Pengertian Investasi dan Tujuan Investasi
Aset lancar lain yang sering nampak dalam neraca perusahaan adalah investasi aset keuangan atau sering disebut surat-surat berharga. Investasi dapat dimaksudkan sebagai sebagai komiten dana atau penggunaan dana untuk pembelian satu atau lebih aset dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Investasi ini dapat dilakukan dalam berbagai macam bentuk dan ukuran. Investasi dalam aset keuangan dapat berbentuk surat berharga kepemilikan berupa saham biasa atau saham preferen atau dalam bentuk surat berharga utang misalnya obligasi. Sedangkan ditinjau dari ukurannya dapat berupa pembelian seluruh saham perusahaan, pembelian beberapa lembar saham perusahaan atau obligasi.
Mengapa individu dan perusahaan mau melakukan investasi dalam saham dan obligasi?
Seseorang atau perusahaan mungkin akan melakukan investasi dengan tujuan untuk memperoleh dividen dan capital gain (selisih lebih harga jual surat berharga dibandingkan harga belinya).
Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi, seperti perusahaan sekuritas, reksadana, perusahaan asuransi, semuanya membeli saham dan obligasi dengan alasan yang sama dengan di atas.
Ada beberapa perusahaan lain yang melakukan investasi dalam saham dan obligasi dengan tujuan untuk mempengaruhi atau untuk mengendalikan perusahaan lainnya. Investasi dapat dimaksudkan sebagai sebagai komiten dana atau penggunaan dana untuk pembelian satu atau lebih aset dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang
Klasifikasi Investasi Saham
Investasi dalam saham merupakan aset bagi investor. Investasi yang dilakukan dapat bersifat jangka pendek dan jangka panjang.
1. Investasi lancar sering disebut juga dengan surat-surat berharga merupakan aset lancar. Agar dapat dikategorikan sebagai aset lancar dalam neraca, maka investasi tersebut haruslah likuid (dapat dengan mudah dikonversikan ke dalam bentuk kas). Selain itu, investor tersebut juga bermaksud untuk mengkonversikan investasi tadi ke dalam bentuk kas dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun atau mempergunakannya untuk membayar kewajiban lancar perusahaan. Beberapa contoh dari investasi lancar adalah sertifikat deposito dan saham atau obligasi perusahaan lainnya.
2. Investasi yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas akan digolongkan sebagai investasi jangka panjang yang termasuk dalam kategori aktiva non lancar dalam neraca.
Contoh investasi jangka panjang adalah saham dan obligasi yang akan dipegang oleh investor dalam jangka waktu yang lebih dari 1 tahun dan aktiva yang tidak dapat dipasarkan saat ini misalkan real estat yang tidak dipergunakan dalam operasi usaha.
Investasi dalam Saham
Untuk memulai pembahasan investasi dalam saham, terlebih dahulu kita harus mengetahui dengan jelas dua definisi kunci.
Orang atau perusahaan yang memiliki saham suatu perusahaan disebut dengan investor.
Sedangkan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut dinamakan dengan investee.
Jika anda memiliki saham PT. Bank BNI, maka Anda merupakan investor, sedangkan PT. Bank BNI sendiri kita sebut sebagai investee.
Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 1 tahun atau kurang
Orang atau perusahaan yang memiliki saham suatu perusahaan disebut dengan investor Sedangkan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut dinamakan dengan investee.
Suatu perusahaan dapat saja membeli saham perusahaan lain dengan tujuan untuk menginvestasi kelebihan kasnya dengan harapan dapat memperoleh dividen dan keuntungan dari hasil penjualan saham. Investasi seperti ini pada dasarnya jarang dilakukan. Kebanyakan perusahaan lebih suka untuk menginvestasi uang tersebut dalam bentuk persediaan, pegawai atau aktiva tetap yang dapat dipergunakan untuk menunjang operasi lini bisnis perusahaan sendiri. Jadi, tujuan perusahaan melakukan investasi pada investee kebanyakan adalah untuk mendapatkan hak pengendalian yang cukup besar dalam investee. Jika seorang investor memiliki 25% dari total saham investee yang beredar, berarti ia memiliki ¼ usaha investee tersebut. Selain itu, investor juga ¼ dari keseluruhan hak suara dalam pemilihan dewan direksi. Hal ini memungkinkan investor tersebut untuk memainkan peranan yang cukup besar dalam menentukan bagaimana investee melakukan operasinya. Investor yang memiliki lebih dari 50% saham yang beredar akan memegang kontrol atas investee.
Pengukuran dan Pencatatan Investasi Lancar
Investasi lancar harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih atau nilai yang lebih rendah antara biaya dan nilai realisasi bersih. Biaya investasi harus meliputi semua biaya pembelian dan biaya lain yang timbul sampai investasi tersebut diperoleh. Biaya pembelian investasi antara lain harga pembelian dan biaya komisi pialang.
Metode akuntansi yang dipergunakan untuk investasi bergantung pada klasifikasi apakah investasi tersebut merupakan investasi lancar atau merupakan investasi jangka panjang. Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 1 tahun atau kurang, dan investasi lainnya selain investasi lancar akan digolongkan sebagai investasi jangka panjang. Pencatatan yang berhubungan dengan investasi saham meliputi pencatatan pada saat perolehan, pada saat menerima pendapatan dan pada saat pelepasan.
1. Perolehan Investasi Saham
Surat berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek akan didebit pada akun surat berharga dengan nilai sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan adalah harga beli ditambah semua biaya pembelian misalnya biaya komisi, provisi, materai. Contoh, PT. Andalan pada tanggal 18 Agustus 2007 membeli saham PT. Matahari 200 lembar nominal Rp. 1.000 dengan harga Rp. 15.000,- per lembar. Biaya yang berkaitan dengan pembelian adalah Rp. 250.000,-. Maka pencatatan yang dilakukan oleh PT. Andalan adalah:
2. Perolehan Pendapatan dari Investasi Saham
Sedangkan pendapatan yang diperoleh dari investasi dalam surat berharga akan dicatat sebagai pendapatan lain-lain atau pendapatan di luar operasi. Contoh, jika pada tanggal 31 Agustus 2007 PT. Andalan menerima pembayaran dividen dari PT. Matahari sebesar Rp. 500,- per lembar, maka pencatatannya dilakukan sebagai berikut:
3. Pelepasan Investasi
Sesuai dengan tujuan investasinya, investasi jangka pendek ini dipegang dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, untuk dijual kembali atau dilepas. Pelepasan investasi jangka pendek bisa menimbulkan keuntungan atau kerugian. Keuntungan atau kerugian akan dicatat sebagai pendapatan lain-lain atau kerugian lain-lain. Contoh jika pada tanggl 20 September 2007 PT. Andalan menjual investasi saham PT. Matahari dengan harga jual Rp. 17.500 per lembar, maka pencatatan yang dilakukan adalah:
Penilaian Investasi Saham (Pelaporan pada Nilai Terendah antara Biaya dan Nilai Pasar) Karena prinsip konservatif dalam akuntansi, maka investasi lancar dalam saham harus dilaporkan pada nilai terendah antara biaya (harga perolehan) dengan nilai pasar. Metode pelaporan ini disingkat dengan nama LCM (lower of cost or market). LCM didasarkan pada pandangan bahwa kerugian dan bukannya keuntungan yang seharusnya dilaporkan sebelum penjualan aktiva terjadi. LCM akan diterapkan pada seluruh portofolio investasi lancar dan metode ini akan melaporkan jumlah yang lebih rendah antara biaya (harga perolehan) dengan nilai pasar total investasi lancar.
Misalkan PT. Jaya Sakti melakukan investasi lancarnya pada saham dari tiga perusahaan dengan harga perolehan dan nilai pasar sebagai berikut:
Portofolio Investasi Lancar PT. Jaya Sakti
Karena total nilai pasar dari portofolio investasi (Rp. 31.450.000,-) lebih rendah dibandingkan dengan biaya perolehannya (Rp. 32.202.800,-), maka neraca investasi akan melaporkan investasi lancar pada harga pasarnya, yaitu Rp. 31.450.000,-. Jurnal berikut ini akan dibuat untuk mencatat penurunan nilai surat berharga pada tanggal pelaporan keuangan:
Untuk mencatat penurunan nilai investasi lancar atau kerugian yang belum terealisir atas investasi lancar akan dilaporkan dalam laporan labarugi pada beban dan pendapatan lain-lain. Akun penyisihan akan dilaporkan sebagai akun kontra (contra account) terhadap investasi lancar di neraca sebagai berikut:
Aset Lancar
Alternatif lain yang sering dipergunakan adalah memperlihatkan nilai LCM pada neraca, dan melaporkan nilai yang lebih tinggi dalam catatan atas laporan keuangan, seperti terlihat dibawah ini:
Aset Lancar
Catatan: Investasi lancar dilaporkan pada nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai pasar. Pada tanggal 31 Desember 19-- besarnya biaya perolehan adalah Rp. 32.202.800,-. Jika biaya perolehan investasi lancar lebih rendah dibandingkan dengan nilai pasarnya, maka investor akan melaporkan nilai investasi lancar pada biaya perolehan dan mengungkapkan nilai pasar dalam catatan atas laporan keuangan.
Investasi Lancar Obligasi
Prinsip pengukuran, pengakuan dan penilaian untuk investasi lancar dalam obligasi sama dengan untuk investasi saham. Dalam hal obligasi maka pada waktu penjualannya timbul masalah bunga berjalan. Contoh, pada tanggal 1 Maret 2007 PT. Merdeka membeli obligasi PT. Telkom nominal Rp. 100.000,- per lembar dengan kurs 102. Bunga obligasi 12% setahun dibayarkan setiap 6 bulan sekali yaitu tanggal 1 Juli dan tanggal 1 Januari. Biaya provisi dan materei adalah Rp. 10.000,-. Tanggal 1 Agustus 2007 seluruh obligasi PT. Telkom dijual dengan kurs 104, biaya penjualan Rp. 2.000,-. Transaksi investasi di atas akan dicatat sebagai berikut:
Keterangan:
Harga perolehan:
Kurs × Nominal = 102/100 × Rp. 100.000,- = Rp. 102.000,-
Provisi dan materei = Rp. 10.000,-
Harga perolehan = Rp. 112.000 ,-
Bunga Berjalan:
Tanggal bunga terakhir : 1 Januari 2007
Tanggal pembelian : 1 Maret 2007
Periode bunga berjalan : 2 bulan
Bunga berjalan : 2/12 x12% × Rp. 100.000,- = Rp. 2.000,-
Keterangan:
Kurs × Nominal = 104/100 × Rp. 100.000 = Rp. 104.000
Biaya penjualan Rp. 2.000
Harga jual bersih Rp. 102.000
Bunga berjalan dihitung sejak 1 Juli 2007 sampai dengan 1 Agustus 2007
1/12 × 12% × Rp. 100.000 = Rp. 1.000,-
Laba rugi penjualan dihitung sebagai berikut:
Harga jual Rp. 102.000,-
Harga perolehan Rp. 112.000,-
Rugi penjualan Rp. 10.000,-