Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasal modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.
Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Bambang Riyanto (2001:4) manajemen keuangan dapat diartikan sebagai keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut.
James C. Van Horne dan John M. Wachowichz (2005:3) mendefinisikan manajemen keuangan sebagai manajemen yang berkaitan dengan perolehan, pendanaan dan manajemen aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar belakang.
Mengacu pada pengertian di atas, manajemen keuangan merupakan alat untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Efisiensi dan efektifitas yang terbentuk dalam suatu perusahaan tentunya akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan tersebut.
Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggungjawab manajer keuangan. Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan, dengan demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2001:10) terdapat 3 fungsi utama dalam manajemen keuangan diantaranya yaitu:
Keputusan Investasi (investment Decision)
Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang di kelola oleh perusahaan. Keputusan investasi ini meurpakan keputusan paling penting diantara ketiga fungsi keputusan lainnya. Hal ini Karena keputusan investasi akan berpengaruh secara langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu berikutnya. Dengan demikian keputusan investasi ini akan menentukan keseluruhan jumlah aktiva yang ada pada perusahaan, komposisi dari aktiva-aktiva tersebut beserta tingkat risiko perusahaannya.
Keputusan pemenuhan kebutuhan dana
Keputusan mengenai kebutuhan dana bersangkutan dengan penentuan sumber dana yang akan digunakan, penentuan pertimbangan pembelanjaan yang terbaik atau penentuan struktur modal yang optimal. Apakah perusahaan akan menggunakan sumber ekstern yang berasal dari utang atau emisi obligasi atau dengan cara emisi saham baru, merupakan aspek utama dari jenis keputusan mengenai kebutuhan kebutuhan pemenuhan dana.
Keputusan Dividen
Keputusan mengenai dividen bersangkutan dengan penentuan persentase dari keuntungan netto yang akan dibayarkan sebagai “cash dividend”, penentuan “stock dividend” pembelian kembali saham. Keputusan mengenai dividen ini sangat erat kaitannya dengan keputusan pemenuhan kebutuhan dana.
Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pengertian klasik pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, obligasi, dan sekuritas efek. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, maka aspek memperoleh keuntungan yang optimal adalah tujuan yang menjiwai pasar modal sebagai lembaga jual-beli efek (Agus sartono, 2001:27).
Dalam Undang-undang RI No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan perdagangan umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Manfaat Pasar Modal
Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat, karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas.
Berikut manfaat pasar modal menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:2):
1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi.
3. Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi Negara.
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim suasana yang sehat.
6. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik.
7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.
8. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang bias diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas dan diversifikasi investasi.
9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial.
10. Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan mendorong pemanfaatan manajemen professional.
Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan menurut Bambang Riyanto (2001:327) yaitu laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba rugi mencerminkan hal-hal yang dicapai selama suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.
Kemudian definisi yang diajukan oleh Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003:76) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut.
Tujuan Laporan keuangan
Pada dasarnya laporan keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan didalam pengambilan keputusan ekonomi.
Tujuan laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:132) adalah:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
Pemakai Laporan Keuangan
Setiap transaksi yang berkaitan dengan keuangan dicatat dalam laporan keuangan yang tujuan pokoknya yaitu meberikan informasi kepda pihak yang berkepentingan atas kondisi dan perkembangan posisi keaungan perusahaan. Pihak pihak tersebut menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003:76) antara lain:
Investor
Investor sebagai penanam modal berkepentingan denga risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Informasi keuangan digunakan sebagai informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas, profitabilitas perusahaan dan informasi keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan tersebut dalam memberikan balas jasa, manfaat pension dan kesempatan kerja.
Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman menggunakan data keuangan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar kembali hutang dan bunga pada saat jatuh tempo.
Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya membutuhkan informasi keuangan untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
Pelanggan
Para pelanggan memerlukan informasi mengenai kelangsuangan aktivitas perusahaan, terutama jika ada perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang terkait membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasioanl dan statistic lainnya.
Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan memperhatikan dan memenuhi segala peraturan penyusunan laporan keuangan, member kepuasan baik kepada kreditur maupun pemilik serta memantau keadaan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa pengguna laporan keuangan adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Mereka memonitor kinerja perusahaan dan pencapaian tujuan dengan menganalisa atas aspek-aspek yang menjadi focus perhatian mereka saja. Dengan demikian, pihak-pihka tersebut dapat mempertimbangkan risiko dan return yang menjadi perhatian mereka.
Jenis laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Adapun jenis laporan keuangan menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge barlian (2003:78) terdiri atas:
1. Laporan laba rugi (Income Statement) adalah laporan mengenai penghasilan, biaya, laba/rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.
2. Neraca (Balance sheet) adalah laporan mengenai aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
3. Laporan laba ditahan merupakan laporan laba yang berasal dari tahun-tahun yang lalu dan tahun berjalan yang tidak dibagikan sebagai dividen.
4. Laporan arus kas (Cash Flow Statement) merupakan ringkasan aliran kas untuk suatu periode tertentu (1 tahun).
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa semua laporan keuangan tersebut sudah mewakili kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Analisis Laporan Keuangan
Pelaporan keuangan bukanlah tujuan akhir dari akuntansi keuangan, melainkan dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan keputusan usaha dan ekonomi. Dengan demikian, untuk bisa memanfaatkan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perlu dilakukan suatu tahap yaitu analisis atau interprestasi laporan keuangan.
Pengertian Analisis Laporan keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan penelaahan dengan mempelajari hubungan-hubungan untuk menentuka posisi keuangan dan hasil operasional serta perkembangan perusahaan menurut laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Munawir (2002:36) analisis laporan keuangan adalah proses penelaahan atau mempelajari hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan penelaahan tentang hubungan-hubungan dan kecenderungan atau trend untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan sehingga dapat diketahui.
Jenis Rasio keuangan
Analisis rasio keuangan banyak digunakan oleh calon investor. Sebenarnya analisis ini didasarkan pada hubungan antar pos dalam laporan keuangan perusahaan yang akan mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional perusahaan.
Dalam melakukan analisis rasio keuangan, Sofyan Syafri Harahap (2001:301) mengelompokkan beberapa jenis rasio untuk mengukur kinerja keuangan antara lain adalah:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat di hitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan lain-lain.
4. Rasio Leverage
Rasio leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset.
5. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menggambarkan seberapa jauh aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam mempergunakan sumber-sumbernya atau menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
6. Rasio Pasar
Rasio pasar merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan dipasar modal yang menggambarkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal.
7. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan menggambarkan presentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun.
8. Rasio produktivitas
Rasio produktivitas menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai maka bisa dihitung rasionya.
Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan analisis yang lazim digunakan oleh investor dan pimpinan perusahaan untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
ROE menurut Lukman Syamsudin (2002:64) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
Para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uang mereka, dan rasio ini menunjukkan seberapa baik mereka telah melakukan hal tersebut dilihat dari kacamata akuntansi (Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, 2006:110). Equitas pemilik adalah jumlah aktiva bersih perusahaan, sehingga perhitungan ROE sebuah perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2002:74):
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ROE merupakan pengukuran efektivitas perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dengan mengguanakan modal perusahaan yang dimilikinya.