Pengertian Dan Faktor-Faktor Kompetensi
A. Pengertian Kompetensi
Saat ini banyak organisasi yang menggunakan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi. Hal ini dilakukan agar sumber daya manusia tersebut mampu memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan.
Kompetensi merupakan faktor kunci penentu bagi seseorang untuk menghasilkan kinerja yang sangat baik. Dalam situasi kolektif, kompetensi merupakan faktor kunci penentu keberhasilan suatu organisasi.
Kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Kompetensi yang dimiliki seseorang harus mampu mendukung pelaksanaan strategi organisasi dan mendukung perubahan yang dilakukan manajemen.
Untuk mengidentifikasi kompetensi yang diperlukan maka individu harus mengerti tentang tujuan organisasi dan langkah-langkah strategis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi serta mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai dampak paling besar terhadap kinerja organisasi.
Kata kompetensi mempunyai kata dasar kompeten yang berarti cakap, mampu atau terampil. Secara umum kompetensi adalah tingkat keterampilan, pengetahuan, dan tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang individu dalam melaksanakan tugas organisasi yang dibebankan kepada pekerja. Konsep kompetensi modern diperkenalkan pada tahun 1970-an dan pada tahun 1973 David McClelland seorang profesor dari Harvard University dalam artikel yang berjudul “ Testing for competence rather for intelligence “ menyimpulkan bahwa tes potensi akademik tidak mempunyai korelasi signifikan terhadap unjuk kerja seseorang.
McClelland memfokuskan penelitiannya kepada pengukuran karakteristik seseorang yang mempunyai dampak langsung terhadap prestasinya dan karakter inilah yang akhirnya disebut McClelland sebagai kompetensi. McClelland mendefinisikan kompetensi sebagai karakter yang mendasar yang dimiliki seseorang yang berpengaruh langsung terhadap, atau dapat memprediksikan kinerja yang sangat baik. Kompetensi juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan ditempat kerja. Termasuk diantaranya adalah untuk mengaplikasikan keterampilan, kemampuan, pengetahuan serta menunjukan karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dan dibutuhkan individu untuk memampukan individu tersebut untuk melakukan tugas dan tanggung jawab secara efektif serta meningkatkan standard kualitas proesional dalam pekerjaan mereka.
Wayne Mondy dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia mengatakan bahwa kompetensi meliputi sekumpulan luas pengetahuan, keterampilan, sifat dan perilaku yang bisa bersifat teknis, berkaitan dengan keterampilan antar pribadi atau berorientasi bisnis. Menurut Michael Armstrong dan Angela Baron sebelum adanya kompetensi, harus terdapat kemampuan (competence) yang menggambarkan apa yang dibutuhkan seseorang agar mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik. Kemampuan ini memberikan perhatian kepada akibat dari usaha yang dilakukan dan hasil yang diperoleh terhadap masukkan.
Maka kompetensi menurut Michael Armstrong dan Angela Baron lebih mengacu kepada dimensi-dimensi perilaku sehingga sering disebut sebagai kompetensi perilaku yaitu bagaimana seseorang dapat berperilaku ketika melakukan perannya dengan baik.
Spencer,L.M, Jr dan Spencer, S.M. mendefinisikan kompetensi sebagai suatu karakteristik dasar dari seseorang individu yang secara sebab akibat berhubungan dengan referensi ukuran efektif. Referensi ukuran efektif atau criterion reference berarti bahwa kompetensi pada dasarnya memprediksikan siapa yang kinerja baik atau jelek, seperti diukur pada kinerja yang spesifik atau standar.
Karakteristik dasar berarti kompetensi itu merupakan bagian dari kemampuan untuk bertahan dari kepribadian seseorang dan dapat memprediksi perilaku dalam situasi dan pekerjaan yang lebih luas.
Sedangkan hubungan sebab akibat menjelaskan adanya hubungan kompetensi yang menyebabkan atau memprediksikan perilaku dan kinerja.
Dari beberapa pengertian kompetensi tersebut diatas, maka dapat di simpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan menjalankan tugas atau pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan didukung oleh sikap yang menjadi karakteristik individu dengan memenuhi standar yang telah disepakati bersama didalam sebuah organisasi.
Terdapat tiga faktor yang menyebabkan keberhasilan suatu organisasi, yaitu kompetensi kepemimpinan, kompetensi pekerja dan tingkatan dimana budaya korporasi memperkuat dan memaksimalkan kompetensi.
Faktor-Faktor Kompetensi
Sejalan dengan definisi kompetensi tersebut, maka terdapat beberapa faktor yang mendukung kompetensi. Faktor-faktor ini yang akan menjadi kapabilitas seseorang sehingga individu tersebut mempunyai kompetensi. Faktor-faktor tersebut merupakan gabungan dari sifat pribadi, keterampilan dan pengetahuan yang meliputi :
1. Sifat-sifat pribadi yang merupakan karakteristik dan kualitas seseorang yang dibawa ketempat kerja, seperti kejujuran, empati, stamina individu
2. Keterampilan merupakan keterampilan kerja yang dibutuhkan dalam bidang tugas masing-masing
3. Pengetahuan yaitu sesuatu yang dibutuhkan seseorang untuk menerapkan sifat dan keterampilannya secara efektif
Sifat pribadi, keterampilan dan pengetahuan ini akan menjadi satu kesatuan yang akan menjadikan seseorang mempunyai kecakapan dalam pekerjaannya sehingga mampu untuk memberikan hasil terbaik sesuai dengan standar organisasi yang telah disepakati bersama. Faktor-faktor tersebut juga dapat dijadikan indikator untuk menilai tahap prestasi para pekerja berada pada tahap prestasi tertinggi dan juga menilai keefektifan seorang pekerja tersebut.
Karakteristik Kompetensi
Lyle M. Spencer et al memberikan lima karakteristik dasar dari sebuah kompetensi. Kelima karakteristik dasar tersebut meliputi :
1. Motif, yang didefinisikan sebagai sesuatu yang terus menerus diinginkan dan dipikirkan oleh seseorang sehingga mendorong seseorang tersebut untuk melakukan tindakan.
2. Sifat, yang merupakan karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi dan informasi.
3. Konsep diri yang merupakan perilaku, nilai-nilai yang dianut seseorang dan kesan pribadi seseorang.
4. Pengetahuan yaitu informasi mengenai seseorang yang memiliki bidang substansi tertentu.
5. Keahlian yang merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas dan mental tertentu
McClelland berpendapat bahwa kompetensi bisa dianalogikan seperti gunung es dengan keterampilan dan keahlian pada puncaknya sedangkan peran sosial, citra diri, trait dan motif berada pada bagian dasar gunung es tersebut yang tak terlihat. Secara lebih terperinci, karakteristik kompetensi menurut McClelland terdiri atas :
1. Keterampilan : yaitu keahlian atau kecakapan melakukan sesuatu dengan baik.
2. Pengetahuan : yaitu informasi yang dimiliki atau dikuasai seseorang dalam bidang tertentu.
3. Peran sosial : citra yang diproyeksikan seseorang kepada orang lain.
4. Citra diri : adalah persepsi individu tentang dirinya.
5. Trait : yaitu karakteristik yang relatif konstan pada tingkah laku seseorang.
6. Motif : adalah pemikiran atau niat dasar yang konstan yang mendorong individu untuk bertindak atau berperilaku.
Menurut McClelland keterampilan dan pengetahuan lebih mudah untuk dikenali dan relatif lebih mudah untuk dibentuk dan dikembangkan melalui proses belajar dan pelatihan yang relatif singkat. Sebaliknya peran sosial, citra diri dan motif lebih sulit untuk diidentifikasi serta membutuhkan waktu lebih lama untuk memperbaiki atau mengembangkannya.
Fenomena kompetensi adalah seperti gunung es, yaitu yang tampat pada permukaan hanyalah keterampilan dan pengetahuan, sedangkan yang tidak tampak meliputi motif, sifat dan konsep diri.
Michael Armstrong dan Angela Baron mengklasifikasikan kompetensi menjadi tiga tingkatan yaitu :
1. Kompetensi inti (core competence) adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh semua orang secara menyeluruh dalam suatu organisasi.
2. Kompetensi generik (generic competence) disebut juga kompetensi fungsional karena kompetensi ini harus dimiliki oleh semua orang yang memiliki pekerjaan yang sama.
3. Kompetensi peran spesifik (role-spesific competence) disebut juga sebagai kompetensi manajerial yaitu kompetensi khusus untuk suatu peran yang unik atau spesifik sehingga dapat melakukan suatu tugas tertentu dalam suatu organisasi.