Pengertian Perpustakaan Digital
Perpustakaan Digital didefinisikan secara
berbeda oleh dua kelompok, peneliti dan
praktisi. Kelompok pertama menfokuskan
pengertian pada akses dan temu kembali
terhadap isi perpustakaan digital.
Sementara kelompok kedua lebih
menekankan pada aspek koleksi,
pengolahan dan pelayanan perpustakaan
digital.
Definisi pertama datang dari para
peneliti ahli komputer sementara yang
terakhir datang dari para pustakawan
profesional.
Pengertian perpustakaan digital
atau Digital Library terdapat berbagai pendapat.
Diantara pendapat itu adalah:
seperti yang dikatakan oleh Zainal A. Hasibuan
(2005), digital library atau sistem
perpustakaan digital merupakan konsep
menggunakan internet dan teknologi informasi
dalam menajemen perpustakaan.
Sedangkan menurut Ismail Fahmi
(2004) mengatakan bahwa perpustakaan
digital adalah sebuah sistem yang terdiri
dari perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software), kolekasi
elektronik, staf pengelola, pengguna,
organisasi, mekanisme kerja, serta
layanan dengan memanfaatkan berbagai
jenis teknologi informasi.
Definisi lain tentang perpustakaan
digital diantaranya menurut Borgman
(1992) bahwa :
A digital library is combination of:
- a
service;
- an architecture;
- a set of information
resources, database of text, numbers,
graphics, sound, video, etc; and
- a set of tools and capabilities to locate,
retrieve and utilize the information resources
available (Chowdhury, 2004:5).
Dari definisi ini sepertinya tidak terdapat
perbedaan yang nyata dari definisi perpustakaan
secara umum. Namun bedanya
kesemuanya dilakukan melalui proses
computer dan menggunakan teknologi
digital sebagaimana definisi dari Oppenheim
and Smithson :
A digital library is an information service
in which all the resources are available in
computer processable form and functions
of acquisition, storage, preservation,
retrieval, access and display are carried
out through the use of digital technologies
(Chowdhury, 2004:5-6).
Dengan definisi ini maka sebuah
perpustakaan digital secara ideal seluruh
koleksinya adalah dalam bentuk digital
dan tidak lagi melayankan bentuk konvensional.
Namun banyak juga perpustakaan
yang melayankan sebagian koleksi dalam
bentuk digital dengan tetap mempertahankan
koleksi yang konvensional yang
banyak disebut dengan perpustakaan
Hibrida. Sebagaimana di Indonesia model
perpustakaan hibrida ini mulai banyak
dikembangkan.
Karena bagaimanapun bagi sebagian
orang buku dalam bentuk printed tidak
dapat tergantikan oleh bentuk elektronik,
yang disebabkan juga oleh tingkat
kenyamanan dalam penggunaannya.
Sebagaimana definisi dari Oppenheim
and Smithson : A Hybrid library is
on the continuum between the conventional
and digital library, where electronic and
paper-based information sources are
used alongside each other. (Chowdhury,
2004:6-7).
Perpustakaan Digital dapat
dikelompokkan menjadi beberapa tipe
sebagai berikut:
- Early digital libraries
- Digital libraries of institusional
publication
- Digital libraries developments at
national libraries
- Digital libraries at Universities
- Digital libraries of special materials
- Digital libraries as research project
- Digital libraries as Hybrid library
project (Chowdhury, 2004:17).
Berdasarkan definisi-definisi di atas
bahwa perpustakaan digital pada dasarnya
memiliki 3 (tiga) karakteristik utama sebagaimana
diulas Tedd dan Large (2005),
yaitu :
- Menggunakan teknologi yang
mengintegrasikan kemampuan menciptakan,
mencari, dan menggunakan
informasi dalam berbagai bentuk
dalam sebuah jaringan yang tersebar
luas.
- Memiliki koleksi yang mencakup data
dan metadata yang saling mengaitkan
berbagai data, baik dilingkungan
internal maupun eksternal.
- Merupakan kegiatan mengoleksi dan
mengatur sumber daya digital yang
dikembangkan bersama - sama
komunitas pemakai jasa untuk memenuhi
kebutuhan informasi mereka.
Untuk itu perpustakaan digital merupakan
integrasi berbagai institusi
yang memilih, mengoleksi, mengolah,
merawat, dan menyediakan informasi
secara meluas keberbagai
komunitas.
Dapat dilihat dari ketiga karekteristik
tersebut selalu menekankan adanya
integrasi dan keterkaitan. Ini memang
dapat dimengerti karena teknologi digital
memungkinkan semua itu terjadi.
Integrasi dan keterkaitan antar berbagai
jenis format data dalam jumlah besar
dan disebarkan dalam sebuah jaringan
telematika global. Kata kunci yang harus
dingat adalah adanya kerjasama antar
institusi. Walaupun tidak tertulis secara
eksplisit, definisi-definisi perpustakaan
digital selalu mensyaratkan adanya
kerjasama yang baik antara institusi yang
memiliki koleksi untuk dipakai bersama
(resource sharing).
ADS HERE !!!