa hitam putih yang menekankan pada fantasi dan sindiran . Dalam perjalanannya ke Afrika Utara, Klee sangat terangsang untuk menggunakan warna-warna dan merupakan tanda permulaan gagasannya yeng penuh kematangan yang olehnya dinamakan Possesed by Color (dimiliki oleh warna). Lukisan dan cat airnya selama 20 tahun menunjukkan penguasaan yang lembut, warna-warna yang harmonis, yang biasa digunakan untuk menciptakan permukaan yang rata, komposisi semi abstrak atau bahkan kesan yang menyerupai mozaik, Pastoral (1927). Klee juga adalah seorang ahli gambar yang banyak sekali karya-karyanya menampakkan kesatuan dari garis gambar sebagai subyek matter yang menimbulkan mimpi atau gambaran mimpi. Di sini dia menerangkan tekniknya sebagai taking a line for a walk‟ (menggunakan garis untuk berjalan).
Twittering Machine (1922) adalah sebuah karya Klee yang memperlihatkan garis yang meliuk-liuk sebagai satu komposisi yang integral. Dalam lukisannya Death and Fire (1940) melukiskan perasaan hatinya yang berkesan murung dan banyak perenungan. Masa itu pula sebenarnya Klee sedang merasakan penderitaan penyakit kulit dan otot. Dia meninggal di Muralto Swiss, pada 29 Juni 1940.
Karyanya mempengaruhi seluruh seniman surealis dan aliran nonobyektif abad ke-20 dan hal ini merupakan sumber yang baik untuk gaya ekspresionisme abstrak yang sedang bergerak.
George Grosz (1895-1959), adalah seorang pelukis dan ilustrator Jerman-Amerika yang dilahirkan di Berlin. Dia belajar seni di Royal Academy Dresden Jerman dan Academy Colarossi Paris, Perancis. Pada saat perang dunia ke-1, dia menjadi tentara , dan pengalamannya ini dituangkan ke dalam karya gambar sindiran yang ganas dan karikaturis. Koleksi dari gambar-gambar ini menceritakan tentang kondisi di Jerman pada akhir perang dunia ke-1 seperti terlihat dalam Ecce Homo (Behold the Man, 1923), Republican Autumatons (1920) yang menggambarkan seorang laki-laki moderen dengan sebuah mesin. Sejumlah pengalamannya sebagai seniman, dia mengeluarkan buku autobiografinya berjudul A Little Yes and a Big No (1946). Terakhir sebelum meninggal , dia memilih bekerja sebagai pengajar di National Institut of Arts and Letters (1954-1959).
Otto Dix (1891-1969), adalah seorang seniman grafis yang memimpin realisme sosial di Jerman sesudah perang dunia ke-1. Suasana menakutkan tergambar dalam sebuah seri dari 50 etsa berjudul War (1924). Sebagai pemimpin Neue Sachlichkeith (obyektivitas baru), dia sangat membenci sekali ketidakadilan sosial di Jerman yang terjadi setelah perang. Karyanya lebih berisi sindiran-sindiran yang diungkapkan melalui kontur yang kuat dan tegang , dengan warna yang kusam sebagai sebuah kreasi yang menentang gaya realisme.
Kubisme
Kepeloporan seni modern yang telah ditegakkan oleh ketiga tokoh seniman Post Impresionisme memberikan dampak yang kuat terhadap para pengikutnya. Paul Cezanne banyak mengubah alam menjadi obyek yang baru, dengan mendeformasinya menjadi bentuk-bentuk geometris. Pada karyanya The Bathers, kita bisa menyaksikan bagaimana Cezanne berupaya untuk mengubah bentuk wanita-wanita dalam sosok (figur) yang tidak anatomis. Ada upaya mengembalikan bentuk alam itu kepada bentuk dasar geometris, walaupun tidak sepenuhnya. Dasar metode pelukisan obyek seperti itu (gaya Cezanne) akan mengilhami proses kebentukan seni Kubisme yang dikembangkan oleh Picasso dan Braque.
Seperti dikemukakan di atas, bahwa sumber kelahiran Kubisme disebabkan oleh adanya gejala pada karakteristik lukisan para seniman yang berusaha untuk mengubah bentuk alam menjadi bentuk seni dengan pendekatan deformasi dan geometrisasi. Nama Kubisme pada gaya / aliran seni rupa ini diungkapkan oleh para kritikus seni, yang khususnya ditujukan kepada pelukis Pablo Picasso dan George Braque yang mulai tumbuh sekitar tahun 1907 (Thomas, Denis, 1981:48).
Untuk pertama kalinya istilah Kubisme dicetuskan sebagai gerakan seni (yang dipublikasikan kepada penikmat umum) yaitu pada pameran Salon des Independents tahun 1911.
Istilah Kubisme bukan berarti bahwa lukisan itu terdiri dari bentuk-bentuk kubus (Inggris: Cubes), tetapi merupakan a certain approach to the problem of painting a three-dimensionall world on a two-dimensional surface (Sylvester, 1993:225). Teori dalam lukisan Kubisme menitikberatkan kepada pendekatan melukis bentuk dan benda yang berdimensi tiga pada bidang lukisan yang datar.
Maka pelukis Kubisme berusaha mengembalikan bentuk benda-benda kepada bentuk dasarnya, yaitu bentuk geometris.
Picasso tumbuh dan berkembang sebagai pelukis Kubisme, selain dipengaruhi aspek kebentukan karya Cezanne, tetapi juga dipengaruhi bentuk-bentuk patung Negro Afrika dan patung antik Iberia di Louvre. Ketertarikannya pada karya seni primitif, bukan karena kemewahan bentuknya, tetapi justru karena lekukan bentuknya yang sederhana.
Pada awalnya Picasso sangat jelas memperlihatkan pengaruh Cezanne dan patung primitif. Untuk hal ini kita bisa melihat karya yang mengejutkan yaitu Les Demoiselles d‟Avignon.
Pada beberapa lukisannya, pengaruh Cezanne terasa sekali terutama pada pencapaian kesan ruang dan volume. Sebab azimat Cezanne cukup kuat dipegang oleh pengikutnya, yang dipublikasikan sekitar tahun 1907, yang berbunyi, Deal with nature by means of the cylinders, the sphere, the cubes.”(Sylvester, 1993:256).
Patung primitif Negro Afrika dan patung Iberia diserap pelukis Kubisme dalam hal pelukisan beberapa unsur kebentukan (misalnya bagian-bagian dari kepala) dan pada Kubisme awal, warna pun mempengaruhinya. Kita bisa lihat pada Kubisme awal dan Kubisme analitik, lebih banyak lukisan yang monokromatik. Atau dengan kata lain aspek warna tidak begitu ditonjolkan seperti pada patung primitif.
Seniman Kubisme
Catatan Perjalanan Picasso:
Menelusuri rangkaian perkembangan Kubisme di Eropa tidak akan lepas dari pembahasan kita terhadap perjalanan sang maestro seni rupa yaitu Pablo Picasso.
Sebagai seorang seniman yang cakap dalam mengungkapkan citra estetik kerupaan., dia tetap konsisten mengabdi dalam dunia seni rupa selama lebih 60 tahun. Selama itu pula singgasana dunia seni rupa, khususnya seni lukis, berjaya di dunia. Picasso ialah seorang berbakat seni yang diwarisi ayahnya. Dia juga ditempa dalam dunia pendidikan seni lukis pertama kali oleh ayahnya (yang waktu itu sebagai seorang ahli gambar di Barcelona).
Picasso, dengan nama lengkapnya, Pablo Ruiz Picasso memasuki dunia pendidikan khususseni lukis pada tahun 1895 di Barcelona. Pada waktu pendidikan itu dia menunjukkan dirinya sebagai seorang berprestasi dan berbakat. Kemudian menyelesaikan kuliah di Akademi Madrid dengan singkat dari tahun 1897 hingga 1898. Pada tahun 1900 dia mengunjungi Paris untuk pertama kalinya dan menetap selama tiga tahun.
Selama bertahun-tahun di Spanyol lukisan Picasso mengikutio tradisi seni lukis akademis. Akan tetapi pada sekitar tahun 1900 ia mendapat pengaruh Lautrec dan gerakan yang melanda Eropa masa itu, Art Nouveau. Karya ilustrasi dan lukisannya memperlihatkan kesadaran sosial dalam memilih subyek-subyek karyanya.
Barangkali hal tersebut sebagian terpengaruh oleh realisme sosial Isidoro Nonell, dengan salah satu contoh karyanya dari tipe ini The Absinthe Drinkers.
Di Paris, Picasso tidak begitu saja mengubah gaya yang sudah dikuasainya semenjak di Barcelona, bahkan selama beberapa tahun memisahkan diri dari kaum avant-garde Paris. Karya-karyanya memperlihatkan kedekatan semangat dengan kelompok Simbolis-sintetis yang diketuai Gauguin pada akhir abad sebelumnya.
Muatan sastra diutamakan dalam karyanya dengan gaya yang sangat linier, cenderung mengarah pada kemewahan yang dibuat-buat. Pada karya yang berjudul La Vie (1903), Picasso lebih membangkitkan perasaan daripada mempertajam pemaknaannya. Lukisan allegoris yang menggugah namum tersamar ini mengingatkan pada karya Gauguin. Lukisan-lukisannya dari tahun 1901 hingga 1904 didominasi nada warna biru sehingga masa tersebut dikenal sebagai Periode Biru. Penguasaan garis yang dicapainya pada masa itu terlihat sangat baik seperti pada karya etsanya Les Pauvres (1905).
Pada tahun 1905 Picasso mulai melukis dengan kekuatan baru, gambarnya tidak dibuat-buat lagi, dan suasana hatinya tidak lagi melankolis. Tema sirkus menjadi subyek favoritnya, dan merah jambu (pink) menggantikan biru sebagai warna dominan, misalnya terlihat pada karya lukisan Family of Saltimbanques.
Selama musim dingin tahun 1906 hinggga 1907 ia tertarik pada bentuk-bentuk patung primitif Negro, Iberia, dan bentuk lain yang memancing perubahan mendasar. Hal ini tampak pada karya Les Demoiselles d‟Avignon yang dilukis selama musim dingin itu, dan merupakan karya terbesarnya pada saat itu. Meski telah dilihat banyak orang, dan umumnya kurang dapat dipahami, karya ini tak pernah dipamerkan hingga tahun 1927. Hal tersebut menunjukkan karrya ini sebagai tonggak penting dalam karir berkeseniannya. Ketertarikan pada patung primitif membawanya pada penyederhanaan bentuk secara radikal, dengan lebih mengutamakan gagasan daripada citra visual subyeknya. Sosok-sosok disederhanakan menjadi bentuk datar, latarnya kaku, beberapa bertopeng wajah besar, dan penampilan ruang sesungguhnya diabaikan. Beberapa muatan sastra yang banyak ditemui pada sketsa-sketsa awalnya menjadi tidak bermanfaat dalam penyelesaian karyanya, perhatian lebih ditekankan pada kualitas kebentukannya.
Picasso menyatakan bahwa patung Iberia ialah sumber penciptaan utama sosok-sosok Demoiselles. Karya-karya berikutnya seperti Dancer with Veils (1907) memperlihatkan secara lebih jelas ketertarikannya pada patung primitif Afrika.
Pada karya-karya Kubisme awalnya, seperti lanskap yang dilukis di Horta de Ebro pada tahun 1909, Picasso sangat dipengaruhi Cezanne, dia masih mengambil obyek alam sebagai titik tolaknya, namun dianalisis dan direkonstruksi dalam bentuk dasar sederhanayang disesuaikan dengan bidang lukisan. Warnanya diperlembut hingga hampir berkesan monokromatis, sehingga meninggalkan tekanan pada struktur lukisannya.
Selama dua tahun berikutnya komposisi Picasso meningkat rumit dan sukar dipahami, citranya dipecah menjadi bentuk yang lebih kecil, dan hubungan antar bentuk dengan latar belakang menjadi serba membingungkan. Setelah hampir mencapai abstraksi dalam karya – karyanya, seperti The Accordionist ( 1911 ), Picasso – seperti Braque – mulai membuat lukisan yang tidak begitu ambigu lagi.
Surat – surat, rincian ilusionistis, dan terutama teknik kolase sebagaimana pada still-life with Chair Caning ( 1912-22 ) merupakan segenap cara mencapai tujuan itu. Pada saat yang sama ia membuat bentuk subyek yang berasal dari bentuk –bentuk piktorial yang lebih baik daripada lukisan awalnya. Pendekatan ini akhirnya dinamakan Kubisme Sintetis.
Selama Perang Dunia I Picasso bekerja sendiri menyempurnakan idiom kubisme dan memperkenalkan kualitas yang lebih meningkat. Ia menggunakan sejumlah pola ( khususnya titik-titik ), warna yang lebih terang dan bentuk berlengkung bebas. Seperti kertas pelapis yang berhias, yang umumnya dibuat dengan komposisi sederhana . Pada saat yang sama ia kembali membuat karya bergaya naturalistis, di antaranya Portrait of Ambroise Vollard (1915), gambar pensil yang menunjukkan apresiasi baru terhadap karya Ingres. Kemudian mungkin didorong saat menetap di Roma pada tahun 1917 - ia mulai melukis figur monumental (serba besar) yang tenang , berkarakter klasik, seperti pada Sleeping Peasants (1919) atau Mother and Child (1921), dan subyek klasik dengan mahluk ajaib centaur dan faun. Lantas sosok menjadi subyek utamanya.
Pada pertengahan tahun 1920-an lukisan Picasso mendekati surealisme dalam aspek spiritnya. Kanvas – kanvasnya bernada gelisah, karakter bentuk – bentuk menjadi metamorfosis dan didiskorsi untuk menekankan sifat emosional yang mengabaikan sisi kewajaran , contohnya adalah The Three Dancers (1925). Gaya ini terus berubah selama bertahun – tahun, sebagai contoh munculnya garis geometris palsu pada The Painter and Model dan konstruksi terbuka seperti rangka tubuh serta bentuk-bentuk biomorfis bebas dalam Projects for a Monument.
Pada dasarnya pndekatan Picasso terhadap lukisannya sedikit berubah semenjak itu, meski kekayaan imajinasinya yang luar biasa membawa pada sedikit pengulangan . Katanya, " berapa kebiasaan yang kupakai dalam seni janganlah dipandang sebagai sebuah evolusi, melainkan sebagai variasi."
Setelah membuat seri sosok wanita pada tahun 1932 yang bercirikan lengkungan bergelombang yang sensual, Picasso untuk sementara berhenti melukis, dan berkarya grafis dan membuat puisi-puisi surealistis antara tahun 1935 hingga 1937.
Salah satu karya terpenting Picasso pada tahun 1930-an adalah karya etsa besar Minotauromachy. Pada karya tersebut dan beberapa lukisan kecil serta etsa lainnya ia mengembangkan simbol-simbol yang lalu dipakai pada Guernica.
Guernica dilukis untuk pemerintahan Kaum Republikan Spanyol untuk memperingati penghancuran kotanya oleh bangsa Jerman. Karya ini ikut dipamerkan di Paviliun Spanyol pada Paris World Fair tahun 1937. Pada karya ini Picasso tidak melukiskan kejadiannya itu sendiri, namun menampilkan ketakutan dan kekejaman perang. Seperti dalam Minotaurochy, citra utamanya adalah banteng yang mewakili kekejaman dan kegelapan, kuda melambangkan rakyat menderita, dan wanita dengan lampu. Ukuran mural ini besar, citra ekspresif yang tinggi dinyatakan dengan garis yang mengalir bebas beserta kelembutan nuansa warna abu-abu yang terkendali. Karya ini merupakan satu di antara karya-karya Picasso terbaik.
Picasso pun bersungguh-sungguh mempelajari keramik di vallauris. Karyanya yang sangat imajinatif serta bentuk yang orisinal, terutama perubahan rupa dengan hiasan, memiliki pengaruh yang besar dalam seni tembikar. Karya patungnya juga secara luas berpengaruh. Ia berkarya di bidang ini sebentar-sebentar saja dalam sepanjang hidupnya, dan selalu mengaitkan karya patung dengan lukisannya serta memperluas gagasan secara sederhana ke dalam media trimatra. The Glass of Absinthe adalah contoh pengembangan kolase relief menjadi bentuk patung patung-patung Picasso patut dicontoh dalam penggunaan bahan yang imajinatif dan kemampuannya dalam menciptakan citra baru yang meyakinkan dari bahan yang tak terduga , contohnya Bull‟s Head (1942-43) yang dibuat dari sadel dan stang sepeda.
Dalam lukisan-lukisannya selama akhir 1950-an, Picasso tertarik secara khusus membuat variasi bebas yang bersifat individual dari adhikarya masa lampau seperti lukisan Velazquez Las Meninas dan Dejeuner sur l‟Herbe karya Manet, yang menunjukkan sekaligus penghargaan tertingginya terhadap tradisi panjang dimasa silam dan kekuatan menafsirkannya.
Catatan singkat Georges Braque dan kubismenya:
Seorang tokoh yang cukup penting, selain Picasso, yang juga turut mendukung kelahiran dan perkembangan seni kubisme ialah Georges Braque. Braque lahir di Argenteuil tahun 1882. Tahun 1890-1900 ia tinggal di Le Havre, kemudian bersekolah di Ecole des Beaux-Arts. Pada usia remaja, dia telah bekerja magang pada ayahnya sebagai seorang dekorator. Pergaulan dengan dunia senirupa,sebenarnya telah digelutinya sejak kecil. Dia sering menghabiskan waktu luangnya di tempat kerja ayahnya.
Ayahnya bekerja sebagai seorang dekorator yang mengerjakan lukisan pemandangan, untuk Salon des Artistes Francais. Secara tidak langsung sang ayah juga turut mendidik Braque dalam hal mengenalkannya berbagai media seni rupa, mulai cat, dan cara penggunaannya, peralatan melukis dan dekorasi , dan hal-hal lain yang berupa pengetahuan yang berhubungan dengan dunia sang ayah. Antara Picasso dan Braque memiliki latar belakang keluarga yang tidak jauh berbeda, dan lingkungan mereka sangat mendorong kedua tokoh senirupa ini tampil menjadi pembesar dalam kancah perhelatan senirupa dunia.
Braque banyak berteman dengan seniman besar lainnya pada waktu itu, misalnya Francais Ficabia, Marie Maurencin, sampai dia bertemu dengan tokoh-tokoh Impresionisme, seperti Renoir, Monet, cezanne, Van Gogh dan Seurat. Pertemuan dan pengenalan dengan kaum impresionist terjadi pada tahun 1902. Braque melukis banyak dipengaruhi oleh pelukis Impresionisme, terutama oleh Cezanne pada perkembangan akhir impresionisme. lukisan Braque memasuki pra-kubisme pada tahun 1907.
Jika Picasso melukis Demoiselles sebagai kanvas pertama yang bernapaskan kubisme, maka braque menunjukkan karya lukisannya yang berjudul Grand Nu (1907-08). lukisan yang menggambarkan sosok wanita telanjang berbadan besar dan berkesan kokoh ini memperlihatkan adanya kecenderungan baru Braque dalam mengungkapkan idenya tentan wanita. lukisan ini berukuran lebih kecil dibandingkan Demoiselles, yaitu 145,5 x 101,5 cm. Goresan kuat dan blabar pada Grand Nu memberi kesan penyederhanaan bentuk alam yang kuat. Latar yang memiliki kekuatan bidang-bidang lebar bernuansa memberi efek gelap terang yang tidak mengesankan atmosfir nyata. tetapi padalukisannya memiliki ruang misteri yang berdimensi banyak dan solid. Keseluruhan obyek yang tampil berkesan penuh gerak.
Pendekatan Braque lebih puitis dalam mengekspresikan konsep intelektualnya.
Warna dan bentuk diolah secara harmonis dalam kesatuan komposisi highly organized. Konsep intelektualitas dengan geometrisasinya mengarah kepada penyederhanaan bentuk yang menuju persepsi ruang jelajah mata yang kompleks.
Kompleksitas bentuk dan ruang seakan dipadatkan dengan permainan garis dan bentuk. Braque banyak memulaskan sapuan kuas kasar untuk membuat nuansa warna dan kesan kepejalan suatu bidang geometris. Warna monokromatis yang redup banyak kita dapatkan pada beberapa karyanya, misalnya Landscape (1908).
Komposisi Cezanne menjiwai lukisannya. Pada musim panas tahun 1908, Braque berkunjung ke L‘Estaque, suatu tempat yang juga disukai Cezanne, untuk berkarya pemandangan dan alam benda, yang kemudian dipamerkan di galeri Kahnweiler‘s, yang kemudian memperoleh sebutan kubisme. Pada karyanya ini memperlihatkan suatu jenis lukisan yang konseptual, disiplin dan geometris.
Konseptual berarti bahwa lukisannya diciptakan dengan kesadaran logika yang matang, dan dengan perencanaan. Hal ini terlihat pada penataan unsur bentuk teratur dan warna yang harmonis. Disiplin berarti sikap konsekuen dan konsisten dalam menyederhanakan setiap unsur bentuk dalam mendekati bentuk geometris.
Braque senang bereksperimen dalam menggunakan berbagai material dan media untuk berkarya seni. Karya-karya Kubismenya yang menggunakan teknik kolase dengan bahan kertas (papier-colle) dan bahan lain, akan membawa ke tahap kubisme sintetik. Braque yang mencoba berbagai media dalam berkarya lukis, juga dia mulai memanfaatkan bahan metal untuk membuat konstruksi tiga dimensional (patung) dengan pendekatan kubistisnya, kita bisa lihat patungnya yang diberi judul Hymen (1939) dan La Tete de Cheval (1946-9), keduanya dari bahan perunggu (bronze). Patung duduk yang tingginya 76 cm (Hymen) dan 40 cm (La Tete) menunjukkan bahwa besar sekali pengaruh patung primitif negro terhadap karya patung Braque.
Yang perlu digarisbawahi di akhir perjalanan Braque adalah bahwa dia adalah sahabat Picasso yang bekerjasama mengembangkan Kubisme dengan kecenderungan subyektivitas individual yang agak berbeda. Braque lebih konsisten menapaki karir Kubismenya, bahkan eksplorasi dan eksploatasimedia dan tekniknya memperlihatkan konsekuensinya dalam bermain bentuk.
Tokoh Kubisme yang lain:
Juan Gris, George Braque, Fernand Leger, Metzinger
Kubisme sebagai suatu aliran dan gaya seni lukis mendapat sambutan hangat dari para pengikutnya, seperti Juan Gris. Gris yang lebih muda dari Picasso dan Braque tidak mengawali Kubisme dengan serius, sehingga dia agak terlambat. Kemunculan Gris baru bisa diamati mulai tahun 1912. Kubisme Grismengacu pada konsepsi Picasso dan Braque, namun berkesan lebih linier dan berpotensi abstrak. Namun bentuk dan ruang saling menembus dan tertutup. Seni Gris mengkristalkan sesuatu yang lebih jelas dan terencana. Setiap obyek terbagi dua yaitu secara vertikal dan horisontal, dengan pandangan berbeda pada setiap segmennya. Penggunaan warna berbeda jelas dengan pendahulunya, Picasso dan Braque. Warna Gris lebih deskriptif dan naturalistik. Seorang ahli matematika Maurice Princent, mengatakan bahwa Gris menerapkan teori empat dimensi dalam kebentukan lukisannya. Hal ini menunjukkan bahwa lukisan Kubisme analitiknya bermuatan multi perspektif.
Contohnya karya Banjo and Glasses (1912), L‟Homme au CafĂ© (1912), Glasses and Newspaper (1914). Pelukis lain yang beraliran Kubisme adalah Leger dan Metzinger, sedangkan tokoh pematung Kubisme di antaranya: Henry Laurens, Constantin Brancusi, Amedio Modigliani, Archipenko, dan Lipchiz.