Pengertian Motif
Motif berasal dari bahasa Latin, yaitu movere yang berarti bergerak, karena itu
motif dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang
mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force (Branca dalam Walgito,
1997).
As’ad (1995) mengartikan motif dengan dorongan. Dorongan merupakan
gerakan jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motif merupakan “driving
force” yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan di dalam
perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.
Menurut Morgan et al (1986) setiap tingkah laku mempunyai dasar, yaitu
motif. Motif adalah suatu dorongan yang membuat individu bertingkah laku
secara menetap yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Senada dengan itu
Irwanto, dkk. (1996) mengatakan bahwa motif adalah seluruh aktivitas mental
yang didasarkan/dialami yang memberikan kondisi hingga terjadinya perilaku.
Lebih lanjut Santrock (1998) menguraikan bahwa motif adalah alasan individu
berperilaku, berpikir dan merasa sesuai dengan cara mereka, yang secara khusus
mempertimbangkan pergerakan dan arah dari perilaku mereka tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motif
adalah dorongan yang menggerakkan individu untuk bertingkah laku dan
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian Motif Berprestasi
Konsep motif berprestasi pertama kali dikemukakan oleh Murray (dalam
Schultz, 1993) dengan menggunakan istilah kebutuhan berprestasi yang kemudian
dipopulerkan oleh Mc. Clelland dengan sebutan n-ach.
Mc. Clelland (1987) mendefinisikan motif berprestasi sebagai dorongan yang
ada pada diri individu untuk meraih sukses yang optimal, yang melebihi
prestasinya di masa lalu dan prestasi orang lain.
Heckhausen (dalam Djaali, 2000) mengatakan bahwa motif berprestasi adalah
suatu dorongan yang terdapat dalam diri individu sehingga individu selalu
berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya
setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar
keunggulan.
Atkinson seperti dikutip Houston (dalam Djaali, 2000) menyatakan dorongan
berprestasi sebagai suatu dorongan untuk mengatasi hambatan, melatih kekuatan,
dan berusaha melakukan suatu pekerjaan yang sulit dengan cara sebaik dan
secepat mungkin.
Bahkan motif berprestasi bukan sekedar dorongan untuk
berbuat tetapi mengacu pada kesuksesan atas pekerjaan yang dilakukan. Chaplin (1997) mengartikan motif berprestasi sebagai kecenderungan untuk
memperjuangkan kesuksesan atau memperoleh hasil yang sangat didambakan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motif
berprestasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri individu yang membuat
individu berusaha mencapai kesuksesan, yang melebihi prestasinya di masa lalu
dan prestasi orang lain dengan cara meningkatkan atau memelihara
kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas.
Aspek-Aspek Motif Berprestasi
Menurut Mc. Clelland (1987) aspek-aspek motif berprestasi adalah sebagai
berikut:
- Umpan balik, yaitu keinginan untuk mengetahui tentang seberapa baik
pekerjaan telah dilakukan dan seberapa baik individu dalam mengatasi
masalahnya yang dapat dilakukan dengan cara membandingkan
performansinya dengan orang lain atau suatu standarisasi tertentu.
- Tanggung jawab, yaitu kemauan untuk menanggung konsekuensi atas
keputusan yang diambil atau hasil dari pekerjaan yang telah dilakukan
juga kinerja yang menunjukkan loyalitas. Tanggung jawab tidak hanya
ditunjukkan pada diri sendiri tetapi juga pada orang lain..
- Perbaikan performansi, yaitu hasrat untuk melakukan sesuatu dengan lebih
baik dan lebih efisien daripada yang telah dilakukan sebelumnya, mencari
informasi baru untuk menemukan cara terbaik melakukan sesuatu.
- Resiko moderat, yaitu realistis menilai tantangan dengan menyesuaikan
antara kemampuan dengan tuntutan (resiko) pekerjaan.
Dampak Motif Berprestasi
Menurut Morgan et al. (1986) motif berprestasi merupakan salah satu motif
sosial karena motif ini dipelajari dalam lingkungan dan melibatkan orang lain,
serta merupakan komponen yang penting dalam kepribadian yang membuat
individu berbeda satu sama lain. Motif berprestasi merupakan suatu faktor
peramal kesuksesan seseorang, baik itu dalam lingkup pekerjaan dan pendidikan
Weiner (dalam Djiwandono, 2002) menyatakan bahwa individu yang
memiliki motif berprestasi ingin dan mengharapkan kesuksesan.
Jika mereka
gagal, mereka akan berusaha lebih keras lagi sampai sukses. Individu yang
mempunyai motif berprestasi akan mendapat nilai yang baik, aktif di sekolah dan
masyarakat serta ulet dalam pekerjaan. Martaniah (dalam Uyun, 1998)
mengatakan bahwa motif berprestasi juga merupakan faktor yang membuat
individu mampu meraih sukses di perguruan tinggi.
ADS HERE !!!