Pengertian Pemberdayaan Menurut Para Ahli
Perserikatan Bangsa‑Bangsa (PBB), dunia mencurahkan perhatian kepada upaya untuk memajukan negara-negara yang proses perkembangannya tertinggal, yang umumnya adalah negara‑negara yang baru merdeka. Dunia yang dimaksud di sini adalah negara‑negara maju, yang baik secara sendiri‑sendiri (bilateral) maupun bersama‑sama (multilateral, antara lain melalui badan‑badan PBB) mengembangkan program‑program untuk membantu pembangunan negara‑negara berkembang.
Konsep‑konsep pembangunan di Dunia Ketiga (Dunia Pertama adalah kelompok negara Barat dan Dunia Kedua adalah kelompok negara komunis) berkembang menurut paham ekonomi politik yang garis besarnya dapat dibagi dua, yaitu yang mengikuti strategi ekonomi pasar dan strategi ekonomi sosialis. Dalam kenyataannya, pada awalnya meskipun tidak berada dalam kubu komunis, negara komunis berperan besar dalam perekonomian dan pembangunan negara‑negara berkembang. Hal itu dapat dimengerti karena institusi‑institusi lain belumlah terlalu berkembang.
Dalam masa itu, para pakar clan dunia akadernis ditantang untuk membuat konsep‑konsep bagi strategi pembangunan di Dunia Ketiga. Konsep‑konsep ini kemudian diterapkan melalui paket bantuan pembangunan, melalui para ahli asing yang membantu perencanaan (dan tidak jarang pula dalam pelaksanaan) program‑program pembangunan negara berkembang, dan melalui para ahli serta profesional dari negara‑negara berkembang itu sendiri yang pendidikannya bersumber dan atau diilhami oleh pemikiran kalangan para pakar di negara maju.
Intinya adalah pembangunan dipandang sebagai proses yang berkesinambungan dari peningkatan pendapatan fiil. per kapita rnelalui peningkatan jumlah dan produktivitas sumber daya. Proses inilah yang disebut pertumbuhan, dan salah satu ukurannya yang penting adalah pendapatan per kapita.
Berdasarkan pandangan itu, penanaman modal dan penerapan teknologi modern diharapkan akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, menyerap angkatan kerja dari sektor subsistem ke lapangan kerja modern atas dasar upah, dan dengan sendirinya akan menghilangkan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan. Pola yang ditempuh adalah proses industrialisasi, sebagaimana yang dialami negara‑negara maju yang telah menghasilkan peningkatan taraf hidup yang cepat dan telah menghilangkan kemiskinan di sektor subsistem.
Salah satu harapan atau anggapan pengikut aliran teori pertumbuhan bahwa hasil pertumbuhan akan dapat dinikmati masyarakat sampai di lapisan yang paling bawah. Namun, pengalaman pembangunan dalam tiga dasawarsa menunjukkan bahwa yang terjadi adalah rakyat di lapisan bawah tidak senantiasa dapat menikmati cucuran hasil pembangunan seperti yang diharapkan itu. Bahkan di banyak negara, kesenjangan sosial ekonomi makin melebar. Penyebabnya, meskipun pendapatan dan konsumsi makin meningkat, hanya kelompok masyarakat yang sudah baik keadaannya dan lebih mampu yang lebih dapat rnemanfaatkan kesempatan. Hal ini disebabkan antara lain oleh posisinya yang menguntungkan (privileged), sehingga memungkinkan untuk memperoleh sebagian besar hasil pembangunan. Dengan demikian, yang kaya makin kaya dan yang miskin tetap miskin, sehingga yang miskin secara relatif dapat menjadi lebih miskin.
Dunia juga makin menyadari akan adanya bahaya kerusakan alam yang dapat mengganggu kelanjutan kehidupan manusia di muka bumi ini akibat pembangunan yang memberikan tekanan yang berlebihan kepada pertumbuhan.
Dengan pengalaman‑pengalaman itu, telah dikembangkan berbagai alternatif terhadap konsep pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi diyakini tetap diperlukan, tetapi disadari bahwa pertumbuhan ekonomi bukanlah satu‑satunya kriteria dan juga tidak selalu harus yang paling utama. la harus serasi dengan pembangunan sosial yang fokusnya adalah pada manusia dan kualitas serta kesinambungan kehidupannya.
Semua konsep pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun, kesejahteraan itu ingin dicapai. dengan membangun harkat dan sesuai dengan martabat kemanusiaan. Karena, pada dasarnya manusia berkeinginan untuk membangun kehidupan dan meningkatkan kesejahteraannya dengan berlandaskan pada kemampuannya dan dengan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Berdasarkan pandangan itu, kita di Indonesia mengembangkan konsep pembangunan yang bertumpu pada manusia dan berakarkan kerakyatan.
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak pada kepentingan rakyat, tidak berarti akan menghambat upaya mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan hanya akan sinambung dalam jangka panjang jika sumber utamanya berasal dari rakyat sendiri, baik itu berupa produktivitas rakyat maupun sumber daya yang berkembang melalui penguatan ekonomi rakyat.
Dalam kerangka pikir itulah dikembangkan konsep pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan sebagai upaya yang berkesinambungan dan berkeadilan. Konsep ini bukan sebuah retorika, karena ada kerangka teoretisnya dan telah dipraktekkan, termasuk di negara kita.
Pemberdayaan, berasal dari bahasa Inggris, empowerment. Untuk sampai kepada pengertian empowerment, ada baiknya (meskipun secara singkat), dibahas terlebih dahulu sebab sampai berkembangnya konsep empowerment. Konsep ini digunakan sebagai alternatif terhadap, konsep‑konsep pembangunan yang selama ini dianggap tidak berhasil memberikan jawaban yang memuaskan terhadap masalah‑masalah besar pembangunan, khususnya masalah kekuasaan (power) dan ketimpangan (inequity).
ADS HERE !!!