Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Syah (2000: 201) pengertian metode secara harfiah berarti
.cara. Dalam pemakian yang umum, metode diartikan sebagai cara
melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan
menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.
Menurut Muzayyin Arifin (1987: 100) pengertian metode adalah
cara, bukan langkah atau prosedur. Kata prosedur lebih bersifat teknis
administratif atau taksonomis. Seolah-olah mendidik atau mengajar hanya
diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi. Maka saling
ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses
kebersamaan menuju kearah tujuan tertentu.
Pengertian metode demonstrasi menurut Syah (2000: 208) adalah
.metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan
urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan.
Menurut Suaedy (2011) metode demonstrasi adalah suatu cara
penyampaian materi dengan memperagakan suatu proses atau kegiatan.
Metode ini sangat efektif diterapkan untuk menunjukkan proses suatu kegiatan. Metode ini bisanya digabungkan dengan metodeh ceramah dan
tanya.
Menurut Darajat (1995: 296) metode demonstrasi adalah metode
mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian
atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak
didik. Dengan menggunakan metode demonstrasi, guru atau murid
memperlihatkan kepada seluruh anggota kelas mengenai suatu proses,
misalnya bagaimana cara salat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Dari uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode
demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu hal
yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau keterampilan yang
didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing murid.
Semenjak zaman Nabi Muhammad SAW, bahkan semenjak awal
sejarah kehidupan manusia, penggunaan metode demonstrasi dalam
pendidikan sudah ada. Contohnya pada waktu itu Nabi, seorang pendidik
yang agung, banyak menggunakan metode demonstrasi perilaku keseharian
sebagai seorang muslim, maupun praktek ibadah seperti mengajarkan cara
sholat, wudhu dan lain-lain. Semua cara tersebut dipraktekkan atau
ditunjukkan oleh Nabi, lalu kemudian para umat mengikutinya.
Tujuan Metode Demonstrasi
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan. Begitu juga
dengan metode demonstrasi yang berkaitan dengan pendidikan atau
pengajaran. Adapun tujuan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan
cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu (Syah, 2000: 208).
Menurut Sudjana (2004: 217) tujuan dari metode demonstrasi adalah untuk
memperagakan atau mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan
dipelajari siswa.
Pendapat tersebut sejalan dengan Roestiyah yang menyebutkan
bahwa tujuan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan terhadap
anak didik bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling baik.
Dari berbagai uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
dari metode demonstrasi adalah untuk menghilangkan verbalisme dalam
materi pelajaran, sehingga siswa akan semakin mengerti, memahami dan
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari terhadap materi
yang telah dipelajarinya, sedangkan ditinjau dari sudut tujuan penggunaanya
dapat dikatakan bahwa metode demonstrasi bukan merupakan metode yang
dapat diimplementasikan dalam proses belajar mengajar secara independen,
karena metode demonstrasi merupakan alat bantu untuk memperjelas apaapa
yang diuraikan, baik secara verbal maupun secara tekstual. Metode
demonstrasi banyak dipergunakan dalam bidang ibadah, misalnya cara salat.
Langkah-langkah dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi
Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada
beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang
terdiri dari perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh
19
murid dan diakhiri dengan adanya evaluasi (Hasibuan dan Mujiono, 1993:
31).
Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang
diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
b. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar
dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif
untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan
mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan
demonstrasi tidak gagal.
d. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
e. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan,
sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu
supaya tidak gagal pada waktunya.
f. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk
memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
g. Selama demonstrasi berlangsung, harus diperhatikan
(1) Keteranganketerangan
dapat didengar dengan jelas oleh siswa,
(2) Alat-alat telah
ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat
dengan jelas,
(3) Telah disarankan kepada siswa untuk membuat
catatan-catatan seperlunya.
h. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa.
Sering perlu
diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba
melakukan demonstrasi.
Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya diadakan
uji coba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan
efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan
mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan praktek
secara lebih dini dan dapat peluang untuk memperbaiki dan
menyempurnakannya.
Langkah selanjutnya dari metode ini adalah realisasinya yaitu saat
guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses atau cara
melakukan sesuatu sesuai materi yang diajarkan.
Kemudian siswa disuruh
untuk mengikuti atau mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan
guru. Dengan demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik
emosi, intelegensi, tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung
itu memperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya
ingatnya mengetahui apa yang dipelajarinya.
Metode demonstrasi tepat digunakan apabila bertujuan untuk
memberikan keterampilan tertentu, memudahkan berbagai jenis penjelasan
sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari verbalisme,
membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses
dengan penuh perhatian sebab lebih menarik (Zuhairini, dkk., 1983: 94).
Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi Dalam Proses Belajar
Mengajar
Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar
memiliki arti penting. Banyak keuntungan psikologis-pedagogis yang dapat
diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain (Syah, 2000:
209):
a. Perhatian siswa lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri siswa.
Kekurangan metode demonstrasi (Yusuf dan Anwar, 1997: 53):
a. Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi memerlukan waktu dan
persiapan yang matang, sehingga memerlukan waktu yang bayak.
b. Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyak menyita biaya dan tenaga
(jika memakai alat yang mahal).
c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
d. Metode demonstrasi menjadi tidak efektif jika siswa tidak turut aktif
dan suasana gaduh.