Pengertian Sejarah
Istilah “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata Syajaratun yang memiliki arti “pohon kayu”. Pengertian pohon kayu disini menunjukan adanya suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang suatu hal atau peristiwa dalam suatu kesinambungan (kontinuitas) (Dadang Supardan, 2007: 341). Dalam bahasa lain, peristilahan sejarah disebut juga histore (Perancis), geschite (Jerman), histoire atau geschiedenis (Belanda), serta history (inggris) (Dudung Abdurrahman, 1999: 2). Semuanya sama-sama mengandung pengertian yang sama, yaitu masa lampau umat manusia. Sehingga menurut pengertian yang paling umum, kata sejarah atau history berarti masa lampau umat manusia.
Menurut Abromowitz (Supardan, 2007: 342) bahwa”…history is a chronology of ivents”. Selanjutnya Costa (Supardan, 2007: 342) mendifinisikan sejarah sebagai “…record of the whole human experience”. Jadi menurut Costa bahwa sejarah pada hakikatnnya merupakan catatan seluruh pengalaman baik secara individu maupun secara kolektif bangsa/ nation dimasa lalu tentang kehidupan umat manusia. Selain itu dalam kamus umum bahasa Indonesia oleh W. J. S Poerwadarminta (Tamburaka, 2002: 32) disebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian, yaitu:
(1). Kesustraan lama; silsilah; asal-usul.
(2). Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
(3). Ilmu pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Dari beberapa keterangan diatas, jelas pendapat mengenai perhatian terhadap peristiwa-peristiwa masa lalu berada dibawah ruang lingkup penulisan sejarah, yang muncul lambat laun selama berabad- abad. Namun untuk lebih jelasnya perlu dikutif beberapa definisi sejarah menurut beberapa ahli diantaranya:
1. Prof. Bernheim (Rustam E. Tamburaka: 2002) mendifinisikan sejarah sebagai “diegerchite ist de wisenchaft von die entwietlung der menrechen bettetiegung als soziele warssen”. Artinya sejarah adalah pengetahuan yang mempelajari tentang perbuatan manusia dalam perkembangannya sebagai mahluk sosial.
2. James Hervey Robinson (Helius Sjamsuddin: 2007) mengatakan bahwa sejarah, dalam arti yang luas adalah semua yang kita ketaahui tentang setiap hal yang pernah manusia lakukan , atau pikirkan, atau rasakan. (“history in the brodes sense of the world, is all that we know everything than man ever done, or thought or felt”)
3. R. G.kolingwood (rustam E. tamburaka: 2007) damal bukunya yang berjudul “the of history”, sebagai orang dialis dia menemukan dua dalil tentang sejarah yaitu:
Pertama; sejarah mempunyai arti yang kokoh untuk mempelajari alam pikiran manusia dan pengalaman-permgalamannya.
Kedua: sejarah bersipat unik, langsung dan dekat. Pengertian sejarah dapat menerobos hakikat yang mendalam dari kejadian yang sedang dipelajari serta dapat menghayati peristiwa yang sebenarnya dari alam. Mengerti sejarah berati menyelami untuk melihat dengan jelas pikiran pikiran yang didalamnya.
4 Prof. DR. Sartono Katordirdjo (Rusmen E. Tamburaka :2007) membagi sejarah menjadi dua pengertian yaitu: sejarah dalam arti bsubjektif dan sejarah arti objektif. Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu kontrakjsi bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Sedangkan sejarah dalam arti yang objektif menujukkan kepada kajian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses sejarah dalam aktualitasnya. Kejadian itu sekali terjadi dan tidak dapat berulang kembali.
Dari beberapa definisi sejarah menurut para hali di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sejarah adalah peristiwa masa lampau umat manusia yang hanya sekali terjadi (objektif) namun bisa dikonstuksi dalam penulisan sejarah sebagai manifestasi dari kehidupan manusia baik dalam kehidupannya sekarang maupun yang akan datang.
Sejarah sosial
Sejalan dengan perkembangan ilmu sejarah sampai saat ini telah muncul berbagai cabang ilmu sejarah menurut teman-teman yang memberikan sifat atau karaktistik tertentu pada berbagai ragam historiografi yang dihasilkan, diantara ada yang dikatagorikan sebagai sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah politik, sejarah kebudayaan, sejarah mentalitas, sejarah intelektual, sejarah demografi dan lain sebagainya, (helius sjamsuddin, 2007: 306). Sedangkan dalam tulisan ini akan dibahas mengenai sejarah dengan mengunakan pendekatan sejarah sosial masyarakat yang sering jugak disebut sejarah sasyarakat yang terpinggirkan. Sehingga masyarakat dalam penulisan sejarah tidak sebagai manusia-manusia tanpa sejarah.
Sebagai mana yang terkandung dari tema sejarah yang di usungnya yaitu sejarah sosial, maka sudah barang tentu didalamnya mengkaji sejarah tentang sejarah masyarakat (kemasyarakatan) (sjamsuddin, 2007: 307).
Adapun definisi sejarah sosial dan/atau sosiologi sejarah sebagai sejarah masyarakat, seringkali para sajarawan sendiri membuat definisi masing-masing yang tidak jauh berbeda, namun maksudnya sama yaitu mengkaji masyarakat. Beberapaa definisi yang di makdud tentang sejarah sosial memenurut beberapa ahli adalah sebabai berikut:
1. G. m. trevrlan (sjamsuddin: 2007) menyebut sejarah rakyat dengan menghilangkan politiknya(the histoty of a people with the politics left out)
2 Asa brings (sjamsuddin: 2007) menyebutkan bahwa sejarah sosial mengkaji sejarah dari orang-orang mikin atau kelas bawah, gerakan-gerakan sosial, sebagai kegiatan manusia seperti tingkah laku, adat-istiadat, kehidupan sehari-hari , sejarah sosial dalam hubungan dengan sejarah ekonomi
3. Desin smith (helius Sjamuddin:2007) mendefinisikan sejarah sosiah sebagai kajiaan tentang masa lalu untuk mengetahui bagaimana masyarakat-masyarakat bekerja dan berubah .
Sehubungan dengan beberapa definisi sejarah sosial diatas, ada kalanya juga sejarah sosial juga diartikan sebagai sejarah berbagai gerakan sosial, antara lain menycakup gerakan petani, buruh, mahasiswa, proses sosial dan lain sebagainya (saartono katordirdjo, 1993: 158).
Dari bebeerapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwasejarah sosial merupakan sejarah dari mayarakat bahwa pada umumnya baik itu merupakan kegiatan sehari-hari, kegiatan ekonomi, adat-istiadat, stratifikasi sosial dan lain sebagainya. Sekaligus mengkaji bagaimana masyarakat-masyarakt tersebut dalam kehidupan sosialnya, pekerjaannya maupun perubahannya dalam lintas sejarah…
Dengan mengunakan ilmu-ilmu sosial , sejarawan mempunyai kemampuan menerangkan yang lebih jelas, sekalipun kadang-kadang harus terikat pada model teoritisnya. Dan pada akhirnya sejarah sosial dapat mengambil paktor sosial sebagai bahan kajiannya (kuntowijoyo, 2003: 41).
Salah satu tema pokok dari bidang sejarah sosial sudah barang tentu yialah perubahan dalam konteks sejarahnya, dan merupakan dalam satu konsep yang sangat luas cakupannya, sesungauhnya proses sejarah dalam keseluruhannya, apa bila dikaji dari perspektif sejarah sosialnya, merupakan proses perubahan sosial dalam berbagai dimensi atau aspeknya.
Dipandang sebagainya proses modernisasi, prubahan sosial, yang kadang-kadang menjadi permasalahan sosial adalah adanya proses akulturasi. Artinya proses yang menycakup usaha masyarakat menghadapi pengaruh kultur dari luar dengan mencari bentuk penyesuaian komuditi berdasarkan kondisi berdasarkan nilai atau itiologi baru, suatu penyesuaian berdasarkan kondisi, disposisi, dan reprensi cultural, yang kesemuanya merupakan factor-faktor cultural yang menentukan sikap terhadap pengaruh baru (Sartono Kartodirdji, 1993: 160).
Sehubungan dengan pendapat di atas maka kehidupan sosial masyarakat di desa Jerowaru juga mengalami proses yang di sebut sebagai proses perubahan ini, atau lebih tepat dikatakan terjadinya proses adaptasi dengan pengaruh luar akibat adanya kontak sosial dalam masyarakt dan dalam beberapa aspek kehidupan.
mampat ilmu sejarah
Sejarah selalu dikaitkan dengan peristiwa atau kejadian masa lampau umat manusia, selaku sebuah cerita, sejarah menberikan suatu keadaan yang sebelumnya terjadi, berbeda dengan dongeng yang juga berbentuk cerita, tetapi hanya pelibur lara, sedangkan cerita sejarah, sumbernya adalah kejadian masa lampau/ masa dilamberdasarkan peningalan sejarah. Peningalan tersebut berupahasil perubahan manusia sebagai mahluk sosial (Rustam E. Tamburaka 2007: 7). Dari pengalaman manuaia tersbut kita dapat bercermin dan pemiliki perubahan-perubahan nama yang dapat dijadikan inspirasi dan perbuatan dan tindakan mana yang seharusnya dihindari.
Dengan demikian, mamfaat yang dapat kita petik dengan mengetahui sejarah adalah kita dapat lebih berhati-hati agar kegagalan yang pernah perjadi tidak terulang kembali. Sehing tetaplah kata kompuse, seorang filsof cina berkata “ sejarah mendidik kita supaya bertindak bijaksana. Selanjutnya Cicero (seorang ahli sejarah yunani) mengatakan “ history its magisstra vitae” artinya sejarah bermamfaat sebagai guru yang baik (bijaksana). Sehingga terciptalah sebuah cerita sejarah yang berdasar pada kenyataan, dalam bentuk peningalan atau sumber sejarah (Rustam E.Tamburaka, 2002: 7).