Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Perpustakaan
1. Pengertian Perpustakaan
Sebelum dijelaskan pengertian perpustakaan universitas, perlu diketahui disini bahwa jenis perpustakaan itu bermacam-macam. Para ahli telah mencoba mengelompokkan jenis-jenis perpustakaan. Yang menentukan jenis atau perpustakaan adalah tujuan didirikan, koleksi yang memiliki dan masyarakat pemakai perpustakaan tersebut.
IFLA (internasional federation of library association) mengelompokkan perpustakaan kedalam lima jenis, yaitu :
1. Perpustakaan nasional
2. Perpustakaan umum
3. Perpustakaan khusus
4. Perpustakaan perguruan tinggi
5. Perpustakaan sekolah
Menurut IFLA, perpustakaan nasional ialah perpustakaan yang diselenggarakan oleh Negara pada tingkat nasional sebagai tempat mendokumentasikan seluruh penerbitan yang dilakukan di Negara yang bersangkutan dan terbitannya yang mengenai Negara itu.
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didirikan dan di selenggarakan atas swadaya masyarakat dan untuk masyarakat umum yang meliputi seluruh lapisan dalam wilayah tertentu.
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan untuk menunjukan kegiatan program lembaga-lembaga yang yang bersifat khusus, atau instansi untuk memperlancar kedinasan.
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi maupun perpustakaan lembaga penelitian dilingkungan perguruan tinggi.
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan pada suatu sekolah guna menunjang program belajar mengajar dan mengadakan penellitian sederhana serta rekreasi.
Mengenai perpuatakaan sekolah telah dikemukakan dalam alat yang vital dalam setiap program pendidikan, pengajar dan penelitian (sederhana) bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Definisi tersebut mengandung makna bahwa
Perpustakaan adalah sarana vital dalam menunjang fungsi sekolah yang meliputi pendidikan, pengejaran dan penelitian (research) dan mengabdian kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan fungsi universitas perpustakaan pada umumnya, yaitu : edukatif, informative, dan rekreatif.
Dengan demikian jelaslah bahwa perpustakaan adalah sarana yang penting dalam menunjang fungsi sekolah, apalagi perpustakaan merupakan gudang ilmu pengetahuan yang banyak di garap oleh kaum cerdik pandai. Ini berarti bahwa sekolah adalah suatu kompenen yang cukup penting dalam mempercepat laju pembangunan nasional. Dengna kata lain bahwa perpustakaan dan sekolah masing-masing tidak dapat berdiri sendiri, perpustakaan di satu pihak merupakan tempat mencetak tenaga intelektual masing-masing unsur yang termuat dalam kedua lembaga itu akan merupakan potensi yang tidak boleh dilupakan didalam gerak pembangunan bangsa.
2. Tujuan Perpustakaan
Pada lembaga pendidikan, perpustakaan mempunyai tujuan “untuk membentuk memperlancar dan menyukseskan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah yang bersangkutan”.
Dari kutipan diatas jelaslah bahwa tujuan perpustakaan ini adalah sebagai salah satu alat penunjang dalam proses pendidikan yang sangat penting, dalam hubuungan dengan buku-buku dan informasi yang tidak habis-habisnya. Dengan kata lain bahwa standar suatu sekolah banyak ditentukan oleh standar yang dicapai oleh perpustakaan yang bersangkutan.
Untuk dapat tercapainya tujuan perpustakaan tersebut maka perpustakaan perlu dibina dan didayangkan sehingga mampu berperan sebagai pusat informasi ilmu dan teknologi dalam menunjang kegiatan belajar mengajar, meneliti melalui bahan pustaka serta dapat memberikan hiburan yang sehat ( pusat rekreasi) bagi mahasiswa.
3. Fungsi Perpustakaan
Pembinaan dan pendayagunaan perpustakaan sedemikian itu sesuai dengan fungsi dengan fungsi perpustakaan sekolah yang meliputi :
1. Jantung dari semua program pendidikan sekolah yang bersangkutan, yaitu ia harus mampu membantu dan menjadi pusat kegiatan-kegiatan pendidikannya. Metode belajar dan mengajar modern yang lebih menekankan kepada individualized instruction hanya mungkin dapat dilaksanakan bila perpustakaannya memang fungsional untuk maksud itu.
2. Pusat alat-alat dan bahan-bahan peraga pengerjaran atau instructional materials centre. Dalam membentu memperlancar jalannya proses belajar serta praktikum, perpustakaan dapat menyediakan bahan-bahan dan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh para guru dan mahasiswa pada saat belajar di dalam kelas, perpustakaan, laboratorium-laboratorium dan seterusnya.
3. Clearing house (pusat pengumpulan/penyimpanan) bagi semua penerbitan dari dan tentang daerahnya ataupun dalama bidang ilmu pengetahuan tetentu.
4. Social centre (pusat kegiatan social) dan kegiatan kultural masyarakat setempat.
Mendayagunakan perpustakaan sekolah berarti menjadikan perpustakaan mampu menjalankan fungsinya terutama koleksi bukunya tidak sekedar koleksi, melainkan untuk dibaca. Melalui perpustakaan inilah diharapkan muncul generasi yang gemar membaca dan cinta ilmu pengetahuan. Untuk mewujudkan fungsi perpustakaan tersebut perlu adanya kesadaran bagi para siswa untuk memanfaatkannya serta dalam usaha memperluas wawasan pengetahuan, siswa harus banyak berkecimpung di perpustakaan. Siswa harus bisa mendayagunakan sumber-sumber pengetahuan tersebut demi kemajuan dan pembangunan bangsa. Dengan demikian ilmu amaliyah, amal ilmiah, akan dapat sejalan. Kalau demikian perpustakaan sekolah akan benar-benar dapat sesuai dengan amanat yang dipikulnya.
4. Sistem Pelayanan Perpustakaan
Pekerjaan perpustakaan dibagi dua kelompok pekerjaan, yaitu :
1. Pengadaan bahan pustaka.
2. Pelayanan kepada pembaca.
Kedua kelompok pekerjaan itu saling berkaitan. Tanpa koleksi yang cukup dan teratur, maka pelayanan terhadap pembaca tidak akan berjalan dengan baik dan berakibat pembaca tidak berminat ke perpustakaan. Mengenai pengadaan bahan pustaka dan pengaturannya lebih banyak berkenaan dengan pengadaan dan tata ruang, berarti berkaitan pula dengan masalah biaya (dana). Untuk itu maka diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak. Hal yang sangat penting pula berkenan dengan pendayagunaan perpustakaan. Walaupun buku lengkap dan teratur, walaupun pelayanannya kurang baik maka perpustakaan akan sepi (tidak dikunjungi).
Dalam hal pelayanan perpustakaan dikenal ada dua system pelayanan, yaitu:
1. System pelayanan tertutup
2. System pelayanan terbuka
System pelayanan tertutup ialah “si pembaca tidak dapat langsung ke rak buku”.
Dengan system tertutup ini berarti pembaca hanya dapat mengatahui koleksi melalui katalog. Sedangkan yang dimaksud dengan system pelayanan terbuka adalah:
Pembacaan dapat langsung ke rak buku. System ini sangat menguntungkan bagi pembaca, tetapi bagi perpustakaan resiko buku hilang sangat besar. Dengan system terbuka pembaca dapat langsung melihat-lihat bukunya, sehingga ada kemungkinan menemukan bahan yang sangat penting yang belum diketahui sebelumnya. Untuk mengembangkan minat baca dan meningkatkan penguasaan perpustakaan, kebiasaan dan meningkatkan penguasaan perpustakaan, kebiasaan melihat-lihat (browinh)dan membuka sejenak (setidak-tidaknya daftar isi) sangat dianjurkan.
Dari keterangan mengenai kedua system pelayanan diatas dapat diperoleh gambaran tentang baik buruk atau untung ruginya dari masing-masing system. Dengan system tertutup, kebaikan atau keburukannya, susunan buku lebih terjamin untuk tetap teratur sesuai system klasifikasi dan lebih praktis bagi pembaca dengan memeriksa daftar katalognya saja dan menulis buku yang dikehendakinya.kelemahannya lebih banyak memerlukan tenaga (personalia) perpustakaan untuk dapat melayani dengan baik kehenda pengunjung, pembaca kurang bebas untuk mengganti buku yang tidak ada (sedang dipinjam).
Sedangkan system terbuka mengandung kebaikan atau keburukannya antara lain dalam pelayanan lebih effisien tenaga dan bagi pembaca apalagi buku yang diinginkan tidak ada, dapat langsung memilih buku yang lain atau yang sejenis.
Khusus bagi pembaca yang belum mempunyai rencana buku-buku yang akan dipinjam mereka dapat tertarik meminjam buku setelah melihat wujud (bentuk buku).
Akan tetapi bentuknya atau kerugiannya yang ditimbulkan susunan buku bias rusak (tidak teratur) shingga merepotkan petugas perpustakaan dan dapat membingungkan bagi pembaca untuk mencari buku yang dikehendaki.
D. Keadaan Dan Kegiatan Membaca Para Responden
Untuk mengetahui secara jelas hubungan pengelolaan perpustakaan dengan minat bacaan mahasiswa, perlu terlebih dahulu diketahui dalam hal ini dilakukan terhadap responden. Sebagaimana disebutkan dalam pendahuluan, dan telah direncanakan dalam desain riset bahwa yang akan di jadikan sampel berjumlah 113 orang yang terdiri dari semester VIII, 8 orang semester VI, semester IV 45 dan semester II 50 mahasiswa.