Pengertian Alur
Seorang pengarang dalam menggerakkan cerita tentu dengan jalan mengalirkan kisah itu melalui peristiwa demi peristiwa, sehingga jalan cerita dapat dimengerti oleh pembacanya. Jalan cerita tersebut layaknya disebut alur. Lebih jelasnya alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pengarang dalam suatu cerita.
Jenis Alur
a. Alur Lurus atau Progresif
Apabila peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis atau runtut. Cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks), dan akhir (penyelesaian). Alur progresif biasanya menunjukkan kesederhanaan dalam penceritaan, tidak berbelit-belit, dan mudah diikuti. Ini merupakan alur yang paling dominan digunakan dalam karya fiksi.
b. Alur Sorot Balik atau Flash-Back
Disebut juga alur regresif, yakni urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya fiksi tidak bersifat kronologis. Cerita dimungkinkan dimulai dari tahap tengah atau akhir baru kemudian tahap awal cerita. Teknik pembalikan cerita dapat dilakukan melalui perenungan, penuturan kepada tokoh lain secara lisan maupun tertulis maupun penceritaan masa lalu tokoh lain.
c. Alur Campuran
Apabila dalam sebuah karya fiksi terdapat dua macam alur, yaitu progresif-regresif. Kedua alur tersebut digunakan secara bergantian. Menurut Suharianto dalam Meiga kedua alur yang digunakan dijalin dalam kesatuan yangpadu sehingga tidak menimbulkan kesan adanya sebuah cerita atau peristiwa yang terpisah baik waktu maupun kejadiannya. (2007:20)
Bagian-Bagian Alur
Alur drama disajikan dalam urutan babak dan adegan.
a. Babak
Babak adalah bagian terbesar dari drama. Pergantian babak bisa ditandai dengan layar yang turun, atau lighting sejenak dimatikan. Pergantian babak biasanya menandai pergantian latar (di panggung pergantian properti), baik latar waktu, atau latar tempat/ruang, atau keduanya.
b. Adegan
Adegan adalah bagian dari babak. Satu babak dapat terdiri atas beberapa adegan. Sebuah adegan hanya menggambarkan satu suasana. Pergantian adegan tidak selalu disertai pergantian latar.
Struktur Alur
Secara sederhana alur drama harus memiliki:
a. Bagian pembuka: eksposisi
Tahapan ini mengi-sahkan tentang kejadian yang telah terjadi dan yang sedang terjadi. Agar penikmat tidak merasa ahistoris dengan cerita yang sedang disajikan
b. Komplikasi
Tahap ini adala awal mula ketegangan dihadirkan. ketegangan akan menaik, lambat atau cepat menjadi keras.
c. Klimaks
Tahap ini adalah dimana tegangan tikaian atau konflik mencapai puncaknya.
d. Resolusi
Konflik telah memperoleh peleraian. Tegangan akibat terjadinya konflik mulai menurun.
e. Keputusan
Penyelesaian (catastrophe: tragedi, denoument: komedi)
ADS HERE !!!