Pengertian Seni Teater
Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas adalah segala tontonan yang dipertunjukan didepan banyak orang, namun secara sempit teater merupakan drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media: percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb. Fungsinya bisa sebagai hiburan, katarsis, kritikan, atau hanya sekadar eksplorasi.
Perkembangan Teater di Indonesia
Tradisi teater sudah ada sejak dulu dalam masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dengan sudah adanya teater tradisional di seluruh wilayah tanah air. Seiring perkembangannya, seni teater bukan hanya sebagai hiburan namun menjadi media kritik yang hebat. Dinamika perkembangan seni teater juga menuai berbagai kritik tajam, seiring dengan kualitas pelaku seni dan konsep ceritanya. Menurut ST Wiyono Seniman teater dari wisma seni TBJT Solo, pertunjukan seni teater harus selalu adaptatif dan peka terhadap perkembangan zaman. Teater tradisional nusantara seperti tonil, kethoprak, itu mengutamakan improvisasi dalam permainannya dan penonton bisa bersantai dalam menikmatinya namun terjadi perubahan dengan sekarang yang terkesan serius, dan terlalu ketat terjebak pada naskah atau teks.
Pada masa sekarang apresiasi masyarakat masih bagus untuk dunia teater, dengan bukti banyaknya sekolah-sekolah yang mempunyai ekstrakurikuler teater, namun peran perintah terhadap seni teater masih kurang, sehingga banyak komunitas teater yang kurang berkembang dan belum bisa dijadikan sebagai pegangan hidup.
Jenis-Jenis Teater
a. Teater Rakyat (tradisional)
Pertunjukan hanya dilaksanakan dalam kaitan dengan upacara tertentu, seperti khitanan, perkawinan, selamatan dan sebagainya. Contoh-contoh teater rakyat adalah sebagai berikut Ketoprak, Srandul, Jemblung, Gatoloco di Jawa Tengah, Lenong, Blantek, dan Topeng Betawi di Jakarta, dll.
b. Teater Klasik (keraton)
Segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat (penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerajaan. Contohnya Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Golek, dan Langendriya.
c. Teater Modern
Teater modern merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater Barat. Jenis teater seperti Komedi Stambul, Sandiwara Dardanela, Sandiwara Srimulat, dan sebagainya merupakan contoh teater modern. Dalam Srimulat sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan Ludruk atau Ketoprak, jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor, dan properti lain menggunakan teknik Barat.
Teater sudah membudaya dalam kehidupan bangsa kita. Dalam teater, penonton tidak hanya disuguhi pengetahuan tentang baik/buruk, dan indah/ jelek, tetapi ikut menyikapi dan melihat action. Contoh Teater Modern yaitu drama, teater, sinetron dan film. Ciri-ciri Teater Modern adalah panggung tertata, ada pengaturan jalan cerita, tempat panggung tertutup.
Unsur-unsur Teater
Unsur-unsur dalam teater antara lain adalah naskah, skenenario, pemeran. Sedangkan macam-macam peran yaitu peran utama, peran pembantu, peran tambahan atau figuran, sutradara dan properti.
Teater Koma
Didirikan di Jakarta, 1 Maret 1977. Hingga 2011, sudah memproduksi 121 pementasan, ditelevisi maupun di panggung Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki dan Gedung Kesenian Jakarta. Sering melakukan kiprah kreatifitasnya di Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, TVRI dan Gedung Kesenian Jakarta. Awalnya teater koma mengawali kegiatan dengan 12 seniman (kemudian disebut sebagai Angkatan Pendiri). Kini, kelompok didukung oleh sekitar 30 anggota aktif dan 50 anggota yang langsung bergabung jka waktu dan kesempatannya memungkinkan.
Teater Koma bisa juga disebut sebagai teater tanpa selesai. Arti nama dari Teater Koma adalah sebuah metafora yang mengartikan ‘gerak berkelanjutan, senantiasa berjalan, tiada henti, tak mengenal titik'. Pencarian wujud dan isi teater yang lebih kaya warna, akan menjadi prioritas utama. Teater koma juga mengusung semangat memanggung roh teater tradisional berupa goro-goro yang spontan dalam sebuah pertunjukan teater modern.
Tujuan pokok yang menjadi landasan dalam bekerja;
1. Membentuk kelompok menjadi wadah, semacam workshop, yang berupaya mencari berbagai kemungkinan pengucapan lain. Naskah-naskah drama yang digali kandungan idenya, lebih diutamakan karya para penulis Indonesia. Kemudian, workshop akan diarahkan menuju perencanaan pementasan.
2. Menyiapkan calon seniman dan pekerja teater yang tangguh. Pembinaan terhadap calon seniman dilakukan secara tak resmi. Intim dan spontan, tapi intensif. Lewat omong-omong dan diskusi. Akan diundang seniman- budayawan di luar kelompok untuk memandu pembahasan sebuah topik yang punya keterkaitan dengan seni-budaya. Akan diselenggarakan pula latihan dasar yaitu olah tubuh, nafas, vokal, dan berbagai pengetahuan teater.
Keakraban dengan kehidupan nyata adalah sumber daya kreatif para seniman teater. Bukan sebuah ‘istana asap’ yang harus diciptakan. Karena pada suatu ketika, akan diketahui bahwa yang dibangun hanyalah ‘istana asap’ belaka. Lalu akan datang kekecewaan dan teater pun ‘dibenci’.
Teater koma, kelompok teater independen dan bekerja lewat berbagai pentas yang mengkritisi situasi-kondisi sosial-politik di tanah air, dan sebagai akibat, harus menghadapi pelarangan pentas serta pencekalan dari pihak yang b e r w e n a n g . B e r b a g a i u p a y a j u g a d i l a k u k a n l e w a t ‘ p r o g r a m apresiasi’ (PASTOJAK, Pasar Tontonan Jakarta, yang digelar selama sebulan penuh diPKJ-TIM, Agustus1997, diikuti oleh 24 kelompok kesenian dari dalam dan luar negeri).
Teater Koma yakin, teater bisa menjadi salah satu jembatan menuju suatu keseimbangan batin dan jalan bagi terciptanya kebahagiaan yang manusiawi. Jujur, bercermin lewat teater, diyakini pula sebagai salah satu cara untuk mengasah daya akal sehat, daya budi, dan hati nurani. Teater Koma, kelompok kesenian nirlaba yang konsisten dan produktif. Dikenal punya banyak penonton yang setia. Pentas-pentasnya sering digelar lebih dari 2 minggu, bahkan pernah berpentas lebih dari satu bulan dan menarik penonton terdiri dari orang-orang dari segala usia dan dari semua lapisan masyarakat. Teater Koma pun juga menawarkan harga tiket pertunjukan yang terjangkau agar seluruh lapisan masyarakat dapat menonton pertunjukan Teater Koma.
Menurut narasumber, penonton akan tersentuh dengan melalui cerita drama dan menurutnya seni dapat mempengaruhi orang untuk bertindak. Teater Koma bermain dan berinteraksi dengan khalayak yang semakin besar yang menjadikannya kuat dan didirikan sebagai entitas penting dalam teater Indonesia. Teater Koma mempunyai target pertunjukannya minimal sekali dalam setahun namun mereka tetap berusaha untuk membuat paling tidak tiga produksi dalam setahun, dengan catatan satu kali produksi besar, dua kali produksi kecil dengan ketentuan besar kecil tersebut merupakan banyaknya orang yang terlibat dalam suatu pertunjukan.
Mengenai tema-tema yang diangkat oleh teater koma dalam setiap pertunjukannya, biasanya tema cerita berdasarkan bapak N. Riantiarno selaku pimpinan Teater Koma namun tidak menutup kemungkinan untuk usulan dari masing-masing anggota, karena pada tiap naskah yang akan dipentaskan pasti akan melalui porses bedah naskah bersama seluruh anggota Teater Koma.
Karakteristik Teater Koma
• Menyajikan produksi teater sebagai campuran dari sindiran politik, kritik terselubung, musik kencang, bergaya akting, dan umumnya bersemangat kinerja.
• Teater Koma disebut "teater meriah" dan resep eklektik ini merupakan pembauran dari teater modern dengan teater rakyat yang bukan hanya sedap dipandang, enak dinikmati dan menyatu, tapi juga intim dengan masyarakat, dekat, akrab dan bermakna.
• Teater Koma murni pertunjukan seni teater, mereka tidak bekerja secara komersil atau dengan kata lain menjual nama dramawannya dalam promosinya.
• Semangat memanggung dengan roh teater tradisional berupa goro-goro yang spontan dalam sebuah pertunjukan teater modern.
• Gaya opera lengkap dengan gerak/tari, menyanyi baik solo maupun bersama.
Pertunjukan-Pertunjukan yang Telah di Gelar
Teater Koma banyak mementaskan karya N. Riantiarno. Antara lain; Rumah Kertas, Maaf.Maaf.Maaf., J.J, Kontes 1980, Trilogi OPERA KECOA (Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini), Opera Primadona, Sampek Engtay, Banci Gugat, Konglomerat Burisrawa, Pialang Segi Tiga Emas, Suksesi, RSJ atau Rumah Sakit Jiwa, Semar Gugat, Opera Ular Putih, Opera Sembelit, Samson Delila, Presiden Burung-Burung, Republik Bagong, Republik Togog, Tanda Cinta.
Juga menggelar karya para dramawan kelas dunia; The Comedy of Error dan Romeo Juliet karya William Shakespeare, Woyzeck/Georg Buchner, The Three Penny Opera dan The Good Person of Shechzwan/Bertolt Brecht, Orang Kaya Baru-Kena Tipu-Doea Dara-Si Bakil-Tartuffe/Moliere, Women in Parliament/ Aristophanes, The Crucible/Arthur Miller, The Marriage of Figaro/ Beaumarchaise, Animal Farm/George Orwell, Ubu Roi/Alfred Jarre, The Robber/Freidrich Schiller, The Visit/Der Besuch der Alten Damme/Kunjungan Cinta/Friedrich Durrenmatt, What About Leonardo?/Kenapa Leonardo?/Evald Flisar.
Sie Jin Kwie Kena Fitnah
Teater Koma melanjutkan kisah pahlawan berbaju putih, Sie Jin Kwie, dengan lakon terbarunya, Sie Jin Kwie Kena Fintah. Desain kostum dan properti memukau kembali berpadu dengan tarian menawan serta nyanyian dan musik khas. Pertengahan abad ke-7, di negeri Cina. Waktu berlalu, Kaisar Dinasti Tang Lisibin memerintah negeri yang kian makmur. Sementara itu, Raja Muda Sie Jin Kwie memerintah wilayahnya dengan adil dan bijaksana.
Sayang seribu sayang, Sie jin kwie jatuh dalam perangkap yang dirancang oleh Biejin dan suaminya, Litocong, dibantu oleh pengurus rumah tangga mereka, Thiojin. Siejinkwie difitnah berlaku tidak senonoh. Surat pengaduan dikirim kepada Kaisar. Tanpa pikir panjang, Kaisar langsung naik pitam dan berniat menghukum mati Siejinkwie.
Banyak pihak yang berusaha menolong Siejinkwie. Liukimhwua, istri Siejinkwie, dan putri mereka, Siekimlian, didukung para sahabat sang Raja Muda, berupaya keras meredakan amarah kaisar. Di tengah kemelut itu, datang tantangan perang dari negeri asing. Negeri Tang di ujung tanduk, sebab panglima perang andalan mereka sedang menanti hukuman mati.
Kisah ini merupakan metafora lingkaran setan penegak hukum yang “serba fitnah” di Indonesia sekarang ini, dimana hukum elite berpihak kepada penguasa dan masyarakat tidak dapat berbuat apa-apa, bagaimana elite politik memilih menyalahkan orang lain daripada introspeksi diri atas kekeliruannya, hukum elit yang perpihak kepada penguasa. s e l a i n i t u j u g a m a s i h a d a n y a nepotisme dalam menjalankan hukum yang berlaku di indonesia sehingga saat ini Indonesia kehilangan pahlawannya.
Latar Belakang Pemilihan Lakon Sie Jin Kwie
Pertunjukan teater koma tahun ini bercerita mengenai sindiran politik yang terjadi di Indonesia, dengan membawakan kisah klasik cina Sie Jin Kwie Kena Fitnah. Pertunjukan ini diatur untuk menghibur penggemar teater dengan campuran drama opera Cina dan pertunjukan wayang. Pimpinan Produksi juga mengatakan pertunjukan akan menampilkan banyak dramawan, lebih dari 200 kostum berwarna-warni nuansa Cina, 17 musisi dan penyanyi, sebuah ensemble instrumen besar serta alat peraga seperti pedang, tombak dan lentera kertas.
Cerita Sie Jin Kwie pertama kali diterbitkan di Indonesia pada tahun 1894 sebelum versi novel grafis diterbitkan di versi serial oleh majalah Star Weekly pada tahun 1953. N. Riantiarno merupakan penggemar seri seni bela diri Cina dan mengatakan bahwa cerita Sie Jin Kwie mencerminkan situasi di Indonesia, dikarenakan Indonesia tidak mempunyai pahlawan jadi kadang- kadang mudah untuk membuat tampilan koruptor besar seperti selebriti.
Berdasarkan hasil Konferensi Pers di Cikini, pemilihan lakon Sie Jin Kwie ini dikarenakan kondisi sosial politik yang mirip dengan kondisi Indonesia saat ini. Diharapkan menjadi sebuah cermin dari fenomena yang sekarang terjadi di Indonesia, banyaknya intrik dalam politik dan dendam. Karena hanya seni dan budaya yang Indonesia punya, maka melalui teater dengan bergaya metafora teater koma menyampaikan kepada penonton mengenai situasi kondisi sosial politik di tanah air. Diharapkan para penonton tidak hanya mendapatkan hiburan karena pertunjukan ini tidak hanya menampilkan seni drama namun juga terdapat perpaduan antara tarian, nyanyian, wayang dan musik yang khas namun juga mendapatkan makna yang besar dari cerita Sie Jin Kwie Kena fitnah dan sebagai jembatan perenungan akan fenomena yang sedang terjadi saat ini. Keunikan dari cerita ini, juga karena banyak ditemukan berbagai macam fitnah yang berkembang di masyarakat Indonesia.