Pengertian The International Organization for Standardization (ISO)
The International Organization for Standardization atau ISO adalah
badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan
internasional yang berkaitan dengan perubahan barang dan jasa. ISO juga
dapat disimpulkan sebagai koordinasi standar kerja internasional, publikasi
standar harmonisasi internasional, dan promosi pemakaian standar
internasional. ISO adalah organisasi bukan pemerintah yang didirikan pada tahun 1947 dan pada saat ini ISO merupakan sebuah organisasi internasional
yang terdiri dari 130 negara yang berkedudukan di Jenewa, Swiss.
Banyak yang beranggapan bahwa ISO adalah singkatan dari kata The
International Organization for Standardization. ISO adalah sebuah kata yang
berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “sama”, seperti istilah Isoterm yang
berarti “suhu yang sama”, Isometric yang berarti “dimensi yang sama”, dan
Isobar yang berarti “tekanan yang sama”. Kata ini digunakan oleh
International Organization for Standardization sebagai nama dari
organisasinya dengan tujuan untuk mempermudah dalam penggunaan dan
agar mudah diikuti. Konsep standar internasional yang disetujui oleh komisi
teknik diedarkan ke badan anggota untuk pemungutan suara. Publikasi
sebagai standar internasional memerlukan persetujuan oleh sekurangkurangnya
75% dari badan anggota yang memberi suara. ISO TC 176 untuk
manajemen mutu dan jaminan mutu sendiri dibentuk tahun 1979 untuk
mengembangkan suatu standar sistem manajemen mutu, yang kemudian
dipublikasikan tahun 1987 sebagai standar seri ISO 9000. Pengalaman dalam
menerapkan “Standar ISO 9000 Series”, umpan balik dan masukan baru dari
anggota badan menghasilkan tinjauan yang terus menerus terhadap Standar
ISO 9000 Series, dan publikasi dari pedoman baru dalam penerapan
pembangunan “Standar ISO 9000 Series”.
Seri ISO 9000 adalah suatu sistem terpadu untuk mengoptimalkan
efektivitas mutu suatu perusahaan, dengan menciptakan sebuah kerangka
kerja untuk peningkatan yang berkesinambungan. Sistem Manajemen Mutu formal yang berlaku secara internasional adalah Sistem Manajemen Mutu
ISO 9000 (MN. Nasution, 2001: 220).
Tujuan dan Manfaat Sistem Manajemen Mutu ISO 9000
Tujuan adanya Sistem Manajemen Mutu adalah untuk mencegah atau
memperkecil terjadinya kesalahan dalam proses produksi dengan cara
mengusahakan agar setiap langkah yang dilaksanakan dalam proses produksi
diawasi sejak awal hingga produk tersebut dihasilkan. Secara umum tujuan
ISO adalah mengembangkan dan mempromosikan standar-standar untuk
umum yang berlaku secara internasional. Perusahaan yang menjalankan
sistem manejemen yang efektif akan mendapatkan manfaatnya.
MN. Nasution (2001: 218-219) mengemukakan bahwa tujuan utama
dari ISO 9000 antara lain:
a. Organisasi dapat mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau
jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat
memenuhi kebutuhan para pembeli
b. Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak manajemennya
sendiri bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat
dipertahankan
c. Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa
kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau
jasa yang dijual.
Perusahaan yang menjalankan sistem manejemen yang efektif akan
mendapatkan manfaatnya. Rudi Suardi (2003: 31-32) mengemukakan bahwa
manfaat yang bisa dirasakan tetapi sulit untuk diukur dari implementasi ISO
9000 antara lain:
- Membuat sistem kerja dalam suatu perusahaan menjadi standar kerja
yang terdokumentasi
- Dengan adanya ISO 9000, ada jaminan bahwa perusahaan itu
mempunyai sistem manajemen mutu dan produk yang dihasilkan sesuai
dengan keinginan pelanggan
- Dapat berfungsi sebagai standar kerja untuk melatih karyawan yang baru
- Menjamin bahwa proses yang dilaksanakan sesuai dengan sistem
manejemen mutu yang ditetapkan
- Semangat pegawai ditingkatkan karena mereka merasa adanya kejelasan
kerja sehingga mereka bekerja secara efisien.
- Adanya kejelasan hubungan antara bagian yang terlibat dalam
melaksanakan suatu pekerjaan
- Kepercayaan manajemen yang sangat tinggi
- Dapat mengarahkan karyawan agar berwawasan mutu dalam memenuhi
permintaan pelanggan, baik internal maupun eksternal
- Dapat menstandardisasi berbagai kebijakan dan prosedur operasi yang
berlaku di seluruh organisasi
- Menetapkan suatu dasar yang kokoh dalam membangun sikap dan
keinginan bagi setiap kemajuan atau peningkatan.
Menurut Iskandar Indradinata (2007: 66) manfaat penerapan ISO 9000
ada dua yaitu manfaat secara eksternal dan internal.
a. Manfaat secara eksternal
- Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan dengan
memberikan jaminan manajemen mutu.
- Meningkatkan citra organisasi terutama dikaitkan dengan perubahan
persepsi pelanggan dari mutu produk ke mutu proses.
- Menjamin peningkatan mutu organisasi secara terus menerus.
- Meningkatkan kompetensi dengan organisasi lain, sebagai sarana
antisipasi terhadap kecenderungan semakin ketatnya persyaratan yang
dikaitkan dengan keamanan penggunaan di pasaran internasional.
b. Manfaat secara internal
- Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan
manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi
yang terdefinisi secara baik.
- Meningkatkan sistem kerja yang lebih baik dan konsisten, sehingga
membuat sistem kerja dalam organisasi menjadi standar kerja yang
terdokumentasi.
- Penerapan ISO 9000 yang sesuai akan meningkatkan kefektivitas dan
efisiensi. Dengan adanya ISO 9000, ada jaminan bahwa organisasi itu
mempunyai SMM dan produk yang dihasilkan sesuai dengan
keinginan pelanggan.
- Media untuk peningkatan berkesinambungan.
Sistem Manejemen Mutu ISO 9001:2008
ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem
manajemen Mutu/kualitas. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratanpersyaratan
dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem
manajemen mutu. ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena
tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah
produk (barang atau jasa).
ISO 9001:2008 hanya merupakan standar sistem
manajemen kualitas. Namun, bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk
yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional, akan
berkualitas baik (standar).
Kesimpulan yang diambil dari uraian di atas bahwa Quality
Management Systems (ISO 9001:2008) merupakan suatu prosedur yang
terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem, yang
bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau
jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau
persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan
dan organisasi.
Manfaat Penerapan ISO 9001:2008 menurut Yoyo S antara lain:
a. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
b. Jaminan kualitas produk dan proses.
c. Meningkatkan produktivitas perusahaan dan market gain
d. Meningkatkan motivasi, moral, dan kinerja karyawan
e. Sebagai alat analisa kompetitor perusahaan
f. Meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok
g. Meningkatkan cost efficiency dan keamanan produk
h. Meningkatkan komunikasi internal
i. Meningkatkan image positif perusahaan
j. Sistem terdokumentasi
k. Media untuk pelatihan dan pendidikan
Langkah-langkah Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008
Organisasi yang berkeinginan menerapkan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008, sekaligus mendapat sertifikat ISO 9001:2008 dapat
mengikuti langkah-langkah implementasi yang disampaikan oleh Vincent
Gaspersz (2011: 18-24) berikut ini. Langkah-langkah ini hanya sebagai
panduan yang dapat diterapkan secara bersamaan atau tidak berurut,
tergantung kultur dan kematangan kualitas organisasi.
Langkah-langkah
tersebut antara lain:
a. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak.
Tanpa komitmen dari manajemen puncak, implementasi SMM ISO
9001:2008 tidak mungkin serta sangat sulit untuk dilaksanakan.
b. Membentuk Komite Pengarah (Steering Committee) atau Koordinator
ISO.
Komite ini akan memantau proses agar sesuai dengan persyaratan
standar dalam SMM ISO 9001:2008. Komite ini berfungsi mengangkat
atau menunjuk satu atau lebih auditor internal untuk ISO 9001:2008.
Auditor internal merupakan orang-orang yang bebas dari fungsi yang diuji dan seharusnya dilatih terlebih dahulu sebagai penilai. Komite
pengarah juga berfungsi sebagai sumber informasi dan penasihat atau
konsultan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan SMM ISO
9001:2008.
c. Mempelajari persyaratan-persyaratan standar dari SMM ISO 9001:2008.
Memahamai persyaratan SMM ISO 9001:2008 adalah kunci sukses
menuju keberhasilan dari suatu proses dokumentasi dan implementasi.
d. Melakukan pelatihan (training) terhadap semua anggota organisasi itu.
Manajer-manajer, supervisor-supervisor, dan anggota-anggota organisasi
sangat menentukan keberhasilan implementasi SMM ISO 9001:2008.
Oleh karena itu mereka harus benar-benar mengerti tentang SMM ISO
9001:2008, yang bisa diperoleh melalui serangkaian pelatihan tentang
SMM ISO 9001:2008.
e. Memulai peninjauan ulang manajemen (management review).
Pimpinan
organisasi harus mendelegasikan tanggung jawab kualitas dari organisasi
perusahaan itu kepada wakil manajemen (management representative)
yang biasanya adalah manajer kualitas. Tinjauan ulang manajemen harus
dimulai dengan memfokuskan pada persyaratan-persyaratan SMM ISO
9001:2008.
f. Identifikasi kebijakan kualitas, prosedur-prosedur, dan instruksiinstruksi
yang dibutuhkan yang dituangkan dalam dokumen-dokumen
tertulis. Empat level dokumentasi, yaitu manual sistem kualitas (level I),
prosedur-prosedur (level II), instruksi-instruksi (level III), maupun formulir-formulir (level IV) harus diselesaikan. Matriks evaluasi awal
seharusnya mengidentifikasi kebijakan-kebijakan kualitas, prosedurprosedur,
instruksi-instruksi, formulir-formulir yang masih harus ditulis
dan dimodifikasi. Manajer seharusnya diberikan tanggung jawab untuk
menjamin bahwa dokumen-dokumen itu ada.
g. Implementasi SMM ISO 9001:2008.
Sekali SMM ISO 9001:2008 itu dibangun, maka sistem manajemen mutu
yang ada selama ini harus dimodifikasi, dan dokumentasi pendukung
dibuat sehingga implementasi menjadi sukses.
h. Memulai audit sistem manajemen mutu perusahaan.
Setelah diterapkan SMM ISO 9001:2008 selama beberapa bulan, maka
auditor kualitas internal yang telah memperoleh pelatihan tentang audit
SMM ISO 9001:2008 perlu memeriksa sistem manajemen mutu
organisasi yang ada apakah telah memenuhi standar SMM ISO
9001:2008 atau belum. Auditor kualitas internal adalah beberapa orang di
dalam perusahaan yang berasal dari fungsi berbeda yang telah dilatih
sehingga memahami secara baik tentang proses auditing dari SMM ISO
9001:2008. Hasil-hasil dari audit kualitas internal harus menunjukkan
bahwa sistem manajemen kualitas yang ada telah memenuhi persyaratanpersyaratan
SMM ISO 9001:2008.
i. Memilih Registar
Setelah manajemen yakin dan percaya bahwa sistem manajamen kualitas
organisasi telah memenuhi persyaratan standar SMM ISO 9001:2008, maka manajemen perlu memilih registar untuk mulai melakukan
penilaian. Registar akan menilai dokumen-dokumen seperti manual
kualitas, prosedur-prosedur, instruksi-instruksi dan formulir-formulir
yang berkaitan dengan SMM ISO 9001:2008, serta akan melakukan
kunjungan lapangan untuk menanyakan orang-orang yang dianggap perlu
di dalam organisasi itu. Dalam memilih registar harus memperhatikan
bonafiditas dari registar itu, karena tidak semua sertifikat ISO 9001:2008
yang dikeluarkan oleh registar diakui oleh Badan Akreditasi Nasional
(National Accreditation Body).
j. Registrasi
Jika SMM ISO 9001:2008 yang diimplementasikan dalam organisasi
dianggap telah sesuai dengan persyaratan SMM Mutu ISO 9001:2008,
dan oleh karena itu dinyatakan lulus dalam penilaian, kepada organisasi
itu akan diberikan sertifikat ISO 9001:2008. Masa berlaku sertifikat ISO
9001:2008 yang dikeluarkan registar melalui lembaga registrasi yang
terakreditasi pada umumnya adalah tiga tahun.
Prinsip-prinsip Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Pada sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, terdapat delapan
prinsip manajemen mutu yang berintegrasi pada klausul-klausul ISO itu
sendiri, yaitu:
a. Fokus pada Pelanggan (Costumer focus)
Fokus pada pelanggan pada prinsipnya adalah untuk memfokuskan
pada pemenuhan persyaratan pelanggan. Dalam kaitan dengan sekolah pelanggan tersebut meliputi berbagai komponen yang digambarkan pada
gambar.
Gambar Kaitan antara pelanggan dan Sekolah
(Sugeng Listyo Prabowo, 2010: http://blog.uin-malang.ac.id/)
Dalam penerapannya fokus pada pelanggan tersebut dapat
dilakukan dalam kegiatan-kegiatan yang meliputi:
- Penelitian dan
pemahaman kebutuhan siswa, orang tua siswa dan lembaga-lembaga
pengguna lulusan sekolah;
- Menjamin bahwa tujuan sekolah terkait
dengan kebutuhan pelanggan;
- Mengkomunikasikan kebutuhan dan
harapan pelanggan keseluruh civitas akademika sekolah;
- Mengukur
tingkat kepuasan pelanggan pada produk yang dihasilkan;
- Menjamin keseimbangan antara kepuasan pelanggan dengan pihak-pihak lain yang
terkait;
- Mengelola hubungan dengan pelanggan secara sistematik.
Fokus pada pelanggan dalam konteks sekolah ditujukan pada
prestasi siswa. Hal ini menuntut adanya kepekaan yang konstan atas
munculnya tuntutan siswa dan pengukuran faktor-faktor yang mendorong
kepuasan siswa. Hal ini menuntut adanya kesadaran atas perkembangan
mutakhir dalam pendidikan dan respon yang cepat atas tuntutan siswa
(Jerome S. Arcaro, 2006: 23).
b. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan merupakan prinsip yang digunakan oleh SMM
dalam melandasi berbagai kegiatan organisasi, utamanya tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Kepemimpinan yang baik
dan kuat akan dapat mendorong keseluruhan komponen organisasi untuk
mampu menjalankan keseluruhan proses dengan bermutu. SMM
merupakan sistem manajemen yang memandang bahwa bagian yang
terpenting dalam organisasi adalah SDM, itulah sebabnya, organisasi
harus memiliki upaya untuk menggerakkan seluruh SDM dalam
organisasi untuk menuju tujuan yang sama. Orang atau kelompok yang
menggerakkan komponen organisasi inilah merupakan orang atau
kelompok yang menjalankan kegiatan kepemimpinan.
Prinsip kepemimpinan ini di organisasi diterapkan dalam kegiatankegiatan
yang meliputi:
- Mempertimbangkan berbagai kebutuhan
seluruh pihak yang berkepentingan dengan organisasi;
- Memantapkan kejelasan visi organisasi;
- Mengembangkan dan mengimplementasikan
nilai-nilai dan model-model peran yang etis dan adil secara
berkelanjutan;
- Memantapkan kepercayaan dan mengurangi ketakutan;
- Menyediakan SDM yang kompeten, melaksanakan pelatihan dan
memberikan kebebasan untuk berkreasi kepada Sumber Daya Manusia
(SDM) dengan bertanggungjawab dan keterpercayaan;
- Memberikan
inspirasi, membangkitkan semangat, membesarkan hati, mendorong, dan
memberikan pengakuan terhadap kontribusi kinerja SDM.
c. Keterlibatan Personel (Involving people)
Dalam upaya mencapai tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan dan
harapan stakeholder maka organisasi harus melibatkan keseluruhan
personel. Prinsip keterlibatan seluruh personel ini mendasarkan pada
asumsi bahwa proses dari merubah input menjadi output merupakan
kegiatan yang saling terkait dan berinteraksi antara satu kegiatan dengan
kegiatan yang lain, sehingga jika ada banyak orang yang tidak memiliki
kepedulian terhadap mutu, maka upaya untuk menghasilkan
produk/layanan yang bermutu juga tidak mungkin terwujud.
Penerapan prinsip ini dalam kegiatan dapat meliputi kegiatankegiatan
sebagai berikut:
- SDM memahami pentingnya kontribusi
yang mereka berikan dan peran mereka dalam organisasi;
- SDM
menerima masalah-masalah mereka dan bertanggung jawab untuk
menyelesaikan bersama;
- SDM mengevaluasi performan mereka yang
menyimpang dari visi dan tujuan organisasi;
- SDM aktif mencari kesempatan untuk mengembangkan kompetensi, keilmuan dan
pengalaman;
- SDM terbuka untuk berdiskusi tentang berbagai masalah
dan isu-isu.
d. Pendekatan Proses (Process approach)
Untuk dapat menghasilkan produk/layanan yang efektif dan efisien
tersebut maka organisasi harus memiliki asumsi bahwa produk/layanan
yang baik selalu dihasilkan dari proses yang baik. Dengan dilakukannya
proses yang baik, maka kesalahan yang terjadi dapat diketahui secara
dini, dan perbaikan dapat dilakukan segera, sehingga produk/layanan
yang sudah jadi tidak lagi mengalami banyak kesalahan dan perbaikan
produk/layanan yang rusak tidak banyak dilakukan.
Dalam konteks ISO
9001:2008, pendekatan proses mensyaratkan organisasi untuk melakukan
identifikasi, penerapan, pengelolaan, dan melakukan peningkatan
berkesinambungan, proses yang dibutuhkan untuk sistem manajemen
mutu, dan mengelola interaksi masing-masing proses yang bertujuan
untuk mencapai sasaran tujuan organisasi.
e. Pendekatan Sistem Pengelolaan (Systems approach)
Pendekatan sistem merupakan upaya organisasi untuk mendapatkan
pengelolaan yang efektif dan efisien. SMM merupakan manajemen yang
mendasarkan pada sistem. Sistem memiliki kata kunci interelasi dan
integrasi. Interelasi bermakna bahwa proses untuk menghasilkan ouput
dilakukan melalui proses pada unit-unit yang saling terhubung.
Sedangkan integrasi bermakna bahwa proses pada sub sistem-sub sistem merupakan proses yang saling terkait dalam keseluruhan sistem yang
utuh dalam upaya merubah input menjadi output. Dengan berlandaskan
pada proses kerja P-D-C-A maka proses kerja dapat diketahui melalui
sistem evaluasi yang dilaksanakan secara periodik.
Dengan adanya sistem evaluasi secara periodik tersebut, kemudian
berbagai kesalahan dapat segera diatasi, dan dicarikan solusinya, bahkan
pencegahannya. Dengan adanya upaya untuk terjadinya kesalahan
tersebut itulah yang kemudian akan menjadikan organisasi menjalankan
sistem operasi yang efektif dan efisien. Proses didalam organisasi yang
efektif dan efisien tersebut kemudian akan meningkatkan daya kompetitif
organisasi.
Prinsip pendekatan sistem ini dapat diterapkan di organisasi
pada berbagai kegiatan yang meliputi:
- Mendefinisikan secara
sistematis terhadap aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang
diinginkan;
- Memantapkan kejelasan tanggungjawab dan
keterpercayaan;
- Menganalisa dan mengukur kapabilitas berbagai
aktivitas pokok;
- Mengidentifikasi berbagai sambungan antar proses
utama;
- Memfokuskan pada berbagai faktor seperti sumber daya,
metode dan material-material yang dibutuhkan untuk mengembangkan
aktivitas-aktivitas kunci pada berbagai fakultas / departemen / lembaga /
unit di lingkungan organisasi;
- Mengevaluasi resiko-resiko,
konsekuensi dan dampak dari berbagai aktivitas.
f. Peningkatan Terus-menerus (Continuos improvement)
Peningkatan terus menerus dari kinerja organisasi secara
keseluruhan harus menjadi tujuan tetap organisasi. Peningkatan terusmenerus
didefinisikan sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya
terus menerus meningkatkan efektivitas dan atau efisiensi organisasi
untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Peningkatan
terus menerus membutuhkan langkah-langkah konsolidasi yang
progresif, menanggapi perkembangan kebutuhan dan ekspektasi
pelanggan, dan akan menjamin suatu evolusi dinamik dari sistem
manajemen mutu.
Perbaikan harus berjalan pada tiap bagian sistem pendidikan.
Ada
beberapa tipe perbaikan menurut Jerome S. Arcaro (2006: 24-25):
- Peningkatan nilai pendidikan pada siswa melalui pengembangan
layanan baru pendidikan.
- Mengurangi ketidakkonsistenan yang membuat kredibilitas proses
pendidikan dipertanyakan.
- Memperbaiki produktivitas dan efektivitas penggunaan sumber daya.
g. Pembuatan Keputusan Berdasarkan Fakta (Factual decision making)
Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan pada analisis data
dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga
masalah–masalah kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
Keputusan manajemen organisasi seyogyanya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi dari sistem
manajemen mutu.
h. Hubungan saling Menguntungkan dengan Mitra Kerja/Pemasok
(Mutually beneficial supplier relationships)
Organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung dan
merupakan hubungan yang saling menguntungkan dalam rangka
meningkatkan kemampuan keduanya dalam memberikan nilai.
Kriteria Mendapatkan Sertifikat ISO 9001:2008
Sebuah organisasi yang ingin mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008
harus memenuhi dua persyaratan, yaitu:
a. Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sekurangkurangnya
3 bulan
b. Lulus audit sertifikasi
Setelah organisasi menerapkan ISO 9001 sekurang-kurangnya 3 bulan,
organisasi dapat mengajukan diri untuk diaudit ke badan sertifikasi yang
dipilih. Badan sertifikasi akan meminta untuk mengirimkan dokumen
ISO 9001 seperti pedoman mutu, kebijakan mutu, sasaran mutu, 6
prosedur wajib, prosedur kerja departemen/bagian. Organisasi juga
diminta untuk mengirimkan bukti pelaksanaan internal audit dan rapat
tinjauan manajemen. Lamanya waktu audit ditentukan oleh ruang lingkup
dan bidang pekerjaan. Biasanya, audit dilakukan dalam 2 tahap, tahap 1
untuk memeriksa pemenuhan persyaratan dokumentasi, tahap 2 untuk
memeriksa pemenuhan persyaratan implementasi secara keseluruhan.
Organisasi dinyatakan lulus jika tidak ada temuan yang bersifat fatal.
Temuan yang bersifat fatal terjadi karena adanya sistem yang tidak
berjalan sama sekali atau ada persyaratan ISO 9001 yang tidak
diterapkan tanpa alasan. Temuan lain disebut minor dan observasi.
Temuan minor terjadi bila organisasi tidak konsisten dalam menjalankan
sistem atau hanya sebagian persyaratan yang diterapkan dari yang
seharusnya. Adapun temuan observasi hanya bersifat saran-saran
perbaikan. Temuan minor dan observasi tidak menyebabkan kegagalan
melainkan hanya perlu perbaikan-perbaikan kecil saja. Organisasi
diwajibkan untuk melakukan perbaikan terhadap temuan-temuan yang
disampaikan terlebih dahulu sebelum proses pencetakan sertifikat. Setiap
badan sertifikasi memiliki lama waktu pencetakan sertifikat yang
berbeda-beda. Berkisar antara 2 minggu sampai 1 bulan.