Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan secara bahasa berasal dari kata dasar didik yang berarti memelihara dan memberi latihan mengenal akhlak dan kecerdasan pikiran.1 Dari kata dasar didik yang mendapat awalan pe dan ahiran an yang berarti ajaran, tuntunan, pimpinan.2 Berdasarkan pengertian pendidikan secara bahasa di atas, maka pendidikan berarti sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3
Pendidikan berarti upaya atau proses yang berorientasi pada transformasi nilai.4 Bilamana kita menyimak apa yang dikemukakan Plato lewat perumpamaan tentang gua, maka sesungguhnya pendidikan itu adalah proses yang ditempuh seseorang yang keluar dari gua, sehingga ia mengetahui akan kebenaran, oleh karena diluar gua ia sanggup melihat realitas yang sebenarnya. Jadi pendidikan itu sebenarnya merupakan suatu tindakan pembebasan, dalam hal ini pembebasan dari belenggu ketidaktahuan dan ketidakbenaran.5
Dari definisi pendidikan diatas, pendidikan secara umum memiliki kata kunci tentang “proses dan manusia”. Hal ini menggambarkan bahwa obyek sekaligus subjek pendidikan adalah manusia itu sendiri. Ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Socrates (470-399 SM)6 ketika mendefinisikan hakikat manusia, yaitu ia ingin tahu dan untuk itu harus ada orang yang membantunya yang bertindak sebagai bidan yang membantu bayi keluar dari rahimnya.7
Pendidikan menurut tokoh pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara, sebagaimana dikutip oleh Azyumardi Azra, pendidikan pada umumnya daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya.8
Pengertian yang diberikan oleh Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan mengandung makna yang komprehensip. Karena didalam menjelaskan pengertian pendidikan, beberapa unsur yang ada pada manusia telah tercover di dalamnya. Sehingga ketika akan berdiskusi tentang ontologi pendidikan, manusia yang berdimensikan tiga unsur,9 selalu menjadi pusat kajiannya. Sedangkan Islam secara syar‟i, menurut Jika pendidikan disandingkan dengan kata Islam, maka pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang bersumber dari nilai-nilai Islam. Namun, jika dilihat dari konsep dasar dan operasionalnya serta praktik penyelenggaraannya, maka Pendidikan Islam pada dasarnya mengandung tiga pengertian:pertama, Pendidikan Islam adalah pendidikan menurut Islam atau Pendidikan Islami, yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al-Qur‟an dan al-Sunnah.
Kedua, Pendidikan Islam adalah pendidikan ke-Islaman atau pendidikan agama Islam, yakni upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life dan sikap hidup seseorang. Dalam pengertian kedua ini, Pendidikan Islam dapat berwujud:
- segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau suatu lembaga untuk membantu seseorang atau kelompok peserta didik dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya.
- segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan tumbuhkembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.
Ketiga, Pendidikan Islam adalah pendidikan dalam Islam, atau proses dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam realitas sejarah umat Islam. Dalam pengertian ini, Pendidikan Islam dalam realitas sejarahnya mengandung dua kemungkinan, yaitu Pendidikan Islam tersebut benar-benar dekat dengan idealitas Islam atau mungkin mengandung jarak atau kesenjangan dengan idelaitas Islam.10
Hal ini sejalan dengan pengertian pendidikan Islam menurut Zakiyah Daradjat, sebagaimana dikutip oleh Umiarso, adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.11
Beberapa definisi pendidikan Islam menurut para pakar pendidikan yang lain, seperti menurut Ahmad. D. Marimba, sebagaimana dikutip oleh Abd. Rahman, adalah bimbingan jasmani-rohani berdasrakan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.12
Demikian juga pendidikan Islam menurut Abdurahman Nahlawi, sebagaimana dikutip oleh Nur Uhbiyanti, adalah pengaturan pribadi dan masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan, baik dalam kehidupan individu maupun kolektif.13
Hasan Langgulung, sebagaimana dikutip oleh Muhaimin, mendefinisikan pendidikan Islam dapat ditinjau dari tiga pendekatan, pertama menganggap pendidikan sebagai pengembangan potensi. Kedua, cenderung melihatnya sebagai pewarisan budaya. Ketiga, menganggap sebagai interaksi antara potensi dan budaya.14 Berkaitan dengan budaya, teori tentang budaya dapat disederhanakan menjadi dua kelompok besar, yaitu organisasi makna dan system adaptasi.15
Pendidikan Islam merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinue dan berkesinambungan. Berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi Pendidikan Islam yang perlu diemban adalah pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat.16 Oleh karena itu, konsep Pendidikan Islam harus menawarkan beberapa hal, antara lain:
- Karena bersumber dari kebenaran ilahiah, maka ia menawarkan kesempurnaan dan keutamaan hidup sekaligus terbebas dari kekurangan.
- Meliputi segenap aspek kehidupan manusia.
- Berlaku universal, tidak terbatas hanya pada bangsa tertentu.
- Berlaku sepanjang masa, tidak dibatasi oleh musim atau saat-saat tertentu saja.
- Sangat sesuai dengan fitrah kemanusiaan, bahkan menyiapkan pengembangan naluri-naluri kemanusiaan hingga tercapainya kebahagiaan yang hakiki.
- Memberikan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan pada aspek kemanusiaan.17
Ada perbedaan antara pendidikan Islam dan pendidikan agama Islam. Pendidikan agama Islam dibakukan sebagai nama kegiatan mendidikan agama Islam. Nama kegiatannya atau usaha-usaha dalam mendidikan agama Islam disebut pendidikan agama Islam. Dalam hal ini, pendidikan agama Islam sejajar atau sekategori dengan pendidikan Matematika, Pendidikan olah raga dan sejumlah mata pelajaran lainnya. Sedangkan Pendidikan Islam ialah pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits.18 Merujuk pengertian pendidikan Islam menurut beberapa ahli pendidikan Islam di atas, pendidikan Islam merupakan proses edukasi untuk manusia yang secara integral berorientasi pada ranah intelektual (al-„Aql) yang akan mengasah kemampuan kognisi dalam menganalisis dan berpikir manusia tentang dirinya dan alam, emosioanl (An-Nafs) yang akan membentuk ranah afektif dalam sikap atau moral dan keterampilan atau skill manusia dalam menjalani hidup bermasyarakat, dan spiritual (Ar-Ruh) yang akan melandasi segala perbuatannya berdimensikan ketuhanan yang bernfaskan Islam.
2. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Dalam konstitusi negara Indonesia dikatakan bahwa, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.19
Untuk melaksanakan amanat ini, melalui proses yang panjang akhirnya pada tanggal 11 Juni 2003 disahkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dalam sidang paripurna DPR-RI, dan pada tanggal 18 Juli 2003 ditandatangani oleh Presiden, dengan nomor 20 tahun 2003.20
Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.21 Pendidikan Islam merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan22 dan memiliki ciri yang berorientasi makro, berskala universal, dan bersifat deduktif normatif.23 Sehingga ruang lingkup pendidikan Islam sangat luas, tidak hanya menyangkut landasan ideal dan dasar pendidikan Islam, melainkan secara operasional. Ruang lingkup pendidikan di dalam pandangan Islam tidak hanya terbatas pada pendidikan agama dan tidak pula terbatas pada pendidikan duniawi saja, tetapi setiap individu dari umat Islam supaya bekerja untuk agama dan dunia sekaligus.24
Menurut Deswati dan Linda Herdis, ruang lingkup pendidikan Islam yaitu; segi sifat, corak kajian (histories dan filosofis) , dan segi komponennya yang meliputi; tujuan, kurikulum, proses belajar-mengajar, guru, murid, manajemen, lingkungan, sarana dan pra sarana, biaya dan evaluasi.25 Adapun komponen tujuan pendidikan Islam secara teoritis dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu tujuan normatif, tujuan fungsional, dan tujuan operasional.26 Menurut Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, ruang lingkup ilmu pendidikan Islam adalah pengertian, sumber, dan dasar pendidikan Islam, perpekstif Islam tentang ilmu, perpekstif Islam tentang manusia, perpekstif Islam tentang tujuan pendidikan, perpekstif Islam tentang pendidik dan peserta didik, perpekstif Islam tentang sarana dan prasarana pendidikan, perpekstif Islam tentang kurikulum pendidikan, perpekstif Islam tentang strategi, pendekatan, dan metode pendidikan, perpekstif Islam tentang evaluasi pendidikan, dan perpekstif Islam tentang lingkungan pendidikan.27
Dengan demikian, pendidikan Islam memiliki ruang lingkup yang luas dan lintas dimensi, yaitu dimensi di dunia dan di akhirat, urusan dunia sekaligus urusan akhirat. Oleh karena itu, ruang lingkup pendidikan Islam yang mengandung aspek definisi, landasan dan sumber pendidikan, tujuan pendidikan, hakikat manusia dan alam, serta perangkat kasar seperti sarana dan prasarana penunjangnya, yang keseluruhannya itu bersumber dari nilai-nilai Islam yang universal.
CATATAN KAKI ARTIKEL DI ATAS :
- 1 Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia ..., h. 157
- 2 Suryani, Hadits Tarbawi; Ananlisis Paedagogis Hadits-Hadits Nabi, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 136
- 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan NasionalPasal 1 ayat 1
- 4 Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam; Studi Kritis dan Refleksi Historis, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996), h. 28
- 5 J.H. Raper, Filsafat Politik Plato, (Jakarta: Rajawali, 1988), h. 110
- 6 Ia dihukum mati pada tahun 399 SM oleh pengadilan Athena dengan tuduhan mempengaruhi anak muda dengan pikiran yang buruk. Ia mengajak para pemuda memikirkan apa-apa yang diatas langit dan dibawah bumi.
- 7 Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami; Integrasi Jasmani, Rohani, dan Kalbu Memanusiakan Manusia, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 9
- 8 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 5
- 9 Unsur al-baysar (fisologis), unsur an-naas (sosiologis), dan unsur al-insaan (intelektual-spiritual)
- 10 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum ..., h. 6
- 11 Umiarso & Zamroni, Pendidikan Pembebasan dalam Perspektif Barat dan Timur, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 90
- 12 Abd. Rahman, Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam; rekonstruksi pemikiran dalam tinjauan filsafat pendidikan Islam, (Yogyakarta: UII Yogyakarta Press, 2001), h. 34
- 13 NurUhbiyati, IlmuPendidikan Islam, (Bandung: PustakaSetia, 1998), h. 9
- 14 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum ..., h. 67
- 15 Pertama, aliran teori yang memandang budaya sebagai suatu system atau organisasi makna. Kedua, aliran teori yang memandang budaya sebagai system adaptasi suatu kelompok masyarakat terhadap lingkungannya. Budaya ditempatkan sebagai keseluruhan cara hidup suatu masyarakat yang diwariskan, dipelihara, dan dikembangkan secara turun menurun sesuai dengan tuntunan lingkungan yang dihadapai. Lebih lengkap, baca karyaBurhanBungui, “Analisi Data Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi”, (Jakarta: RajaGrafindoPesada, 2003), h. 7
- 16 Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Fisafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 32
- 17 Adi Sasono, Solusi Islam Atas Problematika Umat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 88
- 18 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), h. 6
- 19 Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 31 ayat 3
- 20 Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah, 2003, h. 25
- 21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1
- 22 Moh. Haitami & Syamsul Kurniawan, Studi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 16
- 23 S. Lestari & Ngatini, Pendidikan Islam Kontekstual, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 2-16
- 24 M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, terj. Bustami, judul asli At-Tarbiyyah al-Islaamiyyah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 2
- 25 Deswati dan Linda Herdis, Ruang Lingkup Pendidikan Islam, www.infodiknas.com, 29 Juni 2012, diakses pada Jumat, 12 Desember 2014
- 26 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h. 75-76
- 27 Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan,Studi Pendidikan ..., h. 17-18