Jamur Tiram Sebagai Bahan Makanan Pengganti Daging Ayam Dan Daging Sapi
Tingkat konsumsi daging masyarakat Indonesia terbilang rendah. Betapa tidak, perkapita per tahunnya hanya sekitar 2 kilogram. Sementara, tingkat impor daging cukup tinggi mencapai 30 persen per tahunnya. Dari data Kementerian Pertanian RI kebutuhan konsumsi daging per tahun mencapai 430 ton. Jumlah itu berasal 70 persen di antaranya dari daging lokal, sisanya merupakan impor. Ironisnya, konsumsi dagingnya hanya 2 kg perkapita per tahunnya. Angka konsumsi daging di Indonesia dengan negara lainnya berbeda jauh. Konsumsi daging di Malayasia, misalnya, sudah mencapai 38 kg perkapita pertahun. Rendah daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya daging ayam dan daging sapi secara tidak langsung mengganggu kebutuhan protein yang dibutuhkan oleh tubuh.
Dalam setiap harinya, manusia makan untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan nutrisi. Selain faktor kuantitas, kualitas makanan merupakan hal yang sangat penting agar tubuh dapat tumbuh dengan optimal. Makanan yang berkualitas tentu mengandung bermacam-macam gizi. Salah satu gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh adalah protein. Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh di samping untuk perbaikan sel-sel yang rusak.
Protein banyak terdapat di makanan, baik dari hewan (protein hewani) maupun dari tumbuhan (protein nabati). Kekurangan protein dapat menyebabkan pertumbuhan yang terhambat dan luka yang lama sembuhnya. Sedangkan kelebihan protein (dalam porsi yang sangat berlebih) akan menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Akan tetapi, lain halnya dengan karbohidrat yang disimpan dalam bentuk glikogen, kelebihan protein tidak akan disimpan dalam tubuh. Kelebihan Protein akan dibuang bersamaan dengan sisa metabolisme. Jadi akan disayangkan jika protein yang memang didapatkan dengan harga yang relatif mahal hanya diserap sebagian dan sisanya akan dibuang.
Untuk optimalisasi penggunaan protein maka konsumsi makanan sumber protein juga harus optimal, artinya bahwa asupan protein sesuai dengan kebutuhan, tidak kurang tidak lebih. Penghitungan kebutuhan protein dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Berdasarkan kebutuhan kalori perhari yaitu berkisar antara 500 – 650 kal/orang/hari, atau
2. Berdasarkan Kandungan Makanan, yang akan dibicarakan kali ini adalah kebutuhan protein hewani.
Kebutuhan protein hewani bagi tubuh adalah 1 g/BB/hari dengan perbandingan, Protein nabati 3/4 bagian, hewani 1/4 bagian, dari 3/4 bagian tersebut, 1/3 berasal dari hewan dan 2/3 dari ikan. Sebagai contoh perhitungan adalah sebagai berikut:
- Misal Seseorang dengan bobot badan 60 kg
- Orang tersebut membutuhkan protein sebanyak 1 g/BB/Hari, jadi dengan bobot badan 60 kg maka kebutuhan proteinnya sebanyak 60 g/hari
- Dari kebutuhan protein 60 gram tersebut, harus dicukupi dari nabati 3/4 bagian dan hewani 1/4 bagian, jadi 45 gram protein nabati dan 15 gram protein hewani.
- Dari kebutuhan protein hewani 15 gram tersebut, harus dicukupi dengan 2/3 bagian dari ikan dan 1/3 bagian dari hewan, jadi kebutuhan tersebut adalah 10 gram dari ikan dan 5 gram dari hewan
- Jadi kesimpulannya bahwa sesorang dengan bobot badan 60 kg membutuhkan 5 gram protein tiap harinya
Lalu berapa yang kita makan? Dapat dirincikan sumber makanan dengan kandungan proteinnya (pada kisaran):
- susu 5 %
- telur 12,5%,
- Daging 20 %
Misalnya kita memakan telur, berapa butir yang kita makan untuk mencukupi kebutuhan protein tubuh?
Orang yang mempunyai bobot badan 60 kg maka memerlukan protein asal hewan sebanyak 5 gram per hari
Untuk memenuhi 5 gram dengan memakan telur makan diperlukan telur dengan berat 40 gram.
Berat 1 butir telur ayam ras berkisar antara 50 – 60 gram.
Jadi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani asal hewan, hanya diperlukan tidak lebih dari 1 butir telur tiap harinya.
Menurut seorang spesialis olahraga dan metabolisme protein, Dr. Peter Lemon, kebutuhan standar protein manusia dewasa sehari-hari ialah sebanyak 0.8 g protein per kg berat badan. Apabila berat badan Anda 65 kg, maka Anda tiap hari membutuhkan sebanyak 65 x 0.8 g protein = 52 gr protein. Jumlah tersebut, sebenarnya lebih ditujukan pada mereka yang tidak aktif bergerak sepanjang hari. Sementara semakin tinggi aktivitas seseorang, semakin tinggi pula kebutuhan akan protein. Bagi Anda ingin intensif membentuk otot dan giat berolahraga, tentunya memerlukan protein lebih tinggi lagi, yaitu disarankan mencukupi 1.5-2 g protein / kg berat badan tiap hari.
Berdasarkan data-data di atas, melihat besarnya kebutuhan protein yang dibutuhkan tubuh manusia dan rendahnya daya beli masyarakat terhadap makanan yang mengandung protein khususnya daging, maka dibutuhkan suatu bahan makanan sebagai pengganti daging ayam dan daging sapi yang pastinya daya beli masyarakat dapat menjangkaunya dan pasti dapat memenuhi kebutuhan protein yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Salah satunya melalui penggunaan Jamur Tiram.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom.
Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah. Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap/tanpa sinar. Pada masa pertumbuhan misellium, jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60 - 70 %.
Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein, air, kalori, karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan protein. Untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4%. Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium. Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet.
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian. Protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah. Berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering. Kandungan proteinnya 10,5-30,4%.Sedangkan beras hanya 7.3%, gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi 25.2%. Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin. 72% lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol (hiperkolesterol) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. 28% asam lemak jenuh serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak. Jamur tiram juga mengandung vitamin penting, terutama vitamin B, C dan D. vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol), dalam jamur tiram cukup tinggi. Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan Magnesium. Mineral utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%. Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram kandungannya rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka dalam artikel ini penulis tertarik untuk mengemukakan bahwa jamur tiram dapat digunakan sebagai bahan makanan pengganti daging ayam dan daging sapi.
PENDEKATAN TEORITIK
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom.
Karakteristik
Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.
Siklus hidup
Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium. Sedangkan secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium.
Mula-mula basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium monokaryotik, yaitu miselium dengan inti haploid. Miselium terus bertumbuh hingga hifa pada miselium tersebut berfusi dengan hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk hifa dikaryotik. Setelah itu apabila kondisi lingkungan memungkinkan (suhu antara 10-20 °C, kelembapan 85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 < 1000 ppm) maka tubuh buah akan terbentuk. Terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya kariogami dan meiosis pada basidium. Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora pada basidium. Basidium ini terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya banyak (lamela). Dari spora yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa monokarion. Hifa ini akan memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang hasil pembentukan dari dua nukleus yang dibatasi oleh septum (satu septum satu nukleus). Kemudian hifa monokarion akan mengumpul membentuk jaringan sambung menyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan akhirnya tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan hifa dikarion). Dalam tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami, kariogami, dan meiosis hingga membentuk bakal jamur. Nantinya, jamur dewasa ini dapat langsung dipanen atau dipersiapkan kembali menjadi bibit induk.
Syarat pertumbuhan
Dalam menggunakan media pertumbuhan, jerami yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis jerami yang keras sebab jerami yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu jerami yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jerami sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu jerami yang digunakan tidlak busuk dan tidak ditumbuhi jamur jenis lain. Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik.
Gambar Habitat alami jamur tiram
(Sumber: www.wikipedia.com)
Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah. Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap/tanpa sinar. Pada masa pertumbuhan misellium, jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60 - 70 %.
Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 OC dengan kelembapan 60 - 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 OC.
Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat). Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl.
Kemungkinan budidaya jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan jamur.
Kandungan gizi
Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein, air, kalori, karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan protein. Untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4%. Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium. Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet.
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian. Protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah. Berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering. Kandungan proteinnya 10,5-30,4%. Sedangkan beras hanya 7.3%, gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi 25.2%. Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin. 72% lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol (hiperkolesterol) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. 28% asam lemak jenuh serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak. Jamur tiram juga mengandung vitamin penting, terutama vitamin B, C dan D. vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol), dalam jamur tiram cukup tinggi. Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan Magnesium. Mineral utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%.Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram kandungannya rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari.
Manfaat
Gambar Jamur tiram sebagai bahan makanan
Jamur tiram juga memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan kolesterol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi. Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna dalam membunuh nematoda.
Jamur tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi kolesterol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit seperti penyakit lever, diabetes, anemia. Selain itu jamur tiram juga dapat bermanfaat sebagai antiviral dan antikanker serta menurunkan kadar kolesterol. Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan. Jamur tiram ini mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan. Adanya polisakarida, khususnya Beta-D-glucans pada jamur tiram mempunyai efek positif sebagai antitumor, antikanker, antivirus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, antijamur, anti bakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun. Pada jamur tiram, produk ini disebut sebagai plovastin yang di pasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia). Dilihat dari kandungan gizi yang terdapat dalam jamur tiram maka bahan ini termasuk aman untuk dikonsumsi. Adanya serat yaitu lignoselulosa baik untuk pencernaan. USDA (United States Drugs and Administration) yang melakukan penelitian pada tikus menunjukkan bahwa dengan pemberian menu jamur tiram selama 3 minggu akan menurunkan kadar kolesterol dalam serum hingga 40 % dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi pakan yang mengandung jamur tiram. Sehingga mereka berpendapat bahwa jamur tiram dapat menurunkan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterol. Di Jepang saat ini sedang diteliti potensi jamur tiram sebagai bahan makanan yang dapat mencegah timbulnya tumor.
Budidaya
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Dalam budidaya jamur tiram dapat digunakan substrat, seperti kompos serbuk gergaji kayu, ampas tebu atau sekam. Hal yang perlu diperhatikan dalam budi daya jamur tiram adalah faktor ketinggian dan persyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam dan sumber bibit. Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 26-30 °C.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) mulai dibudidayakan pada tahun 1900. Budidaya jamur ini tergolong sederhana. Jamur tiram biasanya dipeliharan dengan media tanam serbuk gergaji steril yang dikemas dalam kantung plastik.
Media tanam dan komposisi
Media tanam Pleurotus ostreatus yang digunakan adalah jerami yang dicampur dengan air, dedak 10% dan kapur 1%. Fungsi dari jerami adalah sebagai bahan dasar dari pertumbuhan jamur. Jerami mengandung lignin, selulosa, karbohidrat, dan serat yang dapat didegradasi oleh jamur menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk sintesis protein. Air pada jerami berfungsi sebagai pembentuk kelembapan dan sumber air bagi pertunbuhan jamur. Dedak dan kapur merupakan bahan tambahan pada media tanam Pleurotus ostreatus. Dedak ditambahkan pada media untuk meningkatkan nutrisi media tanam, terutama sebagai sumber karbohidrat, karbon, dan nitrogen. Kapur merupakan sumber kalsium bagi pertumbuhan jamur. Selain itu juga kapur berfungsi untuk mengatur pH media pertumbuhan jamur.
Media lain
Selain jerami, media lain yang dapat digunakan seperti media serbuk gergaji yang mengandung selulosa, lignin, pentosan, zat ekstraktif, abu, jerami padi, media limbah kapas, alang-alang, daun pisang, tongkol jagung, klobot jagung, gabah padi, dan lain sebagainya. Tetapi, tetap saja pertumbuhan yang paling baik ada di media serbuk gergaji dan merang. Penyebabnya adalah karena jumlah lignoselulosa, lignin, dan serat pada serbuk gergaji dan merang memang lebih tinggi. Sebagai contohnya dalam pembuatan media jerami padi, bahan-bahan yang digunakan adalah 15-20% jerami padi, 2.5% bekatul kaya karbohidrat, karbon, dan vitamin B komplek yang bisa mempercepat pertumbuhan dan mendorong perkembangan tubuh buah jamur, 1-1.5% kalsium karbonat atau kapur menetralkan media sehingga dapat ditumbuhi oleh jamur (pH 6,8 – 7,0). Selain itu, kapur juga mengandung kalsium sebagai penguat batang / akar jamur agar tidak mudah rontok. 0.5% gips dapat memperkokoh struktus suatu bahan campuran, dan terakhir 0.25% pupuk TS sebagai nutrisi.
Metode budidaya
Budi daya jamur tiram menggunakan substrat jerami dengan tahapan sebagai berikut: pembuatan media tanam dilakukan dengan memotong jerami menjadi berukuran 1-2 cm. Rendam jeraminya selama semalaman. Setelah itu, ditiriskan airnya sebelum ditambahkan dedak 10% dan kapur 1% sebagai zat hara pertumbuhan jamur. Semua bahan diaduk rata dan campuran bahan tadi dimasukkan ke dalam plastik yang tahan panas hingga terisi 2/3 bagian. Baru kemudian dipadatkan (dipukul-pukul dengan botol kaca). Setelah cukup padat, leher plastik bagian atas dimasukkan pipa paralon dan dibagian tengah media subtrat diberi lubang dan ditancapkan tips. Selanjutnya ditutupi dengan kapas lalu media substrat dilapisi dengan kertas dan diikat dengan karet.
Media tersebut disterilisasi pada 121˚C selama 20 menit di dalam autoklaf untuk memastikan bahwa tidak ada kontaminan yang tumbuh yang mungkin akan mengganggu pertumbuhan jamur. Setelah steril, media substrat dibuka secara aseptis, lalu tips di tengah-tengah media dan kapas diambil dengan pinset steril. Lubang yang terbentuk diisi dengan bibit jamur tiram yang ditumbuhkan pada biji sorgum pada botol (aseptis). Lalu media ditutup kapas lagi dan dibungkus dengan kertas. Media substrat diinkubasi pada suhu ruang selama beberapa minggu hingga tumbuh miselium. Setelah tumbuh miselium, kapas pada media dibuang dan media dibiarkan terbuka. Semprotkan air setiap hari pada tempat pertumbuhan jamur agar kondisi sekitar lembap dan mendukung pertumbuhannya. Tubuh buah jamur akan tumbuh secara perlahan-lahan ketika media lembap dalam waktu sekitar 1 bulan lebih. Tubuh buah yang sudah cukup besar diambil dan ditimbang untuk diamati pertumbuhannya setiap minggu.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian jamur tiram juga memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan kolesterol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi. Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna dalam membunuh nematoda.
Jamur tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi kolesterol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit seperti penyakit lever, diabetes, anemia. Selain itu jamur tiram juga dapat bermanfaat sebagai antiviral dan antikanker serta menurunkan kadar kolesterol.
Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan. Jamur tiram ini mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan. Adanya polisakarida, khususnya Beta-D-glucans pada jamur tiram mempunyai efek positif sebagai antitumor, antikanker, antivirus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, antijamur, antibakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun. Pada jamur tiram, produk ini disebut sebagai plovastin yang di pasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia). Dilihat dari kandungan gizi yang terdapat dalam jamur tiram maka bahan ini termasuk aman untuk dikonsumsi. Adanya serat yaitu lignoselulosa baik untuk pencernaan.
USDA (United States Drugs and Administration) yang melakukan penelitian pada tikus menunjukkan bahwa dengan pemberian menu jamur tiram selama 3 minggu akan menurunkan kadar kolesterol dalam serum hingga 40 % dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi pakan yang mengandung jamur tiram. Sehingga mereka berpendapat bahwa jamur tiram dapat menurunkan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterol. Di Jepang saat ini sedang diteliti potensi jamur tiram sebagai bahan makanan yang dapat mencegah timbulnya tumor.
Kandungan protein jamur tiram rata-rata 3,5-4% dari berat basah. Berarti proteinnya dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Bila dihitung dari berat kering jamur tiram kandungan proteinnya adalah 19-35%, sementara beras 7,3%, gandum 13,2%, kedelai 39,1% dan susu sapi 25,2%. Jamur tiram juga mengandung sembilan asam-asam amino esensial yang tidak bisa disintesis dalam tubuh yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenilalanin. Kandungan lemak jamur tiram setidaknya 72% dari total asam-asam lemaknya adalah asam lemak tidak jenuh. Jamur tiram juga mengandung sejumlah vitamin penting terutama kelompok vitamin B, vitamin C dan provitamin D yang akan diubah menjadi vitamin D dengan bantuan sinar matahari. Kandungan vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol)-nya cukup tinggi.
Jamur tiram juga merupakan sumber mineral yang baik, Kandungan mineral utama yang tertinggi adalah kalium (K), kemudian fosfor (P), natrium (Na), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Namun, jamur juga merupakan sumber mineral minor yang baik karena mengandung seng, besi, mangan, molibdenum, kadmium, dan tembaga. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Mg mencapai 56-70 persen dari total abu, dengan kandungan kalium sangat tinggi mencapai 45 persen. Jamur tiram ini prinsipnya mudah dimasak menjadi berbagai jenis hidangan, dari tumis, salad, tempura, sup, siomay sampai hidangan lain yang lebih kompleks. Nah, jamur ini memiliki tekstur dan rasa mirip daging ayam. Jadi, buat yang alergi daging ayam, jamur tiram ini bisa dijadikan alternatif untuk penggantinya.
Perbandingan Protein Jamur Tiram dan Daging Ayam dan Sapi
Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu berperan secara optimal dalam pembangunan. Penganekaragaman pangan merupakan salah satu cara untuk memperbaiki status gizi masyarakat. Salah satu cara menganekaragamkan makanan tersebut adalah pembuatan bakso dengan perbandingan jamur tiram dan daging sapi yang berbeda. Rata-rata kadar protein bakso dengan perbandingan jamur tiram dan daging sapi (0:1) adalah 13,57 gram%, perbandingan jamur tiram dan daging sapi (1:1) adalah 7,21 gram%, perbandingan jamur tiram dan daging sapi (2:3) adalah 6,14 gram%, perbandingan jamur tiram dan daging sapi (3:2) adalah 8,31 gram%. Rata-rata kadar zat besi bakso dengan perbandingan jamur tiram dan daging sapi (0:1) adalah 10,96 mg, perbandingan jamur tiram dan daging sapi (1:1) adalah 15,19 mg, perbandingan jamur tiram dan daging sapi (2:3) adalah 12,57 mg, perbandingan jamur tiram dan daging sapi (3:2) adalah 7,95 mg. Daya terima yang paling disukai adalah perbandingan jamur tiram dan daging sapi (3:2) baik untuk warna, aroma, rasa dan tekstur dan perbandingan yang paling tidak disukai adalah perbandingan jamur tiram dan daging sapi (2:3).
PEMBAHASAN
Tingkat konsumsi daging masyarakat Indonesia terbilang rendah. Betapa tidak, perkapita per tahunnya hanya sekitar 2 kilogram. Sementara, tingkat impor daging cukup tinggi mencapai 30 persen per tahunnya. Dari data Kementerian Pertanian RI kebutuhan konsumsi daging per tahun mencapai 430 ton. Jumlah itu berasal 70 persen di antaranya dari daging lokal, sisanya merupakan impor. Ironisnya, konsumsi dagingnya hanya 2 kg perkapita per tahunnya. Angka konsumsi daging di Indonesia dengan negara lainnya berbeda jauh. Konsumsi daging di Malayasia, misalnya, sudah mencapai 38 kg perkapita pertahun. Rendah daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya daging ayam dan daging sapi secara tidak langsung mengganggu kebutuhan protein yang dibutuhkan oleh tubuh.
Dalam setiap harinya, manusia makan untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan nutrisi. Selain faktor kuantitas, kualitas makanan merupakan hal yang sangat penting agar tubuh dapat tumbuh dengan optimal. Makanan yang berkualitas tentu mengandung bermacam-macam gizi. Salah satu gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh adalah protein. Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh di samping untuk perbaikan sel-sel yang rusak.
Protein banyak terdapat di makanan, baik dari hewan (protein hewani) maupun dari tumbuhan (protein nabati). Kekurangan protein dapat menyebabkan pertumbuhan yang terhambat dan luka yang lama sembuhnya. Sedangkan kelebihan protein (dalam porsi yang sangat berlebih) akan menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Akan tetapi, lain halnya dengan karbohidrat yang disimpan dalam bentuk glikogen, kelebihan protein tidak akan disimpan dalam tubuh. Kelebihan Protein akan dibuang bersamaan dengan sisa metabolisme. Jadi akan disayangkan jika protein yang memang didapatkan dengan harga yang relatif mahal hanya diserap sebagian dan sisanya akan dibuang.
Untuk optimalisasi penggunaan protein maka konsumsi makanan sumber protein juga harus optimal, artinya bahwa asupan protein sesuai dengan kebutuhan, tidak kurang tidak lebih. Menurut para ahli kebutuhan standar protein manusia dewasa sehari-hari ialah sebanyak 0.8 g protein per kg berat badan. Apabila berat badan Anda 65 kg, maka Anda tiap hari membutuhkan sebanyak 65 x 0.8 g protein = 52 gr protein. Jumlah tersebut, sebenarnya lebih ditujukan pada mereka yang tidak aktif bergerak sepanjang hari. Sementara semakin tinggi aktivitas seseorang, semakin tinggi pula kebutuhan akan protein. Bagi Anda ingin intensif membentuk otot dan giat berolahraga, tentunya memerlukan protein lebih tinggi lagi, yaitu disarankan mencukupi 1.5-2 g protein / kg berat badan tiap hari.
Berdasarkan data-data di atas, melihat besarnya kebutuhan protein yang dibutuhkan tubuh manusia dan rendahnya daya beli masyarakat terhadap makanan yang mengandung protein khususnya daging, maka dibutuhkan suatu bahan makanan sebagai pengganti daging ayam dan daging sapi yang pastinya daya beli masyarakat dapat menjangkaunya dan pasti dapat memenuhi kebutuhan protein yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Salah satunya melalui penggunaan Jamur Tiram.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan protein. Untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4%. Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium. Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet.
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian. Protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah. Berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering. Kandungan proteinnya 10,5-30,4%.Sedangkan beras hanya 7.3%, gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi 25.2%. Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin. 72% lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol (hiperkolesterol) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. 28% asam lemak jenuh serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak. Jamur tiram juga mengandung vitamin penting, terutama vitamin B, C dan D. vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol), dalam jamur tiram cukup tinggi. Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan Magnesium. Mineral utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%. Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram kandungannya rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari.
Salah satu cara menganekaragamkan makanan tersebut adalah pembuatan bakso dengan perbandingan jamur tiram dan daging sapi yang berbeda. Rata-rata kadar protein bakso dengan perbandingan jamur tiram dan daging sapi (0:1) adalah 13,57 gram%, perbandingan jamur tiram dan daging sapi (1:1) adalah 7,21 gram%, perbandingan jamur tiram dan daging sapi (2:3) adalah 6,14 gram%, perbandingan jamur tiram dan daging sapi (3:2) adalah 8,31 gram%. Rata-rata kadar zat besi bakso dengan perbandingan jamur tiram dan daging sapi (0:1) adalah 10,96 mg, perbandingan jamur tiram dan daging sapi (1:1) adalah 15,19 mg, perbandingan jamur tiram dan daging sapi (2:3) adalah 12,57 mg, perbandingan jamur tiram dan daging sapi (3:2) adalah 7,95 mg. Daya terima yang paling disukai adalah perbandingan jamur tiram dan daging sapi (3:2) baik untuk warna, aroma, rasa dan tekstur dan perbandingan yang paling tidak disukai adalah perbandingan jamur tiram dan daging sapi (2:3).
KESIMPULAN
Untuk optimalisasi penggunaan protein, maka konsumsi makanan sumber protein juga harus optimal, artinya bahwa asupan protein sesuai dengan kebutuhan, tidak kurang tidak lebih. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori yang dapat memenuhi kebutuhan protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jamur timar dapat digunakan sebagai bahan pengganti daging ayam dan daging sapi.
ABSTRAK
Tingkat konsumsi daging masyarakat Indonesia terbilang rendah. Betapa tidak, perkapita per tahunnya hanya sekitar 2 kilogram. Sementara, tingkat impor daging cukup tinggi mencapai 30 persen per tahunnya. Dalam setiap harinya, manusia makan untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan nutrisi. Selain faktor kuantitas, kualitas makanan merupakan hal yang sangat penting agar tubuh dapat tumbuh dengan optimal. Makanan yang berkualitas tentu mengandung bermacam-macam gizi. Salah satu gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh adalah protein. Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh di samping untuk perbaikan sel-sel yang rusak. Kebutuhan standar protein manusia dewasa sehari-hari ialah sebanyak 0.8 g protein per kg berat badan.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan protein. Untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4%. Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium. Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet.
Untuk optimalisasi penggunaan protein, maka konsumsi makanan sumber protein juga harus optimal, artinya bahwa asupan protein sesuai dengan kebutuhan, tidak kurang tidak lebih. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori yang dapat memenuhi kebutuhan protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jamur timar dapat digunakan sebagai bahan pengganti daging ayam dan daging sapi.
Kata Kunci: Jamur Tiram, Kebutuhan Protein, Daging Ayam dan Daging Sapi
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 3-19.
Gunawan AW, Agustina TW. 2009. Biologi dan bioteknologi cendawan dalam praktik. Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya. Hal. 77-83.
Pradnyamitha. 2008. Jamur tiram makanan para dewa. [terhubung berkala]. http://bayivegetarian.com/?tag=jamur-tiram [15 Jun 2009].
Pradnyamitha. 2008. Jamur tiram makanan para dewa. [terhubung berkala]. http://bayivegetarian.com/?tag=jamur-tiram [15 Jun 2009].
Sumarmi. 2006. Botani dan tinjauan gizi jamur tiram putih. Jurnal Inovasi Pertanian 4(2):124-130.
Trubus. 2007. Pijakan anyar jamur tiram. Jakarta: Trubus Swadaya. Hal. 21-27.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur_tiram
http://e-rara4mystudy.blogspot.com/2010/10/jamur-tiram-sebagai-pengganti-daging.html
http://poskota.co.id/berita-terkini/2011/08/04/konsumsi-daging-warga-indonesia -rendah.
http://mihardjo.wordpress.com/2010/05/12/kebutuhan-protein-tubuh/
http://forum.meremmelek.net/showthread.php?9744-Berapa-Kebutuhan-Protein-Anda