Pengertian Pemasaran Bank
Sebagai unit bisnis, bank senantiasa berorientasi laba. Kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kerbutuhan utama dan sudah merupakan suatu keharusan untuk dijalankan. Tanpa kegiatan pemasaran jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan dipenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia usaha apalagi seperti usaha perbankan perlu mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus melakukan riset pasar.
Pemasaran harus dikelola secara profesional, sehingga kebutuhan dan keinginan pelanggan akan segera terpenuhi dan terpuaskan. Pengelolaan pemasaran bank yang profesional inilah yang disebut dengan nama manajemen pemasaran bank.
Pada dasarnya manajemen pemasaran bank adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Hal ini berarti dalam manajemen pemasaran tercakup serangkaian kegiatan analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atas barang, jasa dan fafasan dengan tujuan utama kepuasan pihak-pihak yang terlibat.
Pada kenyataannya masyarakat pemasaran akan terlibat sepuluh (10) macam entitas yaitu :
- Barang-barang (goods)
- Jasa-jasa (service)
- Pengalaman-pengalaman (experiences)
- Kegiatan-kegiatan (events)
- Orang-perorang (Persons)
- Tempat-tempat (places)
- Harta kekayaan (properties)
- Banyak organisasi (organizations)
- Informasi (information)
- Banyak ide (ideas)
Sementara itu pengertian pemasaran (marketing) saat ini bukan sekedar menjual (to sales) dengan dimensi jangka pendek (jual-beli putus) tetapi memasarkan (to marketing) dengan dimensi jangka panjang, menggambarkan perbedaan pemikiran yang kontraks antara konsep penjualan dan pemasaran.
Menurut Wahjono (2010 : 2) mendefinisikan bahwa : ” Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi ”.
Murti (2002 : 10) mengemukakan bahwa pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial bagi individu maupun kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan individu dan kelompok lain.
Kotler (2008, hal. 19) mengemukakan bahwa : ”Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.”
Demikian halnya dengan yang dikemukakan oleh William J. Santon dalam buku Swastha dan Handoko (2008: 4) bahwa :
Pemasaran adalah suatu sistem kesuluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Ahmad Subagyo (2010, hal. 4) bahwa : “Pemasaran adalah sebuah sistem bagian dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar.”
Menurut Kasmir ( 2008 : 63 ) bahwa : “ Pemasaran bank adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan”.
Produk bank adalah jasa yang ditawarkan kepada nasabah untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau dikomsumsi untuk memenuhi kebutuhan, dan keinginan nasabah. Pengertian kebutuhan nasabah bank adalah suatu keadaan yang dirasakan tidak ada dalam diri seseorang.
Sebagai contoh kebutuhan nasabah bank adalah:
- Kebutuhan akan produk atau jasa bank.
- Kebutuhan rasa aman berhubungan dengan bank.
- Kebutuhan kenyamanan berhubungan dengan bank.
- Kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh seluruh karyawan bank.
- Kebutuhan untuk persahabatan dan keakraban.
- Kebutuhan untuk diberi perhatian oleh seluruh karyawan bank.
- Kebutuhan status / prestise.
- Kebutuhan aktualisasi diri.
Keinginan nasabah bank adalah kebutuhan yang dibentuk oleh kultur dan kepribadian individu. Keinginan nasabah bank adalah :
- Ingin memperoleh pelayanan yang tepat.
- Ingin agar bank dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
- Ingin memperoleh komitmen bank.
- Ingin memperoleh pelayanan yang bermutu (cepat dan memuaskan).
- Ingin memperoleh kepuasan nasabah atas layanan yang diberikan.
- Ingin dihargai dan dihormati oleh seluruh karyawan bank.
- Ingin memperoleh perhatian seluruh karyawan bank.
- Ingin memperoleh status / prestise.
- Ingin memperoleh keamanan dari setiap transaksi yang berhubungan dengan bank
Strategi Pemasaran Bank
Kegiatan pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik perusahaan yang berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran akan menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Kemudian juga dalam rangka menghadapi para pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat.
Dalam melakukan kegiatan pemasaran suatu perusahaan tentu memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Ada beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan kegiatan pemasaran antara lain :
- Memenuhi kebutuhan akan suatu produk maupun jasa
- Memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa
- Memberikan kepuasan semaksimal mungkin terhadap pelanggannya
- Meningkatkan penjualan dan laba
- Ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing
Dewasa ini kegiatan pemasaran tidak hanya monopoli perusahaan yang berorientasi profit saja, bahkan usaha badan sosial sudah mulai menggunakan pemasaran dalam rangka memenuhi kebutuh-an dan keinginan konsumen.
Bagi dunia perbankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi profit, kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama. Tanpa kegiatan pemasaran, jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan terpenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia perbankan perlu mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus melakukan riset pasar. Pemasaran harus dikelola secara profesional, sehingga kebutuhan dan keinginan pelanggan akan segera terpenuhi. Pengelolaan pemasaran bank yang professional inilah yang disebut dengan pemasaran bank
Konsep pemasaran bank sebenarnya tidak banyak berbeda dengan konsep pemasaran untuk sektor bisnis yang lain, seperti sektor industri manufaktur, sektor bisnis jasa dan lain-lain. Perbankan merupakan salah satu jenis industri jasa, sehingga konsep pemasarannya lebih cenderung mengikuti konsep untuk produk jasa, yang membedakan perbankan dari industri jasa lainnya adalah banyaknya ketentuan dan peraturan pemerintah yang membatasi penggunaan konsep-konsep pemasaran, mengingat industri perbankan merupakan industri yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat.
Strategi pemasaran bank biasanya dilandaskan pada bauran pemasaran atau marketing mix yang terdiri atas 4 P, (Product, price, place, promotion) yaitu :
1. Strategi Produk
Produk perbankan adalah instrumen/perangkat yang dibeli dan dijual oleh bank. Produk yang dibeli oleh bank sangat banyak jumlahnya, karena bank dapat menciptakan berbagai jenis produk sesuai dengan keinginan nasabah. Jasa bank yang diberikan hendaknya memperhatikan kualitas dan kuantitas bankir, kualitas yang disajikan oleh para bankir termasuk waktu pelayanan, teknologi atau peralatan yang digunakan dalam melayani nasabah, kemasan atau bentuk jasa yang diberikan, merek bagi setiap jasa yang ditawarkan dan adanya jaminan terhadap jasa yang diberikan.
Di Indonesia, produk yang dibeli bank antara lain :
- Simpanan giro
- Deposito berjangka
- Sertifikat deposito
- Tabungan (tabungan nasional, tabungan khusus dan lain-lain)
- Wesel, surat tagih, promes dan lain-lain
- Setoran ongkos naik haji
- Perdagangan valas/mata uang asing
- Dan lain-lain
Produk yang dijual oleh bank pun berbagai ragam bentuk/jenisnya. Bank dapat menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat/pasar. Adapun produk yang dijual bank antara lain :
- Kredit perdagangan besar, menengah dan kecil
- Kredit jangka pendek, menengah dan panjang
- Kredit untuk industri, pertanian, perkapalan dan sektor lainnya
- Kredit usaha kecil, kredit frofesi dan lain-lain
- Kredit sindikasi
- L/C dalam dan luar negeri
- Perdagangan surat-surat berharga/efek-efek
- Dan lain-lain
Di samping itu, bank juga menjual beberapa produk yang bersifat jasa/servis. Produk yang bersifat jasa/servis adalah sebagai berikut :
- Kiriman uang/transfer dalam dan luar negeri
- Inkaso/penagihan piutang/collection
- Safe deposito box (loket penyimpanan barang berharga)
- Automated Teller Machine (ATM)
Strategi produk yang dilakukan oleh perbankan dalam mengem-bangkan suatu produk adalah sebagai berikut :
a. Penentuan logo dan motto
Logo merupakan ciri khas suatu bank sedangkan motto merupakan serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi bank dalam melayani masyarakat. Baik logo maupun motto harus dirancang dengan benar.
b. Menciptakan merek
Untuk berbagai jenis jasa bank ada yang perlu dberikan merek tertentu. Merek merupakan sesuatu untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan
c. Menciptakan kemasan
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam dunia perbankan kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa kepada para nasabah di samping juga berbagai pembungkus untuk beberapa jenis jasanya.
d. Keputusan label
Label merupakan suatu yang dilengketkan pada produk yang ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan.
2. Strategi Harga
Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga menajdi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan. Bagi perbankan terutama bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran dan biaya-biaya lainnya. Sedangkan harga bagi bank yang berdasakan prinsip syariah adalah bagi hasil.
Bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional, pengertian harga berdasarkan bunga terdapat 3 macam yaitu harga beli, harga jual dan biaya yang dibebankan ke nasabahnya. Harga beli adalah bunga yang ditawarkan kepada para nasabah yang memiliki simpanan, sedangkan harga jual merupakan biaya yang dibebankan kepada penerima kredit. Kemudian biaya ditentukan kepada berbagai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan penentuan harga secara umum adalah untuk bertahan hidup, untuk memaksimalkan laba, untuk memperbesar market share, untuk mengangkat mutu produk, membandingkan dengan harga pesaing
Dalam hal penetapan harga deposito berjangka, pada umumnya bank harus memperhatikan tingkat suku bunga SBI, yang merupakan reference bagi bank untuk menetapkan tingkat suku bunga depositonya, baik untuk jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, ataupun 12 bulan. Di samping itu, Bank Indonesia juga menetapkan ketentuan yang melarang bank umum untuk memasang harga simpanan depositonya lebih tinggi dari 125 % x tingkat suku bunga SBI. Sebaliknya jika bank, memasang harga terlalu rendah dibandingkan dengan bank-bank pesaingnya, dikhawatirkan para deposan mengalihkan dananya ke bank-bank pesaing tersebut.
3. Srategi Lokasi
Kegiatan pemasaran yang ketiga adalah penentuan lokasi kantor cabang bank, baik untuk cabang utama, cabang pembantu atau kantor kas. Penentuan lokasi kantor beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah menjangkau setiap lokasi bank yang ada. Demikian pula sarana dan prasarana yang harus memberikan rasa yang aman kepada seluruh nasabahnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi suatu bank adalah pertimbangan, yaitu dekat dengan kawasan industri atau pabrik, dekat dengan lokasi perkantoran, dekat dengan lokasi pasar, dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat serta mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi.
Dalam bisnis perbankan, salah satu jenis bisnis yang menawarkan jasa, rangkaian yang ada sedikit berbeda. Pada bisnis perbankan tradisional, jaringan pemasaran lebih dititik beratkan pada perbedaan fungsi kontrol terhadap pelaksanaan perdagangan jasa perbankan dan ditentukan berdasarkan pertimbangan struktur organisasi, pembagian wilayah serta kewenangan dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, dalam bisnis perbankan dikenal adanya kantor pusat, cabang utama cabang pembantu, kantor kas dan seterusnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan telekomuni-kasi, banyak diperkenalkan metode-metode pemasaran bisnis perbankan yang menggunakan teknologi tersebut untuk lebih meningkatkan fungsi pelayanan bank bagi kepuasan konsumen. Misalnya kini hampir semua bank yang besar telah memanfaatkan penggunaan automated teller machine (ATM) sehingga nasabah dapat melakukan berbagai transaksi, seperti pengambilan uang tunai, pembayaran rekening listrik, telepon dan lain-lain. Selain itu, dengan diperkenalkannya direct banking dan telephon banking, nasabah dapat memanfaatkan pelayanan perbankan tanpa harus men-datangi kantor-kantor cabang dari suatu bank yang dipilihnya.
4. Strategi promosi
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan ketiga kegiatan dalam marketing mix, baik produk, harga dan lokasi. Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung.
Tanpa promosi, jangan diharapkan nasabah dapat mengenal bank. Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan promosi bank adalah untuk menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru. Paling tidak ada empat sarana promosi yang digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya. Keempat macam sarana promosi yang dapat di-gunakan adalah periklanan, promosi penjualan, publisitas serta penjualan pribadi.
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna meng-informasikan, menarik dan mempengaruhi calon nasabahnya. Penggunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media seperti surat kabar, radio, telvisi dan lain sebagainya.
Promosi lainnya dapat dilakukan melalui promosi penjualan. Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik nasabah untuk segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan. Tentu saja agar nasabah tertarik untuk membeli, maka perlu dibuatkan promosi penjualan yang semenarik mungkin.
Promosi yang ketiga adalah publisitas. Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial serta kegiatan lainnya. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan pamor bank di mata para nasabahnya. Oleh karena itu kegiatan publisitas perlu diperbanyak lagi.
Kegiatan promosi yang keempat adalah penjualan pribadi. Dalam dunia perbankan penjualan pribadi lebih banyak dilakukan oleh petugas customer service. Dalam hal ini customer service memegang peranan sebagai pembina hubungan dengan masyarakat atau public relations. Customer service bank dalam melayani para nasabahnya selalu berusaha menarik calon nasabah menjadi nasabah bank yang bersangkutan dengan berbagai cara.
Dalam pemilihan strategi promosi yang mempergunakan iklan, pihak bank dapat memilh cara dan media yang akan dipergunakan. Apakah promosi yang akan dilakukan menggunakan media cetak, elektronik ataukah keduanya. Bilamanakah iklan ditayangkan dan berapa lama jangka waktunya. Hal ini harus dijawab dengan baik. Oleh para eksekutif bank agar promosi yang dilakukan
Promosi tersebut dipergunakan untuk :
- Mempromosikan banknya sebagai suatu image, misalnya memper-kenalkan berdirinya Bank Maga, dibentuknya bank campuran antara bank swasta nasional dengan bank asing dan sebaganya.
- Mempromosikan salah satu produk unggulan dari bank yang bersang-kutan.