Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi
manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya.
Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan
ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang
persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan)
langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
panca inderanya.
Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi adalah
kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk
menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi
manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang
mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi
negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.
Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan
suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang
diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,
dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai
akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu
tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal
tersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang
dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus,
hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain.
Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang
sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut
pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap
suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan
alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi
baik positif maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam
alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segera muncul ketika ada
stimulus yang memicunya, ada kejadian yang membukanya. Persepsi
merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang
terjadi di sekitarnya (Waidi, 2006: 118).
Jalaludin Rakhmat (2007: 51) menyatakan persepsi adalah
pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan,
Suharman (2005: 23) menyatakan: “persepsi merupakan suatu proses
menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh melalui sistem
alat indera manusia”. Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera,
pengenalan pola, dan perhatian.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa
persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga
terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar
akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang
dimilikinya.
Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo (2004: 98) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah
sebagai berikut:
a. Adanya objek yang dipersepsi
b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam mengadakan persepsi.
c. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus
d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang
kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.
Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Miftah Toha (2003: 154), faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang adalah sebagai berikut :
a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,
keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,
gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.
b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh,
pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan,
pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu
objek.
Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-faktor yang berperan dalam
persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:
a. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga
dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung
mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.
b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di
samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak
sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon
diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.
c. Perhatian
Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam
rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu
sekumpulan objek.
Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama
lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu
objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi
seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau
kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat
ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaanperbedaan
dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan
dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi
dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman,
proses belajar, dan pengetahuannya.
Proses Persepsi
Menurut Miftah Toha (2003: 145), proses terbentuknya persepsi
didasari pada beberapa tahapan, yaitu:
a. Stimulus atau Rangsangan
Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu
stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.
b. Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme
fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh
melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan
atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar
semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
c. Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat
penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya.
Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi,
dan kepribadian seseorang.