Pengertian Migrasi
1. Ciri-ciri Migran
Menurut pengamatan para peneliti bahwa migrasi bersifat selektif. Ada beberapa
cirri-ciri yang membedakan migran dan non migran, terutama yang menyangkut
karakteristik umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan dan jenis pekerjaan.
(Ade Handayani, 2007:20).
Pada umumnya dikalangan migran terdapat relatif lebih sedikit penduduk usia
anak-anak. Ini terlihat dari konsentrasi migran, yang umumnya mengelompokkan pada
migrant umur 20-39 tahun, sedangkan golongan bukan migran mengelompokkan pada
golongan 0-19 tahun (Sunarto Hs, 1984).
Penduduk laki-laki lebih banyak melakukan perpindahan di banding penduduk
perempuan. Namun proporsi wanita mulai meningkat. Penelitian di Amerika Latin
(Todaro, 1983) menunjukkan bahwa dewasa ini perempuan merupakan mayoritas dalam
arus migrasi lebih jauh, dikemukakan bahwa rata-rata umur migran perempuan lebih
rendah dari pada umur migran laki-laki.
Menurut Sunarto HS (1984) bahwa:
“perbedaan antara migrant dengan non migrant juga terlihat dalam struktur jenis
pekerjaan mereka, konsentrasi jenis pekerjaan mereka. Konsentrasi jenis
pekerjaan non migran adalah pertanian, sedangkan pekerjaan migran mulai
menyebar ke sektor lain di luar petanian” (La Ode Syarifuddin, 1985:4 )
2. Faktor Bermigrasi
Seseorang pindah dari suatu daerah ke daerah lain tidak saja dipengaruhi oleh
kepadatan penduduk di daerahnya asalnya, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor kultur,
sosial, ekonomi, psikologis dan sebagainya.
Menurut Sunarto Hs (1984) bahwa:
“Sejarah perpindahan penduduk di Indonesia menbuktikan bahwa faktor kultur
memegang perana yang sangat penting dalam memberi motivasi orang-orang
bermigrasi seperti dilakukan suku Bugis dan Minangkabau. Budaya petualang
suku Bugis dan Minangkabau serta keinginan untuk memngembangkan
perdagangan yang sekaligus mencari corak kehidupan baru menyebabkan
migrant asal kedua suku ini tersebar di berbagai pelosok tanah air dan bahkan di luar negeri.”(La Ode Syarifuddin, 1985:4)
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan keputusan untuk berimigrasi. Menurut Rutman (1970) bahwa:
“Migrasi bisa di pandang sebagai respon manusia terhadap kondisi yang tidak
menyenangkan di daerah asal serta respon manusia terhadap sistem pemilikan
tanah yang tidak menguntungkan.” (La Ode Syarifuddin, 1985:5)
Menurut Everett S. Lee (Munir, 2000:120) ada 4 faktor yang menyebabkan
orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi, yaitu:
- Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
- Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
- Rintangan-rintangan yang menghambat
- Faktor-faktor pribadi
Di setiap tempat asal ataupun tujuan, ada sejumlah faktor yang menahan orang
untuk tetap tinggal di situ, dan menarik orang luar untuk pindah ke tempat tersebut. Ada
sejumlah faktor negatif yang mendorong orang untuk pindah dari tempat tersebut dan
sejumlah faktor netral yang tidak menjadi masalah dalarn keputusan untuk migrasi.
Selalu terdapat sejumlah rintangan yang dalam keadaan-keadaan tertentu tidak seberapa
beratnya, tetapi dalam keadaan lain dapat diatasi. Rintangan-rintangan itu antar lain
adalah mengenai jarak, walaupun rintangan "jarak" ini meskipun selalu ada, tidak selalu
menjadi faktor penghalang.
Rintangn-rintangan tersebut mempunyai pengaruh yang
berbeda-beda pada orang-orang yang ingin pindah. Ada orang yang memandang
rintangan-rintangan tersebut sebagai hal sepele, tetapi ada juga yang memandang
sebagai hal yang berat yang menghalangi orang untuk pindah. Sedangkan faktor dalam
pribadi mempunyai peranan penting karena faktor-faktor nyata yang terdapat di tempat
asal atau tempat tujuan belum merupakan faktor utama, karena pada akhirnya kembali pada tanggapan seseorang tentang faktor tersebut, kepekaan pribadi dan
kecerdasannnya.
Proses migrasi atau perpindahan pendukuk merupakan masalah yang kompleks
dan persoalannya harus didekati dari berbagai sudut, baik ekonomi, politik, budaya,
sosiologi dan juga dari sudut religi serta keamanan jiwa dan harta.
Untuk lebih jelasnya
mari kita uraikan tengtang kedua faktor utama dari penyebab urbanisasi yaitu:
a. Faktor Pendorong (Push Factors)
Keadaan tingkat hidup umumnya mempercepat proses perpindahan ke kota.
Beberapa faktor pendorong penyebab mifrasi adalah sebagai berikut:
Proses kemiskinan di desa
Di desa-desa Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan sebagai akibat dari
pertambahan penduduk yang cepat telah menyebabkan pertandingan antara
jumlah penduduk dan luas lahan pertanian menjadi sangat timpang.
Perbandingan yang tidak seimbang tentunya untuk menggarap tanah baru
tidak mungkin karena persediaan tanah telah habis bahkan dengan adanya
pembangunan besar-besaran, terpaksa juga memakai areal pertanian yang
sudah sempit tersebut untuk melakukan pembangunan pabrik baru, jalan,
perumahan, perkantoran, sekolah, dan lain-lain.
Lapangan kerja yang hamper tidak ada
Jumlah kelahiran yang cukup tinggi dan jumlah lapangan kerja di desa
cenderung menurun, mengakibatkan pengangguran nyata dan tidak nyata.
Lapangan kerjalain di luar sektor pertanian hamper tidak tersedia.
Pendapatan yang rendah
Tingkat upah memburuh di desa sangat rendah di banding dengan upah
minimum yang berlaku di kota-kota. Hal itu mendorong mereka mengadu
nasib ke kota dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Keamanan
Bagi beberapa golongan tertentu, hidup di desa atau di daerah pedalaman
kurang aman bagi jiwa dan hartanya. Keadaan ini terutama timbul bila
terjadi pergolakan politik atau pertentangam keluarga.
Adat istiadat yang ketat
Bagi mereka yang telah mendapat pendidikan yang agak lumayan sering
merasa bahwa adat istiadat di kampong, di samping faktor kemelaratan,
begitu kaku dan mendorong mereka untuk mencari sedikit kebebasan di kota.
Melanjutkan pendidikan
Di hamper setiap desa di Indonesia sudah ada terdapat SD dan di beberapa
tempat sudah terdapat SMP, namun bila mereka ingin sekolah lebih lanjut terpaksa harus ke kota untuk melanjutkan sekolahnya. Terkadang di desa
tetangga ada terdapat SMA ato kejuruan lainnya, tetapi mereka lebih
memilih kota dengan alasan mutu sekolah di desa tersebut tidak begitu baik,
dan juga ingin melanjutkan ke perguruan tinggi yang terdapat di kota setelah
menyelesaikan sekolah mereka.
b. Faktor Penarik (Full Factors)
Di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia, kota selalu mempunyai peranan
tersendiri dan menentukan, terutama setelah revolusi industri, baik dalam
perkembangan kebudayaan, pembaharuan, perkembangan ekonomi, mode,
pendidikan, hiburan, dan sebagainya.
Seseorang tertarik ke kota adalah suatu alasan yang mungkin bagi individu atau
kelompok berbeda alasan mereka masing-masing pindah ke kota, antara lain:
- Melanjutkan sekolah
- Tingkat upah di kota lebih tinggi
- Keamanan di kota lebih terjamin
- Hiburan lebih banyak
- Kebebasan di kota lebih luas
- Adat atau agama lebih longgar, dsb
3. Migrasi Desa – Kota
Terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota merupakan suatu faktor utama yang mendorong pesatnya pertumbuhan kota-kota di negara sedang berkembang.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar para migran adalah pria
dan wanita yang berumur 20-an, kelompok umur yang paling aktif untuk membentuk
rumah tangga. Oleh karena itu, berdiamnya kelompok ini di kota-kota akan
mengakibatkan peningkatan pertumbuhan penduduk secara alami. Dengan demikian,
baik secara langsung maupun tidak langsung, gejala pertumbuhan penduduk kota di
negara sedang berkembang disebabkan oleh migrasi secara besar-besaran pada waktu
yang lalu.
Todaro (1978), mengemukakan bahwa:
“perpindahan penduduk dari desa ke kota banyak disebabkan oleh perbedaan
penghasilan yang diharapkan, walaupun harapan tersebut sering meleset dari
kenyataan. Akibatnya para migran tidak dapat masuk ke sektor formal di kota
terlempar keluar, kemudian migran tersebut berusaha masuk ke sektor informal
yang memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk masuk ke dalamnya.
Karena itu sektor informal dikenal juga sebagai katup pengaman dalam
mengatasi masalah ketenagakerjaan.”
Apabila di tinjau dari segi migrasi penduduk dari desa ke kota, maka harus
diperhatikan yaitu:
- Faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah
kediamannya.
- Faktor yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap di kota.
Bila dianalisis faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
migrasi secara umum adalah:
- Di desa lapangan kerja pada umumnya kurang, yang dapat dikerjakan yaitu
pekerjaan yang hampir semua menghadapi berbagai kendala seperti irigasi yang tidak memadai atau tanah yang kurang subur serta terbatas. Keadaan tersebut
menimbulkan pengangguran tersamar.
- Penduduk desa, terutama kaum muda-mudi merasa tertekan oleh adat istiadat
yang mengakibatkan cara hidup yang monoton. Untuk mengembangkan
pertumbuhan jiwa, banyak yang pergi ke kota.
- Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan, oleh sebab itu
banyak orang yang ingin maju, kemudian meninggalkan desa.
- Bagi penduduk desa yang mempunyai keahlian lain selain bertani seperti
misalnya kerajinan tangan, tentu menginginkan pasaran yang lebih luas bagi
hasil produknya dan ini tidak mungkin di dapatkan di desa.
Sebaliknya akan di jumpai faktor penarik dari kota, antara lain sebagai berikut:
- Penduduk desa banyak beranggapan bahwa di kota banyak terdapat pekerjaan
serta banyak penghasilan, oleh karena sirkulasi uang di kota jauh lebih cepat,
lebih besar dan lebih banyak sehingga lebih mudah mendapatkan uang dari pada
di desa.
- Di kota lebih banyak kesempatan mendirikan perusahaan industri dan lain-lain.
Hal ini di sebabkan oleh karena lebih mudahnya mendapatkan izin dan terutama
kredit Bank.
- Pendidikan (terutama pendidikan lanjutan) di kota lebih banyak dan lebih mudah
di dapat.
- Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan
tempat pergaulan dengan segala macam orang dari segala lapisan
Proses perpindahan orang dari desa ke kota merupakan masalah yang kompleks dan persoalannya harus didekati dari berbagai sudut, baik dari segi ekonomi, politik,
sosial, budaya, sosiologi dan juga dari sudut religi serta keamanan jiwa dan harta.