Analisis SWOT merupakan analisis ysng terdiri dari empat komponen yaitu Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Thtreats (ancaman).
Kekuatan yang dimaksud adalah suatu keunggulan dalam sumber daya, ketrampilan dan kemampuan lainnya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan. Misalnya dalam hal teknologi yang dimiliki, kantor cabang yang berada di setiap propinsi, mitra kerja nasional maupun internasional dan lain-lain.
Kelemahan yang dimaksud juga bisa berupa sumber daya, ketrampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan. Contohnya, tingkat ketrampilan karyawan, kecilnya biaya promosi, belum terpenuhinya kesehatan bank dan lain sebagainya.
Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, misalnya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan sebagainya.
Ancaman adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Sebagai contoh yakni berkembangnya pasar modal, hampir setiap bank mengeluarkan kartu kredit dan lain sebagainya (Wahyuni, 1996: 68).
B. Standar Analisis SWOT Bank Syariah
Selama berdirinya bank syariah di Indonesia, lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah ini mempunyai peluang yang sangat menjanjikan di masa yang akan datang. Secara umum hal ini didukung dengan penduduk Indonesia yang mayoritas adalah umat muslim. Analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman/tantangan) dari bank syariah di Indonesia (Antonio: 2003) adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan dan Peluang
Kekuatan yang dimiliki oleh bank syariah bisa menjadi peluang yang besar untuk ekstensi bank syariah dalam menghadapi persaingan di pasar. Kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh bank syariah tersebut adalah sebagai berikut:
- Sektor - sektor modern yang berskala besar yang bergantung pada kurs mata uang, sektor ekonomi rakyat dan sektor produksi eksport yang mendasarkan diri pada bahan baku dalam negeri merupakan sektor penting dan efisien untuk diberikan kredit tanpa bunga. Hal ini merupakan peluang besar yang harus bisa dimanfaatkan oleh bank syariah. Namun dalam praktiknya bank syariah masih memerlukan campur tangan dari tokoh-tokoh masyarakat untuk membantu dalam mensosialisasi kepada masyarakat.
- Secara konsep, bank syariah mempunyai keunggulan dibandingkan dengan prinsip lembaga keuangan konvensional. Karena tidak adanya bantahan yang signifikan terhadap keunggulan konsep ekonomi islam secara keseluruhan, ataupun lembaga keuangan syariah khususnya.
- Jumlah penduduk muslim yang sangat besar. Keadaan tersebut memberikan peluang bagi bank syariah untuk melangkah lebih baik lagi. Namun jika salah dalam mempersepsikan perilaku masyarakat, maka peluang dan kekuatan ini bisa berubah menjadi kelemahan dan tantangan yang akan dihadapi bank syariah.
- Dukungan pemerintah dan ketentuan hukum. Bank syariah kedudukannya diakui dengan adanya UU no 1998 yang memperbolehkan beroperasinya bank dengan prinsip syariah.
- Pengaruh gerakan global ekonomi syariah.Karena perkembangan ekonomi syariah ini tidak hanya terjadi di Indonesia,akan tetapi serentak di sejumlah negara-negara di dunia lainnya.
2. Kelemahan dan Tantangan/Problem
Kelemahan di sini juga bisa menimbulkan tantangan atau problem besar yang akan dihadapi oleh bank syariah. Kelemahan dan Tantangan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :
- Modal yang terbatas.
- Sumber daya manusia (SDM) yang kurang memadai.
- Bank syariah kesulitan menaruh uangnya ketika kelebihan likuiditas. Karena bank syariah tidak menyimpan dananya di bank konvensional.
- Adanya asumsi dasar yang keliru bahwa dengan mayoritas masyarakat muslim sudah demikian jauhnya dirasuki virus riba dan sekaligus sangat menghayati sekularisme, khususnya dalam aspek keuangan. Akibatnya selalu saja ada dalih untuk mengelak dari ajakan kembali ke ajaran Islam secara murni dan konsekuen.
- Adanya kenyataan empiris manajemen rata-rata lembaga keuangan atau bank Islam. Terlepas dari ketidakpastian sebagian (besar) masyarakat muslim untuk berbisnis dengan pola syariah, maka seyogyanya manajemen harus secara kritis mampu melakukan evaluasi perkembangan usaha, termasuk dalam konteks kompetisi dengan lembaga keuangan konvensional. Paradigma lain dari teori manajemen modern perilaku orientasi pasar versus orientasi produk. Manajemen yang lebih berorientasi pasar, terbukti lebih efektif dibanding dengan manajemen bank syariah, dengan catatan tetap dalam koridor syariah yang benar. Manajemen ini seharusnya bisa memahami sisi psikis bahkan isi tauhid para nasabah, sehingga konflik yang potensial muncul akibat perbedaan mencolok bisa diantisipasi.
- Adanya “tuduhan” sebagian masyarakat perihal kesyariahan bank syariah saat ini.
- Hambatan yuridis yakni meski UU No 7 Tahun 1992 sudah membuka peluang beroperasinya bank berdasarkan prinsip syariah, tetapi peluang tersebut masih mempunyai hambatan terselubung. Namun akhirnya UU tersebut sudah dirubah menjadi UU No 10 Tahun 1998. Secara empirik atau dalam prakteknya, analisis SWOT yang dimiliki oleh bank syariah adalah sebagai berikut (Muhammad, 2003: 121):
3. Kekuatan
- Bank syariah mempunyai keunggulan yang spesifik dibandingkan dengan bank konvensional. Yakni kredit yang sangat murah yang bisa dijangkau bagi petani, pedagang, perikanan, pertambangan, dan lainlain.
- Kredit mudah untuk diperoleh. Karena Bank Syariah mempunyai prosedur yang sederhana dan tidak berbelit-belit.
- Landasan operasional Bank Syariah berdasarkan pada etika syariah. Maksudnya bahwa semua produk dan manajemen operasional dari bank syariah tidak bertentangan dengan syariat islam.
- Sistem bagi hasil merupakan kekuatan dari Bank Syariah karena sistem ini lebih adil dibandingkan dengan sitem bunga.
4. Kelemahan
- Manajemen Bank Syariah yang kurang profesional. Hal ini mengingat Bank Syariah yang masih relatif baru dalam beroperasi di Indonesia.
- Risiko yang lebih besar, atau ketidakpastian lebih tinggi dibandingkan dengan bank konvensional. Karena sistem bagi hasil Bank Syariah berpedoman pada perolehan riil dalam dunia bisnis.
- Jaringan operasi yang terbatas khususnya sesama bank syariah.
- Bagi bank Islam pemula, kesulitan dalam mencari investor. Karena banyak yang menyangsikan apakah perbankan Islam prospektif dan cukup menjanjikan.
5. Peluang
- Peluang utama yang dimiliki oleh Bank Syariah adalah adanya UU No. 10 Tahun 1998. Implikasinya banyak bank konvensional yang juga berbondong-bondong untuk melakukan konversi ke bank syariah secara keseluruhan atau parsial. Karena banyak yang melihat bahwa bank syariah lebih mempunyai prospek yang bagus.
- Semakin maraknya lembaga keuangan informal yakni Baitul Mal wa Tanwil (BMT). Dengan berdirinya BMT tersebut akan berdampak pada bertambahnya jaringan kerja bank syariah.
- Terbukannya kesempatan bagi Bank Syariah untuk mengembangkan jaringan kerja kedunia internasional. Karena Bank Syariah tidak hanya berkembang di Indonesia tapi juga disejumlah negara di dunia.
- Prinsip bagi hasil yang dijalankan oleh Bank Syariah. Karena selama ini yang beroperasi di Indonesia adalah bank yang menggunakan sistem bunga. Sehingga dalam kesempatan ini Bank Syariah mengeluarkan produk yang berbeda dengan bank konvensional yang telah lama beroperasi. Ini artinya keberadaan Bank Syariah menambah khasanah produk-produk perbankan dan membuka peluang pasar yang baru.
- Adanya komitmen dari Bank Indonesia (BI) untuk mengembangkan Bank Syariah. Hal ini dapat dilihat dari upaya BI untuk mensosialisasikan Bank Syariah. Selain karena BI mempunyai kewajiban terhadap eksistensi dan kesehatan perbankan nasional, tapi karena bank syariah lebih tahan banting terhadap krisis ekonomi.
- Penduduk indonesia yang mayoritas Islam.
6. Tantangan
- Pemahaman masyarakat akan Bank Syariah masih sangat rendah.
- Jaringan kerja Bank Syariah yang masih sangat terbatas.
- Keberadaan Bank Konvensional yang lebih berpengalaman dalam dunia perbankan.
- Kejujuran dalam pembagian laba
C. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti memerlukan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik itu kebutuhan akan papan, sandang, pangan, ataupun kebutuhan jasa lainnya. Sebagai makhluk yang bersifat human society, tentunya kehidupan manusia yang satu dengan yang lain serta alam sekitarnya tempat manusia itu tinggal. Sifat inilah yang kemudian memunculkan adanya konsep pemasaran. Antara kebutuhan, keinginan, dan permintaan manusia mempunyai perbedaan. Dalam hal ini disebutkan oleh Kotler, bahwa kebutuhan merupakan ketidak beradaan beberapa kepuasan dasar, yakni tempat tinggal, makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya. Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Sehingga antara kebutuhan dan keinginan , kebutuhan memiliki kedudukan yang minoritas, berbeda dengan kebutuhan dan keinginan, permintaan merupakan keinginan akan produk spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
Contohnya banyak masyarakat yang menginginkan Marcedes, namun hanya sedikit yang mampu membeli, sehingga dalam situasi demikian perusahaan dalam memproduksi suatu barang, selain memperhitungkan kuantitas pembeli tapi juga beberapa banyak yang mempunyai daya beli (Kotler, 1997 : 8) Dengan melihat antara kebutuhan, keinginan dan permintaan manusia yang beraneka ragam, maka munculah beberapa orang yang berfikir cerdas dan kreatif untuk merintis suatu karya yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan maupun permintaan manusia satu dan lainnya. Ketiga faktor tersebut itulah yang memunculkan adanya kegiatan transaksi dalam pasar yang merupakan salah satu kegiatan dari pemasaran. Pemasaran disini diartikan sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan , menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swasta dan Irawan, 1995: 5).
Pemasaran dalam arti tersebut mempunyai cakupan makna yang sangtat luas dibanding dengan penjualan. Pemasaran bisa digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menetukan harga produk yang sesuai, menentukan produk yang hendak diproduksi, menetukan cara promosi dan penyaluran produk yang telah dihasilkan. Hasil produksi barang ataupun jasa tidak langsung dimasukkan ke pasar persaingan. Namun dibutuhkan proses yang dimulai dari perencanaan sampai akhirnya produk siap untuk dipasarkan. Sehingga bisa dikatakan bahwa pemasaran merupakan suatu rangkaian sistem yang saling berhubungan. Kadang juga pemasaran membutuhkan tindakan riset untuk mengetahui sejauh mana dan kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh konsumen , sehingga akibat tidak terjadinya pertukaran bisa dihindarkan.
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu dilakukan sebagai berikut:
- Menargetkan pasar yang paling sesuai dengan sumber daya
- Mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan pasar sasaran lebih baik dari produk-produk yang kompetitif.
- Membuat produk-produk itu tersedia di pasar dengan segera.
- Mengembangkan kesadaran pelanggan akan kemampuan pemecahan masalah dari lini produk perusahaan.
- Mendapatkan umpan balik dari pasar tentang keberhasilan produk perusahaan (Boyd, Walker dan Larreche, 2000: 3).
Sedangkan secara spesifik pemasaran diartikan sebagai suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan (Kasmir, 2004: 63). Untuk memberikan kepuasan terhadap nasabah, bank perlu melakukan langkah-langkah konkrit agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
Upaya tersebut adalah sebagai berikut :
- Menciptakan produk sesuai dengan keinginan (hasil riset) dan kebutuhan nasabahnya.
- Memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan dibandingkan dengan produk pesaing.
- Menciptakan produk yang memberikan keuntungan dan keamanan terhadap produknya.
- Memberikan informasi yang benar-benar dibutuhkan nasabah dalam hal keuangannya pada saat dibutuhkan.
- Memberikan pelayanan yang maksimal mulai dari calon nasabah menjadi nasabah yang bersangkutan.
- Berusaha menarik minat konsumen untuk menjadi nasabah bank.
- Berusaha untuk mempertahankan nasabah yang lama dan menarik nasabah baru baik dari segi jumlah maupun kualitas nasabah (Kasmir, 2000: 165).
2. Tujuan Pemasaran
Setiap badan usaha atau perusahaan apapun itu, baik perusahaan yang mencari laba maupun perusahaan nirlaba, pasti mempunyai tujuan tertentu. Tujuan tersebut bisa bersifat jangka pendek dan juga tujuan jangka panjang , sesuai dengan target-target yang hendak diwujudkan oleh perusahaan. Tujuan umum dari pemasaran Bank sendiri adalah sebagai berikut :
- Memaksimumkan konsumsi dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara ulang- ulang.
- Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah lain melalui ceritanya.
- Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula.
- Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien (Kasmir, 2004: 66).
Oleh karena itu dengan adanya pemasaran diharapkan suatu usaha dapat menjadi lebih baik dan selalu melakukan peningkatan baik kualitas produk, pelayanan ataupun manajemennya. Karena kegiatan pemasaran mempunyai arti dan peranan penting dalam hal mengukur tingkat penjualan atau pertukaran. Untuk itu metode juga perencanaan dalam memasarkan suatu produk harus disesuaikan dengan sumber daya dan pertimbangan lingkungan yang mempengaruhi.
3. Lingkungan yang Mempengaruhi Pemasaran
Menurut Philip Kotler, lingkungan pemasaran perusahaan terdiri dari pelaku-pelaku dan kekuatan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi-transaksi dan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan sasarannya. Berdasarkan definisi tersebut kegiatan perusahaan akan dipengaruhi pihak secara langsung atau tidak langsung yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan (Angipora, 2002: 49). Angipora (2002: 50) juga menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi lingkungan pemasaran ada dua, yaitu: a. Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah suatu pengaruh lingkungan yang bersumber dari dalam perusahaan yang secara langsung akan berpengaruh pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Faktor-faktor yang harus dianalisis:
- Aspek marketing mix (product, price, place, promotion).
- Share of market.
- Aspek reputasi dan kualitas produk.
- Keunggulan teknologi.
- Aspek sumber dan status keuangan.
- Aspek kapasitas dan proses produksi.
- Aspek lokasi pabrik.
- Aspek jumlah dan kualitas tenaga kerja, khususnya kualitas SDM pemasaran.
Selain itu juga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Perkembangan penjualan yang dimiliki perusahaan selama 5 tahun terakhir.
- Positioning sudah tepat atau belum.
- Perbaikan/ pengembangan produk yang perlu diperhatikan adalah dapatkah bidang pemasaran bisa diperbaiki produk yang dihasilkan agar lebih memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepentingan konsumen saat ijin dan akan datang.
- Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal adalah suatu pengaruh lingkungan yang berasal dari luar perusahaan baik yang sangat dekat dengan perusahaan maupun yang agak jauh, dan secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Lingkungan yang mempunyai pengaruh dekat dengan perusahaan atau disebut juga dengan lingkungan mikro terdiri dari lingkungan persaingan, lingkungan pasar/ konsumen, lingkungan pemasok dan lingkungan penyalur. Sedangkan lingkungan yang mempunyai pengaruh jauhadalah lingkungan yang terdiri dari kekuatan fundamental berskala besar yang membentuk peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Contohnya adalah keadaan ekonomi, politik, hukum, teknologi, demografi, pemerintah sosial dan budaya.
4. Manajemen Pemasaran
Seiring dengan perkembangan zaman akan membawa perubahan yang akan mempengaruhi kestabilan suatu usaha secara signifikan. Oleh sebab itu diperlukan tangan-tanagn ahli seorang manajer pemasaran untuk mengatur manajemen pemasaran yang akan diterapkan dalam perusahaan dalam menghadapi tantangan persaingan, perubahan ekonomi, sosial dan daya beli masyarakat. Manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud mencapai tujuan perusahaan (Swastha dan Handoko, 2000: 26). Manajemen pemasaran berperan dalam menciptakan permintaan akan produk perusahaan yang mencangkup peraturan jumlah, waktu dan sifat permintaan tersebut sesuai dengan tujuan perusahaan.
Menurut Angipora (1999: 14) proses manajemen pemasaran untuk mempertahankan kelangsungan hidup usaha meliputi empat aspek yaitu:
a. Menganalisis kesempatan pasar
Perusahaan harus tanggap terhadap peluang dan pasar bertindak cepat dan tidak terpaku pada produk sekarang atau menjadi perusahaan yang terus berkembang. Karena perusahaan tersebut mampu menangkap kebutuhan konsumen dimasa yang akan datang. Analisis kesempatan pasar bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Identifikasi
Identifikasi kesempatan pasar yaitu perusahaan mempertajam pendengaran dan selalu peka terhadap perubahan yang terjadi dipasar meskipun perubahan tersebut sangat kecil. Cara identifikasi klesempatan pasar yakni dengan menggunakan jaringan ekspansi yang terdiri dari :
- Penetrasi pasar Penetrasi pasar maksudnya adalah mempertimbangkan apakah merk utama perusahaan dapat mencapai penetrasi pasar atau penerobosan pasar yang lebih luas yang ditandai dengan penjualan yang semakin besar.
- Pengembangan pasar Pengembangan pasar adalah aktifitas melihat adanya segmen baru yang bisa dimasuki.
- Pengembangan Produk Penengembangan produk adalah penyempurnaan dan penambahan produk yang ditawarkan kepada nasabah. Usaha pengembangannya bisa dilakukan dengan melakukan riset mengenai produk atau kebutuhan dari konsumen yang dapat dikembangkan dan menjadi produk yang dibutuhkan oleh nasabah di masa yang akan datang (Muhamad, 2002: 198).
- Difersifikasi Difersifikasi maksudnya adalah suatu keadaan menghadapkan perusaan menghadapi suatu perangkat kesempatan yang menyeluruh.
2. Penilaian kesempatan pasar
Penilaian kesempatan pasar maksudnya adalah tujuan mengidentifikasi dan menetukan kesempatan mana yang tepat bagi perusahaan.
b. Memilih pasar sasaran
Yaitu proses identifikasi dan penilaian kesempatan pasar akan memudahkan mengeluarkan ide-ide cerdas untuk menentukan pasar sasaran yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan perusahaan.
c. Mengembangkan marketing mix
Marketing mix adalah perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan dalam pasar sasaran. Unsur-unsur dalam marketing mix adalah sebagai berikut :
1) Product (produk)
Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut diharapkan merupakan hasil analisis terhadap kebutuhan yang benar-benar akan diinginkan oleh sebagian besar konsumen.
2) Price (harga)
Harga ini adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan. Penetapan harga ini harus disesuaikan dengan sumber daya dan kemampuan beli masyarakat.
3) Promotion (iklan)
Promosi atau iklan merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan utama menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan meningkatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan.
4) Place (Tempat atau distribusi)
Distribusi atau tempat menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimanapun konsumen berada.
d. Mengelola Usaha Pemasaran
Mengelola usaha pemasaran melingkupi dua aspek :
- Sistem informasi pemasaran Yaitu informasi tentang langganan, pesaing, penyalur, dan kekuatankekuatan lainnya.
- Sistem perencanaan pemasaran Perusahaan harus menetukan langkah dan metode serta alat yang digunakan untuk menghadapi persaingan dan tantangan yang lain.
Sistem yang digunakan dalam perencanaan pemasaran ada dua :
a) Sistem perencanaan strategis
Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa perusahaan tersebut mendapatkan dan mengembangkan usaha yang kuat dan menurunkan atau meniadakan usaha-usahanya yang lebih lemah.
b) Sistem perencanaan pemasaran
Yaitu menggambarkan tindakan untuk merencanakan tiap usaha, produk atau merk didalam perusahaan tersebut.