Pengertian Perawatan dan Pelestarian
Kegiatan pelestarian dan perawatan bahan pustaka merupakan salah satu hal yang penting dilakukan oleh suatu perpustakaan.
Pengertian perawatan menurut Sutarno dalam Cita (2012:201) adalah suatu usaha atau cara untuk menjaga atau memelihara bahan pustaka, agar koleksi atau bahan pustaka yang ada tidak cepat mengalami kerusakan atau usang dan dapat dipakai lagi. Sedangkan pengertian pelestarian menurut Departemen Pendidikan (2004: 46) adalah upaya untuk menyimpan kandungan informasi suatu perpustakaan dan usaha melestarikan bahan pustaka dalam bentuk bahan pustaka aslinya dengan cara alih media.
Tujuan dan Fungsi
Menurut Departemen Pendidikan (2004:63) tujuan dari perawatan bahan pustaka yaitu: mencegah penyebab kerusakan bahan pustaka, melindungi bahan pustaka dari faktor penyebab kerusakan, memperbaiki bahan pustaka yang masih layak dipakai, disimpan dan melestarikan isi dari bahan pustaka yang masih bermanfaat. Selanjutnya, mengenai tujuan dari pelestarian bahan pustaka menurut Sudarsono (2006:314) yaitu: bertujuan untuk melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dan arsip dengan alih media lain dan melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin untuk dapat digunakan secara optimal.
Di dalam kegiatan perawatan dan pelestarian bahan pustaka terdapat fungsi yang
sangat penting, Menurut Martoatmodjo (1993:6) Fungsi pelestaian dan perawatan bahan pustaka meliputi:
- Fungsi melindungi: upaya melindungi bahan pustaka dari beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan pada bahan
- Fungsi pengawetan: upaya pengawetan terhadap bahan pustaka agar menjadi lebih awet, tidak cepat rusak dan dapat dimanfaatkan lebih lama lagi
- Fungsi kesehatan: menjaga bahan pustaka agar tetap dalam kondisi bersih
- Fungsi pendidikan: memberikan pendidikan kepada para pengunjung perpustakaan bagaimana cara menggunakan bahan pustaka dengan baik
- Fungsi kesabaran: kegiatan perawatan dan pelestarian bahan pustaka membutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi dan suatu ketelitian
- Fungsi sosial: kegiatan ini sangat membutuhkan keterlibatan dari orang lain, seperti para pengunjung dan pustakawan
- Fungsi ekonomi: dengan pelestarian dan perawatan yang baik dapat meminimalisasi atau menghemat biaya pengadaan bahan pustaka
- Fungsi keindahan: penyusunan bahan pustaka yang rapi dan indah tentunya membuat perpustakaan telihat indah dan nyaman, serta dapat menambah daya tarik para pengunjung
Unsur Perawatan dan Pelestarian
Di dalam kegiatan perawatan dan pelestarian bahan pustaka banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah unsur perawatan dan pelestarian bahan pustaka.
Menurut Martoatmodjo (1993:7) ada empat unsur penting yang perlu diperhatikan dalam perawatan dan pelestarian bahan pustaka, yaitu : manajemennya, tenaga yang melakukan perawatan dan pelestarian bahan pustaka sesuai dengan keahlian yang dimiliki, laboratorium atau ruangan khusus dan dana.
Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka
Bahan pustaka mengandung bahan yang mudah mengalami kerusakan seperti: mudah terbakar, mudah sobek, mudah terkena noda dan sebagainya. Perlahan-lahan proses kerusakan tersebut pastinya akan terjadi dan tidak dapat dihindari. Cepat dan lambatnya proses kerusakan suatu bahan pustaka tergantung pada mutu dari bahan pustaka dan pengaruh luar seperti: lingkungan, kondisi penyimpanan dan prosedur penanganan.
Menurut Darmono (2007:91) kerusakan bahan pustaka secara garis besarnya dapat disebabkan oleh beberapa faktor:
- Faktor biota :binatang pengerat, serangga dan jamur.
- Faktor fisika :debu, suhu, kelembaban udara dan cahaya.
- Faktor kimia : pencemaran udara, tinta, asam.
- Faktor bencana alam : kebanjiran, gempa bumi, kehujanan dan kebakaran.
- Faktor manusia : salah penanganan, memproduksi kertas dengan kualitas rendah.
Penanganan Kerusakan Pada Bahan Pustaka
Penanganan kerusakan bahan pustaka yang dimaksudkan disini meliputi kegiatan pencegahan kerusakan bahan pustaka, perawatan bahan pustaka dan cara memperbaiki bahan pustaka yang rusak agar tetap dapat dipakai oleh pengunjung perpustakaan.
Melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang dilakukan sejak dini merupakan tindakan yang lebih baik dan lebih tepat dari pada melakukan kegiatan perbaikan bahan pustaka yang sudah rusak. Menurut Soraya (2013:12) Pencegahan Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Faktor biota : Membersihkan bahan pustaka secara berkala, membersihkan tempat penyimpanan bahan pustaka, memelihara kebersihan ruangan.
- Faktor fisika : menghidupkan ac, menggunakan gorden, menggunakan alat pembersih udara dan menyimpan bahan pustaka dalam kotak pelindung.
- Melaksanakan penyuluhan kepada staf dan pengunjung perpustakaan
- Kesiapan menghadapi bencana : mengurangi rasa panik dan selalu memeriksa kabel aliran listrik
- Penyempurnaan sarana dan prasarana : penataan, penyimpanan, kebersihan dan penanganan.
Pencegahan kerusakan bahan pustaka merupakan salah satu hal yang terpenting setiap perpustakaan wajib melakukan pencegahan keruskan bahan pustaka mengingat bahan pustaka merupakan salah satu unsur yang terpenting yang terdapat pada suatu perpustakaan. Bahan pustaka yang ada diharapkan agar tidak mengalami kerusakan karena lebih baik mencegah dari pada memperbaiki. Bahan pustaka yang masih bagus dapat dicegah kerusakannya yang diakibatkan oleh faktor perusak bahan pustaka.
Selain melakukan pencegahan, menjaga bahan pustaka agar tidak mengalami kerusakan juga dapat dilakukan dengan cara melakukan perawatan. Perawatan bahan pustaka menurut Soraya (2010:26) yaitu:
- Pembasmian : fumigasi, vacuum, freezing dan menggunakan gas inert.
- Pembersihan : membersihkan debu dengan vacuum cleaner, dengan kuas dan karet penghapus.
- Deasidifikasi : menetralkan asam yang dapat merusak kertas dan memberi bahan penahan (buffer) untuk melindungi kertas dari pengaruh asam dari luar.
- Memutihkan kertas : untuk memutihkan kertas dapat menggunakan sodium chloride, potassium permanganate, hypochlorite dan hidrogen peroksida.
- Menghilangkan noda dan sellotape : menggunakan pelarut organik dan menggunakan benzene.
- Penyiangan : Penyiangan ini dilakukan jika bahan pustaka tersebut sudah rusak parah dan bahan pustaka yang sudah tidak dipakai lagi.
Selain melakukan pencegahan terhadap faktor penyebab kerusakan bahan pustaka, untuk menjaga bahan pustaka agar tidak cepat mengalami kerusakan juga dapat dilakukan dengan cara melakukan perawatan terhadap bahan pustaka yang ada. Perawatan tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan pembasmian, pembersihan, deasidifikasi, pemutihan kertas, menghilangkan noda dan sellotape dan dengan cara melakukan penyiangan terhadap bahan pustaka yang sudah rusak, seperti bahan pustaka yang berpenyakit sehingga tidak menular ke bahan pustaka yang masih bagus.
Setelah dilakukannya perawatan pada bahan pustaka, untuk memulihkan bentuk dan kekuatan bahan pustaka perlu diadakannya perbaikan bahan pustaka. Menurut Soraya (2010: 31) jenis perbaikan bahan pustaka seperti:
- Menambal : Bagian bahan pustaka yang rusak dapat ditambal atau ditutup dengan tissue jepang, kertas hand made, bubur kertas atau tissue berperekat
- Menyambung : merekatkan kembali bagian kertas yang robek dengan menggunakan japaneses tissue atau hand made paper.
- Lining : memperkuat bahan pustaka dengan cara pelapisan bagian belakang bahan pustaka.
- Laminasi : dilakukan untuk bahan pustaja yang sudah dapat diperbaiki lagi.
- Enkapsulasi : bahan pustaka atau kertas yang sudah rapuh diperbaiki dengan cara dilapisi dan direkatkan menggunakan double side tape.
- Perbaikan jilidan : memperkuat engsel buku yang longgar, memperbaiki kembali punggung sampul buku dan perbaikan sampul buku.
Perbaikan bahan pustaka dilakukan untuk membenahi kondisi fisik dari bahan pustaka agar bahan pustaka yang rusak ringan tidak bertambah parah sedangkan bahan pustaka yang sudah rusak parah dapat digunakan kembali oleh para pengunjung perpustakaan. Sedangkan untuk bahan pustaka yang dianggap penting tetapi bahan pustaka tersebut rusak dapat dipakai lagi karena sudah diperbaiki. Perbaikan bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara menambal, menyambung, lining, laminasi, enkapsulasi dan perbaikan jilidan.
Pelestarian Kandungan Informasi
Pelestarian kandungan informasi ini bertujuan untuk melestarikan fisik asli bahan pustaka dan informasi yang terkandung.
Pelestarian kandungan informasi dilakukan dengan cara alih media. Menurut Soraya (2010: 20) kegiatan alih media yang biasa digunakan yaitu:
- Fotocopy : Kegiatan fotocopy ini dilakukan hanya bila tidak tersedia bentuk mikro, digital dan terbatasnya alat baca.
- Fotografi : Kegiatan fotografi ini merupakan teknik pembuatan gambar tetap dengan menggunakan cahaya.
- Digital : Image ditigal adalah “fotografi elektronik” yang discan dari bahan pustaka.
- Bentuk mikro : Mikrofilm ini dapat disimpan dalam kotak yang sesuai dan ruanganpenyimanan yang ideal, maka mikrofilm ini dapat digunakan selama 500 tahun.
Dengan pelestarian yang baik dan benar, diharapkan agar bahan pustaka yang ada di perpustakaan dapat berumur lebih panjang dan para pustakawan ataupun staf tidak perlu lagi membeli bahan pustaka yang sama dan bahan pustaka yang masih bagus ataupun yang sudah rusak tetapi bahan pustaka tersebut masih sangat penting maka perlu diadakannya pelestarian terhadap bahan pustaka tersebut dengan cara alih media dan melestarikan nilai informasi yang terkandung yang terdapat pada bahan pustaka tersebut.
Kendala dalam Perawatan dan Pelestarian Bahan Pustaka
Dari berbagai sumber ternyata perawatan dan pelestarian bahan pustaka mengalami banyak kendala. Menurut Sulistyo- Basuki (1991:279) kendala dalam kegiatan ini seperti:
- Kurangnya tenaga pelestarian yang ada di indonesia
- Banyak pemimpin dan pemegang kebijakan belum memahami tentang kegiatan perawatan dan pelestarian
- Praktek yang selama ini yang dilakukan di indonesia masih banyak yang salah
- Berbagai bahan pustaka yang disimpan di perpustakaan tercetak dengan mutu kertas yang kurang baik mutunya, namun tinggi nilai sejarahnya
- Ruang perpustakaan yang tidak dirancang sesuai dengan keperluan pelestarian dan perawatan bahan pustaka.
- belum adanya kebijakan pelestarian nasional.
DAFTAR PUSTAKA
- Cita,Lisa Engla Kade; Marlini. 2012. Pelestarian dan Perawatan Koleksi di Perpustakaan Umum Kota Solok.Vol.1,No1 Diunduh 2 april 2015, dari http://download.portalgaruda.org/article. php?article=24664&val=1516
- Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: Grasindo.
- Depdiknas. 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional Jenderal Pendidikan Tinggi
- Martoatmodjo,Karmidi. 1993. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.
- Soraya,Ana; Lucya Damayanti. 2010. Pelestarian Bahan Pustaka: Bahan Ajar Diklat Calon Pustakawan Tingkat Ahli. Jakarta: Perpustakaan Nasioal RI.
- Sudarsono, Blasius. 2006. Anatologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto
- Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
- Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka.