Motivasi Karir, Motivasi Kualitas, Motivasi Ekonomi Dan Motivasi Kecerdasan Intelektual
Akuntansi merupakan salah satu jurusan di Fakultas Ekonomi yang banyak diminati mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Ariani, (2004) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi. Selain itu mereka juga termotivasi oleh anggapan bahwa akuntan di masa mendatang akan sangat dibutuhkan oleh banyak organisasi dan perusahaan, khususnya di Indonesia. Namun demikian beberapa waktu belakangan ini, muncul banyak kasus dalam profesi akuntan, yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dalam profesi akuntan, sehingga dengan demikian timbul keraguan atas keandalan pendidikan tinggi akuntansi dalam menghasilkan tenaga akuntan yang profesional di Indonesia.
Menurut Sundem, 1993 (dalam Widyastuti, dkk. 2004) pendidikan akuntansi harus menghasilkan akuntan yang profesional sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan jasa akuntansi pada abad mendatang. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang profesionalisme sebagai akuntan tentunya tidak akan laku di pasaran tenaga kerja.
Pemberian gelar akuntan di Indonesia didasarkan pada Undang-Undang No.34 tahun 1954, yang menyatakan bahwa gelar akuntan diberikan kepada lulusan perguruan tinggi negeri yang ditunjuk pemerintah dan atau perguruan tinggi negeri yang memenuhi syarat untuk menghasilkan akuntan atas proses pendidikannya. Dengan demikian, terlihat adanya ketidakadilan (diskriminatif) di antara perguruan tinggi, terutama di antara perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.
Menurut Machfoed, 1998 (dalam Widyastuti, dkk, 2004) proses perolehan gelar akuntan yang bersifat diskriminatif tersebut, akan mempunyai beberapa kelemahan diantaranya adalah tidak meratanya tingkat profesionalisme para akuntan di pasaran tenaga kerja. Alasan inilah yang menyebabkan organisasi profesi akuntan (Ikatan Akuntan Indonesia) dan Departemen Pendidikan Nasional melalui Dirjen Dikti merasa perlu meninjau kembali peraturan yang berlaku untuk menghasilkan akuntan yang profesional. Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 179/U/2001 tentang penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), dan Surat Keputusan Mendiknas Nomor. 180/P/2001 tentang Pengangkatan Panitia ahli Persamaan Ijasah Akuntan, serta ditandatanganinya Nota Kesepahaman (MoU) pada tanggal 28 Maret 2002, antara Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan Dirjen Dikti Depdiknas atas pelaksanaan pendidikan profesi akuntan, yang pada akhirnya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) di Indonesia dapat terealisasi setelah sekian lama ditunggu oleh berbagai kalangan khususnya para penyelenggara pendidikan akuntansi yang lulusannya tidak secara otomatis mendapatkan gelar dengan sebutan akuntan.
Dengan dimulainya pelaksanaan PPAk, maka gelar akuntan bukan lagi dimonopoli Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tertentu yang diberi hak istimewa oleh Depdiknas, tetapi sudah menjadi hak bersama bagi semua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Dengan demikian dapat diharapkan para akuntan dimasa mendatang, khususnya dalam era globalisasi ekonomi, akan menjadi akuntan yang profesional di tingkat global.
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) penting bagi mahasiswa jurusan akuntansi, sebab PPAk dapat memberikan kontribusi untuk menjadi seorang akuntan yang profesional. Mengingat pentingnya PPAk bagi mahasiswa Akuntansi meka diperlukan motivasi dari dalam diri mahasisa terhadap minat untuk mengikuti PPAk, yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan mahasiswa tersebut.
Dalam penelitian Muhamad Ikbal (2011) meneliti tentang pengaruh motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi kualitas terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk,yang dilaukan di Universitas Diponegoro Semarang Jwa Tengah, sedangkan dalm penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi kualitas dan motivasi kecerdasan intelektual terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
Motivasi
Motivasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998) adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau Motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Susilo (dalam Simarmata, 2002) mengatakan bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Selanjutnya Widyastuti, dkk, (2004) menyatakan bahwa motivasi seringkali diartikan sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motivasi merupakan suatu tenaga yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku di dalam perbuatannya yang mempunyai tujuan tertentu.
Supardi dan Anwar (2004) mengatakan motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Dari definisi tersebut diatas dapat dilihat bahwa :
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi atau tenaga dalam diri pribadi seseorang.
b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan yang mengarah ke tingkah laku seseorang.
c. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Seterusnya dinyatakan bahwa motivasi mempunyai dua bentuk, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.
a. Motivasi positive, merupakan proses untuk memperngaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu.
b. Motivasi negativ, merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau dengan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara paksa
Factor-faktr motivasi yang mempengaruhi mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi terrdiri dari:
a. Motivasi karir
Merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya.
b. Motivasi kualitas
Merupakan dorongan yang timbul dalam diri seserong untuk memiliki dan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas dengan baikdan benar.
c. Motivasi ekonomi
Merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai penghargaan finansial yang diinginkan.
d. Motivasi Kecerdasan Intelektual
Merupakan kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungannya dengan efektif
1. Minat
Stiggins (1994) menyatakan bahwa minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang. Dimensi afektif ini mencakup tiga hal penting yaitu (1) berhubungan dengan perasaan mengenai obyek yang berbeda; (2) perasaanperasaan tersebut memiliki arah yang dimulai dari titik netral ke kubu yang berlawanan, tidak positif dan tidak negatif; (3) berbagai perasaan yang memiliki intensitas yang berbeda, dari kuat ke sedang ke lemah.
Aiken (1994) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya (Anastasia dan Urbina, 1997). Selanjutnya, minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran antara perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecederungan lain yang mengarahkan seseorang kepada suatu pilihan tertentu (Mappiare dalam Ginting, 2005).
Menurut Sandjaja (2006) minat merupakan suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Selain itu, minat juga merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. Meichati (1998) mengartikan minat sebagai perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas.
Menurut Widyastuti (dalam Ellya Benny dan Yuskar, 2005) menyatakan minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Selanjutnya Kamus Umum Bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan minat, yaitu :
a. Minat merupakan kesukaan yang didorong oleh suatu rasa ingin melakukan suatu tindakan
b. Minat merupakan suatu kecenderungan untuk terus mengamati apa yang disukainya.
c. Minat merupakan keinginan yang melebihi dari keinginan lain.
Pendidikan Profesi Akuntansi
Istilah profesi berasal dari bahasa Yunani, professues berarti suatu kegiatan atau pekerjaan yang dihubungkan dengan sumpah atau janji yang bersifat religius, sehingga ada ikatan batin bagi seseorang yang memiliki profesi tersebut untuk tidak melanggar dan memelihara kesucian profesinya. Menurut International Federation of Accountants dalam Ellya Benny dan Yuskar (2006) yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi. Keahlian tersebut mencakup bidang akuntan publik, akuntan internal yang bekerja pada perusahaan, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.
Menurut International Federation of Accountants (Regar 2003) yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja pada pemerintah atau akuntan sebagai pendidik
Selanjutnya, Moenaf (1997) dalam Azizul Kholis (2002) menyebutkan ciri-ciri dari sebuah profesi yaitu:
1. Memiliki pengetahuan yang seragam (common body of knowledge) yang diperoleh dari proses pendidikan yang teratur yang dibuktikan dengan tanda lulus (ijazah) yang memberikan hak untuk melakukan suatu pekerjaan.
2. Pengakuan masyarakat atau pemerintah mengenai kewenangan untuk memberikan jasanya kepada khalayak ramai karena keahliannya yang merupakan monopoli profesi untuk memberikan jasa di bidang tertentu.
3. Suatu wadah kumpulan dari anggota berupa organisasi profesi untuk mengatur anggotanya serta dilengkapi dengan kode etik.
4. Mengutamakan dan mendahului pelayanan di atas imbalan jasa, tetapi
5. Tidak berarti bahwa jasanya diberikan tanpa imbalan. Cara ini yang membedakannya dengan kegiatan usaha.
Selanjutnya ciri dari suatu profesi sebagaimana disebut oleh Carey dalam Ellya Benny dan Yuskar (2006) antara lain, adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang keahlian tersebut
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan yang diselenggarakan setelah menempuh pendidikan strata satu ekonomi jurusan akuntansi dengan tujuan untuk mendapatkan gelar Akuntan (Ak). Hal ini sesuai dengan isi SK Mendiknas No. 179/U/2001, perihal pemberian gelar akuntan (Ak), yaitu sejak tanggal 31 Agustus 2004 seluruh lulusan S1 Jurusan Akuntansi tidak lagi bergelar Akuntan (Ak). Dasar hukum dari pelak-sanaan PPA adalah:
1. Naskah Kerjasama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI)
2. SK Mendiknas 179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi.
PPAk adalah suatu usaha yang bertujuan untuk menghasilkan akuntan profesional dengan standardisasi kualitas akuntan di Indonesia. Kurikulum dan silabus PPAk sudah didesain untuk untuk memenuhi persyaratan untuk menjadi akuntan professional yang ditentukan oleh International Financial Accounting Committee (IFAC). Adanya PPAk diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan khususnya akuntansi. Pendidikan akuntansi selayaknya diarahkan untuk memberi pemahaman konseptual yang didasarkan pada penalaran sehingga ketika akhirnya masuk ke dalam dunia praktik dapat beradaptasi dengan keadaan sebenarnya dan memiliki resistance to change yang rendah terhadap gagasan perubahan atau pembaruan yang menyangkut profesinya tersebut (Suwardjono, 1992).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan dapat dikatakan sebagai profesi jika pekerjaan tersebut didapatkan melalui proses pebdidikan terlebih dahulu, memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan kode etiknya, serta memberikan kepercayaan kepada masyarakat.
Rerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis
Menurut Hall (1986) dalam Samiaji (2004) karir dapat diartikan sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan dengan perjalanan kerja seseorang sepanjang kehidupan kerjanya. Karir juga dipandang sebagai rangkaian “promosi” atau tranfer lateral untuk memperoleh pekerjaan yang mempunyai beban tanggung jawab lebih tinggi/ penempatan posisi yang lebih baik dalam hirarki pekerjaan seseorang sepanjang kehidupan kerjanya (Cascio dan Awad, 1981). Karir juga dapat didefenisikan sebagai semua pekerjaan yang dimiliki seseorang sepanjang kehidupan kerjanya (Werther dan Davis, 1996) dalam Samiaji (2004).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi karir adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai kedudukan, jabatan atau karir yang lebih baik dari sebelumnya.
Berdasarkan uraian mengenai karir di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Motivasi karir berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi(PPAK)
Motivasi kualitas merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya dalam bidang yang ditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar.
Berdasarkan uraian di atas mengenai kualitas calon akuntan maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H2: Motivasi kualitas berpengaruh terhadap minat ahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi(PPAK)
Motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka untuk mencapai penghargaan finansial yang diinginkan. Secara umum penghargaan finansial terdiri atas penghargaan langsung dan penghargaan tidak langsung.
Berdasarkan uraian di atas mengenai motivasi ekonomi maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H3: Motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat ahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi(PPAK)
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya bagi seorang dalam memilih pendidikan profesi akuntansi adalah kecerdasaan yang dimilikinya. Seorang individu yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi. Hal ini kecerdasan intelektual yang dimiliki mahasiswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengambil pendidikan profesi akuntansi.
Berdasarkan uraian di atas mengenai motivasi kecerdassan intelektual maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H4: Motivasi kecerdasan intelektual berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi(PPAK)
Analisis mengenai motivasi mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAK) menunjukan motivasi kemungkinan besar berperan dalam menentukan minat seorang mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAK)
Berdasarkan uraian mengenai motivasi, maka dapat diajukan hipotesis secara bersama-sama sebagai berikut:
H5: motivasi karir, motivasi kualitas motivasi ekonomi dan motivasi kecerdasan intelektual berpengaruh terhadap minat ahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi(PPAK)
DAFTAR PUSTAKA
Widyastuti, Suryaningsum dan Juliana. 2004. ”Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi”Simposium Nasional Akunt
Kholis, Azizul. Dan moenaf “ciri-ciri sebuah profesi”. Media Akuntansi, 28 September 2002
Benny, Ellya dan Yuskar. 2006. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Simposium Nasional Akuntansi IX.
Ferdinand. 2006. Ukuran penelitiann explorasi dan reliabilitas yang sedang dan, Metode Penelitian Manajemen, BP Undip. Semarang
Arief, Sritua. 1993. Metode Penelitian Ekonomi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Arsyad, Lincolin. 1997. Peramalan Bisnis. Jogjakarta: BPFE UGM
Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Blum M.L. and Balinsky. 1973. Counseling and Psychology. Tokyo: Prentice Hall. Inc and Charles E. Tuttle Company
Djarwanto, Ps. 1996. Statistik Induktif. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE UGM.
2001. Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian. Edisi
Kedua. Yogyakarta: Liberty.
Effendi, Rochman. 2000. Persepsi Mahasiswa, Akuntan, dan Pemakai Jasa
Akuntansi terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi. Thesis, Program
Pascasarjana. UGM. Yogyakarta.
Fauzi, Hasan. 1998. Sistem Pendidikan Akuntansi Indonesia: Evaluasi, Tantangan dan Harapan. Jurnal Perspektif, hal 202-208.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar. 2000. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Indriantoro Nur, dan Bambang Supomo. 1998. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE UGM.
Islahuddin dan Soesi. 2002. Persepsi Terhadap Kualitas Akuntan Menghadapi
Tuntutan Profesionalisme di Era Globalisasi. Jurnal Manajemen dan Bisnis,
Vol. 4, No. 1, Januari, hal 1-18.
Istiwiyanto, Sujarwo. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendidikan Sepanjang Kehidupan. Terjemahan Child Development. Jakarta: Erlangga.
Kholis, Azizul. 2002. Kontribusi Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) terhadap
Pengembangan Profesi Akuntan Indonesia: Sebuah Analisis Historis dan
Orientasi Masa Depan. Media Akuntansi Edisi 30/Des 2002-Jan 2003.
Kurniawati, Indriani Budi. 2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS untuk Mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA). Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi-UNS.
Machfoedz, Mas’ud. 1997. Strategi Pendidikan Akuntansi dalam Era Globalisasi. Jurnal Perspektif, hal 64-75.
1998. Survey Minat Mahasiswa untuk Mengikuti Ujian Sertifikasi
Akuntan Publik. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 13 No. 4, 110-124