Pengertian Dividen
Dividend merupakan proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dan jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilki oleh investor tersebut.
Definisi dividen menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003:437) adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Jenis-jenis Dividen
Terdapat beberapa jenis dividen yang dapat dibayarkan kepada para pemegang saham, tergantung pada kondisi dan kemampuan perusahaan yang bersangkutan, jenis-jenis dividen menurut Ridwan S. Sundjaja (2002:340) yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham adalah sebagai berikut:
1. Cash Dividend
Cash dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai, pada umumnya cash dividend ini lebih disukai oleh para pemegang saham dan lebih sering dipakai oleh perusahaan.
2. Stock Devidend
Dividend saham adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham. Pembayaran stock devidend didasarkan adanya laba atau surplus yang tersedia.
3. Property dividend
Adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk barang (aktiva selain kas).
4. Scrip Dividend
Adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk surat (scrip) janji hutang. Perseroan akan membayar sejumlah tertentu pada waktu tertentu, sesuai dengan yang tercantum dalam scrip tersebut.
5. Liquidating Dividend
Adalah dividen yang dibagikan berdasarkan pengurangan modal perusahaan, bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menginvestasikan kembali laba yang diperoleh dari hasil operasi perusahaan atau untuk membagikannya kepada pemegang saham (investor). Kebijakan dividen berkaitan dengan penentuan pembagian pendapatan, adapun besar atau kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijakan masing-masing perusahaan.
Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan kekuasaan yang diserahkan kepada dewan direksi untuk menetukan apakah dividen harus dibayar atau tidak, begitu pula dengan asal dan jumlah dividen.
Definisi kebijakan dividen menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:333) adalah kebijakan yang menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham dimana laba tersebut dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali.
Setiap lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham berhak atas laba bersih per saham (Earning Per Share) dan dividen per lembar saham (Devidend Per Share/DPS). Dimana Devidend Per Share (DPS) is the amount of dividend that a stockholder will receive for each share of stock held (investorwords.com, 2008). Artinya, dividen perlembar saham adalah bagian keuntungan yang akan diterima pemegang saham yang jumlahnya sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.
Rumus dari DPS seperti yang dikemukakan oleh (Megawati M dan Andi P, 2003:99) adalah:
DPS = DPR x EPS
Jadi pada dasarnya kebijakan dividen berkaitan dengan penentuan pembagian pendapatan. Perusahaan yang berhasil pasti meraih laba. Laba tersebut kemudian dapat diinvestasikan kembali dalam aktiva operasi, digunakan untuk membeli sekuritas, melunasi utang atau dibagikan kepada pemegang saham.
Teori Kebijakan Dividen
Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan kebijakan dividen. Menurut Brigham (1992), terdapat tiga teori yang berkaitan dengan kebijakan dividen perusahaan adalah sebagai berikut (Elvira Zeyn, 2007:143):
1. The Bird in the Hand Theory dari Myron Gordon dan John Lintner, mengatakan bahwa, “High Dividend policy is the best”. Sebaiknya perusahaan membagikan dividen sebesar-besarnya karena investor menyukai deviden yang tinggi. Pendapat ini mengatakan, “The investors view the dividend yield as relatively certain and growth rate as relatively uncertain”. Karena investor lebih menyukai dividen yang lebih pasti dan mempunyai resiko yang lebih kecil dibandingkan capital gain yang masih penuh dengan ketidakpastian/resiko.
2. Dividend Irrelevance Theory oleh Miller dan Modigliani, “Dividend policy will have no effect on shareholder wealth”. Yang mana kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan shareholders.
3. Tax Differential Theory oleh Litzenverger dan Ramaswamy menyatakan bahwa: “Low dividend policy is the best”. Dividend dibagikan sekecil mungkin bahwa tidak perlu dibagikan jika ada kesempatan investasi yang menguntungkan, daripada mengeluarkan saham baru atau mengambil pinjaman dengan biaya yang lebih tinggi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Dalam menentukan keputusan bahwa perusahaan akan membayar dividen dan tidak menahan laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Bambang Riyanto (2001:267) mengemukakan beberapa faktor tersebut sebagai berikut:
1. Posisi Likuiditas Perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang
Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk membayar dividen.
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti makin rendah dividend pay out ratio nya.
4. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan mungkin menaikkan modal diwaktu yang akan datang melalui penjualan sahamnya untuk mebiayai kesempatan investasi yang menguntungkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen tersebut sangat penting karena akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan keputusan dalam pembayaran dividen.
Jenis-jenis Kebijakan Dividen
Ada macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan menurut Bamabang Riyanto (2001:269):
1. Kebijakan dividen yang stabil
Jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi.
2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu. Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya.
3. Kebijakan dividen dengan devidend pay out ratio yang konstan
Jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.
4. Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan yang besar setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.
Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Sedangkan definisi saham menurut Rusdin (2002:68) adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai alat bukti kepemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting perusahaan.
Jenis-jenis Saham
Dalam praktiknya terdapat beberapa saham yang diperdagangkan dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham (Rusdin, 2006:69):
1. Berdasarkan atas cara peralihan, saham dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Saham atas unjuk (bearer stock), adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor yang lain.
b. Saham atas nama (registered stock), adalah saham yang tertulisdengan jelas siapa nama pemiliknya, sehingga cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
2. Berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham, dibedakan menjadi:
a. Saham biasa (common stock), yaitu suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Saham biasa memiliki karakteristik seperti:
1) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi.
2) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
3) Deviden, jika peruahaan memperoleh laba dan disetujui didalam Rapat Umum Pemegang Saham.
4) Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepad amasyarakat.
Saham biasa dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:
1) Blue-chip stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayarkan deviden.
2) Income stock, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata deviden tahun sebelumnya.
3) Growth stock, saham dari emiten merupakan pemimpin dalam industrinya dan beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu mendapatkan hasil diatas rata-rata.
4) Cylical stocks, yaitu saham yang mempunyai sifat mengikuti pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum.
5) Defensife stock, saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro, maupun situasi bisnis secara umum.
6) Speculative stock, yaitu suatu saham perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti.
b. Saham preferen (preferred stock) merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Pembayaran deviden dalam jumlah yang tetap.
2) Hak klaim lebih dahulu disbanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi.
3) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.
Jenis saham preferen:
1) Commulative preferred stock, saham ini memberikan kepada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu.
2) Non commulative preferred stock, saham ini mendapat prioritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif, seperti saham preferen diatas.
3) Participating preferred stock, saham ini disamping memperoleh dividen tetap seperti yang telah ditentukan, juga memperoleh ekstra dividen apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Harga Saham
Definisi harga saham menurut R. Agus Sartono (2001:141) adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima.
Sedangkan definisi harga saham menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston(2006:409) adalah nilai pasar dari selembar saham perusahaan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham dibursa biasanya dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran, namun permasalahannya adalah para investor sering menghadapi kendala untuk menentukan apakah saat ini harga sudah rendah atau masih tinggi, terdapat beberapa factor yang mempengaruhi harga saham yang harus diperhatikan oleh investor (e-samuel.com, 2009):
1. Faktor Fundamental
Beberapa faktor fundamental yang menggerakkan harga saham adalah:
a. Faktor makro adalah faktor-faktor yang emmpengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktifitas nasional, politik dan lain sebagainya dapat memiliki dampak penting apda potensi keuntungan perusahaan hingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga sahamnya.
b. Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak secara langsung pada perusahaan itu sendiri. Perubahan manajemen, harga dan ketersediaan bahan mentah, produktivitas pekerja dan lain sebagainya yang akan dapat mempengaruhi kinerja keuntungan perusahaan secara individual.
2. Faktor teknis
Beberapa faktor teknis yang menggerakkan harga saham adalah:
a. Adanya demand dan supply
Harga saham akan cenderung naik apabila terdapat lebih banyak pembeli daripada penjual, begitu juga sebaliknya.
b. Antisipasi investor
Antisipasi hasil kinerja suatu emiten, baik itu per tahun, per semester, maupun per triwulan akan mendorong investor untuk memburu saham emiten tersebut atau bahkan akan melepasnya.
c. Corporate action
Merupakan langkah-langkah strategis yang diambil oleh perusahaan, seperti pengumuman/pembayaran dividend atau bonus, right issue, warrant, stock split, hasil RUPS dan lain-lain.
d. Berita dikoran atau rekomendasi saham
Harga saham sering bergerak atas dasar berita di koran atau rekomendasi saham yang ditulis oleh wartawan atau analisis saham.
e. Intervensi pemerintah
Walaupun jarang terjadi, namun pemerintah terkadang melakukan intervensi secara diam-diam melalui lembaga tertentu untuk membeli/menjual saham sebagai upaya untuk mengembalikan kepercayaan pasar.
f. Koreksi teknis
Pergerakan saham jarang yang terus menerus bergerak naik atau selalu turun. Sesudah periode kenaikan atau penuruan yang cukup lama, biasanya akan dijumpai koreksi teknis.
g. Sentimen pasar
Berita atau issue dari bidang politik, ekonomi dan lain lain akan mampu mempengaruhi aktivitas ekonomi, termasuk harga-harga saham di bursa. Salah satu pengaruh kuat dan konsisten pada pasar modal Indonesia adalah kinerja harga saham di bursa-bursa luar negeri yang sering terefleksi pada harga saham di Indonesia.
Teknik Analisa dan Penilaian Harga Saham
Untuk dapat memilih investasi yang aman, diperlukan satu analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam analisis akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi.
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental menurut Suad Husnan (2001:345) mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan (i) mengestimate nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang, dan (ii) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Analisis fundamental pada umumnya dilakukan dengan tahapan melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, diikuti dengan analisis industri dan akhirnya analisis perusahaan yang menrbitkan saham tersebut. Penggunaan pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor internal perusahaan, tetapi faktor-faktor eksternal (yaitu kondisi ekonomi/pasar dan industri) juga ikut mempengaruhi kondisi perusahaan.
2. Analisis Teknikal
Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham tersebut diwaktu lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah (i) bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan (ii) bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu (iii) karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut akan berulang.
Analisis teknikal dapat dilakukan untuk saham-saham individual ataupun kondisi pasar secara keseluruhan. Analisis teknikal menggunakan grafik (charts) maupun berbagai indikator teknis. Informasi tentang harga dan volume perdagangan merupakan alat utama analisis.
Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli (masuk ke pasar) atau menjual saham (keluar dari pasar), dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis.
Dengan menggunakan teknik-teknik diatas dapat dijadikan gambaran bagi para pemegang saham untuk menilai harga saham dalam melakukan suatu investasi.
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Ini dengan Penelitian Sebelumnya
Tabel Perbedaan dan Persaman Penelitian Sekarang dan Hasil Penelitian sebelumnya
No
|
Penelitian
Sekarang
|
Penelitian
Sebelumnya
|
Perbedaan
dan Persamaan
|
1.
2.
3.
4.
|
Pengaruh Return On Equity dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham
|
Pengaruh Dividend
Per Share dan Return On Equity
Terhadap Harga Saham pada sektor food
and beverages periode 2002-2005 (Ina Herlina, Universitas Widytama 2008)
Analisis
pengaruh EVA, ROA, ROE dan persentase kepemilikan modal saham asing Terhadap saham
perbankan di BEI (Ucok Saut T. SE. dan
Dr. Widyo Nugroho MM. Universitas Gunadarma)
Pengaruh Pengumuman Dividend Terhadap Perubahan harga
Saham (return) Sebelum dan Sesudah Ex-Dividen
Date di BEJ. ( R. Andi Sularso
Fakultas Ekonomi Universitas Jember, 2003 )
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit (LDR), Non-performing (NPL), Return On Equity (ROE) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(Fanny Roswita Pasaribu, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)
|
Perbedaan:
Penelitian pada
sector food and beverages, DPS dan ROE berpengaruh terhadap harga saham.
Persamaan:
Menggunakan
variabel penelitian yang sama.
Perbedaan :
Penelitian
sebelumnya menggunakan metode analisis EVA dan ROA
Persamaan :
ROE tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Perbedaan :
Penelitian
sebelumnya menggunakan metode analisis data dengan capital asset pricing model (CAPM) dan penelitian ini melihat
pengaruh pengumuman dividen terhadap return sebelum dan sesudah ex-dividend date.
Persamaan :
Menggunakan
variabel bebasnya yaitu dividen yang merupakan salah satu indikator nilai
yang menunjukkan jumlah uang yang dibayarkan kepada pemegang saham per lembar
sahamnya pada periode tertentu.
Perbedaan:
Penelitian
sebelumnya menggunakan metode analisis data dengan capital Adequacy (CAR), Loan To Deposit (LDR), Non-performing (NPL) pada perusahaan Perbankan.
Persamaan:
ROE
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
|