Pengertian Penelitian Manajemen Pendidikan
Metodologi penelitian merupakan ilmu cara ilmiah yang digunakan untuk
melakukan penelitian, proses perencanaan. Selanjutnya, manajemen pendidikan
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien. Jadi, metodologi penelitian manajemen pendidikan adalah ilmu tentang
cara melakukan penelitian di bidang pendidikan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
Penelitian dalam bahasa inggris disebut “research”. Re artinya kembali
dan search artinya mencari. Jadi research berarti, pencarian kembali. Mengapa
dikatakan mencari kembali? Karena penelitian merupakan proses yang berjalan
secara terus menerus, suatu hasil penelitian tidak akan pernah bersifat final atau
tidak dapat diganggu gugat. Hasil penelitian seseorang harus tunduk pada
penelitian orang lain yang terakhir, jika data yang baru mampu membantah
kebenaran sebelumnya.
Hasil penelitian dikatakan tidak dapat dipertahankan terus mengingat
perubahan yang terus berlangsung dalam segala aspek kehidupan. Perubahan
dalam bidang teknologi dan budaya akan mempengaruhi perilaku, dan corak
berpikir seseorang, baik dalam belajar maupun dalam kehidupannya
bermasyarakat. Kadangkala penerapan teknologi dianggap sebagai cara
penyelesaian suatu masalah, ternyata sesudah diterapkan menimbulkan masalah
baru di lapangan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Jadi, penelitian adalah suatu proses yang dilakukan secara terencana dan
sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan yang timbul di
masyarakat, banyak cara yang dilakukan masyarakat misalnya: cara kebetulan,
trial and error (coba-coba dan salah), otoritas, spekulasi, dan melalui pengalaman.
Namun demikian cara-cara tersebut belum dapat dikatakan cara kerja ilmiah.
Berikut akan dijelaskan satu per satu.
a. Penemuan secara kebetulan
Seseorang pengembara sedang menderita penyakit demam dan
kambuh dalam waktu-waktu tertentu. Apabila ia sedang diserang, suhu
badannya naik, si penderita merasa kedinginan dan menggigil. Dengan susah
payah akhirnya sampailah si pengembara di tepi sebuah rawa. Pengembara
yang sedang haus ini terpaksa meminum air rawa itu walaupun rasanya sangat
pahit dan nampaknya berwarna semu merah. Sementara pada rawa itu nampak
sebatang pohon besar telah lama tumbang dan terendam dalam rawa. Ternyata air rawa yang kotor tersebut menyebabkann sembuhnya penyakit panas dingin
si pengembara.
Dengan kejadian itu, orang menggunakan air kulit pohon tersebut
untuk mengobati penyakit panas dingin. Berdasarkan hasil penelitian ternyata
pohon tersebut adalah pohon kina yang saat ini digunakan untok obat malaria.
b. Melalui trial and error (coba-coba dan salah)
Cara ini berbeda dari cara yang pertama. Karena pada trial and error
sudah terdapat usaha manusia untuk mencari kebenaran walaupun hanya
sekedar untung-untungan. Manusia telah mencoba mencari, kalau gagal coba
lagi, demikian seterusnya berulang-ulang.
c. Melalui otoritas atau kewibawaan
Pendapat yang sering dianggap sebagai kebenaran dikeluarkan oleh
orang yang mempunyai otoritas. Misalnya pada seminar, rapat atau diskusi
jika seseorang pemegang otoritas mengeluarkan pendapatnya dianggap sudah
benar tanpa penyelidikan terlebih dahulu. Penerimaan akan kebenaran
pendapat dari seseorang pemegang otoritas tidak berarti salah, terutama
mengenai gagasan-gagasan baru. Namun perlu diperhatikan kemungkinan
terjadi kesalahan bila otoritas atau kewibawaan itu mempengaruhi kebenaran
sehingga diterima mutlak.
d. Melalui spekulasi
Yang dimaksud dengan cara spekulasi adalah suatu tindakan
pemecahan masalah yang dipilih tanpa yakin bahwa cara tersebut betul-betul
efektif. Pemilihan cara pemecahan dilakukan dengan spekulasi “mudahmudahan
berhasil.” Jadi, dalam memilih satu jalan ia hanya dibimbing oleh
beberapa pertimbangan yang tidak begitu matang.
Seorang yang mempunyai pandangan yang tajam kadangkala dapat
juga membuktikan kebenaran. Spekulasi memikul risiko untung rugi atau
benar salah yang banyak.
e. Dengan berpikir kritik atau berdasarkan pengalaman
Pada cara ini, seseorang mencari kebenaran dengan jalan meneliti
lebih dahulu segala fakta yang diperoleh dari jenis pengalaman yang
langsung. Dari segala fakta inilah kita menarik kesimpulan umum.
Contoh silogisme:
Semua manusia harus mati
Adi adalah manusia
Kesimpulan: Adi harus mati.
Tingkat kebenaran pada cara ini sangat ditentukan pada dua hal yaitu:
- kemampuan berpikir;
- jenis-jenis pengalaman.
Dapat dikatakan disinilah
bermula metode penelitian. Namun berpikir serupa ini belum dikatakan
penelitian ilmiah. Kalau cara penemuan di atas tidak dapat dikatakan ilmiah.
Bagaimana pula penelitian ilmiah?
Surakhmad, (1990) mengemukakan bahwa metode penelitian ilmiah
yang dimaksud adalah suatu cara mencari kesimpulan kebenaran dengan
kegiatan yang sistematik dan terkontrol secara empiris terhadap sifat-sifat dan
hubungan-hubungan antara berbagai variabel yang diduga terhadap
fenomena/gejala yang diteliti.
Pada penelitian ilmiah sikap peneliti harus objektif, langkah-langkah
kerja penelitian meliputi:
- Perumusan masalah dan tujuan
- Perumusan hipotesis
- Penetapan metode kerja
- Pengumpulan data
- Pengolahan data
- Menyimpulkan hasil penelitian
- Publikasi hasil penelitian
Suharsimi, (1992) mengatakan ada tiga syarat penting dalam
melakukan penelitian yaitu: sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah Sistematis artinya dilaksanakan menurut pola tertentu, dari yang
sederhana sampai kepada yang kompleks sehingga tercapai tujuan secara
efektif dan efisien. Berencana artinya dilaksanakan dengan adanya unsur
kesengajaan dan sebelumnya sudah memikirkan langkah-langkah
pelaksanaannya. Mengikuti konsep ilmiah artinya mulai awal sampai akhir
kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip
memperoleh ilmu pengetahuan. Berikut akan dijelaskan ciri-ciri penelitian.
Ciri-ciri Penelitian
Ada beberapa ciri-ciri penelitian yaitu:
1. Sistematis
Artinya penelitian dilaksanakan melalui langkah-langkah. Setiap langkah
mempunyai hubungan antara yang satu dan yang lain. Oleh karena itu,
penelitian bukanlah penelitian yang acak-acakan, tapi direncanakan lebih
dahulu tahap demi tahap. Jika terjadi kesalahan pada salah satu langkah dari
pekerjaan penelitian akan mempengaruhi pekerjaan penelitian berikutnya.
2. Bersifat logis atau masuk akal
Cara kerja peneliti dari awal sampai akhir adalah pekerjaan yang diterima akal
manusia biasa bukan tenaga gaib. Oleh karena itu, hasil penelitian juga harus
dapat diterima akal manusia, dengan kata lain terjangkau akal manusia.
3. Bersifat empiris
Hasil penelitian yang diperoleh peneliti harus berdasarkan kenyataan
pengalaman. Sesuatu yang memang ada pada pengalaman manusia diperoleh
melalui pancaindera (lihat, dengar, cium, rasa, dan raba), sehingga kalau hasil
penelitian tersebut ingin dijadikan teori, maka kebenaran tersebut dapat
diterima atau dapat diakui masyarakat umum.
4. Bersifat reduktif
Penelitian dapat dilakukan pada sebagian dari subjek yang diteliti. Misalnya
penelitian yang dilakukan pada subjek yang berjumlah 3000 orang, subjek penelitian tidak perlu dikurangi, tetapi dengan cara mengambil sampel/wakil
dari subjek tersebut misalnya 341 orang.
5. Bersifat replikasi
Penelitian dapat dilakukan dengan berulang-ulang terhadap masalah yang
sama. Penelitian tentang objek yang sama dapat dilakukan berulang kali.
Perubahan waktu, tempat dan perkembangan yang ada di masyarakat
mempengaruhi objek penelitian. Dengan replikasi akan diperoleh data yang
lebih tepat dan akurat, tetapi duplikasi tidak dibenarkan dalam penelitian.
Bersifat transmitble
Hasil-hasil penelitian menyampaikan pesan-pesan tertentu. Misalnya
berdasarkan penelitian tanaman A diberi 3kg pupuk hasilnya semakin bagus.
Sedangkan kalau diberi pupuk 5kg tanaman tersebut mati. Maka pada hasil
penelitian ini ada pesan bahwa tanaman A diberi pupuk 3kg, hasilnya bagus.
Langkah-langkah Penelitian
Seperti yang dikemukakan di atas bahwa penelitian merupakan rangkaian
langkah-langkah yang dikemukakan para ahli penelitian beraneka ragam, sesuai
dengan cara mereka menguraikannya.
Namun langkah-langkah penelitian itu pada
umumnya sebagai berikut:
- Mengidentifikasi, memilih dan merumuskan masalah
- Menelaah kepustakaan
- Merumuskan hipotesis
- Mengidentifikasi, dan pendefinisian variabel
- Memilih dan menyusun alat pengumpul data
- Menentukan sampel
- Mengumpulkan data
- Menganalisis data
- Menyusun laporan
Uraian yang lebih mendalam ada pada bab-bab selanjutnya.