Pengertian Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.
Karakteristik penelitian kualitatif adalah datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagimana adanya ( natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau bilangan, sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya berarti rangkaian kegiatan atau proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui dengan mempergunakan cara bekerja atau metode yang sistematis, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan.
Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natur setting) dengan memperhatikan situs-situs lokasi penelitian dengan data kualitatif, tidak menggunakan model matematik statistic dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsidasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian dan peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data tetapi memberikan penafsiran. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam (Lexy J. Moleong, 2002) pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kualitatif. Pengamatan kualitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu.
Untuk lebih memahami arti dari pada penelitian kualitatif perlu kiranya dikemukakan beberapa definisi.
- Bongdan dan Taylor mendefinisikan metedologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang mengahasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
- Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. (Lexy J. Moleong, 2002).
- Anselm Strauss dan Juliet Corbin (2003) penelitian kualitatif diartikan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Berdasarkan beberapa definisi tentang arti penelitian kualitatif yang diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
- penelitian kualitatif adalah penelitian yang berdasarkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.
- penelitian kualitatif dalam pengumpulan datanya secara fundamental sangat tergantung pada proses pengamatan yang dilakukan oleh peneliti itu sendiri.
- penelitian kualitatif temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk heterogen lainnya.
Metodologi penelitian merupakan sesuatu yang berusaha membahas konsep teoristik berbagai metode, kelebihan dan kelemahan-kelemahannya yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yanng akan digunakan. Dalam hal ini metode lebih bersifat teknis pelaksanaan lapangan sedangkan metodologi lebih pada uraian filosofis dan teoritisnya. Oleh karena itu penetapan sebuah metodologi penelitian mengandung implikasi inheren di dalam diri filsafat yang dianutnya, sebab filsafat ilmu yang melandasi berbagai metodologi penelitian yang ada.
Dengan mengetahui metodologi penelitian yang digunakan, filsafat ilmu dan kajian teoritisnya, kelemahan dan kelebihannya diharapkan akan mampu memberikan kesesuaian metodologi dengan fokus masalah penelitian.
Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan sebagainya.
Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang bersifat kritik, analitik/sintetik dan tuntas. Penelitian kualitatif menuntut keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam berpikir, tentang hubungan data yang satu dengan data yang lain dan konteksnya dalam masalah yang akan diungkapkan.
Ada beberapa alasan penggunaan penelitian kualitatif:
- Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang seperti yang dialami oleh penelitian kuantitatif, sehingga intisari konsep yang ada dalam data tidak dapat diungkap secara benar,
- Untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis berdasarkan berpikir deduktif seperti dalam penelitian kuantitatif.
- Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif padahal permasalahan dan variabel dalam masalah sosial sangat kompleks.
- Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.
- Karena pengalaman dan spesialisasi seorang ahli, misalnya yang latar belakang ilmunya adalah antroplogi atau filsafat biasanya dianjurkan untuk menggunakan metode kualitatif dalam mengumpulkan dan menganalisis data.
- sifat dari masalah yang diteliti, artinya untuk mengungkap masalah yang berkenaan dengan pengalaman seseorang ketika menghadapi fenomen tertentu ( seperti ketagihan obat, sakit menjelang kematian dsb) lebih cocok digunakan metode kualitatif.
Selain itu metode ini juga sesuai bila kita hendak mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui, karena metode kualitatif dapat memberikan rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.
Desaign sebuah penelitian merupakan bagian dari perencanaan penelitian yang menunjukkan usaha peneliti dalam melihat apakah penelitian yang direncanakan telah memiliki validitas internal dan validitas eksternal yang komprehensif. Pada penelitian kualitatif, bentuk desain penelitian dimungkinkan bervariasi karena sesuai dengan bentuk alami penelitian kualitatif itu sendiri yang mempunyai sifat emergent dimana phenomena muncul sesuai dengan prinsip alami yaitu pehenomena apa adanya sesuai dengan yang dijumpai oleh seorang peneliti dalam proses penelitian dilapangan.
Penelitian kualitatif dapat dipandang juga sebagai penelitian partisipatif yang desain penelitiannya memiliki sifat fleksibel atau dimungkinkan untuk diubah guna menyesuaikan dari rencana yang telah dibuat, dengan gejala yang ada pada tempat penelitian yang sebenarnya. Oleh karena seorang peneliti belum mengetahui tentang responden dan apa yang akan ditanyakan kepada mereka, maka mereka diperbolehkan melakukan perubahan.
Dalam penelitian kualitatif, bacaan yang luas dan up to date merupakan syarat mutlak yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti guna mendalami teori yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
Berdasarkan pembahasan dan uraian di atas, maka secara hakikat keilmuan, karakteristik penelitian kualitatif dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara ontologis, penelitian kualitatif memandang realita terbentuk dari hakikat manusia sebagai subyek yang mempunyai kebebasan menentukan pilihan berdasarkan sistem makna individu. Oleh karena itu, fenomena sosial, budaya dan tingkah laku manusia tidak cukup dengan merekam hal-hal yang tampak secara nyata, melainkan juga harus mencermati secara keseluruhan dalam totalitas dengan konteksnya.
Hal ini perlu dilakukan karena tingkah laku sebagai fakta tidak dapat dilepaskan atau dipisahkan begitu saja dari konteks yang melatarbelakanginya, serta tidak dapat disederhanakan ke dalam hukum-hukum tunggal yang bebas nilai dan bebas konteks. Subyek penelitian kualitatif adalah tingkah laku manusia sebagai individu yang menjadi anggota masyarakat. Di sini ditekankankan perspektif pandangan sosio-psikologis, yang sasaran utamanya adalah pada individu dengan kepribadiannya dan pada interaksi antara pendapat internal dan eksternal tingkah laku seseorang terhadap latar belakang kehidupan sosialnya.
Para peneliti kualitatif meyakini bahwa di dalam masyarakat terdapat keteraturan yang terbentuk secara alami seiring dengan perjalanan sejarah, yang dilatarbelakangi oleh nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu, tugas peneliti adalah menemukan kebenaran dibalik keteraturan itu pada umumnya dan khususnya nilai-nilai yang melatar belakanginya, bukan menciptakan atau membuat sendiri batasan-batasannya berdasarkan teori atau aturan yang ada. Jadi, pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah satu kegiatan sistematis untuk melakukan eksplorasi atas teori dari fakta di dunia nyata, bukan untuk menguji teori atau hipotesis. Penelitian kualitatif tetap mengakui fakta empiris sebagai sumber pengetahuan tetapi tidak menggunakan teori yang ada sebagai landasan untuk melakukan verifikasi.
2. Secara epistemologis, di dalam penelitian kualitatif, proses penelitian merupakan sesuatu yang lebih penting dibanding dengan hasil yang diperoleh. Karena itu peneliti sebagai instrumen utama pengumpul data merupakan salah satu karakteristik utama penelitian kualitatif. Hanya dengan keterlibatan peneliti dalam proses pengumpulan datalah hasil penelitian dapat dipertanggungjawakan. Khusus dalam proses analisis dan pengambilan kesimpulan, paradigma kualitatif menggunakan induksi analitis dan ekstrapolasi.
Induksi analitis adalah satu pendekatan pengolahan data ke dalam konsep-konsep dan kateorikategori, jadi bukan dalam bentuk frekuensi. Untuk mencapai hal tersebut, sarana berpikir yang digunakan tidak dalam bentuk numerik, melainkan dalam bentuk deskripsi bahasa, yang ditempuh dengan cara merubah data ke dalam penjelasan-penjelasan yang bersifat formulatif. Sedangkan ekstrapolasi adalah suatu cara pengambilan kesimpulan yang dilakukan secara simultan pada saat proses induksi analitis dan dilakukan secara bertahap dari satu makna ke makna lainnya, kemudian dirumuskan suatu pernyataan teoritis.
3. Secara aksiologis, konsep atau teori yang diperoleh dari proses penelitian kualitatif dapat dimanfaatkan untuk membangun kehidupan suatu kelompok masyarakat yang berlandaskan kepada nilai-nilai dasar kehidupan mereka sendiri. Nilai-nilai yang digali melalui interaksi antara peneliti dengan partisipannya dapat menghasilkan teori lokal dan spesifik yang dapat merepresentasikan kehidupan sosial, budaya dan tradisi, yang terkritalisasi melewati sejarah kehidupan individu atau masyarakat yang diteliti.
Pemanfaatan nilai-nilai spesifik tentu saja akan sangat sesuai dengan kehidupan individu atau masyarakat yang diteliti. Apabila nilai-nilai yang bersifat lokal dan spesifik tersebut hendak digeneralisasikan dan dimanfaatkan pada lokasi atau kasus yang lain, harus melalui proses khusus yang disebut sebagai transferabilitas. Proses tranferabilitas biasanya dilakukan melalui serangkaian proses dialog teori yang memperbandingkan antara konsep atau teori yang ditemukan dengan teori yang ada dan telah diakui.
Melalui proses tersebut, nilai-nilai yang bersifat lokal, spesifik dan kontekstual dapat di dkonfirmasikan terhadap teori-teori general sebagai upaya untuk memberikan ilustrasi kontribusinya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan manfaatnya di dalam pembangunan kehidupan masyarakat secara umum.
Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif
- Ciri : Latar Alamiah, melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada kontek dari suatu keutuhan. Hal ini dilakukan karena latar alamiah menghendaki adanya kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteknya.
- Ciri: Manusia sebagai Alat (Instrument), dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal ini dilakukan karena jika memanfaatkan alat yang bukan yang manusia dan mempersiapkannya terlebih dahulu sebagai lazim digunakan dalam penelitian, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan.
- Ciri: Analisis Data secara Induktif, penelitian kualititaif menggunakan analisis data secara induktif. Analisis induktif ini digunakan karena beberapa alasan ;
- proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagai yang terdapat dalam data.
- analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel.
- analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya.
- analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan, dan
- analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.
- Ciri : Teori dari Dasar, penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtansif yang berasal dari data.
- Ciri : Deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Selain itu semua yang dikumpulkan ada kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti.
- Ciri : Lebih Mementingkan Proses daripada Hasil, peneliti kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses dari pada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.
- Ciri : Adanya Batas yang Ditentukan oleh Fokus, penelitian menghendaki ditetapkanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.
- Ciri : Adanya Kriteria Khusus untuk Keabsahan Data, penelitian kualitatif mendefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan lazim digunakan dalam penelitian kualitatif.
- Ciri : Desain yang Bersifat Sementara, peneliti kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus yang disesuaikan dengan kenyataan dilapangan. Jadi tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi.
- Ciri : Hasil Penelitian Dirundingkan dan Disepakati Bersama, peneliti kualitatif lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data.
Berdasarkan ciri-ciri tesebut diatas dapat dijelaskan lebih lanjut keadaan yang menggambarkan ciri penelitian kualitatif sebagai berikut :
- Dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (natural setting) dan peneliti sebagai alat penelitian, artinya peneliti sebagai alat utama pengumpul data yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara,
- Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Artinya lebih mementingkan proses daripada hasil,
- Latar belakang tingkah laku atau perbuatan dicari maknanya, sehingga apa yang ada di balik tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi penelitian kualitatif, sehingga menuntut sebanyak mungkin kepada penelitinya untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian di lapangan dan menngunakan metode triangulasi secara ekstensif baik tringulasi metode maupun triangulasi sumber data.
- Mengumpulkan dan mencatat data yang sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti dan menempatkan subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti jadi tidak sebagai objek atau yang lebih rendah kedudukannya.
- Sampel dipilih secara purposive( sebngaja) sesuai karakteristik yang ditentukan yang biasanya sampel sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian.
Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
Terdapat beberapa jenis penelitian kualitatif, yakni etnografi (ethnography), studi kasus (case studies), studi dokumen (document studies), observasi alami (natural observation), Grounded theory dan Fenomenologi yang masing-masing dapat kita pahami melalui uraian berikut :
1. Etnografi (Ethnography).
Etnografi merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya. Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena memang dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti mengamati perilaku seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya tentang ciri khas dan kebiasaan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat.
Data diperoleh melalui observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen atau artifak secara cermat. Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan.
Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. Para ahli pendidikan bisa menggunakan etnografi untuk meneliti tentang pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-sekolah di tengah-tengah kota.
Artinya etnografi ini lebih terkhusus kepada apa yang menjadi pedoman bagi masyarakat dan dinamika-dinamika social yang ada di masyarakat. Etnografi cocok digunakan di bidang pendidikan, karena sekolah-sekolah mempunyai satu ciri khas tersendiri artinya sekolah memiliki kebudayaan tersendiri yang tidak melupakan kebudayaan yang ada didaerah setempatnya.
2. Studi Kasus (Case Studies)
Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu dengan tujuan untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas dengan menghasilkan data yang selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsif.
Studi kasus dapat digunakan untuk meneliti bagaimana aspek psikologis siswa yang bermasalah.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu contoh studi kasus yang saat ini banyak di gunakan oleh guru untuk meneliti siswa-siswanya yang dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa atau individu.
a. Pengertian Studi Kasus
Menurut Stake (dalam Denzin & Lincoln, 1994), studi kasus tidak selalu menggunakan pendekatan kualitatif, ada beberapa studi kasus yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Stake, dalam membahas studi kasus, akan menekankan pendekatan kualitatif, bersifat naturalistik, berbasis pada budaya dan minat fenomenologi. Studi kasus bukan merupakan pilihan metodologi, tetapi pilihan masalah yang bersifat khusus untuk dipelajari.
Misalnya (kasus anak yang sakit), dokter mempelajari anak yang sakit dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, walaupun catatan dokter lebih bersifat kuantitatif ketimbang kualitatif. Studi kasus adalah suatu bentuk penelitian (inquiry) atau studi tentang suatu masalah yang memiliki sifat kekhususan (particularity), dapat dilakukan baik dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif, dengan sasaran perorangan (individual) maupun kelompok, bahkan masyarakat luas.
b. Ciri-ciri studi kasus
- Studi kasus bukan suatu metodologi penelitian,tetapi suatu bentuk studi (penelitian) tentang masalah yang khusus (particular).
- Sasaran studi kasus dapat bersifat tunggal (ditujukan perorangan /individual) atau suatu kelompok, misalnya suatu kelas, kelompok profesional, dan lain-lain.
- Masalah yang dipelajari atau diteliti dapat bersifat sederhana atau kompleks (misalnya penyimpangan perilaku dan skizofrenia, dll).
- Tujuan yang ingin dicapai adalah pemahaman yang mendalam tentang suatu kasus, atau dapat dikatakan untuk mendapatkan verstehen bukan sekedar erklaren (deskripsi suatu fenomena).
- Studi kasus tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi, walaupun studi dapat dilakukan terhadap beberapa kasus. Studi yang dilakukan terhadap beberapa kasus bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, sehingga pemahaman yang dihasilkan terhadap satu kasus yang dipelajari lebih mendalam.
c. Kelebihan dan Kelemahan Studi Kasus
1. Kelebihan Studi Kasus
- Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik dan mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain dan mampu mengungkap makna di balik fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.
- Studi kasus dapat memberi nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat ketat.
2. Kelemahan Studi Kasus, dari kacamata penelitian kuantitatif, studi kasus dipersoalkan dari segi validitas, reliabilitas dan generalisasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan dalam penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari generalisasi.
3. Studi Dokumen (Document Study)
Studi dokumen merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya.
Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-naskah itu otentik. Penelitian jenis ini bisa juga untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku atau naskah-naskah yang terpublikasikan. Para pendidik menggunakan metode penelitian ini untuk mengkaji tingkat keterbacaan sebuah teks, atau untuk menentukan tingkat pencapaian pemahaman terhadap topik tertentu dari sebuah teks.
Penelitian ini dapat pula kita lakukan di bidang pendidikan, misalnya mengkaji kurikulum sekolah, RPP, dan berkas-berkas yang ada di sekolah tersebut, keadaan siswa setiap semester pun dapat dilihat melalui studi dokumen ini.
4. Pengamatan Alami (Natural Observation)
Pengamatan alami merupakan jenis penelitian kualitatif dengan melakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu tanpa sedikitpun mengubahnya.
Tujuan utamanya ialah untuk mengamati dan memahami perilaku seseorang atau kelompok orang dalam situasi tertentu. Misalnya, bagaimana perilaku seseorang ketika dia berada kelompok diskusi yang anggota berasal dari latar sosial yang berbeda-beda dan bagaimana pula perilaku dia jika berada dalam kelompok yang homogen.
Peneliti menggunakan kamera tersembunyi atau isntrumen lain yang sama sekali tidak diketahui oleh orang yang diamati (subjek), dengan cara peneliti bisa mengamati sekelompok anak ketika bermain dengan teman-temannya untuk memahami perilaku interaksi sosial mereka.
5. Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.
Menurut Creswell (1998), pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
6. Grounded Theory
Tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
1. Sifat Realitas, dalam penelitian kualitatif realitas atau objek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam variabel. Objek penelitian sebagai sesuatu yang dinamis dan hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati serta utuh ( holistic) karena setiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak ( teramati ), tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut.
2. Hubungan Peneliti dengan yang Diteliti, dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument dan dengan teknik pengumpulan data participant observation ( observasi berperan serta ) dan in depth interview ( wawancara mendalam), maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. ). Para peneliti kualitatif sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya (wajar ), dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data.
3. Hubungan Antar Variabel, dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistic dan lebih menekankan pada proses dalam melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi ( reciprocal/interaktif), sehingga tidak diketahui mana variabel independen dan dependennya
4. Kemungkinan Generalisasi, penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih menekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna. Walaupun penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi, tidak berarti hasil penelitiannya tidak dapat diterapkan ditempat lain. Generalisasi dalam penelitian kualitatif disebut transferability (keteralihan), artinya bahwa hasil penelitian kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan ditempat lain manakala kondisi tempat lain tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian.
5. Peranan Nilai, peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti data dengan sumber data. Dalam interaksi ini baik peneliti maupun sumber data memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan dan persepsi yang berbeda-beda, sehingga dalam pengumpulan data, analisis dan pembuatan laporan akan terikat oleh nilai masing- masing.
6. Desain Penelitian Kualitatif (flexible design), melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, dan berubah-ubah / berkembang sesuai dengan situasi di lapangan. Desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitan, oleh karena itu desain harus bersifat fleksibel dan terbuka. Peranan peneliti sangat dominan dalam menentukan keberhasilan penelitian sedang desain sifatnya hanya membantu mengarahkan proses penelitian agar berjalan dengan sistematis
7. Tujuan Penelitian Kualitatif, penelitian kualitatif bertujuan untuk melakukan penafsiran terhadap fenomena sosial. Para periset kualitatif menggunakan pendekatan pengamatan terlibat (participant observation). Kalau dibandingkan dengan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh Feyerabend (dalam Chalmers, 1982) mungkin akan mendekati ketepatan, karena menurutnya metodologi apa saja boleh dipakai asal dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
8. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif, teknik pegumpulan data kualitatif dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya; Catatan Lapangan (Fieldnotes), Observasi partisipan (Participant Observations), Wawancara mendalam (in-Dept Interview), Dokumentasi. Penelitian kualitatif juga dapat menggunakan kuesioner untuk pengumpulan datanya, tetapi hanya dijadikan sebagai pelengkap data jika dibutuhkan dan bukan merupakan sumber data asli yang dijadikan pijakan analisis.
9. Instrumen Penelitian Kualitatif, pada penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah: peneliti itu sendiri sehingga validasi dilakukan oleh peneliti sendiri dengan memperhatikan: a) Pemahaman peneliti terhadap metode penelitian kualitatif. b) Penguasaan wawasan peneliti terhadap bidang yang diteliti, dan c) Kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian secara akademik maupun logistic.
10. Data Kualitatif, paradigma Kualitatif merupakan cara pandang yang menekankan pada ciri-ciri, sifat dan mutu suatu obyek (subyek), maka data kualitatif merupakan data yang dihasilkan dari cara pandang yang menekankan pada ciri-ciri, sifat dan mutu obyek (subyek) yang bersangkutan. Data kualitatif bersifat nonnumerik (kata-kata deskriptif), seperti cantik, tampan, gagap, tampak kurang berpendidikan, reponsif, bagus sekali, lincah, mewakili anak muda zaman sekarang, dan lain-lain.
11. Sampel Penelitian Kualitatif, strategi penentuan sampel yang bersifat purposif (sengaja) dinyatakan dalam proposal walaupun strategi ini akan dikembangkan lebih lanjut dalam pelaksanaan penelitian di lapangan. Tujuan dan pengambilan sampel secara purposif adalah untuk memperoleh sampel kecil dari individu-individu yang kaya akan informnasi, proses, atau wawasan sosial.
Dalam pemilihan sampel juga dijelaskan bagaimana memelihara nama baik subyek yang diteliti, menjaga kerahasiaan data dan individu-individu yang akan dijadikan sebagai sumber data.
12. Hubungan dengan Responden Kualitatif,
- Empati, akrab, supaya memperoleh pemahaman yang mendalam
- Kedudukan sama bahkan sebagai guru, konsultan
- Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori
13. Kompetensi Peneliti Kualitatif,
- Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti,
- Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada konteks sosial yang akan diteliti dan mampu membangun hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial,
- Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek penelitian ( konteks sosial),
- Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan, dan wawancara mendalam secara triangulasi, serta sumber- sumber lain,
- Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan mulai dari analisis deskriptif, domain, komponensial, dan tema kultural/budaya,
- Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas hasil penelitian,
- Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru,
- Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap, dan rinci.
DAFTAR PUSTAKA
- Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs, dan Christine K. Sorensen, Introduction to Research in Education, Eight Edition, USA: Wadsworth Cengage Learning. 2010.
- Bodgan, Robert C. dan Sari Knopp Biklen, Qualitative Research for Education: an Introduction to Theories and Methods, Fifth Edition, USA: Pearson. 2006.
- Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
- Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.
- Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana. 2010.
- Charmaz, Kathy., 2006, Constructing Grounded Theory, London: Sage Publications.
- Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.
- Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
- Luthfiyah, Fitwi. 2009. Penerapan Manajemen Pembiayaan Pendidikan Berbasis Madrasah Terhadap Mutu Sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sekayu. (Skripsi: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang)
- Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
- Patton, Michael Quinn Metode Evaluasi Kualitatif , Terjemah: Budi Puspo Priyadi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1991.
- Raharjo, Mudjia, Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif, dari http://mudjiaraharjo.com/ Met. Penelitian
- Pendidikan/penting/270-triangulasi-dalam-penelitiankualitatif. html (Jum’at , 15 Oktober 2010).
- Ruslan, Rosady Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
- S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik-Kwalitatif, Bandung: Tarsito. 1992.
- Saldana, Johnny., 2009, The Coding Manual for Qualitative Researchers, London: Sage Publications.
- Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
- Strauss, Anselm L., 1987, Qualitative Analysis for Social Scientist, Cambridge: Cambrigde University Press
- Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kulitatif R & D, Bandung: Alfabeta. 2009.
- Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.