Pengertian Struktur Sosial Budaya
Peter M Blau struktur sosial adalah penyebaran secara kuantatif
warga komunitas di dalam berbagai posisi sosial yang berbeda
yang mempengaruhi hubungan diantara mereka. Karakteristik dari
struktur sosial adalah adanya ketidak kesamaan atau keragaman
antar bagian atau konsulidasi yang timbul dalam kehidupan
bersama sehingga mempengaruhi derajad hubungan antar bagian
tersebut yang berupa dominasi, ekslpoitasi,konflik, persaingan dan
kerjasama.
Basis parameter struktur sosial ada dua yaitu :
a.
Nominal dimana pembagian komunitas dalam sub-sub bagian yang
cukup jelas seperti agama, ras, jenis kelamin, marga, tempat
tinggal, afiliasi politik, bahasa, nasionalitas dan sebagainya. Kalau
dicermati pembagian ini bersifat horisontal dalam berbagai
golongan.
b. Gradual , parameter ini mempunyai kecenderungan
membagi komunitas atas dasar peringkat status yang menciptakan
perbedaan kelas seperti pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
kekayaan, prestise, kekuasaan, intelegensia, kewibawaan dan
sebagainya.
Sehingga pembagianya secara vertikal, yang akan
melahirkan berbagai lapisan. Interaksi antar bagian dalam
kehidupan bersama dapat erjadi antar kelompok , baik atas dasar
parameter nominal maupun gradual, bahkan tidak hanya internal
tetapi eksternal .
Bronislow Malinowski menerapkan teori fungsional yang salah satu
hasilnya adalah manusia pada hakekatnya untuk memenuhi
kebutuhan itu secara individual, tetapi melalui kehidupan bersam
(sosial) yang terorganisir atau tertata dalam hukum-hukum atau
nilai-nilai tertentu.sehingga tujuan akhir dari kehidupan bersama
adalah kesepakatan . Kesepakatan bersama tercapai atas dasar nilai-nilai umum yang berlaku yang disebut charter yang diartikan
sebagai suatu sistem yang terorganisir tentang aktivitas sosial yang
penuh tujuan.(didasarkan nilai umum dan tujuan bersama).
Sistem
nilai dan tujuan bersama ini dapat diartikulasikan sebagai norma
Prinsip-prinsip integrasi akan tercermin dalam institusi bersama
dan inilah basic needs manusia. Prinsip-prinsip integrasi
merupakan bagian dari basic needs itu sendiri. Sementara itu
responnya adalah kebudayaan yang diwujudkan dalam institusi
sosial. Kebudayaan sebagai respon dari basic needs dapat
diindikasikan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan, sehingga
memuaskan basic needs tersebut.
Radcliffe Brown dengan pendekatan komparasi untuk memperoleh
pemahaman tentang keseluruhan komunitas.Dan yang
dikompromikan adalah struktur keseluruhan komunitas dan bukan
bagian-bagian.Brown mengadopsi apa yang telah dikerjakan Emil
Durkheim sebelum berubah ke pendekatan analisis struktural
Fungsionalisme bagi Brown untuk membentuk suatu struktur sosial
dalam konteks masa kini (tanpa menggunakan fakta historis karena
dianggap tidak terlalu berguna). Hal yang ditekankan adalah proses
adaptasi yang terjadi dalam masyarakat yang diteliti itu sendiri.Hal
ini berarti berbeda dengan Malinowski.
Menurut Sofa, Struktur sosial budaya dalam ruang lingkup sebagai
berikut :
- Struktur sosial: pola perilaku dari setiap individu masyarakat
yang tersusun sebagai suatu sistem
- Masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya terdiri dari
sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui
budaya tertentu.
- Setiap individu mempunyai ciri dan kemampuan sendiri,
perbedaan ini yang menyebabkan timbulnya perbedaan sosial.
- Perbedaan sosial bersifat universal, ini berarti perbedaan sosial
dimiliki setiap masyarakat dimanapun.
- Perbedaan dalam masyarakat seringkali menunjukkan lapisanlapisan
yang bertingkat.
- Lapisan yang bertingkat dalam masyarakat disebut Stratifikasi
sosial
- Ukuran yang digunakan untuk menggolongkan penduduk dalam
lapisan-lapisan tertentu yaitu:
- Ukuran kekayaan (kaya miskin, tuan tanah penyewa, )
- Ukuran kekuasaan (penguasa/ dikuasai) penguasa punya
wewenang lebih tinggi
- Ukuran kehormatan (berpengarug / terpengaruh) ukuran ini
ada di masyarakat tradisional(pemimpin informal)
- Prinsip-prinsip integrasi ukuran ilmu pengetahuan (golongan
cendekiawan/ rakyat awam).
(Googlefile:///e:/perub%20sos%20struktur%20sos%20pranata%20down%
20load%2008/skruktur%20sosial%20down%20load%2020-10-
08.htm down load tggl 29-10-08)
Anthony Gidden dalam Bagong Suyanto membahas strukturasi
adalah proses dialektika dimana apa yang dilakukan individu
adalah juga yang mereka bangun . Sehingga struktur adalah
sumber daya yang bisa memberdayakan sekaligus membatasi
masyarakat.
Perubahan Sosial
Mengawali pembahasan perubahan sosial, maka perlu diawali dengan makna
proses sosial sebagai berikut :
Menurut J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (2004): proses sosial adalah
sikap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu , sedemikian
rupa, sehingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam
kehidupan masyarakat. Sedangkan. Dengan perkataan lain proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan
bersama.
Bertolak dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa proses sosial dalam
masyarakat selalu terjadi proses saling mempengaruhi(interaksi sosial), dan
dalam interaksi tersebut terjadi proses saling menyesuaikan (adaptasi). Proses
sosial terjadi apabila interaksi sosial berlangsung sedemikian rupa, secara terus
menerus dalam waktu yang relatif lama sehingga telah mempola dalam bentu
perilaku tertentu, tindakan yang dilakukan terstruktur dan berpola.
Dalam setiap
proses sosial akan selalu mengakibatkan terjadinya dua bentuk interaksi sosial
yaitu dapat berbentuk kerjasama (asosiatif) atau persaingan dan bahkan konflik
(dissosiatif).
Akibat dari proses sosial yang dinamis, maka terjadi perubahan sosial.
Perubahan sosial budaya menurut Wikipedia adalah sebuah gejala berubahnya
struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial
budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan
penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor antara lain :
- Komunikasi;
- Cara dan pola pikir masyarakat;
- Faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk,
- Penemuan baru
- Terjadinya konflik atau revolusi;
- Faktor eksternal seperti bencana alam
- Perubahan iklim,
- Peperangan,
- Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Terjadi juga beberapa kasus faktor penyebab perubahan sosial terjadi oleh
beberapa unsur di atas seperti karena perbahan iklim terjadi hujan yang terus menerus, kondisi tanggil sungai yang tidak mampu menahan air, terjadilah
bencana alam berupa banjir, yang mengakibatkan berbagai perubahan sosial
pula seperti alat transportasi yang biasanya jalan darat. Harus ditempuh
memakai perahu karet (seperti yang marak terjadi di berbagai daerah saat ini).
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misal :
kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain;
- Perkembangan IPTEK yang lambat
- Sifat masyarakat yang sangat tradisional
- Ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam
masyarakat;
- Prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru;
- Rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan;
- Hambatan ideologis;
- Pengaruh adat atau kebiasaan.
Perubahan sosial di era masyarakat informasi
Ledakan informasi dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
terjadi membawa perubahan dalam masyarakat saat ini. Perubahan itu meliputi
perubahan te perubahan sikap masyarakat dalam interaksi sosial sehari-hari
atau perubahan yang terjadi pada pranata sosial yang ada dimasyarakat saat ini.
Perubahan sosial yang terjadi dalam konteks sikap masyarakat dapat dilihat dari
pola interaksi masyarakat dan bagaimana masyarakat bersikap dengan informasi
yang ada.
Saat ini masyarakat semakin kritis, cerdas dan berani. Kritis yang
dimaksudkan disini adalah sikap kritis untuk mengkritisi berbagai persoalan yang
ada disekitarnya mulai itu dalam bidang pendidikan bahkan sampai politik.
Masyarakat mulai berani menggungkapkan pendapat apabila sesuatu persoalan
tidak sepaham dengan pendapat yang dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena
informasi saat ini dapat diperoleh dengan mudah dan saat ini kita berada dalam
era keterbukaan. Semua dapat berkomentar di era semacam ini tentunya
dengan etika argumentasi tersebut harus didasari oleh teori atau informasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Ini tentu tidak mungkin dilakukan jika berada
pada masa berberapa tahun lalu terutama sebelum era reformasi.
Dinamika informasi yang terjadi memotivasi masyarakat dan mencerdaskan
masyarakat. Saat ini setiap orang dapat memanfaatkan informasi dengan tujuan
menambah wawasan, belajar atau hanya sekedar untuk hiburan, mereka dapat
mengakses informasi tanpa membedakan status sosial yang disandang seiring
dengan demokratisasi informasi. Fenomena ini tentu sangat menggembirakan
bangsa ini karena dapat berperan dalam mencerdaskan bangsa Indonesia.
Untuk perubahan yang terjadi dalam konteks pranata sosial dapat dilihat dengan
berubahnya format pranata sosial serta munculnya lembaga-lembaga baru
dibidang pengelolaan informasi.
Sekarang lembaga-lembaga pelayanan publik
atau banyak lembaga sosial lainnya mulai berubah dengan menerapkan egovernment
dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang informative dan
akuntable. Lembaga-lembaga tersebut mulai menerapakan automasi dalam
layanannya. Hal ini dilakukan sejalan dengan tuntutan masyarakat akan
pemerintahan yang cepat, informative dan transparan.
Selain itu melihat urgensi dari informasi bagi masyarakat pemerintah juga
membentuk Departemen baru dengan nama Departemen Komunikasi dan
Informasi yang bertanggung jawab terhadap manajemen komunikasi dan
informasi di Tanah Air.
Lembaga ini merupakan salah satu pranata sosial yang
ada dimasyarakat kita.
Sedangkan perubahan pranata sosial dibidang pengelolaan informasi adalah
dengan semakin meningkatnya kualitas layanan lembaga-lembaga pengelola
informasi. Lembaga-lembaga tersebut antar lain perpustakaan, kantor arsip atau
lembaga pengelola informasi-informasi baru. Perpustakaan dan kantor arsip
mulai berbenah dengan mengaplikasikan teknologi informasi dalam layanannya.
Saat ini kualitas layanan perpustakaan semakit cepat dan depat. Dalam dunia
perpustakaan muncul istilah digital library, koleksi digital atau dalam bidang arsip
muncul istilah arsip digital.
Selain itu perpustakaan atau kantor arsip yang
dulunya merupakan lembaga non profit mulai bergeser kearah lembaga semi
profit ini tentu merupakan bagian dari perubahan sosial. Muncul lembaga-lembaga informasi baru yang memfokuskan layanannya dalam bidang tertentu.
Misalnya munculnya pusat informasi pariwisata, pusat informasi bisnis atau
pusat informasi rumah kontrakan. Lembaga-lembaga tersebut merupakan
pranata sosial yang muncul karena informasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat
bahkan dapat menjadi komoditi bisnis.Informasi memang membawa perubahan
dalam masyarakat mulai dari gaya hidup sampai pola berpikir. Perubahan ini
akan terus terjadi sejalan dengan dinamika informasi dan teknologi yang terjadi.
Stratifikasi Sosial
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas menjelaskan bahwa
pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan
atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal
(bertingkat).Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin
bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya
lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisanlapisan
di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman
menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu
golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran
akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.
Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.
Pengertian Stratifikasi Sosial menurut Sofa adalah sebagai berikut
:Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat
bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya.
Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan
suatu usaha (achievement status) dan ada yang didapat tanpa suatu usaha
(ascribed status). Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau
lapisan dalam bentuk jamak.Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai
bagian dari proses pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk
tercapainya tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat
8
tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan
harta dalam batas-batas tertentu.
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar
pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut:
- Ukuran kekuasaan dan wewenang Seseorang yang mempunyai
kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan
teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang
bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran
kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya
dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau
sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan
kekayaan.
- Ukuran kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran
penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial
yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia
akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial,
demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan
akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan
tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal,
benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun
kebiasaannya dalam berbelanja.
- Kehormatan Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran
kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau
dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial
masyarakatnya.Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada
masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati
orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang
tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
- Ukuran ilmu pengetahuan.Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai
oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu
pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem
pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu
pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik
(kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang,
misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar
profesional seperti profesor.
Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Mobilitas
vertikal juga dapat terbagi dua, mobilitas vertikal intragenerasi, dan mobilitas
antargenerasi. Berkaitan dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial memiliki dua
sifat, yaitu stratifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup. Pada stratifikasi terbuka
kemungkinan terjadinya mobilitas sosial cukup besar, sedangkan pada
stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial sangat kecil.
Dimensi Stratifikasi Sosial
Untuk menjelaskan stratifikasi sosial ada tiga dimensi yang dapat dipergunakan
yaitu : privilege, prestise, dan power. Ketiga dimensi ini dapat dipergunakan
sendiri-sendiri, namun juga dapat didigunakan secara bersama. Karl Marx
menggunakan satu dimensi, yaitu privilege atau ekonomi untuk membagi
masyarakat industri menjadi dua kelas, yaitu kelas Borjuis dan Proletar.
Sedangkan Max Weber, Peter Berger, Jeffries dan Ransford mempergunakan ketiga dimensi tersebut. Dari penggunaan ketiga dimensi tersebut Max Weber
memperkenalkan konsep : kelas, kelompok status, dan partai.Menurut Horton
and Hunt keberadaan kelas sosial dalam masyarakat berpengaruh terhadap
beberapa hal, diantaranya adalah identifikasi diri dan kesadaran kelas sosial,
pola-pola keluarga, dan munculnya simbol status dalam masyarakat.
Bentuk stratifikasi dapat dibedakan menjadi bentuk lapisan bersusun yang
diantaranya dapat berbentuk piramida, piramida terbalik, dan intan. Selain
lapisan bersusun bentuk stratifikasi dapat juga diperlihatkan dalam bentuk
melingkar. Bentuk stratifikasi melingkar ini terutama berkaitan dengan dimensi
kekuasaan.Ada tiga cara yang dapat kita lakukan untuk bisa mengetahui bentuk
dari stratifikasi sosial. Ketiga cara tersebut adalah dengan pendekatan objektif,
pendekatan subyektif, dan pendekatan reputasional.
http://massofa.wordpress.com/2008/01/25/sosialisasi-dan-stratifikasi-sosial/
Jenis-Jenis/Macam-Macam Status Sosial & Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat
1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis
kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras
dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta
kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam
lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena
usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang
dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
- Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat
tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi
atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali
serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak
mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi
keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
- Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota
masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu
ke tingkatan yang lain.
Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan
sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah
penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya
sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah,
kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia
mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang
tinggi.
(http://organisasi.org/jenis-jenis-macam-macam-status-sosialstratifikasi-sosial-dalam-masyarakat-sosiologi)
Diferensiasi Sosial
1. Pengertian Diferensiasi Sosial : adalah pengkelasan / penggolongan /
pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti
pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan
kristen protestan.
(http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-status-sosial-kelas-sosial-stratifikasidiferensiasi-dalam-masyarakat)
Diferensiasi sosial merupakan perbedaan seseorang dilihat dari suku bangsa,
ras, agama, klan, dsb.Pada intinya hal-hal yang terdapat dalam diferensiasi itu
tidak terdapat tingkatan-tingkatan, namun yang membedakan satu individu
dengan individu yang lainnya adalah sesuatu yang biasanya telah ia bawa sejak
lahir. contohnya saja, suku sunda dan suku batak memiliki kelebihan masingmasing.
jadi seseorang tidak bisa menganggap suku bangsanya lebih baik,
karena itu akan menimbulkan etnosentrisme dalam masyarakat. diferensiasi
merupakan perbedaan yang dapat kita lihat dan kita rasakan dalam masyarakat,
bukan untuk menjadikan kita berbeda tingkat sosialnya seperti yang terjadi di
Afrika Selatan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Diferensiasi_Sosial
2. Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial Adzanwahiddien menjelaskan pengelompokan masyarakat membentuk delapan
criteria diferensiasi sosial, antara lain:
1. Diferensiasi Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki cirri-ciri fisik bawaan
yang sama. Diperensiasi ras adalah pengelompokan masyarakat
berdasarkan ciri-ciri fisiknya.
Secara garis besar manusia terbagi kedalam ras-ras sebagai berikut:
a. Menurut A..L. Krober
1) Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin).
2) Mongoloid
- Asiatik Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur).
- Malayan Mongoloid (Asia Tenggara dan Penduduk Asli Taiwan).
- American Mongoloid (Penduduk asli Amerika).
3) Kaukasoid
- Nordic (Erofa Utara, sekitar Laut Baltik).
- Alpine (Erofa Tengah dan Erofa Timur).
- Mediterania (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran).
- Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka).
4) Negroid
- African Negroid (Benua Afrika).
- Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan
nama orang Semang, Filipina).
- Malanesian (Irian, Melanesia).
5) Ras-ras Khusus (tidak dapat diklasifikasikan kedalam empat ras pokok)
- Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan).
- Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan).
- Polynesian (kepulauan Micronesia, dan Polinesia).
- Ainu ( di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang).
b. Menurut Ralph Linton
1) Mongoloid
Ciri-ciri:
- Kulit kuning sampai sawo mateng
- Rambut lurus
- Bulu badan sedikit
- Mata sipit (Asia Mongoloid)
·
Mongoloid Asia : Sub Ras Tionghoa (Jepang, Vietnam, Taiwan)
Sub Ras Melayu (Malaysia, Filipina, Indonesia)
· Mongoloid Andian (orang Indian di Amerika)
2) Kaukasoid
Ciri-ciri:
- Hidung mancung
- Kulit putih
- Rambut pirang sampai coklat kepirang kehitaman
- Kelopak mata lurus
· Ras Nordic
· Alpin Mediteran
· Armenoid
· India
3) Negroid
Ciri-ciri:
- rambut keriting
- kulit hitam
- bibir tebal
- kelopak mata lurus
· Sub Ras Negroid
· Nilitz
· Negro Rimba
· Negro Oseanis
· Hetentot Boysesman
Indonesia didiami oleh bermacam-macam Sub Ras, antara lain:
· Negrito, suku Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya.
· Veddoid, suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatra Selatan, Toala dan
Tomuna di Sulawesi.
· Neo Melanosoid, kepulauan Kei dan Aru.
· Melayu:
- Melayu Tua (Proto Melayu), orang Batak, Toraja dan Dayak.
- Melayu Muda (Deutro Melayu), orang Aceh, Minang, Bugis/Makasar.
2. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan
rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis.
Diferensiasi suku bangsa merupakan penggolongan manusia berdasarkan
ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras, namun suku bangsa memiliki kesamaan budaya sebagai berikut:
- Ciri fisik
- Bahasa daerah
- Kesenian
- Adat-istiadat
Suku bangsa yang ada di Indonesia yaitu sebagai berikut:
· Pulau Sumatra : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkuku, Jambi,
Palembang, Melayu dan sebagainya.
· Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger dan sebagainya.
· Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar dan sebagainya.
· Pulau Sulawesi : Bugis, Toraja, Minahasa, Toil-Toli, Makassar, Bolaangmangondow,
Gorontalo dan sebagainya.
· Kepulauan Nusa Tenggara : Bali, Bima Lombok, Flores, Timoer, Rote.
· Kepulauan Maluku dan Irian : Ternate, Tidore, Dani Asmat.
3. Diferensiasi Klen (Clan)
Klen / kerabat luas / keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan
(genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adapt
(tradisi). Klen adalah system social berdasarkan ikatan darah atau keturunan
yang sama umumnya terjadi di masyarakat unilateral baik melalui garis ayah
(patrilineal) atau ibu (matrilineal).
Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) terdapat pada:
- Masyarakat Batak (sebutan Marga)
- Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun,
Paranginangin.
- Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar.
- Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.
- Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut,
Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.
- Masyrakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani,
Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
- Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes,
Wangge, Da Costa, Leimena, Kleden, De-Rosari, Paeira.
Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada
masyarakat :
- Minangkabau, klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari
kampung-kampung, nama klennya antara lain : Koto, Piliang, Chaniago,
Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai dan sebagainya.
- Masyarakat Flores, yaitu suku Ngadu juga menggunakan system
matrilineal.
4. Diferensiasi Agama
Diferensiasi agama adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan
agama/kepercayaannya.
a. Komponen-komponen Agama
- Emosi keagamaan
- System keyakinan
- Upacara keagamaan
- Tempat ibadah
- Umat
b. Agama dan Masyarakat
Dalam perkembangan agama mempengaruhi masyarakat begitu juga
masyarakat mempengaruhi agama.
5. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
Diferensiasi profesi adalah pengelompokan masyarakat atas dasar jenis
pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan keterampilan
khusus. Misal profesi guru memerlukan keterampilan khusus, seperti: pandai
berbicara, bisa membimbing, sabar dan sebagainya.
Berdasarkan perbedaan profesi orang dimasyarakat berprofesi: guru, dokter,
pedagang, buruh, pegawai negri, tentara dan sebagainya.
6. Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada
perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis
ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan
sebagainya. Atas dasar itu maka ada kelompok laki-laki/pria dan kelompok
wanita/perempuan.
7. Diferensiasi Asal Daerah
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal
daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:
- Masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal
dari desa.
- Masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal
dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat ditemukan dalam hal-hal
berikut:
- Perilaku
- Tutur kata
- Cara berpakaian
- Cara menghias rumah dan sebagainya.
8. Diferensiasi Partai
Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya
mengatur kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-kesatuan social, seazas,
seideologi dan sealiran.
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/29/bentuk-bentukdiferensiasi-sosial/