Pengaruh Kebudayaan Dalam Masyarakat Global
Kebudayaan dan Peradaban
1. Pengertian Kebudayaan
Ditinjau dari dari segi bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “ buddhayah ”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti atau akal.
Pendapat lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi daya, yang berarti budi dan daya. Karena itu mereka membedakan antara budya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.
Mengenai definisi “ kebudayaan ”, telah banyak sarjana-sarjana ilmu sosial yang mencoba menerankan, atau setidak-tidaknya telah menyusun definisinya. Ada 2 orang sarjana antropologi yaitu A.L Kroeber dan C. Kluckhohn, yang pernah mengumpulkan sebanyak mungkin definisi tentang kebudayaan yang termaktup dalam banyak buku-buku yang berasal dari banyak pengarang dan sarana. Terbukti ada 160 macam definisi tentang kebudayaan, yang kemudian dianalisis dicari intinya dan klasifikasikan dalam berbagai golongan, dan kemudian hasil penyelidikan itu diterbitkan dalam suatu buku yang bernama “ Culture, a Critical Review of Concepts and Definitionns ” pada tahun 1952.
Adapun ahli antropologi yang merumuskan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Taylor, menulis dalam bukunya yang terkenal “ Primitive Culture ”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral hukum, aday istiadat dan kemampuan lainya, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Definisi lain dikemukakan oleh R. Linton dalam bukunya “ The Cultural Background of Personaliti ”, bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukun dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
Dari definisi-definisi di atas tersebut dapat kita ambil kesimpualn, bahwa abgi ilmu sosial, arti kebudayaan adalah sangat luas, yang meliputi kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan yan harus didapatkan dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyrakat. Dan di dalam bahasa inggris kata culture itu dalam adab yang lalu menglami pergeseran arti sebagi berikut:
a) A general state or habit of the mind
b) The general state of intelectual development in a Sosiety as awhole
c) The general bodi of the arts
d) Awhole way of life, material, intelectual and spritual.
Di dalam masyarakat ramai kebudayaan sering diartikan sebagai the general bodi of the arts, yang meliputi seni sastra, seni musik, seni pahat, seni rupa, pengetahuan filsafat atau bagain-bagian yang indah adri kehidupan masyarakat. Dalam penggunaan seperti ini pengertian kebudayaan ditempatkan di samping pengertian ekonomi, politik, hukum, sedangkan dalam pengertian ilmu sosial kebudayaan adalah seluruh cara hidup sesuatu masyarakat.
2. Pengertian Kebudayaan dan Perdaban
Peradaban berasal dari kata adab yang artinya kesopanan, kehormatan, budi bahasa, etiket dan sebagainya. Lawan kata dari kesopanan yaitu biadab, kasar, kurang ajar, tak tahu pergaulan dan sebagainya.
Menurut ahli antropologi De Haan, peradaban diperlawankan dengan kebudayaan. Perdaban adalah seluruh kehidupan sosial, ekonomi dan ilmu teknik. Jadi semua bidang untuk keunaan praktis.
Sedangkan kebudayaan adalah semua yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih tinggi dan murni yang berada di atas tujuan praktis dalam hibungan masyarakat misalnya musik, puisi, etik, agama, ilmu filsafat dan lain-lain. Ajdi lapisan atas adalah kebudayaan, sedang lapisan bawah adlah peradaban.
Kaum Humanis ( Pendukung De Haan ) menganggap bahwa pengusaan kehidupan praktis ( peradaban ) atas kehidupan rohaniah hanya mementingkan kehidupan sehari-hari atau kehidupan material semata-mata, sedang di pihak lain hanya mementingkan kehidupan rohaniah atau kebudayaan.
Hal ini ditentang oleh golongan lain yang menganggap bahwa tertib sosial, ekonomi, politik, hukum, ternyata tidak hanya mementingkan soal keperluan praktis, tetapi ia juga menyinggung kehidupan kebudayaan dan harus di bentuk oleh manusi berdasarkan pandangan kebudayaan.
Seorang sarjana alin yaitu sedilot mengatakan, bahwa peradaban adalah khazanah pengetahuan dan kecakapan teknis yang meningkat dari angkatan ke angkatan dan sanggup berlanjut terus. Tak ada suatu kawanpun yang suka mencari, memperkaya, mewariskan pengetahuan atau kebudayaan kecuali manusia.
Diyinjau dari segi morfologi, peradaban mempunyai pengertian alin. Apa lagi kebudayaan itu sampai ke tingkat yang bersifat mesin, sehingga ia membeku berarti ia sampai pada tingkat peradaban. Demikian sebaliknya.
Wujud Kebudayaan dan Unsu-unsurnya
1. Wujud Kebudayaan
Menurut Pro. Dr. Koentjoroningrat menguraika tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam, yaitu:
A. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.
Yang di maksut dengan wujud ideal kebudayaan adalah sifatnya abstrak, tidak dapat di raba dan di foto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan dalam arsip komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan itu tidak tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu sistem, disebut sistem budaya atau cultural system, yang dalam bahasa indonesia disebut adat istiadat.
B. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusi dalam masyarakat.
Maksutnya adalah yang disebut dengan sistem sosial atau social system, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktifitas-aktifitas manusia yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sstem sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa diobservasi, di foto dan didokumentir.
Wujud kebudayaan sebagai benda-banda hasil karya manusia.
Maksutnya yag di sebut dengan kebudayaan fisik yaitu, seluruh hasil fisik karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bisa di raba, di foto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan di atas tersebut dalam kehidupan masyarakat tidak terpisah satu dengan yang lainnya. Kebudayaan ideal dan adat-istiadat mengatur dan mengarahkan tindakan manusia baik gagasan, tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayyaan secara fisik. Sebaiknya kebudayaan fisik membentuk kebudayaan tertentu yang makin menjauhkan manusi dari lingkungan alamnya sehingga bisa mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya.
2. Unsur-unsur Kebudayaan
Ada pun unsur-unsur kebudyaan yang bersifat universal yang dapat kita sebut sebagai isi pokok setiap kebudayaan di dalam dunia ini, yaitu:
A. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari-hari misalnya: pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata dan sebagainya.
B. Sistem mata pencaharian dan sistem ekonomi. Misalnya: pertanian, peternakan, dan sistem produki.
C. Sistem kemasyarakatan, misalnya: kekerabatan, istem perkawinan, sistem warisan.
D. Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan amupun tertulis.
E. Ilmu pengetahuan.
F. Kesenian, misalnya: seni suara, seni rupa, seni gerak.
G. sistem religi.
Masing-masing kebudayaan universal ini pasti menjelma dalam ketiga wujud budaya di atas tersebut, yaitu wujud sistem budaya, sistem sosial, dan unsur budaya fisik.
Perlu dimengerti bahwa unsur-unsur kebudayaan yang membebtuk struktur kebudayaan itu tidak berdiri lepas dengan yan lainnya. Kebudayaan bukan hanya sekedar merupakan jumlah dari unsur-unsurnya saja, melainkan merupakan keseluruhan dari unsur-unsur tersebut yang saling berkaitan erat ( integrasi ), yang membentuk kesatuan yang harmonis. Masing-masing unsur saling mempengaruhi secara timbal balik. Apabila terjadi perubahan salah satu unsur, maka akan menimbulkan perubahan pada unsur yang lain pula.
Hubungan antara Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan
1. Hubungan Manusia dengan Masyarakat
Manusia hdupnya selalu di dalam masyarakat. Hal ini bukan hanya sekedar ketentuan ( konstateren ) semata-mata, melainkan mempunyai arti yang lebiah dalam, yaitu bahwa hidup bermasyarakat itu adalah rukun bagi manusia agar benar-benar dapat mengembangkan budayanya dan mencapai kebudayaanya. Tanpa masyarakat hidup manusia tidak dapat menunjukkan sifat-sifat kemanusiaan. Misalnya Caspar Hauser yang berumur 18 tahun dia adalah anak yang diketemukan di Neurenberg ( Jerman ) belum pernah hidup bermasyarakat. Ternyata setelah dibawa ke dalam kehidupan bermasyarakat, ia tidak dapat berjalan dan berbahasa. Demikian pula dengan kala dan komala, 2 orang anak perempuan yang diketemukan dalam sarang serigala di India, ia juga mempunyai sifat-sifat seperti di atas tersebut.
2. Hubungan Mnusia dengan Kebudayaan
Dipandang dari sudut antropologi, manusia dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu:
1. Manusia sebagai makhluk biologi.
2. Manusi sebagai makhluk sosio-budaya.
Sebagi amkhluk biologi, amnusia dipelajari dalam ilmu bilogi atau anatomi, dan sebagai makhluk sosio-budaya amnusia dipelajari dalam antropologi budaya. Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusi, bagaimana manusia dengan akal budinya dan struktur fisiknya dapat mengubah lingkungan berdasarkan pengalamannya. Juga memahami, menuliskan kebudayaan yang terdapat dalammasyarakat manusia.
Akhirnya terdapat suatu konsepsi tentang kebudayaan manusia yang menganalisis masalah-masalah hidup sosial-kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata memberi gambaran kepad kita bahwa sanya hanya manusialah yang ammpu berkebudayaan. Sedangkan pada hewan tidak memilki kemampuan tersebut. Mengapa hanya manusia saja yang dapat memilki kebudayaan..? hal ini dikarenakan manusia dapat belajar dan dapat memahami bahasa, yang kesemuanya bersumber pada akal manusia.
Jadi kesimpulannya. Bahwa hanya manusialah yang dapat menghasilkan kebudayaan, dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa adanya amnusia.
3. Hubungan Masyarakat dengan Kebudayaan
Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu, yang telah hidup cukup lama, dan mempunyai aturan-aturan yang mengatur mereka, untuk menuju kepada tujuan yang sama.
Dalam masyarakat, tidak akan di sebut suatu kelompok masyarakat tanpa adanya kelompok atau invidu-individu manusia yang saling keterantunga antara yanga satu dengan yanga lainnya. Hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan sanagat erat kaiatannaya dan tidak dapat dipisahkan antara keduanya, karena tanpa adanya kehidupan masyarakat maka tidak akan ada yang namanya kebudayaan, begitu juga dengan sebaliknya.
4. Hubungan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan
Dengan melihat uraian di atas tersebut, maka ternyata bahwa manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat lagi dipisahkan dalam arti yang utuh. Karena ketiga unsur inilah kehidupan makhluk sosial berlangsung.
Masyarakat tidak dapat dipisahkan dari pada manusia, karena hanya mnausia saja yang hidup bermasyarakat yaitu hidup bersama-sama dengan manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak. Seorang manusia yang tidak pernah mengalami hidup bermasyarakat, tidak dapat menunaikan bakat-bakat manusianya yaitu mencapai kebudayaan. Denga kata lain diamna orang hidup bermasyarakat, pasti akan timbul kebudayaan.
Adanya kebudayaan dalam aksyarakat itu merupakan bantuan yan besar sekali dalam individu-individu, baik sejak permualaan adanya masyarakat sampai kini, didalam melatih dirinya memperoleh dunianya yang baru. Dari setiap generasi amnusia, tidak lagi dan menggali yang baru, tetapi menyempurnakan bahan-bahan lama menjadi yang baru dengan berbagai cara, kemudian sebagai anggota generasi yang baru itu telah menjadi kewajiban meneruskan kegenerasi selanjutnya segal apa yang telah mereka pelajari dari masa lampau dan apa yang mereka sendiri telah tambahkan pada keseluruhan aspek kebudayaan itu.
Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah di dalam bertindak dan berfikir, sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dari sebab itulah kebudayaan itu tidak dapat dilepaskan dengan individu dan masyarakat.
Dan akhirnya dimana manusia hidup bermasyarakat disanalah ada kebudyaan, dan kesemuanya menjadi benda penyelidikan sosiologi.
Pengaruh Barat dan Kebudayaan Nasional
1. Pengaruh Barat
Kalu kita berbicara tentang kebudayaan barat atau yang biasa disebut dengan kebudayaan modern, semuanya itu bermula pada zaman Renaisance. Ketika Vasco da Gama sebagai wakil kebudayaan barat berhasil mengelilingi Afrika dan mendarat di Kalikut, maka terbentanglah bagi seluruh Asia suatu sejarah baru. Sejak itulah bangsa Eropa yang sudah modern itu berbondong-bondong datang ke Asia dan secara perlahan-lahan membenamkan cengkeraman kuku penjajahnya, yang mebuat sengsara bangsabangsa di benua ini, termasuk Indonesia. Bangsa-bangsa Portugis, Inggris dan belanda salng berdatagan ke Nusantara kita. Kedatangan mereka yang bermula berlatar belakang pedagangan itu kemudian berubah menjadi penjajahan. Pada saat itulah kebudayaan menjadi berubah total akibat dari adanya penjajahan tersebut.
2. Kebudayaan Nasional Indonesia
Berbicara mengenai kebudayaan nasional, kita tidak bisa menghindarkan kenyataan bahwa berbagai pihak sedang mendiskusikannya dan belum kunjung tuntas. Dari Medan diskusi para budayawan tersebut dapat di tarik dua pendapat, yaitu:
1. Kebudayaan nasional adalah berupa puncak dari budaya suku-suku yang menghuni bumi Nusantara ini.
2. Kebudayaan Nasional adalah hasil sintesa dari berbagai jenis budaya suku tersebut, yang membentuk pola baru
Memang sampai sekarang belum tercapai kesepakatan bulat tentang dua macam pendapat tersebut. Setelah kita mempelajari sejarah perkembanga Kebudayaan Indonesia sebagaimana telah terpapar di atas, nampak jelas betapa heterogenitas bangsa Indonesia. Berbagai macam ras yang berdatangan, gelombang demi gelombang yang melanda Nusantara di sepanjang sejarahnya, diikuti pula dengan percampur-bauran darah antara mereka dan peduduk setempat, makin memantapkan keragaman manusia Indonesia sebagai pendukung budayanya.
Lingkungan alam tempat di mana manusia Indonesia itu hidup juga beraneka ragam. Dengan demikian faktor manusia dan lingkungan yang sangat beragam itu jelas menentukan bentuk budaya yang beragam pula. Ragam manusia di Indonesia yang tercermin dalam suku-suku sudah tentu membentuk budaya suku-suku itu, di aman masing-masing hidup dalam lingkungan alam geografis yang berbeda. Perbedaan itu masih ditambah pula dengan perbedaan latar belakang sejarah dan sistem ekonominya. Jadi secara ringkas bisa dikatakan bahwa, di dalam keperbedaan itulah suku-suku bangsa Indonesia membudaya.
kesimpulan
Pengaruh Kebudayaan dan peradaban didalam masyarakat itu sangat berpengaruh dan berperan penting di dalam kehidupan secara kerseluruhan atau Global, baik itu dari segi budaya dan agama. Kebudayaan dan peradaban tidak akan tercipta tanpa adanya kehidupan manusia di dalamnya, begitu juga sebaliknya. Tanpa adanya manusia, suatu kebudyaan dan peradaban tidak akan ada dalam lingkungan masyrakat dan tidak akan tercipta di dalam dunia ini. Jadi kesimpulannya, hubungan antara manusia atau amsyarakat dengan kedua hal tersebut sangat erat kaitannya sehingga tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abu Ahmadi, Drs. Antropologi Budaya, CV. Pelangi, Surabaya, 1986.
2. Supribadi Satrosupono, M. Ilmu Budaya Dasar, UKSW, Salatiga, Tiga, 1987.